ANAK SAH VS ANAK DI LUAR NIKAH

Download Report

Transcript ANAK SAH VS ANAK DI LUAR NIKAH

ANAK SAH VS ANAK DI
LUAR NIKAH
LATAR BELAKANG
Keluarnya PUTUSAN MK Nomor 46/PUU-VIII/2010 pada
hari Jumat 17 Pebruari 2012 yang mnegabulkan
sebagian tuntutan Machica Mochtar istri sirri mendiang
Moerdiono.
FENOMENA ABORSI
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
Frekuensi terjadinya aborsi sangat sulit dihitung secara akurat,
karena aborsi buatan sangat sering terjadi tanpa dilaporkan – kecuali jika
terjadi komplikasi, sehingga perlu perawatan di Rumah Sakit.
Akan tetapi, berdasarkan perkiraan dari BKBN, ada sekitar 2.000.000
kasus aborsi yang terjadi setiap tahunnya di Indonesia. Berarti ada
2.000.000 nyawa yang dibunuh setiap tahunnya secara keji tanpa banyak
yang tahu.
Sebagai gambaran, jumlah kematian orang Amerika dari tiap-tiap perang
adalah:
1. Perang Vietnam – 58.151 jiwa
2. Perang Korea – 54.246 jiwa
3. Perang Dunia II – 407.316 jiwa
4. Perang Dunia I – 116.708 jiwa
5. Civil War (Perang Sipil) – 498.332 jiwa
http://www.aborsi.org/statistik.htm
•
Menurut data Badan dan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) pada 2010, tercatat lebih dari setengah
remaja telah melakukan hubungan layaknya suami istri.
• "Pada saat ini para remaja dihadapkan pada masalah
besar yang berkaitan dengan penularan HIV dan AIDS,
karena tiga permasalahan. Salah satunya yaitu
meningkatnya seks pranikah 51 persen untuk kawasan
Jabodetabek," Kata Kasubid Kesehatan Seksual BKKBN
Wahyuni saat berbincang dengan okezone di kantornya,
Senin (29/11/2010).
• http://news.okezone.com/read/2010/11/29/338/398238/bkk
bn-separuh-remaja-di-jabodetabek-tak-perawan
Putusan tersebut merubah ketentuan
pasal 43 UUP :
• Mahkamah menyatakan, Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
yang menyatakan “anak yang dilahirkan di luar perkawinan
hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan
keluarga ibunya” bertentangan dengan UUD 1945.
• Mahkamah menyatakan, Pasal 43 ayat (1) UU Perkawinan
tidak memiliki kekuatan hukum mengikat sepanjang dimaknai
menghilangkan hubungan perdata anak dengan laki-laki yang
dapat dibuktikan berdasarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi atau alat bukti lain yang sah menurut hukum
ternyata mempunyai hubungan darah sebagai ayahnya
Diubah menjadi
• Mahkamah menetapkan seharusnya ayat
tersebut berbunyi, “Anak yang dilahirkan di
luar perkawinan, mempunyai hubungan
perdata dengan ibunya dan keluarga
ibunya serta dengan laki-laki sebagai
ayahnya
yang
dapat
dibuktikan
berdasarkan ilmu
pengetahuan dan
teknologi dan/atau alat bukti lain menurut
hukum mempunyai hubungan darah,
termasuk hubungan perdata dengan
keluarga ayahnya
ANAK SAH MENURUT FIKIH
• Nasab menurut Wahbah al-Zuhaili nasab
didefinisikan sebagai suatu sandaran yang
kokoh untuk meletakkan suatu hubungan
kekeluargaan berdasarkan
kesatuan
darah atau pertimbangan bahwa yang
satu adalah bagian dari yang lain.
Misalnya seorang anak adalah bagian dari
ayahnya, dan seorang ayah adalah bagian
dari kakeknya. Dengan demikian orangorang yang serumpun nasab adalah
orang-orang yang satu pertalian darah.
Cara menetapkan nasab
• 1. al-firasy as-sahih, dengan syarat :
•
1) Suami telah mencapai usia
baligh atau sekurang-kurangnya
mendekati usia baligh.
