EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI

Download Report

Transcript EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA BAGIAN ANATOMI

EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN
Prof. DR. dr. Hj. Yanwirasti, PA
BAGIAN ANATOMI
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
EMBRIOLOGI SUSUNAN PENCERNAAN
BERASAL DARI
• Pharyngeal Gut
• Usus sederhana depan
• Usus sederhana tengah
• Usus sederhana belakang
2/9
Pharyngeal Gut
• Pada minggu keempat terbentuk lengkung
pharynx yang terdiri atas : jaringan
mesenkim yang dipisahkan oleh celah
pharynx
• Bersamaan dengan itu terbentuk kantong
pharynx disepanjang dinding lateral
pharynx
3/9
4/9
Lengkung Pharynx
TERDIRI ATAS
• Bagian inti, Mesoderm
• Bagian luar, Ektoderm
• Bagian dalam, Entoderm
Disamping itu inti lengkung Pharynx
menerima sel krista untuk membentuk unsur
tulang
5/9
Mesoderm membentuk susunan otot wajah
dan leher.
Setiap unsur otot masing-masing lengkung
membawa saraf otak tersendiri dan
mempunyai unsur arteri sendiri
6/9
7/9
Tulang rawan yang dibentuk lengkung pharynx
8/9
Setiap lengkung membawa
persyarafan tersendiri
9/9
Kantong Pharynx
• Membawa 5 pasang kantong pharynx
• Pasangan terakhir tidak khas, sering
dianggap bagian IV
10/9
11/9
Alat-alat yang dibentuk kantung pharynx
12/9
Celah Pharynx
 Banyaknya 4 buah
 Yang menetap hanya satu
 Berkembang menjadi meatus acusticus
externus
13/9
Sindroma lengkung pertama
• Terjadi karena kegagalan / perkembangan
abnormal lengkung pharynx pertama
• Sindroma treacher collins (Dysostosis
Mandibulo Facialis)
- telinga luar abnormal
- kelainan telinga tengah dan dalam
- hipoplasia tulang pipi dan rahang bawah
- kelainan kelopak mata bawah
14/9
Sindroma Piere Robin
• Hipoplasia rahang bawah
• Palatoschizis
• Kelainan telinga dan mata
15/9
Perkembangan lidah
• Terbentuk pada minggu keempat
• Berasal dari
- lengkung pertama
membentuk corpus lingua
- lengkung kedua, ketiga dan sebagian keempat
membentuk radix lingua
- lengkung keempat
membentuk epiglotis
16/9
17/9
Tongue – tie = ankyloglossia
• Lidah tidak bebas dari mulut
• Penyebab : tidak terjadi degenerasi sel
pada dasar mulut, sehingga
lidah terikat pada dasar mulut
Dalam keadaan normal, terjadi degenerasi
sel yang luas, yang tersisa hanya :
FRENULUM
18/9
Perkembangan Palatum
• Berasal dari pasangan pertama lengkung
pharynx
• Pada akhir minggu keempat terdapat
tonjolan maxilla dilateral dan tonjolan
mandibula kaudal dari stomadeum
19/9
20/9
• Tonjolan maxilla bertumbuh kemedial
membentuk segmen antar maxilla yang
membentuk :
= Philtrum bibir atas
= Unsur rahang atas, mengandung 4 gigi seri
= Unsur palatum yang membentuk langitan
primer
21/9
22/9
Langit sekunder/palatum sekunder
• Dibentuk oleh daun-daun langit sekunder
(palatum) yang berasal dari penonjolan
tonjol maxilla yang mengarah kebawah,
pada sisi kiri dan kanan lidah
• Akhirnya mencapai kedudukan horizontal
diatas lidah
• Di anterior daun-daun palatina bersatu
dengan langit primer
• Batas langit primer dan sekunder adalah
foramen incisivum
23/9
Sumbing bibir dan langitan
Didepan foramen incisivum terjadi :
• Sumbing bibir lateral
• Sumbing rahang atas
• Sumbing antara langitan primer dan
sekunder
24/9
Dibelakang foramen incisivum terjadi :
- Sumbing langit sekunder
- Sumbing uvula
Campuran kedua sumbing diatas
Penyebab :
- Genetik
- Lingkungan
25/9
Embriologi Susunan Pencernaan
• Mulai terbentuk pada kehidupan mudigah 7 somit (22
hari) sebagai akibat dari pelipatan mudigah kearah
cephalo caudal dan lateral, sehingga rongga yang
dibatasi entoderm sebagian tercakup ke dalam
mudigah dan membentuk usus sederhana.
