Hukum_Dan_Hak.pptx

Download Report

Transcript Hukum_Dan_Hak.pptx

HUKUM
DAN
HAK
Arti hukum secara etimologis
Hukum berasal dari bahasa arab, dan merupakan bentuk
tunggal. Bentuk jamaknya “Alkas”, yang dalam bahasa
Indonesia disebut “hukum”
Recht
Berasal dari bahasa latin yang “Rectum”, yang berarti
“bimbingan, tuntunan atau perintah”.
Ius
Ius berasal dari bahasa latin yang berarti :
Iubere, artinya mengatur atau memerintah
Iustitio, artinya keadilan






Iustitio adalah dewi keadilan Yunani yang
melambangkan :
Kedua mata tertutup = tidak membeda-bedakan
orang
Neraca = keadilan
Pedang = membasmi kelaliman
Jadi luas mengandung tiga unsur; yaitu “wibawa,
keadilan, dan kedamaian”.
Ketiga unsur ius diatas dilambangkan pada ketukan
palu hakim dalam persidangan, yaitu tiga kali, yakni
“wibawa, keadilan,dan kedamaian.”








Lex
Lex berasal dari bahasa latin “lesere”, artinya
“mengumpulkan orang-orang untuk diberi perintah”
Jadi lex sangat erat hubungannya dengan “perintah dan
wibawa”.
Dari pengertian secara etimologis diatas, dapat di
simpulkan, bahwa hukum itu meliputi beberapa unsur. Yaitu:
Peraturan tingkah laku
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi
Peraturan itu bersifat mutlak
Sanksi yang tegas bagi pelanggarnya.
HAK
 Hak
ialah suatu Peranan yang boleh dilakukan dan
boleh juga tidak dilakukan
Unsur-unsur dari setiap Hak:
 Hak
ialah suatu kebolehan, jadi bukan keharusan.
 Akibatnya, seorang atau suatu pihak tidak bisa
dipaksakan kalau ia tidak mau menggunakan
Haknya, tetapi demikian juga sebaliknya, ia tidak
boleh dilarang kalau ia mau menggunakan Haknya
tersebut.
Setiap penggunaan Hak harus disertai aspek-aspek penting:



Aspek kekuatan, yaitu ekekuasaan/ wewenang untuk
melaksanakan Hak tersebut.
Aspek perlindungan hukum (proteksi hukum) yang
melegalisisr atau mengesahkan aspek kekuasaan/
wewenang yangf memberikan kekuatan bagi si
pemegang Hak untuk untuk menggunakan Haknya
tersebut.
Aspek pembatasan hukum (restriksi hukum) yang
membatasi dan menjaga agar jangan sapai terjadi
penggunaan Hak oleh suatu pihak yang melampoi
batas.
Hukum mengatur perihal penggunaan
Hak
Hukum akan melindungi setiap penggunaan
Hak yang sah, sampai pada batas
maksimumnya (tetapi tidak melebihi batas
maksimum tersebut).
 Hukum akan selalu membatasi penggunaan
suatu Hak yang telah mencapai batas
maksimumnya dan akan menghapuskan
kehadiran dan

Batas maksimum penggunaan Hak
Secara kualitatif, sama atau seragam, dalam arti berlaku
mutlak bagi semua orang tanpa dapat ditawar lagi.


Contoh:
Setiap orang dalam menggunakan Haknya harus
menjaga agar penggunaan Haknya tersebut tidak
menggangu atau merugikan kepentingan orang lain.
Secara kuantitatif, ada yang sama ada pula yang tidak sama.
Yang sama misalkan:
 Batas maksimal untuk penggunaan Hak atas tanah bagi
para pemegang hak guna bangunan ialah 20 tahun,
yang mana hal ini berlaku bagi setiap orang.
Yang tidak sama misal