•
2) Tenggang kandungan terpendek
adalah 6 bulan sejak akad nikah
dilangsungkan.
•
3) Suami tidak menyangkal
sahnya anak yang dilahirkan oleh
isterinya tersebut.
Cara menetapkan nasab
seseorang
• 2. Pengakuan seorang ayah, dengan syarat
:
•
1) Orang yang diakui itu tidak dikenal
keturunannya.
•
2) Adanya kemungkinan orang yang
diakui itu sebagai anak bagi
orang yang mengakuinya.
•
3) Pengakuan itu dibenarkan oleh anak
yang diakuinya.
• Pembuktian/al-bayyinah/saksi seandainya
ada penyangkalan dari anak atau orang
lain.
• Istilhaq Dalam hal, terdapat anak yang
tidak memiliki orangtua yang pasti,
sebagai laqith atau anak temuan,
seseorang - yang menemukan dan
mengakuinya sebagai anak – dapat
meminta
kepada
hakim
untuk
menghubungkan nasab anak temuan
tersebut kepadanya
ANAK SAH MENURUT UU
PERKAWINAN NO 1 /1974
• Undang Undang Nomor 1 Tahun 1974 dalam pasal 42 dan
Kompilasi Hukum Islam dalam pasal 99 menjelaskan “Anak
yang sah adalah anak yang dilahirkan dalam atau sebagai
akibat perkawinan yang sah” secara a contrario pasal
tersebut menegaskan bahwa “anak tidak sah adalah anak
yang dilahirkan di luar perkawinan atau sebagai akibat
hubungan yang tidak sah, jadi sejalan dengan ketentuan
tersebut, pengertian anak di luar perkawinan adalah anak
yang dilahirkan di luar perkawinan yang sah atau akibat
hubungan yang tidak sah atau tegasnya anak yang
dibenihkan dan dilahirkan di luar perkawinan yang sah.
ANAK SAH MENURUT KHI
• kedudukan hukum anak tidak sah atau anak yang lahir di
luar perkawinan, Undang Undang Perkawinan dalam
pasal 43 dan KHI dalam pasal 100 menjelaskan “ anak
yang lahir di luar perkawinan hanya mempunyai
hubungan nasab dengan ibunya dan keluarga ibunya “.
Lebih lanjut KHI dalam pasal 186 menjelaskan bahwa
anak di luar nikah hanya mempunyai hubungan mewaris
dengan ibunya dan keluarga pihak ibunya, begitu juga
pasal 162 KHI menentukan “bilamana lian terjadi maka
perkawinan itu putus untuk selamanya dan anak yang
dikandung dinasabkan kepada ibunya”.
‫حكم الزواج‬
‫من املرأة‬
‫الحامل من‬
‫الزنا‬
‫‪14‬‬
‫‪13/04/2015‬‬
‫‪arranged by ali 3g‬‬
‫‪Khilafiyah menikahi wanita hamil‬‬
‫‪karena zina‬‬
‫• الموسوعة الفقهية الكويتية ‪)272 / 16( -‬‬
