11.b.KEMITRAAN UPTD MASYARAKAT

Download Report

Transcript 11.b.KEMITRAAN UPTD MASYARAKAT

MODEL
KEMITRAAN
PENGEMBANGAN
INDUSTRI
REARING SAPI
PERAH ANTARA
UPTD DENGAN
MASYARAKAT
Marobati
 Orientasi untuk tujuan untuk peningkatan dan pelestarian
bibit unggul.
 Ternak yang dimitrakan, merupakan milik investor.
 Peternak akan memperoleh bagian pendapatan dari hasil
produksinya.
Sumba Kontrak
 Lebih berorientasi untuk penyebarluasan jenis ternak tertentu.
 Peternak akan memperoleh induknya setelah mengembalikan
dua ekor anaknya seumur/seberat induknya dalam jangka
waktu tertentu.
 Kedua bentuk kerjasama ini umumnya digunakan dalam usaha
peternakan dengan komoditas ternak ruminansia.
Kemitraan Pola Makloon
 Peternak memelihara pedet betina sampai menjadi
bunting.
 Sapi dara bunting sebagai output dari kegiatan usaha
rearing tersebut dibeli kembali oleh perusahaan
berdasarkan harga pasar.
 Peternak memperoleh bagian dari nilai tambah dara
bunting.
Pola kerjasama PPK IPM, Koperasi, BLM dan individu.
pola kerjasama yang penyebutannya didasarkan pada
sumber dana/ sumber ternaknya
KASUS 1



peternak telah melakukan kerjasama dengan peternak lain
melakukan usaha pembesaran pedet betina melalui pola
bagi hasil.
Pedet betina hasil IB dari peternak sapi perah
”diparobatikan” kepada peternak lain yang lokasinya jauh
dari jangkauan layanan koperasi.
setelah ternak bunting 5 – 8 bulan diambil kembali oleh
pemilik ternak.
KASUS 2

Pedet betina di daerah Lembang dan Cisarua banyak dibeli
oleh bandar untuk dibesarkan di daerah Cisalak Subang
dan Cipada Cisarua.

Di wilayah ini pemilik sapi bukanlah peternak melainkan
pengusaha/bandar. Sapi hasil rearing selanjutnya di jual
kembali oleh bandar ke daerah Lembang, Cisarua, dan
wilayah pengembangan sapi perah lain di Jawa Barat.
Menurut The Free Dictionary dan para ahli lainnya;
http://medical-dictionary.thefreedictionary.com/ Dairy+industry (2009)
... Industri sapi perah adalah suatu kegiatan usaha agribisnis sapi
perah yang berstandarisasi, meliputi aktivitas pengadaan sarana
produksi, budidaya, penanganan susu, pengolahan dan pemasaran
hasil produksi keterlibatan pemerintah dalam kegiatan pengawasan
dengan tujuan mendapatkan keuntungan usaha.
Berdasarkan hal tersebut, pengertian Industri rearing sapi perah
adalah kegiatan budidaya pembesaran ternak sapi perah lepas sapih
sampai ternak tersebut berumur kebuntingan maksimum 7 bulan yang
berstandarisasi untuk memperoleh keuntungan usaha.



Model kemitraan inti-plasma antara UPTD sapi perah Cikole
Lembang (aspirasi masyarakat)  hasil modifikasi dari
model-model yang telah ada.
Mengacu kepada peraturan Gubernur Jabar No: 91 Tahun
2009 Tentang Pedoman Kemitraan Pengembangan Ternak
Gubernur Jawa Barat.
Inti adalah pemerintah (Balai UPTD sapi perah Cikole
Lembang) dan plasma adalah para peternak sapi perah di
sekitar UPTD dan di Jawa Barat lainnya.
.
Aspirasi
tersebut adalah:







Model ditujukan untuk pengembangan usaha peternakan sapi
perah rakyat, bukan bagi peternak sapi perah pemula.
Ternak yang dimitrakan kepada peternak adalah sapi perah
produktif (sapi induk) atau dara bunting.
Produk usaha rearing : Sapi Dara bunting sekitar 7 bulan.
Produk usaha plasma  susu, pedet jantan/betina lepas sapih.
Peternak plasma menerima ternak dalam bentuk natura, yang
akan dikembalikan kepada UPTD.
Seluruh biaya produksi usahaternak dibebankan kepada peternak
penggaduh.
Beban risiko kematian ditinjau berdasarkan penyebabnya.





Peraturan Gubernur Jabar No : 91 Tahun 2009 Tentang
Pedoman Kemitraan Pengembangan Ternak Gubernur
Jawa Barat.
Penyediaan bibit sapi perah merupakan tanggung jawab
pemerintah berdasarkan UU No. 18/2009 tentang
Peternakan dan Kesehatan Hewan
Rearing sapi perah kurang memberikan insentif bagi
pelaku usaha
Bibit Sapi yang diperoleh dari suatu sistem perbibitan
merupakan faktor produksi utama dalam menghasilkan
susu
Usaha rearing merupakan bagian dari kegiatan usaha
perbibitan  penyediaan sapi bibit bakalan yang
berkualitas.