Batas luas maksimal tanah yang boleh dimiliki atau
dikuasai yang bisa berbeda-beda menurut
keadaan tanah dan kepadatan penduduk. Semakin
subur tanahnya, semakin kecil batas luas
maksimalnya. Semakin padat penduduknya,
semakin mengcil batas luas maksimumnya dan
semakin jarang penduduknya, tentu saja semakin
membesar batas luas maksimumnya.
Faktor-faktor penting yang
mempengaruhi penggunaan HAK




faktor subjek Haknya sendiri yang menjadi
pemegang hak yang bersangkutan.
Faktor-faktor Objek Hukum yang menjadi hak dari
subjek Hukum yang bersangkutan.
Faktor tempat berlakunya hak tersebut.
Faktor berlakunya Hak tersebut
Terhadap penggunaan Hak, Faktor subjek Hukum memengaruhi/ menentukan
hal-hal berikut:


Dapat tidaknya Hak itu dialihkan kepada pihak
lain. Sehubungan dengan suatu atau kedudukan si
Subjek Hukum itu sendiri.
Dapat tidaknya hak itu menurun dengan sendirinya
kepada ahli warisnya, juga hubungan dengan status
atau kedudukan si Subjek Hukum itu terhadap Hak
yang bersangkutan,
Terhadap penggunaan Hak atasnya, faktor Objek hukum yang
bersangkutan memengaruhi/ menentukan hal-hal berikut







:
benda manasaja yang dapat di kuasai oleh subjek hukum yang bersangkutan
dengan Haknya tersebut, dalam arti:
apakah hanya satu benda/ jenis benda tertentu saja ataukah beberapa jenis
tertentu saja ataukah hampir semua jenis benda boleh dikusainya dengan Haknya?
apakah penggunaan atau penggunaan Hak atas Objek hukum itu bersifat pribadi
(individu) ataukah tidak bersifat pribadi (bersifat kebersamaan/ komunal)?
benda mana saja yang tidak dapat dikuasai sebagai objek dari hak si subjek
tersebut:
Benda-benda milik rakyat yang penggunaanya dilakukan oleh seluruh rakyat
secara bersama (res communne), misalkan tanah-tanah, jalan umum, dan
sebagainya.
Benda-benda milik rakyat yang penggunaanya dilakukan oleh negara atau
pemerintah, tetapi untuk kepentingan rakat (res publicae), misalkan: perusahaanperusahaan negara dan sebagainya.
Benda-benda yang penggunaanya ditujukan untuk tujuan-tujuan sosial keagamaan
(res sa crae) misalkan, tempat-tempat atau bangunan-bangunan ibadat dan
sebagainya
 Terhadap
penggunaah hak, faktor tem[at berlakunya
hak tersebut memengaruhi/ menentukan. Dimana
sajakah Hak yang bersangkutan itu dapat digunakan
oleh subjek Hukum pemegangnya.
Misalkan:
Dengan SIM lokal, sipemegangnya hanya boleh
mengendarai kendaraan bermotor di negaranya
sendiri, tetapi dengan SIM internasional,
sipemegangnya berhak untuk mengendarai
kendaraan bermotor sendiri dimana saja (baik
didalam kota atau di luar kota)
Terhadap penggunaan Hak, faktor waktu berlakunya Hak
tersebut. Dapat memengaruhi atau menentukan hal-hal berikut ini



Apakah penggunaan Hak tersebut dapat dilakukan
setiap waktu diperlakukan ataukah hanya pada waktu
tertentu saja?
Apakah masa penggunaan hak tersebut ada batas
akhirnya (dalam hal masa penggunaannya tertentu)
ataukah tidak ada batas minimal.
Apak dalam masa berlakunya tersebut, penggunaan
Hak itu cukup atau hanya dapat dilakukan sekali saja,
ataukah harus/ boleh beberapa kali, apakah/ boleh
terus menerus tergantung pada keperluannya?
Hak lahir karena hal-hal berikut ini
Lahir atau adanya subjek hukum yang baru, baik berupa
orang maupun badan hukum.
 Diadakan berdasarkan perjanjian.
 Adanya kerugian yang ditimbulkan oleh pihak lain,
sehingga melahirkan hak bagi pihak korban penderita
kerugian untuk menuntut ganti kerugiannya itu.
 Telah dilaksanakannya kewajiban yang merupakan syarat
untuk dapat memperoleh hak tersebut, sebagai hasil suatu
usaha yang telah dilaksanakan.
 Kedaluwarsaan, yang dalam hal ini adalah daluwarsa
“acquisitief”, yakni suatu sebab hukum yang memberikan
hak kepada seseorang atau suatu pihak atas benda
tertentu hanya karena telah lewatnya waktu semata-mata.