‫ُف ِم َن ْال َح َنفِ َّي ِة ‪ :‬الَ َيجُو ُز ِن َكا ُح َها َقبْل َوضْ ِع‬
‫• َف َقال ْال َمالِ ِك َّي ُة َو ْال َح َن ِابلَ ُة َوأَبُو يُوس َ‬
‫َلَّ َّ‬
‫ْال َحمْل ‪ ،‬الَ ِم َن َّ‬
‫ّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َِ‬
‫ُوِ َق ْولِ ِه َ‬
‫الزا ِني َن ْف ِس ِه َوالَ ِمنْ َغي ِْر ِه ؛ َو ََذلِ َ‬
‫َ لِ ُُم ِ‬
‫ب أَنَّ َر ُجالً َت َزوَّ َج‬
‫ْن ْال ُم َس َّي ِ‬
‫ض َع (‪َ . )1‬ولِ َما ر ُِو َ‬
‫• الَ ُتو َطأ ُ َحا ِم ٌل َح َّت َت َ‬
‫ي َعنْ َس ُِي ِد ب ِ‬
‫َلَّ َّ‬
‫ّللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َِ َف َفرَّ َق‬
‫َ إِلَ ال َّن ِبيِّ َ‬
‫َا َب َها َو َجدَ َها ُح ْبلَ َف َر َف َع ََذلِ َ‬
‫امْ َرأَ ًة َفلَمَّا أَ َ‬
‫َب ْي َن ُه َما (‪. )2‬‬
‫‪• MENURUT MALIKI, HANBALI DAN ABU‬‬
‫‪YUSUF, TIDAK BOLEH MENIKAHI WANITA‬‬
‫‪HAMIL SEBELUM MELAHIRKAN, BAIK OLEH‬‬
‫‪YANG MENGHAMILI ATAU BUKAN‬‬
‫‪15‬‬
‫‪arranged by ali 3g‬‬
‫‪13/04/2015‬‬
‫• الموسوعة الفقهية الكويتية ‪)272 / 16( -‬‬
‫ب ال َّشافِ ُِ َّي ُة َوأَبُو َح ِني َف َة َوم َُح َّم ٌد إِلَ أَ َّن ُه َيجُو ُز ِن َكا ُح ْال َحا ِمل ِم َن‬
‫• َو ََذ َه َ‬
‫الز َن ؛ ألِ ََنَّ ْ‬
‫ْ‬
‫ِّ‬
‫َ‬
‫اح ْال َحا ِمل َحمْ الً َث ِاب َ‬
‫نْ‬
‫ب لِحُرْ َم ِة َما ِء‬
‫ك‬
‫ن‬
‫م‬
‫ع‬
‫ن‬
‫م‬
‫ال‬
‫ت ال َّن َس ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ْال َو ْط ِء ‪َ ،‬والَ حُرْ َم َة لِ َما ِء ِّ‬
‫الز َن ِب َدلِيل أَ َّن ُه الَ َي ْثب ُ‬
‫ُت ِب ِه ال َّن َسبُ ؛ لِ َق ْول ال َّن ِبيِّ‬
‫اش َولِ ْل َُا ِهر ْال َح َج ُر (‪َ . )3‬والَ ُت ْش َت َر ُ‬
‫َّ‬
‫ْ‬
‫ْ‬
‫َّ‬
‫َّ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫ْ‬
‫ط‬
‫ر‬
‫ف‬
‫ل‬
‫ل‬
‫د‬
‫ل‬
‫و‬
‫ال‬
‫‪:‬‬
‫ِ‬
‫ل‬
‫س‬
‫و‬
‫ه‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ع‬
‫ّلل‬
‫َل‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ُ‬
‫َ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ال َّت ْو َب ُ‬
‫اح َّ‬
‫َ‬
‫ي أَنَّ ُع َم َر‬
‫ك‬
‫ن‬
‫ة‬
‫َ‬
‫ل‬
‫ة‬
‫حَّ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ُور ْالفُ َق َها ِء ؛ لِ َما ر ُِو َ‬
‫الزا ِن َي ِة ِع ْن َد جُمْ ه ِ‬
‫ِ‬
‫ب َر ُجالً َوامْ َرأَ ًة فِي ِّ‬
‫ص َعلَ أَنْ َيجْ َم َع َب ْي َن ُه َما ‪.‬‬
‫الز َن َو َح َر َ‬
‫ض َر َ‬
‫َ‬
‫‪• MENURUT SYAFI’IYYAH DAN Abu hanifah‬‬
‫‪serta Muhammad, boleh menikahi wanita‬‬
