Masalah Gizi Utama di Indonesia

Download Report

Transcript Masalah Gizi Utama di Indonesia

Masalah Gizi Utama di Indonesia dan Faktor penyebabnya

Oleh : Yonrizal Nurdin

Masalah Gizi Utama

• • Kekurangan Gizi • Kurang Energi Protein (KEP) Anemia Gizi Kurang Vitamin A • Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)

ASUPAN GIZI INFEKSI PENYAKIT

Penyebab LANGSUNG

Ketersediaan Pangan tingkat Rumah Tangga Pelayanan kesehatan KEMISKINAN, PENDIDIKAN RENDAH, KETERSEDIANAN PANGAN, KESEMPATAN KERJA KRISIS POLITIK DAN EKONOMI

Penyebab TAK LANGSUNG Masalah UTAMA Masalah DASAR

DAMPAK KURANG GIZI “Otak Kosong” bersifat permanen Tak terpulihkan MUTU SDM RENDAH Gizi cukup & sehat Anak cerdas dan produktif MUTU SDM TINGGI BEBAN Sumber : FKM UI & Unicef, 2002 ASET

PATOGENESA KEKURANGAN GIZI I. KLASIFIKASI : 1.

Status gizi normal 2.

Status gizi Abnornal 1.

Malnutrisi : a.

b.

c.

d.

e.

Status gizi Abnormal Starvation Kekurangan intake yg banyak Undernutrition Intake yg tdk adekuat Specific deficiency Imbalance Ketdk cocokan dari zat gizi Overnutrition 2. Toxicity Konsekuensi patologis dari kelebihan intake

II.

PATOGENESIS

Primary anadequancy Nutritional Inadequacy Tissue depletion Secondary Inadequacy Manifestasi Biochemical Lession Perubahan fungsi Anatomic Lession

 

II.

TAHAP GANGGUAN NUTRISI Intake waktu tertentu Output X intake 1. Cadangan zat gizi dlm tubuh menurun 2. Defisiensi pada jaringan & serum pem. Biokimia 3. Timbul gejala klinis tdk khas / daya tahan tubuh 4. Kel. Biologis & fisiologis gejala klinis khas pem. Fisik 5. Perubahan anatomis pem. Antropometri 6. Gejala defisiensi nyata & khas

Gangguan gizi : 1.

2.

3.

4.

5.

6.

Cadangan tubuh menurun Defisiensi pada jaringan & serum Timbul gejala klinis thd khas, daya tahan tubuh menurun Kelainan biologis & fisiologis dan klinis semakin jelas Perubahan anatomis Gejala defisiensi semakin nyata dan fatal Kecepatan perubahan tergantung : 1.

Tingkat kekurangan intake 2.

3.

Tingkat kebutuhan Cadangan yg tersedia

III. PENYEBAB

A. Primer Pola konsumsi Distribusi makanan ditingkat family ( RT ) Pola makan Ketersediaan pangan di RT & pasar

B. Secunder Digestion Absorpsion Transportation Utilization Storage excretion Peningkatan kebutuhan

1. Kurang Energi Protein

• • • Kurang Kalori Protein Gizi Kurang/Gizi Buruk Malnutrisi : Marasmus – Kwashiorkor

Besar dan Luas Masalah

• • Dampak: • fisik Intelektual Kekebalan tubuh

• • Kesakitan Kematian

Prevalensi Gizi Kurang dan Buruk

GK & GB GK GB 1989 1992 1995 1998 1999 Tar get 2000 37.5

% 35.6 % 31.6 % 29.5 % 26.4 % 19 % 31.2 % 6.3 % 28.4 % 7.2 % 20.0 % 11.6 % 19.0 % 10.5 % 18.0 % 8.1 % 16.0 % 3.0 %

Penyebab:

Tingkat Makro: • KEP erat hub. dengan keadaan status ekonomi • • Penurunan KEP = penurunan kelompok dibawah garis kemiskinan Ketersediaan pangan Tingkat Mikro: • Tingkat kesehatan (infeksi) • Sanitasi lingkungan

