6. Pertumbuhan pada ikan

Download Report

Transcript 6. Pertumbuhan pada ikan

Ima Yudha Perwira
Pertumbuhan adalah pertambahan ukuran
panjang atau berat dalam suatu waktu akibat
dari terjadinya pembelahan sel secara mitosis
yang disebabkan oleh kelebihan jumlah input
energi dan asam amino yang berasal dari
makanan.
 Di dalam suatu jaringan tubuh ikan terdapat
suatu pengelompokan sel, yaitu: sel yang dapat
diperbaharui (kelompok sel yang mempunyai
kemampuan untuk membelah secara mitosis
sangat cepat), bagian yang dapat berkembang,
dan bagian yang statis.

Faktor yang mempengaruhi Pertumbuhan
Ikan



Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ikan.
Faktor ini dapat digolongkan menjadi dua bagian
besar, yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktorfaktor ini ada yang dapat dikontrol ada yang tidak.
Faktor dalam umumnya adalah faktor yang sulit
dikontrol, diantaranya ialah keturunan, jenis kelamin,
umur, parasit dan penyakit. Dalam suatu kultur, faktor
keturunan mungkin dapat dapat dikontrol dengan
mengadakan seleksi untuk mencari ikan yang baik
pertumbuhannya.
Faktror luar utama yang mempengaruhi pertumbuhan
ialah makanan dan suhu perairan. Di daerah tropik,
makanan merupakan faktor yang lebih penting dari
suhu perairan.
Genetik mempengaruhi laju pertumbuhan ikan,
dimana setiap species atau varietas (strain)
mempunyai laju pertumbuhan yang berbeda.
 Ketersediaan pakan pakan yang berkualitas
dalam jumlah yang cukup pada waktu yang
tepat merupakan salah satu faktor yang sangat
penting bagi pertumbuhan ikan.
 Kebutuhan energi pada ikan diperoleh dari
protein, lemak dan karbohidrat yang terdapat
dalam makanan yang dimakannya.
Sehubungan dengan hal ini, protein merupakan
sumber energi utama pada ikan, terutama ikan
karnivora.

Pertumbuhan Allometrik dan Isometrik
Pertumbuhan allometrik yaitu jika suatu organ
tumbuh dengan kecepatan pertumbuhan
diikuti perubahan bentuk organisme.
 Pertumbuhan isometrik yaitu jika suatu organ
tumbuh dengan pertumbuhan sisa organ tubuh
lainnya. Pada situasi yang demikian
perubahan ukuran tubuh tidak disertai dengan
perubahan bentuk tubuh atau bentuk luar
organisme tersebut.

Menurut Effendie (1979) Pertumbuhan dapat
dinyatakan dengan suatu ekspresi
matematika. Pengukuran waktu yang baik
sehubungan dengan pertumbuhan pada ikan
ialah umur dari ikan tersebut. Bila umur
diketahui dengan tepat maka analisa
pertumbuhan dapat dilakukan dengan baik.
 Beberapa ekspresi pertumbuhan antara lain
kecepatan pertumbuhan mutlak, kecepatan
pertumbuhan nisbi dan kecepatan
pertumbuhan eksponensial (“instantaneous
growth rate“).

Kecepatan pertumbuhan mutlak/absolut ialah
perubahan ukuran baik berat atau panjang
yang sebenarnya diantara dua umur atau
dalam waktu satu tahun. Umumnya kecepatan
pertumbuhan mutlak menurun apabila umur
ikan makin bertambah.
 Kecepatan mutlak/absolute ini dapat dibuat
persamaan dengan melihat panjang atau berat
(Y) dengan waktu (T) : (Y2 – Y1) / (T2 – T1)




Kecepatan pertumbuhan nisbi/relatif dirumuskan
sebagai persentase pertumbuhan pada tiap
interval waktu, atau dengan kata lain ialah
perbedaan ukuran pada waktu akhir interval
dengan ukuran pada waktu awal interval dibagi
dengan ukuran pada waktu akhir interval.
Umumnya pertambahan dalam berat jauh lebih
banyak digunakan karena mempunyai nilai
praktis dari pada panjang.
Perumusan kecepatan pertumbuhan nisbi tadi
adalah sebagai berikut : h = (wt-wo)/wo
Dimana h adalah kecepatan pertumbuhan nisbi, wt
adalah berat akhir interval, dan wo adalah berat
awal interval.
Hubungan Panjang dan Berat