Misalkan:
 Seseorang yang telah menguasai atau mendiami
sebidang tanah kosong yang bukan miliknya
selama 30 (tiga puluh) tahun berturut-turut tanpa
pernah adanya gugatan dari pihak mana pun
juga, maka setelah lewatnya waktu 30 tahun
tersebut, tanah itu dengan sendirinya menjadi
miliknya.
 Ketentuan
hukum/undang-undang yang memang telah
menggariskan dan menetapkan adanya suatu hak
tertentu dengan objek yang tertentu pula.
Hak terhapus karena hal-hal berikut
ini.
 Meninggal
atau tidak ada lagi subjek hukum yang
menjadi pemegangnya dan tidak ada pula
pengganti (misalkan ahli waris, orang, atau badan
lain) yang ditunjuk secara hukum untuk meneruskan
pemegangan hak tersebut untuk masa-masa masa
selanjutnya.
 Masa berlakunya memang telah habis dan tidak
diperpanjang lagi atau tidak dapat diperpanjang
lagi.
 Telah diperolehnya hal yang menjadi objek dari
hak yang bersangkutan sendiri, misalkan:
 Hak
seorang ahli waris untuk menuntut sebagian atau
seluruh harta warisan yang telah menjadi bagiannya
akan terhapus bila harta warisan yang menjadi
bagiannya itu telah ia peroleh;
 Hak seorang buruh untuk menuntut pembayaran
upah/gaji ; atau imbalan atas hasil kerja yang telah
dilakukannya akan terhapus bila haknya tersebut telah
dibayar oleh majikannya;
 Hak seorang kreditor untuk menagih debiturnya akan
hilang bila si debitur telah melunasi utangnya pada si
kreditor tersebut..
 Kewajiban
yang menjadi syarat untuk mendapatkan
hak tersebut sudah tidak lagi dipenuhi.


Misalkan:
Hak untuk menempati rumah sewaan atau
kontrakan akan hilang bila sewa atau kontrak
untuk masa selanjutnya tidak lagi dibayar.
 Kedaluwarsaan
(dalam hal ini daluwarsa "acquisitief")
yang telah memberikan hak kepada orang atau pihak
lain atas benda yang sebenarnya menjadi hak si
pemegang yang pertama, sehingga hak si pemegang
yang pertama atau pihaknya ini (misalkan ahli
warisnya dan sebagainya) menjadi hilang.




Misalkan:
Tuan tanah A memiliki banyak sekali tanah yang terdapat di
mana-mana, misalkan ada yang di daerah Jakarta, Bandung,
Surabaya, Surakarta, dan sebagainya. Waktu tuan tanah A
meninggal, maka tentunya ke semua tanah miliknya itu menjadi
hak semua ahli warisnya.
Namun, di luar sepengatahuan ahliiwarisnya, si A ini masih
punya tanah pula di Sulawesi, yang karena tidak pernah
dilihat, ternyata sudah lama sekali dihuni oleh petani B.
Bila petani B telah menghuni tanah itu selama 30 (tiga puluh)
tahun berturut-turut, maka berarti bahwa hak ahli waris tuan A
atas tanah tersebut menjadi hilang karena kedaluwarsa.
 Ketentuan
hukum/undang-undang yang
menghapusnya.
 Hak itu dialihkan atau beralih kepada pihak lain.
 Adanya sebab luar biasa yang memusnahkan atau
menghilangkan hal yang menjadi objek dari hak
itu.