Perbedaan perikatan bersyarat dan perikatan dengan ketetapan

Download Report

Transcript Perbedaan perikatan bersyarat dan perikatan dengan ketetapan

Perbedaan perikatan bersyarat dan
perikatan dengan ketetapan waktu
pertemuan ke- 7
Perbedaan perikatan bersyarat dan perikatan
dengan ketetapan waktu
• Debitur yang belum waktunya datang telah memenuhi
prestasi. Dalam perikatan bersyarat prestasinya dapat
dimintakan lagi dan merupakan pembayaran tidak
terutang
• Berlakunya pemenuhan prestasi.
– Dalam perikatan bersyarat pemenuhan prestasi itu berlaku surut
sejak perjanjian itu dibuat karena syaratnya belum pasti terjadi.
– Dalam perikatan dengan ketetapan waktu pemenuhan prestasi
itu tidak berlaku surut. Ketetapan waktu tidak menangguhkan
perikatan melainkan menangguhkan pelaksanaan.
2
Perikatan tanggung menanggung atau
tanggung renteng
• Perikatan tanggung menanggung atau tanggung renteng
– Pada umumnya para pihak dalam perjanjian terdiri dari satu
orang pihak yang satu dan satu orang pihak yg lain. Tapi sering
terjadi salah satu pihak atau kedua belah pihak terdiri dari lebih
dari satu orang.
• Jika A dan B bersama-sama mempunyai piutang Rp.1000,00 utk X.
Artinya, A dan B masing-masing dapat menuntut kepada X Rp.500,00.
• Sebaliknya, X dan Y hutang kepada A, sehingga A dpt menuntut kpd X
dan Y masing-masing setengah bagian dari hutang itu.
3
• Artinya, tiap-tiap kreditur dapat menuntut prestasi
seluruhnya dengan ketentuan masing-masing debitur
dapat dipertanggung gugatkan untuk seluruh prestasi. Ini
dimaksudkan dengan sekali pemenuhan prestasi, maka
hubungannya menjadi lenyap.
– Karena A dan B bersama-sama mempunyai Hak atas Rp.1000,00.
Jika X tlah melunasi kpd A maka tuntutn B kepada X jg akan
lenyap. Demikian jg sebaliknya, jika X dan Y bersama-sama hutang
kpd A Rp.1000,00 maka A tlah dibayar lunas kalo X telah
membayar hutang itu seluruhny.
4
• Umumnya X dan Y mengadakan
perhitungan intern diantara mereka
sendiri. Perhitungan intern inilah yang
dinamakan perikatan yang tanggung
menanggung atau tanggung renteng.
• Perikatan tanggung renteng dapat terjadi
karena:
Perjanjian
Ketentuan UU
5
• Tanggung renteng
Aktif (Pasal 1278,1279)
Pasif (Pasal 130)
– Artinya, adakalanya terdapat lebih dari seorang
kreditur ato terdapat lebih dari seorang debitur.
Mungkin jg terjadi kombinasi, yaitu lebih dari
seorang kreditur di pihak yg satu dan lebih dari
seorang debitur di pihak yg lain
• Tanggung renteng aktif dlm praktek jarang terjadi.
Tanggung renteng aktif yg timbul dari UU jg tdk ada
• Tiap-tiap kreditur dlm tanggung renteng aktif berhak
menuntut pemenuhan sluruh prestasi, dgn pengertian
pelunasan kpd salah satu kreditur membebaskn
debitur dari kewajibanny thd kreditur-kreditur lainny
(P.1278).
6
• Tanggung renteng pasif dalam banyak hal
timbul dari UU.
– Mereka yang merampas dan orang yg menyuruh,
bertanggung jawab untuk seluruhnya secara
tanggung renteng.
– Orang yang bersama-sama menerima suatu
barang sebagai pinjaman, maka masing-masing
mereka untuk seluruhnya bertanggungjawab
terhadap orang yg memberi pinjaman (P.1479).
7
• Tanggung renteng pasif biasanya terdiri dari unsur:
– Dua orang debitur atau lebih
– Kewajiban debitur untuk prestasi yang sama
– Pelunasan salah seorang debitur akan membebaskan debitur