• Pada bagian kepala dan ekor mudigah, usus
sederhana membentuk tabung buntu masing-masing :
– Usus sederhana depan (fore gut)
– Usus sederhana belakang (hind gut)
– Diantaranya usus sederhana tengah (mid gut) yang untuk
sementara tetap berhubungan dengan kandung kuning
telur.
26/9
27/9
Perkembangan usus sederhana depan
• Oesopagus
– Ketika mudigah berumur ± 4 minggu, muncul
diverticulum pada dinding ventral usus sederhana
depan yang disebut (diverticulum tracheo –
bronchiale). Diverticulum ini berangsur-angsur
dipisahkan dari bagian dorsal fore gut melalui septum
oesopago – tracheale. Dengan cara ini usus
sederhana depan terbagi atas :
• Bagian ventral : primordium pernafasan
• Bagian dorsal : oesopagus
28/9
29/9
Perkembangan..
• Pada mulanya oesopagus sangat pendek,
akan tetapi dengan gerak turun jantung
dan paru-paru ia memanjang dengan
cepat.
• 2/3 bagian atas otot bersifat serat lintang
yang berasal dari mesenchim sekitarnya
dan disarafi oleh N.X.
• 1/3 bagian bawah ototnya bersifat polos
dan disarafi plexus splanchnicus
30/9
31/9
Kelainan Kongenital
Atresia Oesopagus & Fistula Oesophagotrachealis
• Kelainan ini akibat :
1.Penyimpangan septum eosophagotracheale ke
posterior
2.Faktor-faktor mekanik yang mendorong dinding dorsal
usus depan sederhana ke arah anterior
• Bentuk yang paling sering ditemukan:
1.Bagian proximal berakhir sebagai kantong buntu
2.Bagian distal dihubungkan dengan trachea melalui
saluran sempit.
32/9
• Bentuk lain, saluran fistula diganti oleh tali ligamentum.
• Keadaan yang jarang terjadi kedua bagian bermuara
kedalam trachea.
Anak yang baru lahir dengan atresia, kelihatannya
mungkin normal, tetapi bila minum pertama bagian
proksimal oesophagus terisi penuh dan susu akan
mengalir keluar kedalam trachea dan paru-paru33/9
Lambung
• Pertumbuhan lambung mulai pada minggu ke-4 sebagai
suatu pelebaran usus depan yang berbentuk kumparan.
• Minggu-minggu berikutnya kedudukannya sangat
berubah akibat perbedaan kecepatan pertumbuhan pada
berbagai dindingnya dan perubahan kedudukan alat-alat
disekitarnya.
34/9
• Perubahan kedudukan lambung karena ia
berputar sekitar sumbu memanjang dan sumbu
antero posterior.
• Disekitar sumbu memanjang lambung
melakukan putaran 90o searah jarum jam.
• Akibatnya :
–
–
–
–
Sisi kiri menghadap ke depan
Sisi kanan menghadap ke belakang
N.X kiri yang semula mensarafi kiri menuju depan
N.X kanan yang semula mensafari kanan menuju
belakang
35/9
36/9
Lambung
• Selama perputaran ini bagian dinding belakang
lambung tumbuh lebih cepat dari bagian
depannya. Hal ini mengakibatkan pembentukan
:
– curvatura mayor
– curvatura minor
• Ujung cephalic dan kaudal lambung pada
mulanya terletak digaris depan. Selama
pertumbuhan, bagian kaudal atau bagian pilorus
bergerak kekanan dan keatas, dan bagian
cephalic atau bagian kardia kekiri dan kebawah.
• Dengan ini sumbu panjang lambung
berjalan dari kiri dan kanan bawah
37/9
38/9
Lambung
• Pada tingkat perkembangan ini, lambung
terikat pada dinding dorsal dan ventral
tubuh melalui mesogastrium dorsale dan
ventrale.
• Perputaran disekitar sumbu memanjang
menarik mesogastrium dorsale kekiri.
Dengan demikian membantu
pembentukan bursa omentalis, yaitu
kantong peritonium dibelakang lambung
39/9
40/9
Kelainan kongenital
• Stenosis Pylorus
– Disebabkan oleh otot-otot melingkar di daerah
pylorus menebal sehingga terjadi
penyempitan rongga pylorus
– Akibatnya perjalanan makanan tersumbat
sehingga anak muntah hebat dan proyektil
41/9
Duodenum
• Terbentuk dari bagian akhir fore gut dan
bagian atas mid gut.