Hubungan panjang dan berat adalah aspek biologi
perikanan yang perlu di pelajari.
Panjang tubuh sangat berhubungan dengan panjang
dan berat seperi hukum kubik yaitu bahwa berat
sebagai pangkat tiga dari panjangnya.
Namun, hubungan yang terdapat pada ikan
sebenarnya tidak demikian karena bentuk dan panjang
ikan berbeda-beda.
Hubungan bobot – panjang beserta distribusi panjang
ikan sangat perlu diketahui umtuk mengkonversikan
secara statistic hasil tangkapan dalam bobot ke jumlah
ikan, untuk menduga besarnya populasi, dan untuk
menduga laju kematiannya (Bayliff 1966).
Data hubungan bobot – panjang juga diperlukan dalam
manajemen perikanan yaitu untuk menentukan selektifitas
alat agar ikan-ikan non target tidak ikut tertangkap.
Berdasarkan hubungan bobot-panjang ikan, dapat
diketahui koefisien kondisi ikan yang menunjukkan
kegemukan atau kemontokan relatif ikan tersebut.
 Hubungan panjang dan berat (Length-weight
relationship/LWR) merupakan hal yang penting dalam
penelitian ilmiah perikanan, karena hal ini memberikan
informasi parameter-parameter populasi.
 Pertama, sebuah perubahan berat dan panjang
memperlihatkan umur dan kelas kelompok tahun ikan; hal
ini sangat penting dalam perikanan.
 Kedua, data panjang berat tersebut dapat digunakan untuk
menaksirkan daya dukung stock perikanan tangkap. Selain
itu, data panjang dan berat dapat juga menggambarkan
petunjuk penting tentang perubahan iklim dan lingkungan.

Menurut King (1997) dalam Said (2007) hubungan
panjang berat W = aLb
 Dimana W adalah berat ikan, L adalah panjang ikan, a
dan b adalah konstanta.
 Dikatakan juga bahwa dalam pengukuran tersebut
nantinya akan diperoleh nilai b, yang ikut menentukan
seimbang tidaknya antara berat dan panjang ikan.
Dimana nilai b yang mungkin muncul adalah b<3, b=3,
b>3.
 Untuk mencari nilai a dapat digunakan rumus:
(Log w) (Log2L) – (Log L) (Log L x Log W)
N (Log2L) – (Log L)2
 Sedangkan untuk mencari nilai b digunakan rumus:
N (Log L x Log W) – (LogW) (Log L)
N (Log2L) – (Log L)2






Nilai a dan b dimasukkan dalam persamaan:
Y = a* + b X
Sehingga persamaan regresi hubungan bobot –
panjang ikan jantan adalah:
Log W = a* + b log L
Untuk memperoleh persamaan hubungan bobot dan
panjang maka nilai a* di antilog (invers log).
Sehingga W = a L b
Harga b ialah harga pangkat yang harus cocok dari
panjang ikan agar sesuai dengan berat ikan. Menurut
Carlander (1969) dalam Effendie (1997) harga
eksponen ini telah diketahui dari 398 populasi ikan
berkisar 1,2 – 4,0, namun kebanyakan dari harga b
tadi berkisar dari 2,4 – 3,5.


Bilamana harga b sama dengan 3 (b = 3) menunjukkan
bahwa pertumbuhan ikan tidak berubah bentuknya
yaitu pertambahan panjang ikan seimbang dengan
pertambahan beratnya. Pertumbuhan demikian seperti
telah dikemukakan ialah pertumbuhan isometrik.
Apabila b lebih besar atau lebih kecil dari 3 dinamakan
pertumbuhan allometrik. Harga b yang kurang dari 3 (b
, 3) menunjukkan keadaan ikan yang kurus yaitu
pertambahan panjangnya lebihcepat dari pertambahan
beratnya, sedangkan harga b lebih besar dari 3 (b > 3)
menunjukkan ikan itu montok, pertambahan berat lebih
cepat dari pertambahan panjangnya.