HK_PERIKATAN.ppt

Download Report

Transcript HK_PERIKATAN.ppt

HUKUM PERIKATAN
Istilah dan Pengertian Hukum
Perikatan
•
•
•
•
bahasa Belanda “verbintenis”.
Perikatan artinya hal yang mengikat orang
yang satu terhadap orang yang lain :
Perbuatan,peristiwa,keadaan,
Dengan demikian, perikatan yang terjadi antara
orang yang satu dengan yang lain itu disebut
hubungan hukum( legal relation).
Perikatan :
• hukum harta kekayaan (law of property),
• hukum pribadi (personal law).
• hukum waris (law of succession),
• hukum keluarga (family law),
• perikatan dalam arti luas :
a) Dalam bidang hukum kekayaan,
b) Dalam bidang hukum keluarga,
c) Dalam bidang hukum waris,
d) Dalam bidang hukum pribadi,
• Perikatan Dalam arti Sempit.
perikatan yang terdapat dalam bidang hukum
harta kekayaan saja,
• Perikatan dalam arti sempit.
• Dalam hukum perikatan ini bahwa hubungan
hukum yang menimbulkan hak dan kewajiban
dalam perikatan tersebut antara dua pihak.
• Pihak yang berhak atas prestasi atau pihak
yang aktif adalah kreditur atau orang yang
berpiutang.
• Pihak yang berkewajiban memenuhi prestasi
(pihak yang pasif) adalah debitur atau orang
berutang
• Pengaturan hukum perikatan
• diatur dalam buku III BW dengan judul Van
Verbintenissen (tentang perikatan) yang terdiri
dari 18 bab title ditambah dengan title VIII A.
• BAB I (pasal 1233-1312) {perikatan-perikatan
pada umumnya}
• BAB II (pasal 1313-1352) {perikatan-perikatan
yang timbul dari perjanjian}
• BAB III (pasal 1352-1380) {perikatan-perikatan
yang timbul karena undang-undang}
• BAB IV (pasal 1381-1456) {hapusnya perikatan
-perikatan}
• BAB V s.d XVIII ditambah babVII A (pasal
1457-1864) {perjanjian-perjanjian khusus}
SUBJEK PERIKATAN
• Subjek perikatan adalah para pihak
disuatu perikatan.
• Subjek hukum perikatan :
- Kreditur (aktif)
- Debitur (pasif)
Syarat debitur :
• Orangnya harus selalu diketahui identitasnya
oleh kreditur
• Pergantian debitur hanya dapat terjadi dengan
sepengatahuan dan persetujuan kreditur.
Syarat kreditur:
• Pihak kreditur tidak perlu diketahui identitasnya
oleh debitur
• Pergantian kreditur dapat terjadi secara sepihak
OBJEK PERIKATAN
• Menurut pasal 1234 KUHPerdata Prestasi
berupa:
-
memberikan sesuatu
Berbuat sesuatu
tidak berbuat sesuatu
Syarat objek perikatan
- Harus tertentu atau ditentukan
-
(pasal 1320 ayat (3) dan 1333
BW).
Objeknya diperkenankan (pasal 1335
dan 1337 BW).
Harus mungkin dilakukan
SCHULD & HAFTUNG
• Asas kekayaan debitur dalam undangundang:
a. Schuld tanpa Haftung
b. Schuld dan Haftung terbatas
c. Haftung dengan Schuld pada orang lain
Eksekusi Riil
•
hal yang mempengaruhi eksekusi rill :
a. Pada perikatan untuk berbuat sesuatu yang prestasi
bertalian dengan pribadi debitur atau jika prestasinya
hanya dapat dilaksanakan oleh debitur sendiri
b. Perikatan tidak mungkin terjadi jika hakim tidak dapat
mendukung atau memberikan wewenang kepada
kreditur
c. Pada perikatan untuk memberi, dalam UndangUndang dituliskan beberapa kemungkinan yang
menjadikan terjadi eksekusi Rill
d. Prestasi berupa memberi uang, kreditur dapat menjual
dimuka umum barang-barang debitur dan mengambil
pelunasan dari hasil penjualan tersebut
e. Debitur berkewajiban untuk memerikan hiptik yang
diatur dalam pasal `1171 BW.
f. Pembelian kapal yang telah dibukukan penyerahannya
dapat di paksakan
Kenyataan-kenyataan hukum
• Kenyataan-kenyataan hukum dibedakan
menjadi :
a. Perbuatan-perbuatan hukum
b. Perbuatan-perbuatan yang bukan merupakan
perbuatan-perbuatan hukum yang tidak
bermaksud untuk tidak bermaksud menimbulkan
akibat hukum
 perbuatan hukum bersegi satu, yaitu perbuatanperbuatan hukumyang uintuk tejadinya cukup
dengan pernyataan kehendak dari seorang sja.