Program intervensi

• • • • • Program UPGK: • penimbangan balita KIE/promkes pemanfaatan pekarangan PMT oralit kapsul vit A

Posyandu

2. Anemia Gizi

• Terbanyak: defisiensi zat besi • Akibat: • Kemampuan intelektual • • • • Produktifitas kerja Morbiditas anak Mortality ibu BBLR dan keguguran

Penyebab Anemia Gizi

• • • • Jumlah Fe tidak cukup dalam makanan Absorbsi Fe rendah Kebutuhan naik Kehilangan darah

Prevalensi Anemia Gizi

• • • • • Wanita dewasa: 30 – 40% Wanita hamil: 50 – 70% Anak balita: 30 – 40% Anak sekolah: 25 – 35% Pria dewasa: 20 – 30%

Program intervensi

• • • Pemberian tablet besi pada ibu hamil (Posyandu dan Puskesmas) KIE (penyuluhan gizi) Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian • Garam dan mie diproduksi dibanyak produsen

3. Kekurangan Vit. A

• • • • • Prevalensi : 0.7% Akibat KVA : Tingkat mortalitas tinggi Anak rentan infeksi Biaya kesehatan tinggi Perkembangan mental terganggu Penyakit degeneratif menyerang usia dini

Kekurangan Vitamin A

• • Klinis: xerophthalmia KVA: gangguan epitelisasi

gampang infeksi ( diare dan ISPA )

Apa bahaya Xeroftalmia?

Bila tidak segera diobati dapat menyebabkan

kebutaan

Epidemiologi

• • • • 250 juta anak pra sekolah menderita kekurangan vit A subklinik 3 juta menunjukkan gejala klinik kekurangan vit A 300.000 anak buta karena kekurangan vit A (10% dari seluruh kebutaan pada anak) Indonesia: ~ 50% anak pra sekolah kekurangan vit A subklinik ~ 34% wanita hamil keku rangan vit A subklinik

Kekurangan Vitamin A

• • Sebab: • Keadaan sosial ekonomi Ketidaktahuan Akibat infeksi • Kekurangan ASI

Program intervensi

• • Distribusi kapsul vitamin A pada anak-anak

kematian berkurang Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian • Perubahan warna makanan

4. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKY) • • Akibat GAKI: • Pembesaran kelenjar gondok • Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu, tuli) Gangguan mental Gangguan neuro motor

Besarnya masalah

• • Didaerah endemik: pegunungan di beberapa propinsi di Indonesia Didaerah pesisir

PREVALENSI TGR KOTA PADANG TAHUN 2006 NANGGALO

21,41

KOTO TANGAH

40

KURANJI

32,13

PADANG UTARA

19,17

PADANG BARAT

25,49

PADANG TIMUR

19,61

PADANG SELATAN

27,92

LUBUK BEGALUNG

14,83

PAUH

20,06

LUBUK KILANGAN

14,83

BUNGUS/TL KABUNG

44,48 44,48

Program intervensi

• • • • Program iodisasi garam Program penyuntikan preparat beriodium • Penyuluhan Program lain (taraf penelitian) Iodisasi air Tetes iodium

Masalah Gizi lain

• • • • Transisi epidemiologis Masalah gizi ganda Defisiensi masih tetap ada Penyakit Kronik Non Infeksi telah muncul

Masalah gizi ganda Gizi kurang Gizi lebih

DI INDONESIA TAHUN 2002, 165.000 ANAK BALITA DENGAN GIZI BURUK TINGKAT BERAT

Masalah Gizi lain

• • Muncul Obesitas Prevalensi: wanita diatas usia 40 tahun obese

mencapai 30% overweight dan

• • • • Akibat obesitas: • PJK Kanker diabetes melitus hipertensi Angkanya meningkat tajam setelah tahun 1992