teknik non tes - Guru Indonesia

Download Report

Transcript teknik non tes - Guru Indonesia

ASESMEN TEKNIK NON
TES DAN TES
DWI ATMAJA, S.Pd, M.Psi
PENDAHULUAN

UU Guru dan Dosen, Peraturan
Pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, dan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Republik Indonesia No. 27 Tahun 2008
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan
Kompetensi Konselor  guru Bimbingan
dan Konseling (BK) atau konselor sebagai
pendidik profesional dituntut memiliki
kompetensi pedagogis, profesional,
kepribadian, dan sosial.

Layanan pengumpulan data (Kurikulum
1994): kegiatan pendukung bimbingan
konseling (BK), yang meliputi aplikasi
instrumentasi dan himpunan data.
Aplikasi instrumentasi lebih mengarah
pada penerapan berbagai instrumen
pengumpul data baik dengan metode
tes maupun nontes. Selanjutnya semua
data yang telah dikumpulkan,
diorganisasikan dalam himpunan data.
Layanan pengumpulan data dapat
dipandang sebagai kegiatan yang utama
dan pertama dalam layanan BK.
 Utama dimaknai sebagai penting dan tak
dapat ditinggalkanseluruh layanan BK
tidak akan berjalan dengan baik tanpa
didahului pemahaman diri dan lingkungan
siswa.
 Pemahaman tersebut hanya akan terjadi
jika Konselor memiliki data/ informasi
siswa yang komprehensif yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Pengumpulan
data merupakan kegiatan terawal
sebelum layanan BK diberikan.

 Pemahaman
individu adalah suatu
cara untuk memahami, menilai, atau
menaksir karakteristik potensi, dan
atau berbagai masalah (gangguan)
yang ada pada individu atau
sekelompok individu.
 Cara yang digunakan mencakup
observasi, interview, skala
psikologis, daftar cek, inventory, tes
proyeksi, dan beberapa macam tes
lainnya.


Bimbingan Konseling merupakan proses
memberikan bantuan antara dua pihak individu/
sekelompok individu yang dibantu (Siswa/Klien)
dengan individu dewasa lain yang membantu
(Pembimbing/Konselor).
Siswa atau klien merupakan individu yang
sedang berkembang dan memiliki berbagai
perbedaan yang bersifat individual, ingin
menjadi dirinya sendiri, mempunyai dorongan
untuk matang, mempunyai masalah dan
mempunyai dorongan untuk menyelesaikan
masalah  dibutuhkan upaya pemahaman
diri dan selanjutnya mendukung dalam
pengambilan keputusan. Untuk mencapai
tujuan tersebut mutlak diperlukan pengenalan
dan pemahaman individu yang bersangkutan
dengan segala sifat dan ciri-ciri yang
dimilikinya.


Asesmen merupakan proses mengumpulkan,
menganalisis, dan menginterpretasikan data
atau informasi tentang peserta didik dan
lingkungannya. Hal tersebut dilakukan untuk
mendapatkan gambaran berbagai kondisi
individu dan lingkungannya sebagai dasar
pengembangan program layanan bimbingan dan
konseling yang sesuai dengan kebutuhan. Walsh
dan Bets (1996) menjelaskan asesmen sebagai
suatu proses membantu manusia untuk
mengatasi berbagai pertanyaan atau masalah.
Ada 4 (empat) unsur dalam asesmen, yaitu:
Pengumpulan informasi
Pemahaman terhadap informasi yang ada
Pengintegrasian informasi, dan
Intervensi untuk menyelesaikan masalah

Tujuan pelayanan BK agar peserta didik/
konseli:
 Mampu merancang rencana belajarnya,
perkembangan karirnya, serta kehidupannya
di masa mendatang
 Mampu mengembangkan kemampuannya
seoptimal mungkin
 Mampu menyesuaikan diri pada lingkungan
dimana dia berada baik di lingkungan
sekolah, pekerjaan, maupun masyarakat
 Mampu mengatasi segala masalah dalam
hidupnya baik berkaitan dengan lingkungan
sekolah, pekerjaan, maupun masyarakat
 Agar
konseli mampu mencapai berbagai
tujuan di atas, mereka harus diberi/
mendapatkan kesempatan untuk:
Mengenal dan memahami seluruh potensi
dan kekuatan dirinya serta tugas
perkembangannya
Mengenal dan memahami potensi dan
peluang yang ada di lingkungannya
Mengenal dan menentukan tujuan hidupnya
serta cara bagaimana mereka mencapai
tujuan tersebut
Memahami dan mengatasi kesulitan
mereka sendiri
Memanfaatkan potensinya untuk
kepentingan dirinya sendiri maupun
lingkungannya
Menyesuaikan diri dengan lingkungan
dimana dia berada
Mengembangkan potensi dan
kekuatannya secara optimal
A. Pengantar
Layanan pengumpulan data merupakan
kegiatan pendukung bimbingan konseling
(BK), meliputi aplikasi instrumentasi dan
himpunan data (Kurikulum 1994).
 Aplikasi instrumentasi lebih mengarah pada
penerapan berbagai instrumen pengumpulan data, baik dengan metode tes maupun
non tes.
 Penting dan tak dapat ditinggalkan
seluruh layanan BK tidak akan akurat tanpa
pemahaman diri dan lingkungan siswa.

Tujuannya, membantu individu agar
berkembang seoptimal mungkin berdasar potensinya masing-masing
 Memahami diri dan mengambil keputusan, perlu adanya data/ informasi
tentang siswa dan lingkungannya.
 Disebut Individual Differences, setiap
siswa aktif dan berkembang menurut
polanya sendiri dan adanya perbedaan
merupakan tantangan untuk dimengerti.

B. Pemahaman Individu dalam Bimbingan
Konseling
Bimbingan Konseling merupakan hubungan
bantuan antara dua pihak individu/ Sekelompok yang dibantu (Siswa/Klien) dengan
individu dewasa lain yang membantu
(Konselor/Pembimbing).
 Aspek yang dikenal dari individu seperti
data identitas pribadi, data keluarga, ciri
kepribadian, perkembangan diri, kecerdasan
dan bakat, emosional, lingkungan,dll.

Pemahaman dan pengenalan individu
digolongkan menjadi dua yaitu teknik tes
dan teknik non tes.
 Teknis non tes merupakan teknik
pengumpulan data tanpa menerapkan
instrumentasi terstandarisasi (yang tidak
baku). Intrumentasi non tes bisa
dikembangkan sendiri oleh konselor.
 Macam teknis non tes yaitu angket,
wawancara, sosiometri, tes Who am I,
otobiografi, dan Inventori (DCM), dan
observasi
