B. Wanita - ESA233-Pendidikan Agama Islam

Download Report

Transcript B. Wanita - ESA233-Pendidikan Agama Islam

BAHAN AJAR
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
OLEH :
PELAKSANA AKADEMIK MATA KULIAH UNIVERSITAS
UNIVERSITAS ESA UNGGUL
JAKARTA
2011
MODUL VII
PERNIKAHAN DAN PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH
A. Pengertian
1. Pengertian
Pernikahan adalah suatu akad atau perikatan untuk menghalalkan hubungan
kelamin antara laki-laki dengan perempuan, dalam rangka mewujudkan
kebahagiaan hidup berkeluarga, yang diliputi ketenteraman, kasih sayang dengan
cara yang diridhoi Allah SWT.
2. Dalil
An Nisa 4: 1, Yasin 36, Adz Dzariyat 51: 49, Hadis Nabi.
B. Tujuan dan Fungsi
Untuk memenuhi hajat naluri manusia, sesuai petunjuk agama dalam rangka
mewujudkan keluarga harmonis, sejahtera, bahagia lahir batin, berdasar cinta kasih,
dan kasih sayang.
Selain itu, juga bertujuan untuk:
a. Kelangsungan keturunan
b. Memenuhi hajat naluri untuk mendapatkan kasih sayang, ketenteraman hidup.
c. Memenuhi perintah agama
d. Menimbulkan rasa tanggung jawab, hak dan kewajiban.
e. Membangun keluarga bahagia, masyarakat muslim damai.
C. Hukum dan dasar
1. Hukum
a. Hukum asal: mubah, asalkan sudah memenuhi syarat
b. Wajib: bagi yang telah mampu, telah ingin nikah, khawatir berzina
c. Haram: melaksanakan perkawinan unutk menyakiti isteri.
d. Sunnah: telah mampu lahir batin, tetapi tidak akan berbuat zina
e. Makruh: bagi yang belum mampu.
2. Dasar nikah
Dasar pernikahan menurut Islam adalah satu isteri (monogami), lebih dari satu
isteri adalah alternatif dengan syarat berat sekali (kemampuan lahir batin: Surat
An Nisa 4: 3).
D. Rukun dan Syarat
1. Rukun Pernikahan
a. Wali calon mempelai wanita
b. Calon mempelai laki-laki dan wanita
c. Dua orang saksi
d. Mahar
e. Akad nikah
f. Di satu tempat (satu ruangan)
2. Syarat Pernikahan
1) Calon mempelai pria, syaratnya: 9
2) Calon mempelai wanita, syaratnya: 5
3) Wali
Dari segi keturunan:
(1) Ayah kandung
(2) Kakak laki-laki
(3) Saudara laki-laki kandun
(4) Saudara laki-laki seayah
(5) Saudara laki-laki seibu
(6) Anak laki-laki saudara laki-laki sekandung
(7) Anak laki-laki saudara seayah
(8) Paman dari pihak Bapak
(9) Anak laki-laki paman
Dari segi haknya:
(1) Wali mujbir
(2) (2) Wali hakim
4) Saksi
Syarat saksi:
a. Dua orang laki-laki atau satu orang laki-laki ditambah dua orang wanita
b. Muslim
c. Baligh
d. Berakal
e. Mendengar dan mengerti maksud nikah
Ucapan (sighat) nikah, atau ijab qabul nikah
Ijab atau perkataan dari wali: “Hai...1) Saya nikahkan kamu dengan anak saya
bernama....2) dengan maskawin ....3) kontan/hutang....4)”. Langsung dijawab (qa-bul)
oleh calon pengantin laki-laki: “Saya terima nikahnya....2) anak Bapak, dengan
maskawin....3) kontan/hutang….4)”.
