bab-iii-dasar-peruu-berlakunya-hukum-adat

Download Report

Transcript bab-iii-dasar-peruu-berlakunya-hukum-adat

Bab III Dasar PerUU Berlakunya Hukum Adat
A. Masa Hindia Belanda
- Dasar hukum: Indische Staatsregeling (IS), sistem hkm pluralisme,
Pasal 131 ayat (2) huruf a
“bhw utk hkm perdata materiil bagi golongan eropa berlaku asas konkordansi,, artinya
bagi org eropa pd asasnya hkm perdata yg berlaku di negeri belanda akan dipake sbg
pedoman dg kemungkinan penyimpangan2 berhubung keadaan yg istimewa (Politik
Penjajahan)
Pasal 131 ayat (2) huruf b
- intinya bg gol indonesia asli & timur asing berlaku hkm adat masing2 dg
kemungkinan penympangan dlm hal :
a. kebutuhan masyarkt menghendakinya, mk akan ditundukkan pd perUU yg
berlaku bagi gol eropa
b. kebutuhan masyarkt menghendaki ato berdsr kepentingan umum, mk
pembentuk ordonansi DAPAT mengadakn hkm yg berlaku bg org indonesia
& timur asing atau bagian2 tersendiri dr gol2 itu, yg bkn hkm adat bkn pula
hkm eropa MELAINKAN hkm yg diciptakan oleh Pembntuk UU sndiri
Jd: ada delegasi kewenangan / perintah utk mengkodfikasi hkm bg indo + TA
Realita tak pernah terwujud. So berlaku Ketentuan Peralihan Psl 131 ayat (6) ykni
“bhw slm & sekedar ordonansi2 dimaksud ayat (2) huruf b blm terbentuk, bagi
org2 yg bkn org EROPA tetap berlaku hkm adat mereka ykni hkm yg berlaku pd
saat berlakunya IS
B. Masa Penjajahan Jepang
- Poin ptg Pasal 3 UU No.1 Tahun 1942 (7 Maret 1942) isi:
“Semua bdn2 pmrnth & kekuasaannya, hkm & UU dr
pmrth yg dahulu, tetap diakui sah buat sementara waktu
saja, asal tdk bertentangan dg peraturan militer”
- hakikatnya hnya ktntuan Peralihan krn masanya pendek
C. Masa Pasca Kemerdekaan (18-8-1945)
- Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945
“Sgala badan neg & peraturan yg ada masih berlaku
selama belum diadakan yg baru menurut UUD ini”
- Pasal 104 ayat (1) UUDS 1950
“Sgla kputusan pengadilan hrs berisi alasan2nya & dlm perkara
hukuman menyebut aturan2 UU & aturan2 hkm adat yg dijadikan
dasar hukuman itu”
- Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945 pasca dekrit presiden 5 juli 1959
Ranah Undang-undang
- UU No 19 Tahun 1964 ttg Ketentuan2 Pokok Kekuasaan Kehakiman
“Hkm yg dipake oleh kekuasaan kehakiman adlh hkm yg berdasarkan
pancasila ykni yg sifatnya berakar pd kepribadian bangsa ( Pasal 3 )
Pasal 17 ayat (2)  berlakuny hkm yg tertulis & hkm yg tdk tertulis
Pertanyaanya Apakah hkm yg tdk tertulis itu hkm adat ???
Utk mnjwb: Lihat Penjelasan Umum UU No 19/1964 disebutkan:
“….bhw peradilan adl peradilan neg. Dg dmikian tdk ada tempat bg pradilan
Swapraja & peradilan adat. Apabila peradilan2 itu msih ada, mk selekas
mungkin mrk akan dihapuskan spt yg scr berangsur2 tlh dilaksanakan”.
Ketentuan ini tdklah bermaksud utk mengingkari hkm tdk tertulis (hkm
adat, penulis) melainkan hny akan mengalihkan perkmbngan &
penetrapn hkm itu kpd Pengadilan2 neg. Dg ketentuan bhw hakim
wajib menggali, mengikuti & memahami nilai2 hkm yg hidup dg
mengintegrasikan diri ke dlm masyrkt, tlh terjamin spnuhnya bhw
perkmbngan & pnerapn hkm tdk tertulis itu akan berjaln sjajar, shg turut
serta scr aktif merealisasikan pnyatuan & kesatuan hkm di slrh indonsa
NAMUN
UU ini mjd absurd krn ada psl 19 yg memberi wewenang kpd Presiden dlm
“beberapa hal dpt turun atau campur tangan dlm soal pengadilan”
MENGAPA? Demokrasi terpimpim..konfigurasi politiknya tdk demokratis
Perkmbangn dasar hkm slnjutnya UU No. 14 Tahun 1970
- Pasal 23 ayat (1)
“ Sgl putusan pengadilan selain hrs memuat alasan2 & dasar2 putusan itu,
jugahrs memuat pula pasal2 tertentu dr peraturan2 yg bersangkutan atau
sumber hkm tak tertulis yg dijadikan dasar utk mengadili “
- Pasal 27 ayat (1)
“ Hakim sbg penegak hukum & keadilan, wajib menggali, mengikuti &
memahami nilai2 hkm yg hidup dlm masyarakat ”
Scr yuridis ada dasar berlaku tetapi daya berlakunya lbh rendah, Why ???
1. Desain yuridisnya. Penjelasan Pasal 14 ayat (1) UU No. 14 Th 1970 : “Hakim
sbg organ pengadilan dianggap memahami hkm. Pencari keadilan dtg
kepadanya utk mhn keadilan. Andaikata ia tdk mnemukan hkm tertulis, ia
wajib menggali hkm tdk tertulis utk memutus berdasarkan hkm sbg seorang yg
bijaksana & bertanggungjawab penuh kpd Tuhan Yg Maha Esa, diri sendiri,
masyarakt, bangsa & negara”
So hanya suplemen, pelengkap ada hierarki
2. Politik centralisme negara.. hkm absolut negara
3. Proses transformasi masyarkat industri  membutuhkan jaminan kpastian hkm
(prdictability) dipengaruhi phm instrumentalisme hkm
4. Perbandingan kemampuan hkm nas vs hkm adat. Mulai lmbga pmbuat hkm nas
hingga penegakannya jelas hkm adat bukanlah tandingannya
Dsr hkm yg berlaku skr
UU No. 4 Tahun 2004 ttg Kekuasaan Kehakiman
 Pasal 25 ayat (1)
 Segala putusan pengadilan selain harus memuat alasan dan dasar
putusan tersebut, memuat pula pasal tertentu dari peraturan perundangundangan yang bersangkutan atau sumber hukum tak tertulis yang
dijadikan dasar untuk mengadili. (Penjelasan cukup jelas)
 Pasal 28 ayat (1)
 Hakim wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum
dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat.
 Penjelasan: Ketentuan ini dimaksudkan agar putusan hakim sesuai
dengan hukum dan rasa keadilan masyarakat.
Pertanyaan ???
Stl hilang klausula…Andaikata hakim tdk mnemukan hkm tertulis, ia wajib
menggali hkm tdk tertulis utk memutus berdasarkan hkm sbg seorang yg
bijaksana & bertanggungjawab penuh kpd Tuhan Yg Maha Esa, Penjelasan
Pasal 14 ayat (1) UU No. 14 Th 1970…sdh tdk ada lg dlm UU Np.4 Th 2004
Apakah hukum adat akan masih dianaktirikan??
D. Masa Pasca Reformasi, Dasar konstitusional dlm Konstitusi
 Pasal 1 ayat (3): “Negara Indonesia adalah negara hukum. ***)
 Pasal 18B ayat (2)
“Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum
adat beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan
perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia,
yang diatur dalam undang-undang. **)
 Pasal 28I ayat (3)
“Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban. **)
 Pasal 32 ayat (1)
“Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia
dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan
mengembangkan nilai-nilai budayanya. ****)
 Pasal 36A
“Lambang Negara ialah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal
Ika. **)
Dari ke-5 dasar hkm tsb menarik utk dianalisis, silakan?
Ada 3 teori keberlakuan hukum
- Socialogisch gelding
- Filosofisch gelding
- Juridisch gelding
Apakah eksistensi (keberadaan) hkm adat memerlukan ketiganya ? Ato dg kata lain
apakah Juridisch gelding diperlukan utk memayungi berlakunya hkm adat ???