Darwis Dosen Jurusan Gizi PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL • Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan.

Download Report

Transcript Darwis Dosen Jurusan Gizi PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL • Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan.

Slide 1

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 2

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 3

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 4

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 5

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 6

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 7

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 8

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 9

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 10

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 11

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 12

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 13

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 14

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk


Slide 15

Darwis
Dosen Jurusan Gizi

PENGERTIAN TIFUS ABDOMINAL
• Tifus abdominalis (demam tifoid, enteric fever) adalah penyakit
infeksi akut yang besarnya tedapat pada saluran pencernaan dengan
gejala demam yang lebih dari satu minggu, gangguan pada saluran
pencernaan dan gangguan kesadaran.
• Tifus abdominalis adalah infeksi yang mengenai usus halus,
disebarkan dari kotoran ke mulut melalui makanan dan air minum
yang tercemar dan sering timbul dalam wabah.

ANATOMI FISIOLOGI

Usus halus

Adalah segmen paling panjang dari saluran
gastrointestinal, yang jumlah panjangnya kira-kira dua
pertiga dari panjang total saluran. Bagian ini membalik
dan melipat diri yang memungkinkan kira-kira 7000 cm
area permukaan untuk sekresi dan absorbsi.
Usus halus dibagi 3 bagian anatomik : bagian atas disebut
duodenum, bagian tengah disebut
yeyunum dan bagian
.
bawah disebut ileum. Pertemuan antara usus halus dan
usus besar terletak di bagian bawah kanan duodenum ini
disebut sekum
Pada pertemuan ini yaitu katup ileosekal, yang berfungsi
untuk mengontrol pasase isi usus ke dalam usus besar dan
mencegah refluks bakteri ke dalam usus halus. Pada
tempat ini terdapat apendiks veriformis.

ETIOLOGI


Penyebab penyakit ini adalah Salmonella
typhi, Salmonella para typhii A, dan Salmonella
paratyphii B. Basil gram negatif, bergerak
dengan rambut getar, tidak berspora,
mempunyai 3 macam antigen yaitu antigen O,
antigen H, dan antigen VI. Dalam serum
penderita terdapat zat (aglutinin) terhadap ketiga
macam antigen tersebut. Kuman tumbuh pada
suasan aerob dan fakultatif anaerob pada suhu
15 – 41°C (optimum 37°C) dan pH pertumbuhan
6 – 8.

PATOFISIOLOGI
a. Kuman masuk melalui mulut, sebagian kuman akan
dimusnahkan dalam lambung dan sebagian lagi masuk
ke usus halus (terutama di ileum bagian distal), ke
jaringan limfoid dan berkembang biak menyerang
vili usus halus kemudian kuman masuk ke
peredarahan darah (bakterimia primer), dan
mencapai sel-sel retikula endotelial, hati, limpa dan
organ-organ lainnnya.
b. Proses ini terjadi dalam masa tunas dan akan
berakhir saat sel-sel retikula endotelial melepaskan
kuman ke dalam peredaran darah dan menimbulkan
bakterimia untuk kedua kalinya

TANDA DAN GEJALA
• * Demam lebih dari seminggu.
* Mencret
* Mual Berat
• Bakteri Salmonella typhi berkumpul di hati, saluran cerna, juga di
kelenjar getah bening. Akibatnya, terjadi pembengkakan dan
akhirnya menekan lambung sehingga terjadi rasa mual.
* Muntah
• Karena rasa mual, otomatis makanan tak bisa masuk secara
sempurna dan biasanya keluar lagi lewat mulut. Karena itu harus
makan makanan yang lunak agar mudah dicerna. Selain itu,
makanan pedas dan mengandung soda harus dihindari agar
saluran cerna yang sedang luka bisa
• * Lemas, pusing, dan sakit perut
• * Terkesan acuh tak acuh bahkan bengong

DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan yang berguna untuk

menyokong diagnosis
a. Pemeriksaan darah tepi
b. sumsum
2. Pemeriksaan laboratorium untuk
membuat diagnosis
a. Biakan empedu
b. Pemeriksaan lidah
c. Pemeriksaan widal

KOMPLIKASI
Komplikasi demam tifoid dapat dibagi di dalam Dapat terjadi
pada:
1.
Usus halus
Umumnya jarang terjadi, akan tetapi sering fatal yaitu:
a.
Perdarahan usus bila sedikit hanya ditemukan jika
dilakukan pemeriksaan tinja dengan benzidin. Bila
perdarahan banyak terjadi melena dan bila berat dapat
disertai perasaan nyari perut dengan tanda-tanda rejatan
b. Perforasi usus
c. Peritonitis ditemukan gejala abdomen akut yaitu: nyeri perut
yang hebat, diding abdomen dan nyeri pada tekanan
2. Diluar anus
Terjadi karena lokalisasi peradangan akibat sepsis
(bakterimia) yaitu meningitis, kolesistitis, ensefelopati.
Terjadi karena infeksi sekunder yaitu bronkopneumonia

Pengobatan :
- Dengan antibiotik yang tepat, lebih dari 99% penderita
dapat disembuhkan.
Antibiotik untuk penderita tifoid :
§ Kloramfenikol,
o Dewasa : 4 x 500 mg selama 14 hari
o Anak : 50-100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
§ Tiamfenikol,
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
o Anak : 50 mg/kgBB 4 x sehari selama 5 – 7 hari bebas
panas.
§ Ampisilin
o Dewasa : 500 mg 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
o Anak : 50 – 100 mg/kgBB 4 x sehari selama 10 – 14 hari.
- Terapi simtomatik (anti piretik, anti emetik)

• PENATALAKSANAAN
Pengobatan terhadap demam tifoid merupakan gabungan antara
pemberian antibiotik yang sesuai, perawatan penunjang termasuk
pemantauan, manajemen cairan,serta pengenalan dini dan tata
laksana terhadap adanya komplikasi (perdarahan usus, perforasi dan
gangguan hemodinamik).

Pengobatan akan berhasil dengan baik bila penegakan diagnosis
dilakukan dengan tepat.
Diet
• a.
Pada mulanya klien diberikan bubur saring kemudian bubur
kasar untuk menghindari komplikasi perdarahan usus dan perforasi
usus.
• b.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat
secara dini yaitu nasi, lauk pauk yang rendah sellulosa (pantang
sayuran dengan serat kasar) dapat diberikan dengan aman kepada
klien.
• kembali

Makanan yg dianjurkan
Yang perlu diperhatikan pasca terkena
Tipes adalah pola makan yang benar.
Misalnya harus lunak, ya terapkan makan
lunak sampai batas yang telah ditentukan
dokter, kemudian makanan yang berminyak,
pedas, asam, spicy hindari

PROGNOSIS
• Prognosis menjadi kurang baik atau buruk
bila terdapat gejala klinis yang berat
seperti:
• 1. Panas tinggi (hipperpereksia) atau
kontinua.
• 2. Kesadaran menurun sekali yaitu sopor,
koma atau delirium.
• 3. Terdapat komplikasi yang berat misalnya
dehidrasi dan asidosis, peritonitis,
bronkopneumonia.
• 4. Keadaan gizi penderita buruk