KEDUDUKAN ANAK Surini Ahlan Sjarif

Download Report

Transcript KEDUDUKAN ANAK Surini Ahlan Sjarif

KEDUDUKAN ANAK
Surini Ahlan Sjarif
Kedudukan Anak Menurut KUHPerdata
 Pengertian Anak sah adalah anak yang
dilahirkan dari perkawinan yang sah
 Ketentuan Pasal 250 KUHPerdata : Tiap-tiap
anak yang dilahirkan atau ditumbuhkan
sepanjang perkawinan yang sah memperoleh
suami ibu dari anak tersebut sebagai anaknya.
 Ada kemungkinan anak tersebut bukan
dibenihkan oleh suami ibu dari anak tersebut.
 Dengan demikian suami ibu tersebut dapat
menyangkal keabsahan status anak.
Penyangkalan Anak Oleh Suami Ibu
Harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
1. Selama 300 hari ditambah 180 hari sebelum
kelahiran anak, suami tersebut dalam keadaan
tidak memungkinkan untuk melakukan hubungan
suami-istri.
2. Jika kelahiran anak hasil hubungan zina si ibu
tersebut disembunyikan dari suaminya, suami
tersebut dapat membuktikan bahwa anak yang
dilahirkan bukan anaknya. Pasal 253 KUHPerdata
3. Kelahiran anak setelah ada keputusan perpisahan
meja dan tempat tidur melewati batas waktu 300
hari. Pasal 254 KUHPerdata
Pembuktian Anak
 Menurut ketentuan pasal 261 KUHPerdata
keabsahana seorang anak dibuktikan dengan
akta kelahiran.
 Selain dengan akta kelahiran, pembuktian
keabsahan seorang anak adalah dengan akta
perkawinan orang tuanya.
 Dalam hal akta perkawinan tidak ada atau
hilang maka kedudukan anak sah tersebut tidak
dapat dibantah jika orang tuanya hidup bersama
sebagai layaknya suami istri.
Anak Alam dan Anak Sumbang
 Pengertian anak alam : anak alam adalah anak
yang dilahirkan dan dibenihkan di luar
perkawinan oleh seorang pria dan wanita yang
tidak terikat dalam perkawinan dan bukan
dilahirkan oleh mereka yang dilarang untuk
melangsungkan perkawinan karena hubungan
darah yang terlalu dekat.
 Pengertian anak sumbang : anak-anak yang
dilahirkan dari orang tua yang mempunyai
hubungan darah.
Pengakuan Anak
 Pengertian pengakuan anak adalah pengakuan
anak luar kawin yang dilahirkan di luar
perkawinan yang sah.
Pengakuan anak dapat dibedakan menjadi :
- Pengakuan anak sukarela
- Pengakuan anak secara terpaksa
Pengakuan anak Secara Sukarela
 Ayah atau ibu membuat suatu pernyataan yang
berisi pengakuan terhadap anak luar kawin,
dengan demikian berarti ayah/ibu melakukan
suatu tindakan pribadi untuk menerima suatu
kewajiban sebagai ayah/ibu sebagai anaknya.
Lihat ketentuan pasal 284 KUHPerdata !
Pengakuan Secara Terpaksa
 Hal ini terjadi dengan satu keputusan hakim
ditetapkan adanya keturunan dari seorang anak
yang dilahirkan diluar perkawinan dalam suatu
proses mengenai penentuan kedudukan hukum
seseorang.
Lihat ketentuan pasal 287, 288, 289 KUHPerdata
Akibat Hukum Pengakuan Anak
 Adalah : bahwa antara orang tua yang mengakui
dan anak yang diakui timbul hubungan hukum
sebagai orang tua dan anak.
Lihat pasal 280 KUHPerdata !
Pengesahan Anak
 Pengertian pengesahan anak adalah suatu upaya
hukum dengan mana anak yang diakui
mendapatkan hak yang sama dengan seorang
anak yang sah.
Lihat Ketentuan pasal 272-279 KUHPerdata
Cara Pengesahan Anak
1. Dengan dilangsungkannya perkawinan orang
tua tersebut
2. Dengan jalan surat pengesahan, permohonan
pengesahan anak disampaikan kepada
presiden dengan mendengar nasihat dari
Mahkamah Agung.
Kedudukan anak Menurut UU Perkawinan
UU perkawinan hanya mengenal 2 golongan anak :
1. Anak sah dari kedua orang tuanya
Pasal 42 UUP, anak sah adalah anak yang
dilahirkan dalam atau sebagai akibat perkawinan
yang sah
2. Anak yang hanya mempunyai hubungan perdata
dengan ibu dan keluarga ibu yang
melahirkannya. Lihat ketentuan pasal 43 UUP !
Penyangkalan Sahnya Anak
 Menurut pasal 44 ayat 1 UUP, memberi hak kepada
suami untuk mengajukan sangkalan atas keabsahan
seorang anak yang lahir dari perkawinan,
penyangkalan itu hanya dapat dilakukan dengan
alasan zina.
 Cara Penyangkalan anak :
Tidak diatur secara terperinci dalam UUP maupun
dalam PP No. 9 th 1975 hanya diserahkan kepada
pengadilan untuk menentukan sah atau tidaknya
anak.
Penyangkalan Anak Dapat dilakukan oleh :
1. Oleh suami yang istrinya melahirkan anak
yang disangkal
2. Pihak-pihak yang berkepentingan dalam hal
ini adalah kerabat, kekeluargaan dari pihak
suami yang mempunyai hubungan darah
dengan suami.