‫‪hamil karena zina.‬‬
‫‪16‬‬
‫‪arranged by ali 3g‬‬
‫‪13/04/2015‬‬
‫ابلَ ُة ال َّت ْو َب َ‬
‫الزانِ َي ُة الَ‬
‫الز َنى لِ َق ْولِ ِه َت َعالَى ‪َّ { :‬‬
‫اح ا ْل َحامِل مِنَ ِّ‬
‫َ‬
‫• َوا ْ‬
‫ِ‬
‫ك‬
‫ن‬
‫از‬
‫و‬
‫ِج‬
‫ل‬
‫ة‬
‫َ‬
‫َ‬
‫ش َت َر َط ا ْل َح َن ِ‬
‫ِ‬
‫ِ‬
‫ان } ‪ . . .‬إِلَى َق ْولِ ِه ‪َ { :‬و ُح ِّر َم َذلِ َك َعلَى ا ْل ُم ْؤ ِمنِينَ } (‪َ )1‬وه َِي َق ْبل ال َّت ْو َب ِة‬
‫َي ْن ِك ُح َها إِالَّ َز ٍ‬
‫صلَّى َّ‬
‫فِي ُح ْك ِم ِّ‬
‫ِب مِنَ ال َّذ ْن ِ‬
‫ب‬
‫سلَّ َم ‪ :‬ال َّتائ ُ‬
‫َّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫الز َنى ‪َ ،‬فإِ َذا َتا َب ْت َزال َذلِ َك ؛ لِ َق ْولِ ِه َ‬
‫َك َمنْ الَ َذ ْن َب لَ ُه (‪. )2‬‬
‫الز َنى َفالَ َف ْر ََ فِي حِل نِ َكا ِح َها ل َّ‬
‫اح ا ْل َحامِل مِنَ ِّ‬
‫ِلزانِي َو ََ ْي ِر ِ ِ ‪.‬‬
‫• َو َم َع ا ْل َق ْول ِب َج َو ِ‬
‫از نِ َك ِ‬
‫• َوا َّت َف ََ ا ْلفُ َق َها ُء َعلَى أَنَّ ا ْل َحامِل إِ َذا َت َز َّو َج ْت ِب َغ ْي ِر َمنْ َز َنى ِب َها الَ َي ُجو ُز َو ْطؤُ هَا َح َّتى‬
‫صلَّى َّ‬
‫اَّلل‬
‫سلَّ َم أَ َّن ُه َقال ‪َ :‬منْ َكانَ ُي ْؤمِنُ ِب َّ ِ‬
‫سول َّ ِ‬
‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ‬
‫َّللا َ‬
‫ي َعنْ َر ُ‬
‫ض َع ؛ لِ َما ُر ِو َ‬
‫َت َ‬
‫َوا ْل َي ْوم ْ‬
‫اء ُِ َز ْر َع ََ ْي ِر ِ ِ‬
‫اآلخ ِِر َفالَ َي ْسقِ َينَّ َم َ‬
‫ِ‬
‫• ‪Madzhab Hanbali mensyaratkan untuk bisa‬‬
‫‪menikahi wanita hamil karena zina harus taubat‬‬
‫‪nasuha terlebih dulu‬‬
‫‪17‬‬
‫‪arranged by ali 3g‬‬
‫‪13/04/2015‬‬
‫‪• Dalam madzhab syafi’i sungguhpun boleh‬‬
‫‪menikahi wanita hamil oleh yang‬‬
‫‪menghamili, namun anak itu dihukumi‬‬
‫‪anak tidak sah, hanya punya nasab‬‬
‫‪dengan ibunya saja.‬‬
‫• الفتاوى المُاَرة في الحياة الزوجية ‪)539 / 1( -‬‬
‫• وأما الشافُية فَذهبوا إل جواز الوطء بالنكاح كما في‬
‫فتوحات الوهاب لسليمان الجمل ‪ .‬وإَذا تزوجها من زن بها‪،‬‬
‫فله وطؤها‪ ،‬ولكن الولد األول ال يلحق بهَذا الرجل عل واحد‬
‫من القولين‪ ،‬فال عالقة بينه وبين الزاني البته‪ ،‬فال يتوارثان‬
‫وال ينسب إليه‬
‫‪18‬‬
‫‪arranged by ali 3g‬‬
‫‪13/04/2015‬‬
‫•‬
‫الفتاوى المُاَرة في الحياة الزوجية ‪)539 / 1( -‬‬
‫• فقد اختلف الفقهاء رحمهِ ّلل في نكاح من زن بامرأة وحملت منه فقال‬
‫المالكية والحنابلة وأبو يوسف من الحنفية ‪ :‬ال يجوز نكاحها قبل وضع‬
