ParadigmaBK di sekolah - PENDIDIKAN GURU MADRASAH

Download Report

Transcript ParadigmaBK di sekolah - PENDIDIKAN GURU MADRASAH

BIMBINGAN KONSELING:
SEBUAH PENGERTIAN
• Banyak definisi yang telah diberikan oleh para ahli
mengenai bimbingan (untuk review lihat Prayitno
& Amti, 1999). Dari sekian banyak definisi
bimbingan mengenai bimbingan terdapat satu
kata yang relatif konsisten digunakan oleh para
ahli dalam mengkonsepkan bimbingan. Kata
tersebut adalah ‘bantuan’.
• Hal ini mencerminkan bahwa pada hakekatnya
tugas dalam bimbingan dan konseling adalah
memberikan bantuan. Selaras dengan bimbingan
sebagai bantuan, Munandir (1996) menyebutkan
bahwa profesi bimbingan adalah profesi bantuan
(helping profession).
• Oleh karena sasaran utama bimbingan—
dalam konteks pendidikan—adalah siswa,
maka tugas utama dalam bimbingan dan
konseling adalah memberikan bantuan kepada
siswa sehingga siswa mendapatkan manfaat
atas keberadaan profesi bimbingan konseling
di suatu lembaga pendidikan (sekolah).
• Sejauh mana bantuan yang diberikan dalam
bimbingan dan konseling?
• Apa yang merupakan kekhasan dari bantuan yang
diberikan petugas bimbingan atau konselor?
• Apakah bantuan konselor seperti guru atau
profesi lain?
• Apakah ketika dalam proses memberikan
bentuan ada siswa yang tidak mempunyai uang
kemudian konselor meminjami konseli atau siswa
uang untuk membantunya?
• Sebagai suatu profesi yang profesional diperlukan
batasan yang mampu menunjukkan kekhasan
bantuan dalam bimbingan dan konseling.
• Kekhasan atau batasan bantuan yang diberikan konselor terkait
dengan bidang bimbingan konseling.
• Bidang bimbingan dan konseling itu sendiri mencakup bidang:
pribadi, sosial, belajar dan karir (Depdiknas, 2007, 2005; Prayitno
& Anti, 1999).
• Bidang pribadi dalam bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan,
bakat dan minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik
kepribadian dan kebutuhan dirinya secara realistik
• Bidang sosial diarahkan untuk membantu siswa memahami dan
menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan
warga lingkungan sosial yang lebih luas
• Bidang belajar diarahkan untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri
• Bidang karir dalam bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
dalam memahami dan menilai informasi, serta memilih dan
mengambil keputusan karir.
• Meskipun batasan dalam bidang sudah eksplisit,
tetapi bidang-bidang tersebut juga menjadi
bidang garapan profesi lain. Psikiater, sebagai
contoh, juga menangani bidang pribadi; guru juga
menangani bidang belajar; psikolog industri dan
organisasi juga menangani bidang karir atau lebih
spesifik adalah pekerjaan.
• Apa kekhasan bidang dalam bimbingan dan
konseling?
• Kekhasan bidang bimbingan dan konseling
dilandasi oleh paradigma psikopedagogik dalam
bingkai budaya (Depdiknas, 2005; Kartadinata,
2005; Prayitno & Amti, 1999).
Paradigma Bimbingan dan Konseling:
Terdapat 3 konsep penting dalam bimbingan &
konseling:
• Psiko (dalam artian psikologis): bantuan bimbingan
bersifat psikologis. Selaras dengan konsep psikologi
maka bantuan bimbingan konseling di sekolah
merupakan bantuan perilaku atau pengembangan
perilaku siswa. Perilaku dalam artian tindakan, sikap,
emosi, perasaan, pikiran dan lain-lain. Pelayanan dalam
bimbingan dan konseling diarahkan untuk
mengembangkan kemampuan siswa bertindak secara
konstruktif, memiliki sikap positif yang menunjang
kehidupan yang efektif dan adaptif, mengelola emosi
secara patut, mengembangkan pola berpikir yang
mengarah pada pengaktualisasian potensinya, dan
seterusnya.
• Pendidikan & Budaya. Pada dasarnya pendidikan
merupakan usaha untuk membawa siswa atau peserta
didik dari kondisi apa adanya (what is it?) menuju
kondisi yang ideal (what should be?). Kondisi ideal
memiliki makna normatif, artinya bahwa pendidikan
selalu mengarahkan peserta didik untuk menuju
kondisi yang diharapkan oleh suatu komunitas atau
masyarakat (Kartadinata, 2005)
• Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan menjelaskan kondisi ideal yang diharapkan
dihasilkan dari praksis pendidikan di Indonesia adalah
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
• Oleh karena kondisi ideal dalam pendidikan
selalu selaras dengan kondisi suatu
masyarakat maka budaya—yang merupakan
produk dari masyarakat—merupakan suatu
landasan yang penting untuk mengarahkan
pendidikan. Apa yang dinyatakan dalam UU
sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun
2003 mengenai tujuan pendidikan nasional—
yang merupakan kondisi ideal—merupakan
kristalisasi nilai budaya bangsa Indonesia.