• Titik pertemuan fore gut dan mid gut ini
terletak tepat distal dari tunas hati.
• Sementara lambung berputar, duodenum
mengambil bentuk lengkung seperti huruf
“C” dan akhirnya terletak retroperitonial
42/9
43/9
Hati dan Kandung Empedu
• Terbentuk pada pertengahan minggu ke tiga sebagai
epitel entoderm pada ujung distal fore gut.
• Pertumbuhan ini dikenal sebagi diverticulum hepatis
(tunas hati)
• Tunas hati terdiri atas berkas-berkas sel yang
berproliferasi dengan cepat dan menempus septum
transversum yaitu lempeng mesoderm.
• Sementara sel-sel hati menembus septum transversum,
hubungan tunas hati dan duodenum menyempit. Dengan
ini terbentuk saluran empedu.
• Dari saluran empedu, terbentuk tonjolan ke ventral yang
menghasilkan kandung empedu dan ductus cysticus.
44/9
45/9
Hati dan Kandung Empedu
• Selama perkembangan sel epitel hati
bercampur baur dengan v.vitelinae dan
v.umbilicus untuk membentuk sinusoid
hati.
• Tali-tali hati berdiferensiasi menjadi
jaringan parenkim hati dan jaringan yang
melapisi ductus biliaris
• Sel-sel hemopoitik, sel-sel kuppfer dan
sel-sel jaringan penyambung berasal dari
mesoderm septum transfersum.
46/9
Hubungan hati dan peritonium
• Akibat pertumbuhan cepat yang terus berlangsung, hati
menjadi terlalu besar bagi septum transversum dan
berangsur-angsur menonjol kedalam rongga perut.
• Mesoderm septum transversum antara dinding ventral
perut dan hati menjadi teregang dan sangat tipis dan
membentuk ligamentum falciforme hepatis
• Mesoderm septum transversum antara hati dan fore gut
akan meregang dan membentuk selaput omentum
minus (ligamentum gastrohepaticum dan ligamentum
hepatoduodenale)
• Pada tepi bebas omentum minus terdapat :
– Saluran empedu
– Vena prota
– Arteri hepatica
47/9
48/9
Hubungan hati dan peritonium
• Mesoderm pada permukaan hati berdiferensiasi
menjadi peritonium viscerale, kecuali pada
permukaan atasnya. Pada daerah ini, hati tetap
berhubungan dengan sisa septum transversum.
• Bagian septum ini terdiri atas gumpalan
mesoderm yang padat dan membentuk pars
tendinosa diafragma.
• Permukaan hati yang berhubungan dengan
diafragma dan tidak pernah diliputi peritonium
dikenal dengan pars afixa hepatis atau bare area
of the liver
49/9
Fungsi Hati dalam Janin
• Pada minggu 10 berat hati ± 10% dari berat badan
seluruhnya. Hal ini disebabkan karena:
– Sejumlah besar Sinusoid
– Fungsi hemopoetik
• Diantara sel hati dan dinding pembuluh darah ditemukan
sarang-sarang sel yang menghasilkan sel darah merah
dan putih.
• Kegiatan ini berangsur-angsur berkurang dalam 2 bulan
terakhir kehidupan dalam rahim.
• Pada saat lahir hanya pulau-pulau kecil pembentuk darah
yang tertinggal. Pada saat ini berat hati ± 5% dari berat
badan seluruhnya
• Fungsi hati yang penting lainnya dimulai pada minggu ke
12 yaitu dibentuknya empedu oleh sel-sel hati.
50/9
Fungsi Hati dalam Janin
• Pada saat ini, kandung empedu dan ductus
cysticus telah berkembang. Ductus cysticus
bersatu dengan ductus hepaticus membentuk
ductus choledochus.
• Akibatnya empedu dapat memasuki saluran
pencernaan, sehingga isi saluran pencernaan
berwarna hijau gelap.
• Karena perubahan kedudukan duedenum, muara
ductus choledochus berangsur-angsur bergeser
dari depan ke belakang.
• Akibatnya ductus choledochus menghilang
dibelakang duodenum.
51/9
Kelainan Kongenital
1. Atresia kandung empedu
•
Pada mulanya kandung empedu merupakan
alat yang berongga. Akibat proliferasi epitel
yang melapisinya, kandung ini menjadi
padat untuk sementara waktu. Kemudian
terjadi rekanalisasi epitel, sehingga rongga
tetapnya terbentuk. Bila rekanalisasi tidak
terjadi, kandung empedu tetap
52/9
Kelainan Kongenital
2. Atresia saluran empedu.
•
•
Saluran didalam dan luar hati juga mengalami
perpadatan. Bila rekanalisasi tak terjadi akan
terbentuk atresia. Biasanya hanya terbatas
pada hanya sebagian kecil ductus
choledochus. Kandung empedu dan ductus
hepaticus proximal terhadap atresia sangat
melebar.
