POWERPOINT HUKUM ADAT PERKAWINAN smt III

Download Report

Transcript POWERPOINT HUKUM ADAT PERKAWINAN smt III

HUKUM PERKAWINAN
By
Hukum 2012 A
Kelompok Perkawinan
NAMA KELOMPOK
:

Butet Hemalini Harahap
124704039

Hananda Rachman Salim
124704201

Maharani Kesuma Dewi
124704203

Fransisca Utami Masakke
124704212

Nidya Sifana Ramadhan
124704246
Pengertian Perkawinan :
-
Undang – Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974
Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara
seorang pria dan seorang wanita sebagai suami
istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah
tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan
Tuhan YME
- Hukum Adat
Perkawinan adalah suatu peristiwa yang sangat penting
dalam kehidupan masyarakat kita atau masyarakat
adat , sebab perkawinan itu tidak hanya menyangkut
kedua mempelai, tetapi juga orang tua kedua belah
pihak, saudara-saudaranya, bahkan keluarga mereka
masing-masing.
Sistem Perkawinan dibedakan menjadi 3 yaitu

Sistem Endogami

Sistem Exogami

Sitem Eleutherogami
SISTEM ENDOGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang hanya
diperbolehkan kawin dengan orang dari sukunya
sendiri.

Sistem ini antara lain terdapat di daerah Toraja
dan Desa Tenganan Pegringsingan , Bali.
SISTEM EXOGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang hanya
diperbolehkan kawin dengan orang dari luar
sukunya. Merupakan larangan apabila menikah
dengan suku sendiri.

Sistem ini antara lain masih terdapat di daerah
Gayo, Alas, Tapanuli, Minangkabau, Sumatera
Selatan, Buru dan Seram.
SISTEM ELEUTHEROGAMI

Sistem perkawinan dimana seseorang
diperbolehkan kawin dengan orang dari dalam dan
luar sukunya.

Eleutherogami tidak mengenal laranganlarangan maupun keharusan-keharusan seperti
pada endogami dan exogami.

Contoh Jawa
ASAS PEKAWINAN DALAM HUKUM ADAT


Bentuk perkawinan berdasarkan arah persiapan :
-
Pertunangan
-
Perkawinan tanpa lamaran dan pertunangan
Bentuk
perkawinan
berdasarkan
kekerabatan :
-
Kekerabatan Patrilineal
-
Kekerabatan Matrilineal
-
Kekerabatan Parental
tata
susunan
PERTUNANGAN
Suatu persetujuan antara pihak keluarga laki-laki
dengan keluarga pihak wanita sebelum
dilangsungkan suatu perkawinan.
Alasan-alasan Dilakukannya Pertunangan
- Ingin menjamin perkawinan yang dikehendaki
dapat berlangsung dalam waktu dekat.
- Untuk membatasi pergaulan pihak yang telah
diikat pertunangan.
- Memberi kesempatan bagi kedua belah pihak
untuk saling mengenal.
AKIBAT PERTUNANGAN

Akibat dari pertunangan adalah kedua belah pihak
telah terikat untuk melangsungkan perkawinan.
Tetapi, walaupun sudah terikat dalam pertunagan
bukan berarti kedua mempelai harus melaksanakan
perkawinan, tetap dimungkinkan terjadi pembatalan
pertunangan.
PERKAWINAN TANPA LAMARAN DAN
TANPA PERTUNANGAN


Ada beberapa corak perkawinan yang tidak
didahului oleh lamaran dan pertunangan.
Corak perkawinan yang demikian kebanyakan
ditemukan dalam persekutuan yang bersifat
patrilineal. Namun dalam matrilineal (garis ibu)
dan patrilineal (garis bapak) juga ditemukan
walaupun hanya sedikit. Seperti di daerah
Lampung, Kalimantan, Bali, Sulawesi Selatan.
KEKERABATAN PATRILINEAL

Corak perkawinan adalah “perkawinan jujur”.
•
Pemberian “jujur” dari pihak laki-laki
melambangkan diputuskan hubungan keluarga si
isteri dengan orang tuanya dan kerabatnya.

Isteri masuk dalam keluarga suami berikut anak-
anaknya.

Contoh : suku yang menganut sistem kekerabatan
Patrilineal di Indonesia adalah adalah suku Batak,
suku Rejang dan suku Gayo
KEKERABATAN MATRILINEAL






Dalam keluarga Matrilineal tidak ada pembayaran
jujur
Dalam upacara perkawinan mempelai laki-laki
dijemput.
Suami berdiam dirumah isterinya, tetapi suaminya
tetap berada dikeluarganya sendiri.
Anak-anak masuk dalam klan isterinya dan si ayah
tidak mempunyai kekuasaan terhadap anak-anaknya.
Rumah tangga suami istri dan anak-anak keturunannya
dibiayai dari milik kerabat si istri
Contoh : daerah yang menganut sistem kekerabatan
matrilineal adalah Sumatera Barat (Suku
Minangkabau)
KEKERABATAN PARENTAL

Setelah kawin keduanya menjadi satu keluarga, baik
keluarga suami maupun keluarga isteri.
Dengan demikian dalam susunan keluarga parental suami
dan isteri masing-masing mempunyai dua keluarga yaitu
keluarga suami dan keluarga isteri.

Dalam susunan kekerabata Parental terdapat juga
kebiasaan pemberian – pemberian oleh pihak laki – laki
kepada pihak perempuan. Namun pemberian disini tidak
mempunyai arti seperti Jujur tetapi lebih mempunyai arti
hadiah perkawinan.

Contoh : suku yang menganut sistem kekerabatan Parental
adalah suku Dayak Kanayatn
 Perceraian
adalah berakhirnya suatu
pernikahan. Saat kedua pasangan tak ingin
melanjutkan kehidupan pernikahannya,
SEBAB – SEBAB OLEH HUKUM ADAT
DIBENARKAN PERCERAIAN
1. Istri berzinah
Akibatnya sangat merugikan, dapat dibunuh,
keluarganya harus mengembalikan jujur/belis, tidak
dapat apa-apa balik telanjang.
2. Kemandulan istri
Tujuan perkawinan untuk melanjutkan keturunan.
3. Impotensi suami
Suami tidak memenuhi kewajiban hidup bersama
sebagai suami-istri.
4. Suami meninggalkan istri dalam waktu yang lama.
5. Istri berkelakuan tidak sopan.
6. Adanya keinginan bersama dari kedua belah pihak.
7. Istri atau suami tidak menghormati adat-istiadat.