lainnya
– Perikatannya mempunyai dasar atau sebab yang sama.
• Dalam tanggung renteng pasif, kreditur dpt menuntut
pemenuhan prestasi kepada setiap debitur, dalam
pengertian pelunasan dari seorang debitur membebaskan
debitur-debitur lainnya (P.1280)
8
Daya berlaku tanggung renteng
• Dlm perikatan tanggung renteng terjadi dua
pola hubungan:
• Hubungan intern (1278-1291)
– Adalah hubungan antara para kreditur atau debitur
tanggung renteng itu sendiri.
• Artinya, setelah satu debitur melunasi untuk seluruhnya,
mereka dapat memperhitungkan bagiannya masingmasing kepada debitur yang dilunasinya itu.
• Hubungan ekstren (1292-1295)
– Adalah hubungan antara para kreditur tanggung
renteng dengan debitur
9
• Dalam hubungan ekstern ini, debitur
tanggung renteng tidak mempunyai hak
utama
– untuk diganti. Artinya, kalo ditagih tidak boleh
minta debitur lainnya saja ditagih.
– Untuk dibagi. Artinya kalo ditagih tidak boleh
minta supaya hutangnya dibagi-bagi saja di
antara debitur lainnya.
10
• Kadang kala terjadi prestasi itu harus dipenuhi o/ dua ato
lebih debitur ato dpt ditagih o/ dua ato lebih kreditur. Hal
ini dpt terjadi sejak semula dari perikatan ato akibat dari
suatu peristiwa yg kemudian terjadi. Misal pewarisan
– A, B dan C secara tanggung renteng berkewajiban membayar
Rp.500,- dan ternyata A wafat dgn meninggalkn 5 orang ahli
waris. Maka kreditur dpt menagih B ato C masing-masing
Rp.500,- akan tetapi terhadap ahli waris A kreditur hanya dpt
menagih masing-masing Rp.500,-
• Kalo prestasi tdk dpt dibagi, maka para debitur harus
memenuhi sluruh prestasi sekaligus
11
Perbedaan antara tanggung renteng dan
perikatan tak dapat dibagi:
• Tanggung renteng slalu dikehendaki, baik oleh
perjanjian maupun UU
– Tak dapat dibagi adalah mengenai prestasinya,
prestasinya yang tak dapat dibagi. Jadi tanggung
renteng terletak pada subyeknya, tak dapat dibagi
terletak pada obyeknya/prestasiny.
• Tanggung renteng adalah akibat perjanjian
atau akibat dari ketentuan UU
– tak dapat dibagi adalah berdasarkan atas sifat atau
maksud dari perikatan.
12
4.Perikatan yang dapat dibagi
• Perikatan yg dpt dibagi a/ perikatan yg prestasiny
dpt dibagi-bagi
• Jika terdapat satu kreditur dan satu debitur, maka
perikatan yg dpt dibagi harus dilaksanakn seperti
perikatan yg tdk dpt dibagi.
• Jika terdapat lebih dari satu kreditur dan lebih dari
satu debitur, maka tiap-tiap kreditur tdk blh
menagih lebih dari bagiannya. Demikian pula tiaptiap debitur tdk perlu memenuhi prestasi lebih dari
bagiannya
13
5.Perikatan yang tidak dapat dibagi
• Perikatan yg tdk dpt dibagi a/ perikatan yg prestasiny tdk
dpt dibagi-bagi
• Menurut UU tak dpt dibagi mempunyai akibat:
– Kalo debiturnya banyak, tiap-tiap debitur dpt dipertanggung
gugatkn sluruh prestasinya (berlakunya tak dpt dibagi yg pasif)
– Kalo krediturnya banyak, tiap-tiap kreditur dpt menagih prestasi
(berlakunya tak dpt dibagi yg aktif)
14
• Pembayaran oleh seorang debitur atau
kepada salah seorang kreditur melenyapkan
perikatan.
• Pada umumnya ,debitur yang telah melunasi
hutangnya mempunyai hak untuk menagih
kepada sesama debitur yg lain, jg kalo kreditur
yang telah menerima hutang seluruhnya dari
debitur berkewajibn untuk memperhitungkn
dengan kreditur-kreditur lain.
15