Transcript Unduh

SALAM SILATURAHMI
1
KEBIJAKAN STRATEGI DAN
UPAYA MEWASPADAI
MENCEGAH KONFLIK ANTAR
UMAT BERAGAMA
OLEH :
BINLUH SAT BINMAS
POLRESTA SAMARINDA
2
TATA URUT
I.
PENDAHULUAN
II.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
III. FENOMENA DAN DAMPAK KONFLIK
IV. STRATEGI DAN UPAYA
PENANGANAN
V.
KESIMPULAN DAN SARAN
VI. PENUTUP
3
STRATEGI DAN UPAYA MEWASPADAI SERTA MENCEGAH
KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA
INTERNAL
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
EKSTERNAL
Kecemburuan sosial konflik
Sampit dan Sambas dipicu
kecemburuan sosial Ambon,
Poso, Ternate permasalahan
isu identitas ( isu Agama
dengan isu Etnis )
Penghinaan atas
keyakinan ( Agama ),
( Predispose factors )
adanya kasuistik
bersifat individual,
disharmoni, komunikasi
kebutuhan
a. Munculnya kerusuhan
b. Saling hasut-menghasut
DASAR
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
c. Saling caci-maki, menyiksa,
menciderai, memperkosa,
membunuh secara sadis
d. Melakukan pembakaran,
merampas hak milik orang lain,
mengusir, menghilangkan
dokumen penting.
Ketidak
Harmonisan,
rusaknya
tempat
ibadah,
krisis
psikososial masyarakat,
mengundang
turun
tanganya keluarga
Cara penanganan konflik di Sampit, Sambas, Ambon, Poso dan
Ternate melakukan pendekatan yang berbeda-beda yang
arahnya membangun perdamaian yang berkelanjutan,
memebrikan bantuan material seperti smbako atau
penampungan, melakukan dialog pemuka agama atau tokoh
masyarakat, melakukan penjagaan oleh Aparat keamanan,,
sosialisasi perdamaian ( sikap saling mengahargai sesamanya,
sikap tenggang rasa tidak mengelompok diri dan mau
bergotong royong.
Rusaknya perumahan,
lembaga pendidikan,
perkantoran, sarana
ibadah
musnah
stidaknya
hancur,
kehilangan
harta
benda, orang lain
cacat, putus sekolah,
penderitaan
keabnormalan
(menimbulkan
luka
dan dendam).
BAB I
A. PENDAHULUAN
1. Dasar
a.
UNDANG UNDANG DASAR THN 1945 PASAL 29 AYAT ( 1 )
DAN ( 2 ) .
b.
UNDANG UNDANG NOMOR 2 THN 2002 TENTANG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.
c.
PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 8 TAHUN
2006 TENTANG FORUM KERUKUNAN UMAT BERAGAMA.
4
PENGERTIAN DAN TUJUAN
PENGERTIAN KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja Latin configure yang berarti saling memukul.
Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua
orang atau lebih ( bisa juga kelompok ) dimana salah satu pihak berusaha
menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkan atau membuatnya tidak
berdaya.
Dengan kata lain konflik adalah konsekuansi dari komunikasi /
interaksi. Karena kita selalu berkomunikasi atau berinteraksi, baik secara
lisan atau non – lisan, maka salah satu konsekuensinya adalah konflik.
5
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A.
FAKTOR INTEGRASI : - Agama mengajarkan
persaudaraan, Agama mengajarkan perdamaian
dan Agama mengajarkan budi pekerti.
B.
FAKTOR NON INTEGRASI : - Penyiaran Agama
yang tidak sesuai, Bantuan Agama dari luar
Negeri, Pengikut Agama, Perkawinan antar
Pemimpin Agama yang berbeda, Peringatan hari
besar Agama, dll.
Kesenjangan Ekonomi, Kepentingan
Politik, Perbedaan nilai Sosial Budaya,
Kemajuan
Iptek
Informasi
dan
Tranparansi ( Era Globalisasi ).
6
PENDEKATAN
-Pemerintah Provinsi
- Pemerintah kota
-MUI
PEMBENTUKAN
- Forum Kerukunan Umat
Beragama ( FKUB ).
- Ormas—ormas Islam
- Kemitraan dll.
8
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN
a. Di wilayah Kaltim terdapat heterogenitas
penduduk, terdiri dari berbagai macam suku,
agama dan adat istiadat.
b. Adanya masyarakat pedalaman yang masih
memegang kuat adat istiadatnya.
c. Faktor – faktor yang dapat memicu timbulnya potensi
konflik SARA & disintegrasi bangsa, meliputi faktor
politik, ekonomi, sosial dan budaya.
d. Untuk mengantisipasi terjadinya konflik SARA dan
Disintegrasi bangsa dilakukan dengan upaya
membangun Pemolisian Masyarakat & membangun
FKPMKT (Forum Komunikasi Persaudaraan Masyarakat Kaltim).
e. PEMDA perlu memprioritaskan peningkatan kualitas
Sumber daya manusia terutama masyarakat pedalaman
dalam hal meningkatkan pendidikan agama yang
lebih memadai terutama di daerah–daerah terpencil
atau tertinggal.
9
SARAN
DIHARAPKAN PERAN SERTA MASYARAKAT
DAN PIHAK-PIHAK YANG TERKAIT UNTUK
SELALU BERSAMA-SAMA DALAM MENJAGA
KERUKUNAN ANTAR SESAMA MAUPUN
UMAT BERAGAMA TERCIPTANYA RASA
TENTRAM, AMAN, NYAMAN DAN DAMAI,
SEHINGGA KEHIDUPAN BERBANGSA
BERMASYARAKAT AKAN MENJADI LEBIH
HARMONIS,
HUMANIS DAN DINAMIS,
9
D. PENUTUP
Demikian penjelasan singkat ini tentang upaya
mewaspadai dan mencegah konflik antar umat
beragama dimana pada saat ini situasi dan kondisi pada
saat ini sangat rentan sekali dengan gesekan – gesekan
atau konflik – konflik yang terjadi.
Maka perlu didukung pula upaya – upaya untuk
menetralisir / mencegah kejadian-kejadian yang tidak
diinginkan dan diharapkan adanya dukungan dari pihak
– pihak yang terkait, misalnya dari pemerintah pusat
maupun daerah serta masyarakat sekitar ( para Toga,
Tomas, Toda, Todat Dll ), untuk mengadakan kerjasama
dan saling menjaga keamanan dan ketertiban demi
memajukan kesejahteraan bersama yang selama ini
sudah terjalin.
10
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH