Perjanjian Tertentu A. Perjanjian Jual Beli • Sumber hukum (Pasal 1457- 1540

Download Report

Transcript Perjanjian Tertentu A. Perjanjian Jual Beli • Sumber hukum (Pasal 1457- 1540

Perjanjian Tertentu
A. Perjanjian Jual Beli
•
•
Sumber hukum (Pasal 1457- 1540
KUHPer)
Syarat Tangguh ( Pasal 1463 KUHPer
)
•
•
Resiko
•
6/27/2016
Jual-beli yang dilakukan dengan
percobaan atyau mengenai barangbarang yang biasanya dicoba
terlebih dahulu, selalu dianggap
telah dibuat dengan syarat tangguh
Sebelum dilever, mengenai barang
dari macam apa saja resikonya
masih harus dipikul oleh penjual.
1
Perjanjian Tertentu

Hak Untuk Membeli Kembali
•
•
6/27/2016
Hak untuk membeli kembali
tersebut di atas tidak boleh
diperjanjikan untuk suat waktu
yang lebih lama dari 5 (lima)
tahun.
Jika hak tersebut diperjanjikan
untuk suatu waktu yang lebih
lama, maka waktu itu diperpendek
sampai lima tahun. Apabila si
penjual lalai memajukan
tuntutannya untuk membeli
kembali dalam tenggang waktu
yang telah ditetapkan, maka
tetaplah si pembeli sebagai pemilik
barang yang telah dibelinya itu.
2
Perjanjian Tertentu

Hak Reklame
•
•
6/27/2016
Perkataan “reklame” berarti
“menuntut kembali”
(bandingkan dengan perkataan
Inggeris: “reclaim”).
Jika jual beli diadakan tanpa
suatu janji bahwa harga barang
boleh diangsur atau dicicil (jual
beli yang demikian dinamakan
jual-beli “tunai”) dan pembeli
tidak membayar harga itu,
maka selama barangnya masih
berada di tangannya si pembeli,
penjual dapat menuntut
kembali barangnya, asal
penuntutan kembali itu
dilakukan dalam jangka waktu
tigapuluh hari.
3
Perjanjian Tertentu
B. Perjanjian TukarMenukar
•
Pengertian (Pasal 1541
KUHPer)
•
6/27/2016
Tukar menukar adalah sutau
perjanjian dengan mana kedua
belah
pihak
mengikatkan
dirinya
untuk
saling
memberikan
suatu
barang
secara bertimbal-balik sebagai
gantinya suatu barang lain.
4
Perjanjian Tertentu

Akibat Musnahnya Benda
Tertentu
•
6/27/2016
Persoalan resiko diatur dalam pasal
1545 yang berbunyi : “ Jika suatu
barang tertentu yang telah
dijanjikan untuk ditukar, musnah
diluar kesalahan pemiliknya, maka
persetujuan dianggap sebagai
gugur dan siapa yang dari pihaknya
telah memenuhi persetujuan, dapat
menuntut kembali barang yang ia
telah berikan dalam tukar-menukar.
5
C. Perjanjian SewaMenyewa