Anak lahir akan tampak kuning yang tambah
lama tambah parah.
53/9
54/9
Kelainan Kongenital
3. Bentuk ganda vesica felea.
55/9
Kelainan Kongenital
4. Pembelahan sebagian vesica felea
5. Diverticula pada kandung empedu.
56/9
Pancreas
• Dibentuk oleh:
– Tunas pancreas dorsal
– Tunas pancreas ventral
Yang berasal dari epitel entoderm duodenum
• Tunas pancreas dorsal terletak didalam mesenterium
dorsale, sedang tunas pancreas dorsal berhubungan
erat dengan ductus choledochus.
• Ketika duodenum berputar ke kanan dan membentuk
huruf C, tunas pancreas ventral bergeser ke dorsal
seperti ductus choledochus bergeser ke dorsal.
• Akhirnya tunas pancreas ventral berada tepat
dibawah dan dibelakang tunas pancreas dorsal.
57/9
58/9
Pancreas
• Kemudian parenkhim maupun saluran tunas
pancreas dorsal dan ventral bersatu.
• Tunas ventral membentuk processus uncinatus
dan bagian bawah caput pancreas.
• Bagian kelenjar lainnya berasal dari tunas dorsal.
• Ductus pancreaticus mayor (Wirsungi) terbentuk
dari bagian distal saluran pancreas dorsal dan
seluruh saluran pancreas ventral.
• Bagian proximal saluran pancreas dorsal
menutup atau sebagai saluran kecil:
– Ductus pancreaticus accesorius (santorini
59/9
60/9
Pancreas
• Ductus pancreaticus mayor bersama-sama
dengan ductus choledochus bermuara di
papila duodeni mayor.
• Ductus pancreaticus accesorius bermuara
pada papila duodeni minor.
• 10 % dari kasus kedua saluran gagal
bersatu dan susunan ganda tetap
dipertahankan.
61/9
Pancreas
• Pulau-pulau langerhans.
• Berkembang dari jaringan parenchim
pancreas pada ketiga kehidupan janin.
• Tersebar diseluruh kelenjar.
• Sekresi insulin dimulai ± bulan ke-5.
• Kadar insulin janin tidak tergantung pada
kadar insulin ibunya.
62/9
Kelainan Kongenital
1. Pancreas yang berbentuk cincin
–
–
–
Tunas pancreas terdiri atas 2 bagian yang dalam
keadaan normal bersatu dan berputar disekitar
duodenum, sehingga terletak dibawah tunas
pancreas dorsal.
Kadang-kadang bagian kanan berputar secara normal
tetapi bagian kiri bergeser kearah yang berlawanan.
Akibatnya duodenum dikelilingi oleh pancreas yang
berbentuk cincin.
Kelainan ini kadang-kadang menjepit duodenum dan
menyebabkan penyumbatan.
63/9
64/9
Kelainan Kongenital
2. Pancreas heterotopik
– Keadaan dimana jaringan pancreas dapat
ditemukan mulai dari ujung distal oesopagus
sampai puncak jerat usus sederhana.
– Yang paling sering ditemukan pada selaput
lendir lambung dan diverticulum Meckel.
65/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah
(mid gut)
• Perkembangan usus tengah ditandai oleh cepat
memanjangnya usus dan mesenteriumnya,
sehingga terbentuk jerat usus primer.
• Pada puncaknya jerat ini tetap berhubungan
dengan kandung telur melalui ductus vitellinus
yang sempit.
• Bagian cranial jerat usus akan membentuk:
– Bagian distal duodenum
– Yeyenum
– Ileum (sebahagian)
66/9
67/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah
(mid gut)
• Bagian caudal jerat usus akan
membentuk:
– Bagian bawah illeum
– Caecum
– Appendix
– Colon ascenden
– 2/3 proximal colon transfersum
68/9
Perkembangan Usus Sederhana Tengah
(mid gut)
• Perbatasan antara bagian cranial dan caudal jerat
usus: ductus vitelinus tetap ada pada orang
dewasa yang dikenal sebagai:
– Diferticulum meckel dan diverticulum illeal
• Hernia phisiology
Pertumbuhan jerat usus primer sangat pesat terutama
bagian cranialnya.