‫الحمل‪ ،‬لقول النبي َل ّلل عليه وسلِ ‪ :‬ال توطأ حامل حت تضع ‪.‬‬
‫رواه أبو داود والحاكِ وَححه‪ ،‬ولما روي عن سُيد بن المسيب ‪ :‬أن‬
‫رجال تزوج امرأة‪ ،‬فلما أَابها وجدها حبل ‪ ،‬فرفع َذلَ إل النبي‬
‫َل ّلل عليه وسلِ‪ ،‬ففرق بينهما ‪.‬‬
‫‪• Menurut Maliki, Hanbali dan Abu Yusuf tidak boleh menikahi wanita‬‬
‫‪hamil sampai ia melahirkan, baik yang menzinai maupun bukan‬‬
‫• وَذهب الشافُية والحنفية‪ :‬إل أنه يجوز نكاح الحامل من الزن ألنه ال حرمة لماء‬
‫السفاح بدليل أنه ال يثبت به النسب‪ ،‬لقول النبي َل ّلل عليه وسلِ ‪ :‬الولد للفراش‬
‫وللُاهر الحجر ‪ .‬أخرجه البخاري ومسلِ ‪.‬وإَذا تزوجها غير من زن بها‪ ،‬فال يحل‬
‫له وطؤها حت تضع‪ ،‬عند الحنفية كما في الدر المختار للحَكفي لحديث ‪ :‬ال توطأ‬
‫حامل حت تضع ‪ .‬ولقول النبي َل ّلل عليه وسلِ ‪ :‬ال يحل المرئ يؤمن باهلل‬
‫واليوِ اآلخر أن يسقي ماءه زرع غيره ‪ .‬رواه أبو داود ‪.‬وأما الشافُية فَذهبوا إل‬
‫جواز الوطء بالنكاح كما في فتوحات الوهاب لسليمان الجمل ‪.‬وإَذا تزوجها من زن‬
‫بها‪ ،‬فله وطؤها‪ ،‬ولكن الولد األول ال يلحق بهَذا الرجل عل واحد من القولين‪ ،‬فال‬
‫عالقة بينه وبين الزاني البته‪ ،‬فال يتوارثان وال ينسب إليه‪.‬‬
‫‪• Menurut Syafi;iyyah dan Hanafiyah, boleh menikahi‬‬
‫‪wanita hamil, Cuma kalau bukan yang menghamili‬‬
‫‪menurut Hanafiyah tidak boleh mencampurinya sebelum‬‬
‫‪istrinya melahirkan, sedang Syafi’iyyah‬‬
‫‪membolehkannnya.‬‬
Menurut KHI
• Bab VIII Kawin Hamil sama dengan persoalan
menikahkan wanita hamil. Pasal 53 dari BAB
tersebut berisi tiga(3) ayat , yaitu :
• 1. Seorang wanita hamil di laur nikah, dapat
dinikahkan dengan pria yang menghamilinya.
• 2. Perkawinan dengan wanita hamil yang disebut
pada ayat(1) dapat dilangsungkan tanpa
menunggu lebih dulu kelahiran anaknya.
• 3. Dengan dilangsungkan perkawinan pada saat
wanita hamil, tidak diperlukan perkawinan ulang
setelah anak yang dikandung lahir.
REFERENSI
• http://www.onislam.net/arabic/ask-the-scholar/8255/8298/434382004-08-01%2017-37-04.html
• http://www.dahran.net/dahran/articles.php?action=show&id=466
Tanya jawab
•
•
•
•
•
Menurut md hukum menikahi wanita hamil
Anak angkat dalam akta ke ortu
Wali waris anak zina pasca putusan MK
Anak adopsi tidak boleh kabur
KHI dan memudahkan pernikahan akibat
zina
• Dilarang menikahi menghimpun dua
saudara