Pengertian (Pasal 1548 KUHPer)
•

Resiko akibat musnahnya benda
•
6/27/2016
Sewa menyewa adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak
yang satu mengikatkan dirinya
untuk memberikan kepada pihak
yang linnya kenikmatan dari suatu
barang, selama suatu waktu
tertentu dan dengan pembayaran
suatu harga yang oleh pihak yang
tersebut terakhir itu disanggupi
pembayarannya
Menurut pasal 1553, dalam sewamenyewa itu resiko mengenai
barang yang disewakan dipikul
oleh si pemilik barang yaitu pihak
yang meyewakan.
6
•
Kewajiban yang menyewakan
menyerahkan barang yang disewakan
kepada si penyewa;
memelihara barang yang disewakan
sedemikian rupa hingga dapat dipakai
untuk keperluan yang dimaksudkan.
Memberikan kepada si penyewa
kenikmatan tenteram dari barang
yang disewakan selama
berlangsungnya persewaan.
6/27/2016
7
•
Kewajiban si penyewa.
memakai barang yang disewakan
sebagai seorang “bapak rumah yang
baik”, sesuai dengan tujuan yang
diberikan
kepada
barang
itu
menurut perjanjian-sewanya;
membayar harga-sewa pada waktuwaktu
yang
telah
ditentukan
menurut perjanjiannya.
6/27/2016
8
•
Mengulangsewakan
Dengan
demikian
dapat
kita
simpulkan bahwa mengulang sewakan
dan melepaskan sewanya kepada
orang lain dilarang, kecuali kalau halhal itu diperjanjikan, tetapi kalau
menyewakan sebagian dari sebuah
rumah tinggal yang disewa adalah
diperbolehkan, kecuali hal itu telah
dilarang dalam perjanjian sewanya.
6/27/2016
9
C. Hibah

Kecakapan memberi atau menerima hibah
•
6/27/2016
Untuk menerima suatu hibah, diperbolehkan
orang itu belum dewasa, tetapi harus
diwakili oleh orangtua atau wali. Undangundang hanya memberikan pembatasan
dalam pasal 1679 KUHPer, yaitu menetapkan
bahwa orang yang menerima hibah itu harus
sudah ada (artinya : sudah dilahirkan) pada
saat dilakukannya penghibahan, dengan pula
mengindahkan ketentuan pasal 2 B.W. yang
berbunyi : Anak yang ada dalam kandungan
dianggap sebagai telah dilahirkan manakala
kepentingan si anak itu menghendakinya.
10

Cara menghibahkan
•
Dari pasal-pasal 1682 dan 1687 tersebut
dapat kita lihat bahwa untuk penghibahan
benda takbergerak ditetapkan suatu
formalitas dalam bentuk akte notaris, tetapi
untuk pemnghibahan barangbergerak atau
bertubuh atau surat penagihan utang atas
tunjuk (“aan toonder”) tidak diperlukan
formalitas dan dapat dilakukan secara sah
dengan penyerahan barangnya begitu saja
kepada si penerima hibah atau kepada
seorang pihak ketiga yang menerima
pemberian hibah atas namanya.
•
6/27/2016
11

Penarikan dan Penghapusan Hibah
•
•
•
Karena tidak dipenuhi syaratsyaratnya
Melakukan kejahatan
Menolak memberi tunjangan nafkah
C. Perjanjian Pinjam Pakai

Pengertian (Pasal 1740 KUHPer)
•
6/27/2016
Pinjam pakai adalah suatu
perjanjian dengan mana pihak
yang satu memberikan suatu
barang kepada pihak yang lainnya
untuk dipakai dengan cuma-cuma,
dengan syarat bahwa yang
menerima barang ini, setelah
memakainya atau setelah lewat
waktu tertentu, akan
mengembalikannya.
12
•
Kewajiban si peminjam
Siapa
yang
menerima
pinjaman
sesuatu, diwajibkan menyimpan dan
memlihara
barang
pinjaman
itu
sebagai seorang bapak rumah yang
baik.
Jika ia memakai barang pinjaman
guna suatu keperluan lain atau lebih
lama dari pada yang diperbolehkan,
maka selain daripada itu ia adalah
bertanggung-jawab atas musnahnya
barang itu disebabkan karena suatu
kejadian yang sama sekali tidak
disengaja (pasal 1744).
6/27/2016
13

Kewajiban yang meminjamkan
•
6/27/2016
Orang yang meminjamkan
tidak boleh meminta kembali
barang yang dipinjamkan
selainnya setelah lewatnya
waktu yang ditentukan, atau
jika tidak ada ketentuan
waktu yang demikian, setelah
barangnya dipakai atau dapat
dipakai untuk keperluan yang
dimaksudkan (pasal 1750).
14