Akibat pertumbuhan yang cepat ini dan perluasan hati
yang serentak, rongga perut untuk sementara terlalu
kecil untuk menampung jerat-jerat usus ini.
Akibatnya jerat ini memasuki celom extra embrional dan
tali pusat (hernia umbilicalis phisiologic) yang terjadi
pada minggu ke enam.
69/9
70/9
Perputaran usus tengah
• Bersamaan dengan pertumbuhan
memanjangnya, jerat usus sederhana akan
berputar disekitar poros yang dibentuk oleh
A.Mesenterica superior.
• Perputaran terjadi 270o yang terdiri atas:
– 90% selama herniasi
– 180o selama jerat usus kembali ke rongga perut.
– Perputaran ini berlawanan dengan arah jam.
• Usus besar juga cukup bertambah panjang,
sedangkan yeyenum dan ileum selain bertambah
panjang juga akan membentuk jerat-jerat
bergelung selama perputaran.
71/9
72/9
73/9
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi
• Akhir bulan ke-3 jerat usus yang mengalami herniasi mulai
kembali kedalam rongga perut.
• Hal ini mungkin disebabkan:
– Menghilangnya mesonephros.
– Berkurangnya pertumbuhan hati.
– Bertambah luasnya rongga perut.
• Bagian proximal yeyenum merupakan bagian pertama
yang masuk dan mengambil tempat disisi kiri.
• Jerat yang masuk berikutnya makin lama makin menetap
disisi kanan.
• Gelembung caecum yang merupakan bagian caudal jerat
usus sederhana terakhir masuk ke rongga perut.
• Untuk sementara terletak langsung dibawah lobus kanan
hati.
74/9
75/9
Retraksi Jerat yang mengalami Herniasi
• Dari sini gelembung caecum bergerak turun
kedalam fosa iliaca kanan, sambil membentuk:
– Colon ascenden
– Flexura hepatica
• Selama proses ini ujung distal gelembung
caecum membentuk sebuah diverticulum yang
sempit : - Appendix sederhana
• Appendix berkembang selama penurunan colon,
sehingga kedudukan terakhir terdapat:
– Dibelakang caecum
– Dibelakang colon
76/9
Kelainan Kongenital
1. Fixasi jerat-jerat usus.
terjadi akibat mesenterium tertekan pada
dinding belakang perut dan beberapa daerah,
sehingga selaput ini bersatu dengan peritonium
parietal. Akbiatnya jerat-jerat usus tertentu
akan melekat pada kedudukannya.
2. Sisa-sisa ductus vitellinus.
a. Sebagian kecil ± 2-4% ductus vitellinus tetap ada
membentuk sebuah kantong pada illium
(diverticulum Meckel). Pada orang dewasa,
diverticulum ini terletak ± 40-60 cm dari valvula
iliocaecalis, pada tepi ilium yang berhadapan
dengan mesenterium.
77/9
Kelainan Kongenital
b.
c.
Fistula umbilicalis atau fistula vitellina.
Kadang-kadang ductus vitelina dipertahankan
seluruhnya, sehingga membetuk hubungan langsung
antara pusat dengan saluran pencernaan. Dalam hal ini
tinja dapat keluar melalui pusat.
Kista vitellina atau enterocystoma.
Kedua ujung ductus vitellinus diubah menjadi tali-tali
fibrosa, sedangan bagian tengah membetuk kista yang
besar. Karena tali-tali fibrosa ini melintasi rongga
peritonium, jerat-jerat usus mudah terjerat disekitarnya
sehingga menyebabkan tersumbat dan menimbulkan
strangulasi.
78/9
79/9
Kelainan Kongenital
3.
4.
Omphalocele
Jerat-jerat usus gagal kembali dari tali pusat ke dalam rongga
perut, akibatnya jerat-jerat tersebut tetap berada dalam coelom
extraembrional dari tali pusat. Pada saat lahir herniasi jerat-jerat ini
menyebabkan pembengkakan yang besar pada tali pusat dan
hanya ditutupi oleh amnion.
Hernia umbilicalis congenitalis
Pada kelalinan ini lapisan otot dan kulit disekitar pusat tidak
ditemukan, sehingga lapisan permukaan hanya dibentuk oleh
amnion.
Alat-alat dalaman kembali kedalam rongga perut, tetapi menerobos
lagi keluar pada masa janin, sehingga menonjol keluar dan ditutupi
oleh peritonium dan amnion tanpa kulit. Pada kasus yang berat
semua alat dalaman termasuk hati ditemukan diluar rongga perut.
