Aeromonas hydrophila - FPIK Unpad

Download Report

Transcript Aeromonas hydrophila - FPIK Unpad

KOLOKIUM
Pembimbing:
Roffi Grandiosa, S.Pi., M.Si. dan Ir. Ibnu Dwi Buwono, M.Si.
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Identifikasi
Masalah
Tujuan
Penelitian
Manfaat
Penelitian
•Berdasarkan latar belakang, maka permasalahan yang dapat
diidentifikasi adalah sejauh mana pengaruh penambahan larutan
daun pepaya dapat mengobati ikan mas koki yang terinfeksi bakteri
Aeromonas hydrophila.
• Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas dari
daun pepaya terhadap kelangsungan hidup ikan mas koki
yang terinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila
• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif
penggunaan obat yang lebih ekonomis dan aman
digunakan untuk pengobatan Motile Aeromonas Septicaemia
(MAS) atau penyakit bercak merah akibat Aeromonas
hydrophila pada ikan mas koki
Kerangka Pemikiran
Permasalahan
Pengobatan
Referensi
Tanaman
Herbal
Hasil Uji
Pendahuluan
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa
penggunaan daun pepaya dengan konsentrasi
1000 ppm selama 48 jam merupakan
perlakuan terbaik dalam pengobatan penyakit
MAS, sehingga memberikan kelangsungan hidup
tertinggi.
METODE
PENELITIAN
Waktu Dan Tempat
Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Maret
sampai dengan Mei 2012, di Laboratorium FHA
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas
Padjadjaran untuk uji pendahuluan Lc50, dan
Laboratorium kesehatan ika, serta Laboratorium
karantina ikan Balai Besar Pengembangan Budidaya
Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi untuk uji utama.
Penelitian ini meliputi persiapan alat dan bahan serta
uji pendahuluan pada bulan Maret 2012, uji utama
telah dilaksanakan pada bulan Maret – Mei 2012.
Alat Dan Bahan
Alat













Timbangan digital, untuk menimbang berat bahan yang digunakan.
Laminar flow, sebagai tempat untuk proses inokulasi bakteri.
Blender, sebagai alat untuk menghaluskan daun pepaya.
Autoclave, untuk sterilisasi media.
Mikroskop, untuk pengamatan bakteri.
Jarum ose, untuk mengambil bakteri yang akan dikulturkan.
Cawan petri, sebagai wadah biakan bakteri dan tempat penyimpanan bakteri
yang sudah dimurnikan.
1 bak fiber, untuk tempat stok ikan uji.
Jangka sorong, untuk mengukur zona hambat bakteri.
15 akuarium ukuran (60 cm X 40 cm X 40 cm), untuk media penelitian.
5 buah aerator kecil, untuk memenuhi persediaan oksigen diperairan.
Sentrifuge, alat untuk memutarkan sampel sehingga partikel-partikel yang ada
didalam sampel tersebut terpisah.
Tabung erlenmeyer, sebagai wadah untuk pembuatan media bakteri.

Bunsen, untuk mensterilkan jarum ose.

Gelas ukur, sebagai pengukur zat cair yang akan digunakan.

Micropippet, untuk pengambilan zat cair.

Kertas saring whatman no. 42, untuk uji in vitro.

Jaring penangkap ikan, untuk menangkap ikan uji.

Termometer akuarium, sebagai alat untuk mengukur suhu air.

DO-meter dan pH meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut dan pH air.

Sfektrofotometer, untuk menghitung dan menentukan konsentrasi bakteri.

Staining jar, untuk media fiksasi dan pewarnaan.

Hot Plates, untuk memanaskan media TSA dan Rimler-Shott.

Magnetic stirrer, untuk mengaduk media TSA dan Rimler-Shott.