Keterangan:
1. Sebut nama pengantin laki-laki
2. Sebut nama pengantin wanita
3. Sebut nama dan ukuran maskawinnya. Misal: “emas seberat 5 gram”
4. Sebut “kontan” apabila maskawinnya ada dan dibayar kontan, dan sebut “hutang”
apabila maskawinnya dihutang
E. Al Muharramat (Wanita yang haram dinikahi)
a. Karena hubungan darah (5 orang)
b. Karena hubungan sepersusuan
c. Karena hubungan semenda (4 orang)
d. Karena li’an (suami menuduh isterinya berzina)
F. Thalaq
1.Pengertian
Thalaq adalah melepaskan ikatan
perkawinan, atau bubarnya hubungan
pekawinan (Sayid Sabik,8,1980:7)
Thalaq adalah menghilangkan ikatan
perkawinan atau mengurangi pelepasan
ikatannya dengan mempergunakan kata
tertentu (Zakiah Darajat II, 1995:172)
Hukum dan macam-macam thalaq
2. Hukum
Hukum thalaq terlarang, kecuali karena alasan benar.
Hadis : Allah melaknat tiap-tiap orang
yang suka merasai dan
bercerai (kawin cerai)
3.Macam-macam thalaq
a. Dari segi waktu dijatuhkan
1) Tlalaq Sunni : thalaq yang dijatuhkan sesuai tuntutan Sunnah
2) Thalaq Bid’I : thalaq yang tidak memenuhi syarat thalaq
sunni
3) Tlalaq La Sunni La Bid’I : tlak yang ridak masuk thalak sunni
atau bid’i
b. Dari segi tegas tidaknya ucapan thalaq :
1) Thalaq sharih, thalaq dengan kata-kata yang
jelas dan tegas
2) Thalaq kinayah, thalaq dengan kata-kata
sindiran atau samaran
G. Kasus-kasus pernikahan
1.Ta’lik thalak (janji setelah nikah)
 Ta’lik thalak adalah janji suami kepada isterinya untuk
bertanggung jawab terhadap isterinya. Tujuannya untuk
melindungi isteri kalausuami melanggar. Bila dilanggar, isteri
dapat mengadukan ke Pengadilan Agama, bila pengaduannya
diterima dan dibenarkan dengan membayar ‘iwadh yang
dikuasakan kepada Pengadilan Agama, jatuh thalak satu.
Isi ta’lik thalak:
a. Meninggalkan isteri selama enam bulan berturut-turut
b. Tidak menyakiti badan / jasmani
c. Tidak memberi nafkah selama tiga bulan
d. Tidak memperdulikan isteri selama enam bulan berturut-turut
2. Perkawinan campuran
Perkawinan campuran adalah:
a. Perkawinan antara dua orang di Indonesia yang tunduk pada hukum yang
berbeda karena perbedaan kewarganegaraan
b. Perkawinan antar dua orang yang berbeda warga negara: bila keduanya Islam
perkawinan di KUA.
c. Perkawinan dua orang pemeluk agama yang berbeda: Islam melarang.
Mengapa dilarang:
(1) Dalam satu keluarga harus satu aqidah
(2) Tujuan perkawinan untuk menciptakan ketenangan, kasih sayang,
kesejahteraan; maka harus satu komando
Konflik keluarga biasanya disebabkan:
(1) Tidak ada kesatuan antara suami dengan isteri
(2) Rumah tangga tanpa agama
(3) Rumah tangga banyak agama
(4) Pengaruh orang tua
Akibat perkawinan campuran:
a. Kerenggangan antar keluarga suami/isteri
b. Keluarga berbeda agama akan terkucil dan sulit kembali ke keluarga besarnya
c. Kesulitan perkembangan anak
3. Kawin hamil
 Kawin hamil
Kawin hamil adalah perkawinan antara wanita
dengan pria yang menghamilinya.
Menurut Kompilasi Hukum Islam Bab VIII
psl.53 wanita yang hamil diluar nikah dapat
dikawinkan dengan laik-laki yang
menghamilinya tanpa terlebih dahulu
menunggu kelahiran anaknya. Keduanya tidak
perlu melakukan nikah ulang setelah anak
yang dikandungnya
4. Perjanjian perkawinan
Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelumPerP
Perjanjian perkawinan adalah perjanjian yang diadakan sebelum perkawinan
Dilangsungkan.Biasanya perjanjian dibuat untuk kepentingan perlindungan
hukum terhadp harta bawaan masing-masing suami atau isteri, isinya
diserahkan kepada para pihak.Perjanjian perkawinan berlaku sejak
perkawinan berlangsung.Berdasarkan KUH Perdata, perjanjian perkawinan
tidak dapat dirubah. Menurut UU Perkawinan perubahan dimungkinkan asal
tidak merugikan pihak ketiga. Perjanjian perkawinan dibuat secara tertulis,
disahkan pegawai pencatat perkawinan.Perjanjian perkawinan disebut juga
perjanjian pra nikah.