Keadaan ini disebut eventratio viscra abdominis atau gastroschiziz.
80/9
81/9
Kelainan Kongenital
5.
Kelainan putaran jerat usus.
Jerat usus sederhana dalam keadaan normal berputar 270o berlawanan
dengan arah jarum jam. Kalau putaran hanya 90o, colon dan caecum
yang mula-mula kembali akan menempati sisi kiri rongga perut. Jeratjerat yang lain akan terletak makin kekanan.
Bila putaran jerat usus terbalik, 90o sesuai arah jarum jam. Colon
transversum menyilang A.mesenterica superior.
Bahaya utama dari kelainan ini:
a. Terpilinnya jerat usus yang dapat menyebabkan belitan pada arteri,
sehingga menimbulkan penyumbatan pembuluh dari jerat tersebut.
b. penyumbatan langsung jerat oleh ikatan-ikatan peritonium.
6. Bentuk ganda saluran pencernaan.
Bentuk ganda jerat-jerat dapat terjadi dimana-mana sepanjang saluran
pencernaan. Paling sering terjadi di daerah ileum yang dapat berupa :
- Diverticulum kecil
- Kista
82/9
83/9
Kelainan Kongenital
7.
Atresia dan stenosis usus.



Dapat terjadi disemua tempat sepanjang jerat usus
sederhana.
Pada atresia (tidak ada rongga sama sekali) biasanya
terbentuk sekat pemisah yang tipis melintasi rongga usus.
Pada stenosis (penyempitan rongga) mungkin disebabkan
rekanalisasi rongga yang tidak sempurna. Akibat stenosis :



Peregangan bagian proximal
Penyempitan bagian distal.
Biasanya terjadi pada duodenum dengan gejala-gejala:


Duedonum proximal stenosis sangat melebar
Muntah-muntah yang hebat dengan cairan berwarna empedu.
84/9
Perkembangan usus sederhana belakang
• Usus sederhana belakang membentuk:
– 1/3 distal colon transversum
– Colon ascendens
– Sigmoid
– Rectum
– Bagian atas canalis analis
• Bagian usus sederhana belakang bermuara kedalam cloaka
(suatu rongga yang di lapisi entoderm yang berhubungan
langsung dengan entoderm permukaan).
• Pada pertemuan antara entoderm dan ektoderm terbentuk
membrana cloacalis.
• Pada perkembangan selanjutnya tumbuh septum urorectal pada
sudut antara alantois dan usus belakang.
• Sekat ini berlanjut tumbuh ke caudal sambil membagi cloaka
menjadi :
– Sinus urogenitalis sederhana (depan)
– Canalis anorectalis (belakang)
85/9
86/9
Perkembangan usus sederhana belakang
• Ketika mudigah berumur 7 minggu, septum urorectal mencapai
membran cloacalis yang akan terbagi menjadi :
– Membran analis (dibelakang)
– Membran urogentalis (didepan)
• Membran analis dikelilingi oleh tonjolan-tonjolan mesenchim. Pada
minggu ke 8 selaput ini ditemukan pada dasar lekukan ektoderm yang
akan menjadi lobang anus atau proktodium.
• Dalam minggu ke 9, membran analis koyak dan terbentuklah jalan
terbuka antara rektum dan dunia luar.
• Bagian atas canalis analis berasal dari entoderm dan didarahi oleh
A.mesenterica inferior
• Bagian bawah (1/3 bawah) berasal dari ektoderm dan didarahi oleh
A.pudenda interna.
• Pertemuan keduanya disebut linea dentata atau linea pertinatum.
87/9
Kelainan kongenital
1. Anus imperforatus dan atresia ani.
– Pada kasus yang ringan canalis analis
berakhir buntu pada membran analis yang
hanya dipisahkan oleh sekat pemisah.
– Pada kasus yang berat dapat ditemukan
lapisan tebal jaringan ikat. Ini bisa
disebabkan:
•
•
Kegagalan perkembangan lobang anus
Atresia recti
88/9
89/9
Kelainan kongenital
2. Fistula recti
– Sering berhubungan dengan anus
imperforatus.
Dapat ditemukan :
•
•
•
Antara rectum dan vagina (fistula recto vaginalis)
Antar rectum dan vesica urinaria atau uretra
(fistula urorectalis)
Didaerah perineum (fistula recto perinealis)
90/9
91/9
Wassalam……
92/9