Pert_6, Pengujian Hipotesis

Download Report

Transcript Pert_6, Pengujian Hipotesis

Bab 6. Pengujian Hipotesis
DEFINISI HIPOTESIS
Hipotesis pada dasarnya merupakan suatu proposisi/anggapan
yang mungkin benar, dan sering digunakan sebagai dasar
untuk pembuatan keputusan/pemecahan persoalan ataupun
untuk dasar penelitian lebih lanjut. Anggapan/asumsi dari
suatu hipotesis juga merupakan data, akan tetapi karena
kemungkinan bisa salah, maka apabila akan digunakan sebagai
dasar pembuatan keputusan harus diuji lebih dahulu dengan
menggunakan data sebagai hasil observasi
Pengujian hipotesis statistik adalah prosedur yang
memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan
untuk menolak/tidak menolak hipotesis yang sedang
dipersoalkan/diuji
Untuk menguji hipotesis, digunakan data yang dikumpulkan dari
sampel, sehingga merupakan data perkiraan ( estimate ). Itulah
sebabnya keputusan yang dibuat dalam menolak/tidak menolak
hipotesis mengandung ketidakpastian, maksudnya keputusan bisa
benar dan bisa salah.
Hipotesis yang dirumuskan dengan harapan akan ditolak membawa
penggunaan istilah hipotesis nol ( Ho ). Penolakan hipotesis nol
mengakibatkan penerimaan suatu hipotesis alternatif ( Ha )
Jenis kesalahan ( Type of Error )
Ada dua jenis kesalahan yang bisa terjadi di dalam pengujian
hipotesis yaitu :
1.Kesalahan Jenis I atau Type I Error adalah kesalahan yang
disebabkan karena kita menolak hipotesis nol padahal hipotesis nol
itu benar.
2.Kesalahan Jenis II atau Type II Error adalah menerima hipotesis
nol padahal hipotesis tersebut salah.
Perumusan Hipotesis
Hipotesis yang berupa anggapan/pendapat didasarkan atas :
a.Teori
b.Pengalaman
c.Ketajaman berpikir. Orang yang cerdas sering mempunyai
Pendapat tentang pemecahan sesuatu persoalan.
Hipotesis yang akan diuji diberi simbol Ho dan langsung disertai
Dengan Ha. Ha secara otomatis diterima, apabila Ho ditolak
Cara merumuskan Ho dan Ha tergantung pada jenis parameter
Yang akan diuji dan jenis data yang tersedia. Sebagai contoh
Misalnya seorang ahli ekonomi merencanakan untuk
Memperkirakan fungsi permintaan linier sbb :
Q = c + dP → Q = banyaknya barang yang diminta dalam satuan
P = harga barang dalam satuan mata uang, sedang c dan d
Konstan. Berdasarkan teori ekonomi, ahli ekonomi tersebut
Mengharapkan bahwa jumlah barang yang diminta akan
Berkurang apabila harga barang tsb mengalami kenaikan. Pada
Umumnya kalau P↑ → Q↓, dengan asumsi faktor lain tidak
Berpengaruh. Oleh sebab itu, nilai d akan kurang dari nol (d<0),
Sehingga perumusan hipotesis menjadi :
Ho : d = 0
Ha : d < 0
Penjabaran dari perumusan hipotesis diatas adalah sbb :
Ho : d = 0 ( P tak mempengaruhi Q )
(1) Ha : d > 0 ( Pengaruh P terhadap Q positif, dalam hal Q = jumlah
Barang yang ditawarkan )
(2) Ha : d < 0 ( Pengaruh P terhadap Q negatif, dalam
hal Q = jumlah barang yang diminta )
(3) Ha : d ≠ 0 ( P mempengaruhi Q, tanpa
memperhatikan pengaruh itu positif
atau negatif )
(1) Dan (2) disebut pengujian satu arah ( one tail test )
Sedangkan (3) disebut pengujian dua arah
Untuk menguji hipotesis, kita harus menentukan terlebih dahulu
besarnya α = kesalahan jenis I yang sering disebut tingkat nyata (
significant level ). Besarnya nilai α tergantung pada keberanian
pembuat keputusan ( decision maker ), berapa besarnya
kesalahan yang akan ditolerir, yang disebut daerah kritis
Pengujian ( critical region of a test ) atau daerah penolakan yaitu
himpunan nilai-nilai sampel yang diobservasi , yang akan
mengarah kepada penolakan hipotesis.
Pada umumnya daerah penolakan akan memenuhi syarat bahwa
probabilitas untuk melakukan kesalahan jenis I tidak lebih dari
nilai α. Seorang peneliti biasanya akan memiliki daerah kritis,
sesuai dengan nilai α yang telah dipilih, yang mempunyai nilai
probabilitas terkecil untuk melakukan kesalahan jenis II. Agar
dapat menentukan probabilitas untuk tidak menolak hipotesis yg
diuji, apabila hipotesis salah, sangatlah perlu secara spesifik
menentukan bentuk hipotesis alternatif. Kalau tidak sangatlah
sulit untuk meminta the best critical region.