Alat suntik, sebagai alat untuk memindahkan bakteri ke tubuh ikan uji.
Bahan







450 ekor ikan mas koki (Carassius auratus) jenis Oranda. Ikan yang digunakan
berukuran 4-6 cm dengan berat ±15 gram per ekor, dengan masing-masing
akuarium 20 ekor ikan uji termasuk 100 ekor untuk uji pendahuluan LC50 48
jam, 300 ekor untuk uji utama dan 50 ekor untuk stok.
Pakan ikan biasa (komersil), sebagai pakan ikan selama penelitian.
Daun papaya (Carica papaya), sebagai bahan herbal untuk pengobatan
penyakit.
Alkohol dan aquadest steril, untuk mencuci preparat dan pengenceran (bahan
pelarut daun pepaya).
Media Bakteri, yang meliputi bahan-bahan TSA, TSB, PBS, dan Media selektif
Rimler-Shott.
Bakteri, isolat bakteri Aeromoas hydrophila diperoleh dari BBPAT Sukabumi.
Berbagai zat kimia seperti, xylol, parrafin, hematoksilin, dan eosin, untuk uji
histopatologi organ.
Metode
Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan penelitian
yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu lima
perlakuan dan tiga kali ulangan.
Perlakuan yang diberikan adalah perendaman ikan mas koki dalam larutan
daun pepaya selama 48 jam dengan konsentrasi sebesar 0 ppm, 500
ppm, 1000 ppm, 1500, dan 2000 ppm.
Konsentrasi yang digunakan untuk penelitian utama didasarkan atas
penelitian pendahuluan.
Tahapan Penelitian
Penelitian Pendahuluan
Penelitian Utama
1. Uji In vitro
1. Uji In vivo
3. Kelangsungan Hidup
2. Uji LC50 48 Jam
4. Uji Histopatologi
2. Kualitas Air
Daun Pepaya
Aeromonas
HASIL DAN
PEMBAHASAN
Gejala Klinis Ikan Mas Koki
yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila
Ikan mas koki
menunjukkan gejala klinis
dalam waktu 4-6 jam
setelah dilakukan
penyuntikan bakteri
Aeromonas hydrophila
patogen. Gejala klinis yang
teramati berupa
peradangan (inflamasi)
yang dicirikan dengan
pembengkakan dan warna
kemerahan pada bekas
suntikan
Peradangan pada ikan
(Hari ke 2)
Pada pengamatan 72 jam setelah
penyuntikan (hari ke-3), gejala
peradangan berlanjut menjadi
tukak dan beberapa ikan
mengalami pendarahan
(hemoragi) yang dicirikan dengan
keluarnya darah dari kulit
Tukak pada ikan
(Hari ke 3)
Gejala klinis yang masih teramati
pada ikan yang bertahan hidup
(sembuh parsial) adalah berupa
sisik yang rontok dan warna
kemerahan pada kulit ikan tetapi
sudah menunjukan perbaikan
Penyembuhan Tukak
terutama respon terhadap pakan
pada Ikan (Hari ke 8)
yang sudah mulai kembali normal
seperti ikan sehat
Uji Refleks Ikan Mas Koki
Perlakuan
Hari
ke -
A
B
C
D
E
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3
-
-
-
+
+
+ + +
+
+
+
+
+
+
+
4
+
+ +
+
+
+ + +
+
+
+
+
+
+
+
5-14
+
+ +
+
+
+ + +
+
+
+
+
+
+
+
Uji refleks ikan dilakukan dengan
menepuk dinding akuarium pada
setiap perlakuan
Respon Ikan Mas Koki Terhadap Pakan
Perlakuan
Hari ke
-
A
B
C
D
E
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
2
-
-
-
+
+
+
++
++
++
+
+
+
+
-
+
3
+
+
-
+
+
+
++
++
++
++
++
++
+
+
+
4
+
+
+
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
5
+
+
+
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
6
+
+
+
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
7
+
+
+
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
8
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
9-14
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
++
Keterangan: (++) Respon pakan normal
(+) Respon pakan rendah
(-) Respon pakan tidak ada
Rata – rata Kelangsungan Hidup Ikan Mas Koki
Konsentrasi
Larutan Daun Pepaya
(ppm)
Kelangsungan Hasil Trannsformasi
Signifikasi
Hidup (%)
Ke- Arcsin
0
5
12,92
a
500
46,66
43,08
b
1000
73,33
58,93
d
1500
68,33
43,83
c
2000
53,33
44,04
b
Grafik Kelangsungan Hidup Harian
100
90
80
Survival
70
A
B
C
D
E
60
50
40
30
A = 0 ppm
B = 500 ppm
C = 1000 ppm
D = 1500 ppm
20
E = 2000 ppm
10
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
perlakuan tingkat kelangsungan hidup ini mengalami penurunan pada perlakuan E