Pada UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua belah pihak atas persetujuan
bersama dapat mengajukan perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat
perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melangg hukum, agama dan
kesusilaan.
(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat diubah, kecuali bila dari
kedua belah pihak ada persetujuan untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihak
ketiga.
Pada UU Perkawinan No. 1 tahun 1974 Bab V pasal 29 dinyatakan :
(1) Pada waktu atau sebelum perkawinan dilangsungkan kedua
belah pihak atas persetujuan bersama dapat mengajukan
perjanjian tertulis yang disahkan oleh pegawai pencatat
perkawinan, setelah mana isinya berlaku juga terhadap pihak
ketiga tersangkut.
(2) Perkawinan tersebut tidak dapat disahkan bilamana melangg
hukum, agama dan kesusilaan.
(3) Selama perkawinan dilangsung perjanjian tersebut tidak dapat
diubah, kecuali bila dari kedua belah pihak ada persetujuan
untuk mengubah dan perubahan tidak merugikan pihak ketiga.
5. Kawin kontrak dan nikah siri
Kawin kontrak adalah perkawinan yang dibatasi waktu sehingga akan berakhir sesuai ketentuan
waktu yang telah disepakati oleh kedu belah pihak yang melakukan perkawinan itu sndiri. Dalam
Islam kawin kontrak dikenal dengan nikah muth’a yang dalam perkembangan syariat Islam telah
dilarang.
Nikah siri adalah pernikahan sesuai ajaran agama Islam, tetapi tidak tercatat secara sah atau legal
oleh aparat yang berwenang Kemeterian Agama dalamhal ini Kantor Urusan Agama.
Dalam draft RUU Perkawinan yang baru dirancang akan diatur bagi orang yang melakukan
perkawinan campuran, kawin kontrak dan nikah siri akan dikenai sangsi hukum.
Psl 142 ayat 3 menyebutkan calon suami yang berkewarganegaraan asing harus membayar uang
jaminan kepada calon isteri melalui Bank Syariah sebesar Rp. 500 juta.
Pasal 143 , setiap,orang yang dengan senaja melangsungkan perkawinan tidak di hadapan pejabat
pencatat nikah dipidana dengan ancaan hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga
tahun dan denda mulai dari Rp. 6 juta hingga Rp.12 juta.
Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan muth’ah dihukum penjara selama-lamanya 3
tahun dan perkawinannya batal karena hukum (http:// ekspresihati.info/renungan/poligami-nikah
siri-dan kawin-kontrak)
Psl 142 ayat 3 menyebutkan calon suami yg berkewarganegaraan
asing harus membayar uang jaminan kepada calon isteri melalui
Bank Syariah sebesar Rp. 500 juta.
Pasal 143 , setiap,orang yang dengan sengaja melangsungkan
perkawinan tidak di hadapan pejabat pencatat nikah dipidana dengan
ancaman hukuman bervariasi, mulai dari enam bulan hingga tiga
tahun dan denda mulai dari Rp. 6 juta hingga Rp.12 juta.
Pasal 144, setiap orang yang melakukan perkawinan muth’ah
dihukum penjara selama-lamanya 3 tahun dan perkawinannya batal
karena hukum (http:// ekspresihati.info/renungan/poligami-nikah
siri-dan kawin-kontrak)
H. Pokok-pokok pembentukan keluarga sakinah
1.
a.
b.
c.
d.