 Perbuatan hukum bersegi dua adalah
perbuatan-perbuatan hukum yang untuk
terjadinya diisyaratkan kata sepakat antara dua
orang atau lebih.
Sumber perikatan
Melalui perjanjian
pihak-pihak mempunyai kebebasan untuk membuat
segala macam perikatan adalah perjanjian Hal ini sesuai
dengan asas kebebasan berkontrak sebagai salah satu
asas yang menjadi dasar lembaga-lembaga hukum.
Asas kebebasan berkontrak setiap orang pada
dasarnya boleh membuat kontrak perjanjian yang berisi
dan macam apapun asal tidak bertentangan dengan
undang-undang, kesusilaan dan ketertiban umum.
pasal 1338 ayat 1 BW(asas kebebasan berkontrak)
syarat-syarat untuk sahnya perjanjian baik syarat umum
sebagaimana disebut pasal 1320 BW maupun syarat
khusus untuk perjanjian-perjanjian tertentu.
Perikatan
1233 BW Bersumber dari
Perjanjian
1313 BW
Undang-undang saja
Perbuatan yang sesuai
dengan hukum (rechtmatige)
- 1354 (zaakwaarneming)
- 1359 (onverschudigde betaling)
Undang-undang
1352
Undang-undang
Karena perbuatan
Manusia
1353
Perbuatan yang melawan
hukum (onrechtmatige)
(Pasal 1365 s.d 1380)
R. Soetojo Prawirohamidjojo, S.H,
• bahwa perikatan yang bersumber pada perjanjian dan perikatan
yang bersumber pada undang-undang yang pada hakikatnya tidak
ada perbedaan, sebab meskipun bersumber pada perjanjian pada
hakikatnya baru mempunyai kekuatan sebagai perikatan karena
diakui oleh undang-undang dan karena mendapat sanksi dari
undang-undang.
Van Brakel, Lose coat – Vermeer dan Hofmann –
opstaal
• Sumber perikatan
– Undang-undang
diciptakan secara langsung karena suatu keadaan tertentu,
perbuatan atau kejadian dan memikulkan suatu kewajiban
dengan tidak menghiraukan kehendak orang yang harus
memanuhinya.
– Perjanjian
lebih menekankan kepada keharusan untuk memenuhi kewajiban
barulah tercipta setelah yang bersangkutan yang harus
memenuhinya memeberikan persetujuan
Macam-macam perikatan
Menurut isi daripada prestasinya.
a. Perikatan positif dan negative.
Perikatan positif adalah perikatan yang prestasinya
berupa perbuatan nyata yaitu memberi atau berbuat
sesuatu. Sedangkan, perikatan negative adalah
perikatan yang prestasinya berupa tidak berbuat sesuatu
b. Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan.
Perikatan sepintas lalu dan berkelanjutan adalah
perikatan yang pemenuhan prestasinya hanya dilakukan
dengan satu perbuatan saja dan dalam waktu yang
singkat tujuan perikatan telah tercapai. Perikatan
berkelanjutan ialah perikatan dimana prestasinya
bersifat terus-menerus dalam jangka waktu tertentu.
• c. Perikatan alternatif.
