Keseimbangan Gizi Buruk - 201432014 – febri rama dini

Download Report

Transcript Keseimbangan Gizi Buruk - 201432014 – febri rama dini

• Kelompok:
1. Asri NurAldimas (201432038)
2. Dita Chahyantari (201432022)
3. Ira Purnamasari (201432034)
4. Rifka Nurul Autia (201432037)
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari gejalagejala yang wajar di masyarakat seperti norma-norma
sosial, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembagalembaga kemasyarakatan, proses social, perubahan
social dan kebudayaan, serta perwujudan nya.
Disamping itu ada juga masalah-masalah sosial tersebut
menyangkut norma - norma dan nilai – nilai sosial dan
moral.
Suatu kebudayaan kelompok mungkin berubah
sedemikian rupa bila para anggota masyarakat merasa
bahwa kebutuhan-kebutuhannya tak dapat dipenuhi oleh
kebudayaannya. Kebutuhan tersebut mungkin kebutuhan
biologis ataupun sosial. Secara biologis manusia
mempunyai dua kebutuhan yang fundamental, yaitu
kebutuhan pada makanan dan hidup.
Disamping kebutuhan-kebutuhan tersebut, atas
dasar unsure biologis, berkembang pula kebutuhankebutuhan yang lain yang timbul karena perkembangan
masyarakat, yaitu kedudukan sosialnya. Peranan sosial dan
sebagainya, apabila individu tidak dapat memenuhi
kebutuhan-kebutuhan sosialnya, hidupnya akan tertekan
dan dia akan merasa kalau hidup ini tak ada guna nya.
faktor-faktor ekonomis, biologis, biopsikologis dan
kebudayaan. Setiap masyarakat mempunyai norma-norma yang
bersangkut-paut dengan kesejahteraan kebendaan, kesehatan
fisik, kesehatan mental, serta penyesuaian diri individu atau
kelompok sosial. Penyimpangan-penyimpangan terhadap normanorma tersebut merupakan gejala abnormal yang merupakan
masalah sosial.
Sesuai dengan sumber-sumber tersebut, masalah sosial
dapat di klasifikasikan dalam empat kategori seperti di atas.
Masalah-masalah yang berasala dari factor ekonomis antara lain
kemiskinan,
pengangguran. Penyakit misalnya, dari factor
biologis.. Dari faktor psikologis timbul persoalan seperti penyakit
syaraf, bunuh diri, disorganisasi jiwa, dan lainnya.
• Gizi Buruk Merupakan Masalah Sosial Biologis
Untuk kenyataan nya, bahwa dalam kehidupan
sehari hari keharusan untuk makan sangat besar sekali,
pengaruhnya terhadap timbulnya masalah sosial. Karna
jika manusia kekurangan asupan makanan yang dibutuhkan
dapat
menimbulkan
berbagai
masalah
seperti,
produktifitas berktifitas berkurang, yang mempengaruhi
potensi ekonomi manusia, selain itu terjangkitnya berbagai
penyakit karna kurang nya gizi dan asupan yang
dibutuhkan dalam tubuh.
Penyebab utama gizi buruk tidak satu. Ada
banyak!. Penyebab utama kasus gizi buruk tampaknya
karena masalah ekonomi atau kurang pengetahuan
(Pendidikan dasar yang rendah). Kemiskinan memicu kasus
gizi buruk, kemiskinan dan ketidak mampuan orang tua
menyediakan makanan bergizi bagi anaknya menjadi
penyebab utama meningkatnya korban gizi buruk. Dan
juga faktor alam, manusiawi ( kultur social masyarakat
setempat ), pemerintah, dan lain – lain.
Konsumsi gizi makanan pada seseorang dapat
menentukan tercapainya tingkat kesehatan atau sering
disebut status gizi. Apabila tubuh berada dalam tingkat
kesehatan gizi optimum dimana jaringan jenuh oleh semua
zat gizi maka disebut status gizi optimum. Dalam kondisi