Berkenaan dengan nilai kehidupan rumah tangga:
Suami isteri harus pasangan manusia
Suami dengan isteri seperti pakaian satu dengan yang lain
Ketenangan rumah tangga sebagai tempat pengembangan nilai
Suami pimpinan rumah tangga bersifat keluar, isteri pimpinan rumah tangga,
bersifat kedalam
e. Asas musyawarah dipakai di rumah tangga
2. Fungsi keluarga
a. Orang tua sebagai pendidikan tingkat dasar dan menengah
b. Orang tua sebagai pimpinan rumah tangga
I.
Mencari jodoh, meminang
Mencari calon isteri
Islam menganjurkan memiliki isteri yang sholihah, yaitu: mematuhi
ketentuan agama, jujur, bersikap luhur, memperhatikan hak suami
dan memelihara anak dengan baik.Memilih wanita karena empat hal:
kecantikannya, keturunannya,hartanya dan agamanya. Pilihlah yang
beragama, supaya selamat dirinya. Wanita sholihah adalah wanita
yang cantik, patuh, baik dan amanah.
Perhatikan juga kufunya: umur, kedudukan sosial, dan pendidikan.
Memilih calon suami
Syarat calon suami: berakhlak mulia, baik keturunan,
tidak zalim, tidak fasik, bukan ahli bid’ah, bukan
pemabuk, tidak jahat, dan sedikit berbuat dosa.
SYARAT CALON MEMPELAI :
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pria
Islam
Laki-laki asli, bukan banci
Orangnya diketahui, jelas, bukan kembar
Tidak ada larangan menikah dengan calon pengantin wanita
Mengenal dan mengetahui calon istri
Rela, tidak dipaksa
Tidak sedang ihram
Tidak mempunyai istri yang haram dimadu
Tidak ada larangan menikah yang lain, misal sudah beristri empat.
B.
1.
2.
3.
4.
5.
Wanita
Islam
Wanita asli, bukan banci
Orangnya jelas, bukan kembar
Tidak dalam masa iddah
Tidak dipaksa
Meminang
Meminang adalah laki-laki meminta kepada seorang wanita unuk menjadi
isterinya. Tujuannya untuk saling mengenanl antara calon suami dan isteri
sehingga pada saat pernikahan benar-benar berdasar pemikiran yang jelas
dan benar.
Yang boleh dipinang adalah wanita:
- Pada sat dipinang tidak ada halangan hukum untuk dipinang
- Belum dipinang oleh orang lain
Dilarang meminang:
- Bekas isteri orang lain yang sedang ‘ iddah
- Wanita yang sudah dipinang orang lain
Haram menyendiri dengan tunangan sebelum menikah. Bahaya menyendiri
(pacaran: wanita kehilangan harga diri, rasa malu, hilang kegadisannya,
bahkan dapat hilang kesempatan menikah. Membatalkan pinangan tercela,
dipandang sebagai munafik.
WANITA YANG HARAM DINIKAHI ( An Nisa 23-24)
A. Karena hubungan darah
1. Ibu, nenek, wanita keatas
2. Anak perempuan, cucu wanita, wanita kebawah
3. Saudara perempuan sekandung, seayah, seibu
4. Bibi dari pihak ayah atau ibu
5. Kemenakan, anak perempuan sdr. laki-laki atau sdr. Perempuan
B. Hubungan semenda (karena perkawinan)
1. Mertua perempuan
2. Anak tiri
3. Menantu, istri anak, istri cucu
4. Ibu tiri
C. Sepersusuan
1. Ibu yang menyusui
2. Saudara perempuan sepersusuan
BEBERAPA ISTILAH :
Lian
Ila
Khulu
Zihar
Iddah
Rujuk
: sumpah bersaksi Allah bahwa suami menuduh istrinya
Berzina
: ucapan suami tidak menggauli istrinya selama empat
bulan atau lebih
: talak tebus, yaitu talak yang diucapkan oleh suami
dengan pembayaran dari pihak istri kepada suami
: seorang suami menyerupakan istrinya dengan ibunya,
sehingga haram bagi suami.
: masa menanti yang diwajibkan atas wanita yang dicerai
suaminya.
: mengembalikan istri yang telah dicerai pada perkawinan
asal sebelum diceraikan.