(konsentrasi daun pepaya 2000 ppm) terdapat penurunan kelangsungan hidup yang
berbeda nyata apabila dibandingkan dengan perlakuan C (konsentrasi daun pepaya
1000 ppm)
Grafik Hubungan Konsentrasi Daun Pepaya Terhadap
Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Mas Koki
Kelangsungan Hidup (%)
Hasil
80
70
60
50
40
30
20
10
0
y = -44,27x2 + 110,2x + 4,525
R² = 0,9863
0
0.5
1
1.5
2
Konsentrasi Larutan Daun Pepaya
Hasil
2.5
Analisis regresi untuk melihat antara konsentrasi larutan daun pepaya dan tingkat
kelangsungan hidup ikan mas koki yang diinfeksi bakteri Aeromonas hydrophila menghasilkan
hubungan kuadratik dengan mengikuti persamaan y = -44,27x2 + 110,21x + 4,525.
Dari hasil analisis regresi diperoleh nilai R2 = 0,9863 yang berarti pengaruh perbedaan
konsentrasi larutan daun pepaya terhadap kelangsungan hidup ikan mas koki sebesar 99,31 %
Perbandingan Antar Perlakuan
Konsentrasi
Rata – Rata
Hasil Perbandingan
LSR
Notasi
(ppm)
Perlakuan
A
B
E
D
A (0)
5,00
-
-
-
-
-
a
B (500)
46,66
41,66
-
-
-
2,24
b
E (2000)
48,33
43,33
1,67*
-
-
2,34
b
D (1500)
68,33
63,33
21,67
20
-
2,39
c
C (1000)
73,33
68,33
26,67
26
6
2,44
d
Keterangan : *Tiap Rata–rata perlakuan yang memiliki huruf yang sama
memberikan pengaruh tidak berbeda nyata, sementara perlakuan yang diikuti
huruf yang berurutan memberikan pengaruh berbeda nyata menurut uji Duncan
pada taraf 5 %.
Uji Histopatologi
1
2
2
1
2
3
3
1
Organ Hati Sebelum
diinfeksi Bakteri
Aeromonas hydrophila
Keterangan: 1 = Hepatosit
2 = Sinusoid
Organ Hati setelah
diinfeksi bakteri
Aeromonas hydrophila
1 = Hemoragi (Pendarahan) ;
2 = Nekrosis (Kematian sel) ;
3 = Degenerasi Vakuola (Inti sel hancur)
Organ Hati Setelah Pengobatan
1 = Sinusoid ;
2 = Nekrosis (Kematian sel) ;
3 = Hepatosit
1
1
2
2
1
3
3
4
4
2
Organ ginjal sebelum
terinfeksi Aeromonas
hydrophila
Keterangan:
1 = Tubulus Distal
2 = Glomerulus
Organ ginjal setelah terinfeksi
Aeromonas hydrophila
Keterangan:
1 = Nekrosis
2 = Artropi (Pengerutan Sel)
3 = Hemoragi
4 = Degenerasi Vakuola (Inti sel hancur)
Organ ginjal setelah pengobatan
Keterangan:
1 = Glomerulus
2 = Tubulus Distal
3 = Degenerasi Vakuola
4 = Artropi (Pengerutan Sel)
Awal Pengamatan
Perlakuan
A
B
C
D
E
Ulangan
Suhu
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
(0C)
24,8
25,0
24,8
24,8
24,6
25,0
25,1
25,0
24,8
24,9
24,8
24,8
24,9
24,8
24,6
23-25a
Optimum
Pustaka : a (Agus, 2001)
b (Boyd, 1990)
Akhir Pengamatan
pH
DO
Suhu
7,87
7,90
7,72
7,88
7,90
7,85
7,85
7,90
7,76
7,72
7,84
7,64
7,90
7,72
7,86
6,5-8,5b
(mg/L)
4,01
4,13
3,98
4,23
4,31
4,32
3,97
4,05
4,13
4,24
4,21
4,32
4,05
4,20
4,12
3,0-5,0b
(0C)
24,7
24,7
25,0
25,1
25,3
24,8
25,0
24,9
24,6
24,8
24,8
24,6
25,2
24,9
24,6
23-28a
pH
DO
7,92
7,95
7,84
7,97
7,94
7,90
7,92
7,90
7,80
7,82
7,92
7,74
7,92
7,87
7,95
6,5-8,5b
(mg/L)
4,13
4,25
4,05
4,42
4,24
4,47
3,96
4,01
4,20
4,34
4,25
4,57
4,42
3,98
4,36
3,0-5,0b
KESIMPULAN
DAN SARAN
1.
2.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa penggunaan larutan daun papaya
dengan menggunakan metode perendaman selama 48 jam dapat
mengobati penyakit Motile Aeromonas Septicaemia (MAS) yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Aeromonas hydrophila yang menyerang
ikan mas koki (Carassius auratus).
Konsentrasi 1000 ppm merupakan konsentrasi yang paling efektif
selama penelitian dimana menghasilkan kelangsungan hidup sebesar
73,33 %. Dari hasil pengamatan gejala klinis dan uji histopatologi
menunjukan perbedaan dimana ikan uji pada perlakuan efektif lebih
cepat mengalami proses penyembuhan dibandingkan dengan kontrol
(tanpa perendaman daun pepaya).
1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh
pemberian larutan daun pepaya terhadap resistensi dari
bakteri Aeromonas hydrophila.
2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai penerapan
pengobatan dengan metode perendaman larutan daun
pepaya pada skala lapangan agar dapat diterapkan oleh
para pembudidaya ikan dengan skala besar.
Mantappp