•
Perikatan alternatif adalah suatu perikatan dimana
debitur berkewajiban melaksanakan satu dari dua atau
lebih prestasi yang di pilih, baik menurut pilihan debitur,
preditur atau pihak ketiga. Hal ini mengandung arti
bahwa pelaksanaan daripada salah satu prestasi
mengakhiri suatu perikatan. Perikatan alternative
menjadi tunggal jika salah satu barang yang
diperjanjikan tidak lagi merupakan obyek perikatan . halhal yang mengakibatkan perikatan murni adalah :
• a. Jika salah satu barang tidak lagi merupakan obyek
perikatan (pasal 1274)
• b. Debitur atau kreditur telah memilih prestasi yang akan
dilakukan
• c. Jika salah satu prestasi tidak mungkin lagi dipenuhi
(pasal 1275)
d. Perikatan fakultatif
Suatu perikatan fakultatif adalah suatu
perikatan yang obyek-obyekny hanya
berupa satu prestasi dimana debitur dapat
mengganti kan dengan prestasi lain.
e. Perikatan generik dan specifik
Perikatan generik adalah perikatan dimana
obyeknya ditentukan menurut jenis dan
jumlahnya sedangkan perikatan spesifik
adalah perikatan yang objeknya ditenti\uka
secara terperinci. Perbedaan perikatan
spesifik dan generik adalah :
• Resiko
• Pada perikatan spesifik terjadinya perikatan barangnya
menjadi tanggung jawab kreditur. Resiko pada perikatan
generic, ditanggung oleh debitur
• Tempat pembayaran
• Jika dalam persetujuan tidak ditentukan tempat
pembayaran, maka pemenuhan oprestasi mengenai
barang tertentu harus dilaksanakan ditempat, dimana
barang itu berada disaat persetujuan itu berada.
• Prestasi dibedakan menjadi :
– Menurut sifatnya dibagi menjadi dua, yaitu
prestasi bersifat artistik dan prestasi bersifat
materil
– Menurut tujuan para pihak, menurut tujuannya
perikatan adalah tidak dapat dibagi-bagi jika
maksud para pihak bahwa prestasi harus
dilaksanakan sepenuhnya sekalipun
sebenarnya dapat dibagi-bagi.
PERJANJIAN
Menurut BW (Pasal 1313)
• Perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana 1 (satu) orang atau lebih mengikatkan
dirinya terhadap 1 (satu) orang lain atau lebih
Prof, Subekti, S.H
• Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana
seorang berjanji kepada seorang lain atau
dimana dua orang itu saling berjanji untuk
melaksanakan sesuatu hal.
Asas Perjanjian
• Sistem terbuka : Kebebasan bertindak
• Bersifat Perlengkapan : Boleh
meyingkirkan pasal-pasal dalam Undangundang jika amenghendaki membuat
perjanjian sendiri
• Bersift Konsensual : sejak ada
kesepakatan
• Bersifat Obligator : menimbulkan hak dqan
kewajiban, belum memindahkan hak milik
Syarat Perjanjian
• Sepakat mereka yang mengikatkan
dirinya
• Cakap untuk membuat perjanjian
• Suatu hal tertentu
• Suatu sebab yang halal
Ingkar Janji dan Penetapan Lalai
• Tidak memenuhi prestasi sama sekali
• Terlambat memenuhi prestasi
• Memenuhi prestasi secara tidak baik
Ingkar Janji, maka kreditur dapat menuntut :
• Pemenuhan perikatan
• Pemenuhan perikatan dengan ganti rugi
• Ganti rugi
• Pembatalan persetujuan timbal balik
• Pembatalan dengan ganti rugi.
Ganti rugi dalam ingkar janji
Pasal 1243 BW
mengatur ketentuan-ketentuan prinsipil
mengenai ganti rugi yang dapat dituntut oleh
kreditur :
• Perkataan “tetap lalai” tidak hanya mencakup
tidak memenuhi prestasi sama sekali, tetapi juga
terlambat atau tidak baik memenuhi prestasi;
• Pasal-pasal tersebut berlaku karena perbuatan
melawan hukum.
Besar ganti rugi ( pasal 1246 BW )
• Kerugian yang nyata-nyata diderita
• Keuntungan yang seharusnya diperoleh
Syarat ganti rugi
– Kerugian yang dapat diduga atau sepatutnya
diduga waktu perikatan dibuat.
– Kerugian yang merupakan akibat langsung
dari ingkar janji
Menurut pasal 1247 BW
Debitur hanya wajib mengganti kerugian atas
kerugian yang dapat diduga pada waktu perikatan
dibuat kecuali jika ada arglist (kesengajaan).
Arrest H.R
debitur hanya diwajibkan membayar ganti rugi atas
sesuatu yang sudah diduga sebelumnya. Antara
ingkar janji dan kerugian harus mempunyai
hubungan causal. Jika tidak maka kerugian tidak
harus diganti.