demikian tubuh terbebas dari penyakit dan mempunyai
daya tahan yang setinggi-tingginya.
Apabila konsumsi gizi makanan pada seseorang
tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
kesalahan akibat gizi (malnutrition). Malnutrisi ini mencakup
kelebihan nutrisi / gizi disebut gizi lebih (overnutrition) dan
kekurangan gizi atau gizi kurang (undernutrition).
• Faktor-faktor yang menyebabkan Gizi Buruk :
•
•
•
•
•
•
1. Kemiskinan Ekonomi
2. Krisis Politik
3. Lingkungan
4. Pengetahuan Zat Gizi dalam Makan
5. Faktor Sosial
6. Pendidikan
• 1. Kemiskinan Ekonomi
Secara umum, kurang gizi pada ibu dikaitkan
dengan kemiskinan, Krisis energi yang berakibat
menurunnya daya beli masyarakat terutama kelompok di
bawah garis kemiskinan akan memicu masalah yang lebih
besar pada masa depan bangsa. Ibu hamil serta janinnya
rentan terhadap dampak krisis energi yang sedang terjadi.
Asupan nutrisi saat ibu hamil akan sangat berpengaruh
pada outcome kehamilan tersebut.
• 2. Krisis Politik
Krisis politik di Indonesia semakin terlihat dari waktu
ke waktu, dan sangat mengkhawatirkan juga dapat
berdampak buruk bagi negara. Banyak contoh khasus dari
krisis politik yang di alami Indonesia sendiri misalnya,
masalah bbm yang belum lama ini. Pasti negara ini
mengalami kenaiakan biaya hidup seperti, kebutuhan
sandang, makanan pun pasti naik harga nya. Kenaikan
BBM juga menyebabkan kenaikan harga produksi pada
pabrik-pabrik dan perusahaan yang menyebabkan
pengurangan tenaga kerja dan penundaan pemberian gaji
karna pengelurana perusahaan lebih besar dibanding
dengan pemasukan nya.
• 3. Lingkungan
Pemukiman kumuh dapat mengakibatkan berbagai
dampak. Dari segi pemerintahan, pemerintah dianggap
dan dipandang tidak cakap dan tidak peduli dalam
menangani pelayanan terhadap masyarakat. Sementara
pada dampak sosial, dimana sebagian masyarakat kumuh
adalah masyarakat berpenghasilan rendah dengan
kemampuan ekonomi menengah ke bawah dianggap
sebagai sumber ketidak teraturan dan ketidakpatuhan
terhadap norma-norma sosial.
• 4. Pengetahuan Zat Gizi dalam Makan
Pengetahuan yang di miliki oleh seorang ibu akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan dan juga
akan berpengaruh pada pengetahuannya. Ibu dengan
pegetahuan gizi yang baik kemungkinan akan memberikan
gizi yang cukup bagi bayi nya.
• 5. Faktor Sosial
Hidup di negara dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi, keadaan sosial dan politik tidak
stabil, ataupun adanya pantangan untuk menggunakan
makanan tertentu dan sudah berlansung turun-turun dapat
menjadi hal yang menyebabkan terjadinya kwashiorkor.
6. Pendidikan
Pendidikan seorang ibu dan ayah si calon bayi
sangat mempengaruhi tumbuh kembang nya. Contoh
sederhana nya; ibu yang mengalami ngidam berat enggan
untuk banyak makan, bila seorang ibu tidak mengetahui
berapa penting nya asupan makanan yang di perlukan
untuk seorang ibu hamil, mungkin dia akan tidak makan
setiap merasakan mual hebat. Tingkat pendidikan juga
sangat mempengaruhi kemampuan penerimaan informasi
gizi. Masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah akan
lebih mempertahankan tradisi-tradisi yang berhubungan
dengan makanan, sehingga sulit menerima informasi baru
tentang gizi yang baik.