Regresi dengan Autokorelasi Pada Error Autocorrelation • Terjadi ketika kovarians dan korelasi antar galat ≠ tidak sama dengan nol. – Salah satu pelanggaran.
Download ReportTranscript Regresi dengan Autokorelasi Pada Error Autocorrelation • Terjadi ketika kovarians dan korelasi antar galat ≠ tidak sama dengan nol. – Salah satu pelanggaran.
Regresi dengan Autokorelasi Pada Error Autocorrelation • Terjadi ketika kovarians dan korelasi antar galat ≠ tidak sama dengan nol. – Salah satu pelanggaran asumsi covut , us 0, untuk beberapa t s Paling sering terjadi pada data deret waktu Karena urutan pengamatan mempunyai makna Galat pada satu periode mempengaruhi galat pada periode berikutnya Terutama pada periode dengan jarak pendek (mis: harian) Pada data cross section jarang terjadi Karena urutan pengamatan tidak penting Penyebab Autokorelasi • Ommited important variable • Misspecification of the model • Systematic errors in measurement Omitted variable • Misalkan Yt dipengaruhi oleh X2t dan X3t • Akan tetapi X3t tidak disertakan di dalam model. Yt 1 1 X 2t ut ut X 3t vt Sifat data time series: X3t berhubungan dengan X3,t-1, X3,t-2 Sehingga ut berhubungan dengan ut-1, ut-2 Misspecification of the model • Misalkan Yt dipengaruhi oleh X2t secara kuadratik Yt 1 2 X 2t 3 X 22t ut Akan tetapi suku kuadratik X2t tidak disertakan di dalam model. Yt 1 2 X 2t vt vt 3 X 22t ut Jika X2t naik atau turun seiring waktu maka vt juga akan naik atau turun seiring waktu Systematic Errors in Measurement • Pengukuran yang dilakukan pada waktu tertentu – Misalkan tingkat sediaan pada waktu t – Terjadi kesalahan dalam pengukuran tersebut • Jika variabel bersifat akumulatif, maka kesalahan pengukuran juga akan terakumulatif • Error di pengamatan t dipengaruhi oleh error pada waktu sebelumnya Jenis autokorelasi • Yang paling sering terjadi adalah first order serial autocorrelation: AR(1) Yt 1 2 X 2t 3 X 3t k X kt ut ut ut 1 t ρ menyatakan hubungan fungsional antar galat ut Koefisien dari first order autocorrelation, Bernilai di antara -1 s/d 1 Dan εt adalah galat yang iid • ρ=0, tidak ada autokorelasi • ρ→1, positif korelasi serial, galat waktu sebelumnya sangat mempengaruhi galat saat ini. – Galat waktu t-1 yang (-) diikuti oleh galat waktu t yang juga (-) – Galat waktu t-1 yang (+) diikuti oleh galat waktu t yang juga (+) • ρ→-1, negatif korelasi serial, galat waktu sebelumnya sangat mempengaruhi galat saat ini. – Galat waktu t-1 yang (-) diikuti oleh galat waktu t yang (+) – Galat waktu t-1 yang (+) diikuti oleh galat waktu t yang (-) Positive Autocorrelation + uˆ t uˆ t - + + uˆ t 1 Time - - Autokorelasi positif, ditunjukkan oleh pola siklus dari galat seiring waktu. Negative Autocorrelation uˆ t + uˆ t + - + uˆ t 1 - Time - Autokorelasi negatif, ditunjukkan dari pola yang ‘alternating’ dari galat seiring waktu No pattern in residuals – No autocorrelation uˆ t + + uˆ t - + uˆ t 1 - - Tidak ada pola dari galat, tidak ada autokorelasi Efek dari Autokorelasi • Penduga OLS untuk koefisien regresi tetap tidak bias akan tetap tidak lagi efisien (ragam besar) – Tidak lagi BLUE • Penduga ragam bagi koefisien regresi menjadi bias dan tidak konsisten – Uji hipotesis tidak lagi valid – Tidak mencerminkan hal yang sebenarnya • Overestimated R2: – Lebih besar dari yang sebenarnya – Model lebih sering dinyatakan ‘a good fit’ daripada hubungan yang sebenarnya – Uji t juga lebih sering dinyatakan nyata Efek matematis terhadap ragam penduga koefisien • Ragam peragam penduga koefisien OLS tanpa autokorelasi: var βˆ X' X X' Euu'XX' X 1 1 var βˆ X' X X' 2IXX' X 1 1 var βˆ 2 X' X X' XX' X 2 X' X 1 1 1 Jika terdapat autokorelasi, maka: E ut , ut E ut , ut 1 1 E u u' 2 2 n 1 1 2 2 1 n 2 n 3 E ut , ut 2 n 1 n 2 n 3 Ω 1 • Ragam peragam penduga koefisien OLS dengan autokorelasi: var βˆ AR1 X' X X' E uu'XX' X X' X1 X' ΩXX' X1 1 1 Detecting Autocorrelation:The Durbin-Watson Test Uji Durbin-Watson (DW): - Uji untuk first order autocorrelation AR (1) ut = ut-1 + vt dengan vt N(0, v2). • Hipotesis uji: – H0 : =0 and H1 : 0 • Statistik uji T ut ut 1 2 DW t 2 T ut 2 t 2 The Durbin-Watson Test: Critical Values Dengan penyederhanaan: DW 21 ˆ ˆ : penduga koefisienkorelasipada AR(1) 1 ˆ 1 0 DW 4 Sehingga: ˆ 0 : DW 2 Untuk DW → 2, tidak akan ada cukup bukti untuk adanya autokorelasi Terdapat dua nilai kritis bagi DW, Upper critical value (du) Lower critical value (dL) Terdapat pula daerah yang ‘inconclusive’ The Durbin-Watson Test: Interpretasi hasil uji Syarat agar uji dapat dilakukan secara sah: 1. Ada suku konstan pada model regresi 2. Peubah eksogen non stokastik (fixed) 3. Tidak ada lag pada peubah eksogen Uji Breusch-Godfrey • Dapat dilakukan untuk menguji autokorelasi sampai derajat ke r ut 1ut 1 2ut 2 3ut 3 rut r vt vt ~ N 0, v2 Dengan mengkombinasikan sifat galat tsb dan model regresi: Yt 1 2 X 2t k X kt 1ut 1 2ut 2 rur1 vt Hipotesis nol dan hipotesis alternatif: H0 : 1 = 0 dan 2 = 0 dan ... dan r = 0 H1 : 1 0 atau 2 0 atau ... atau r 0 Langkah-langkah uji Breusch-Godfrey • Langkah 1: Dapatkan penduga bagi model regresi Yt 1 2 X 2t 3 X 3t k X kt ut Langkah 2: Dapatkan penduga galat uˆt Yt Yˆt Langkah 3: Dapatkan penduga auxiliary regression bagi penduga galat sebagai fungsi dari seluruh peubah eksogen dan galat sejumlah lag yang ingin diuji uˆt 0 1 X 2t k X kt k 1uˆt 1 k puˆt p Langkah 4: Dapatkan statistik uji berdasarkan koefisien determinasi dari auxiliary regression R2 LM n r R2 ~ r2 Langkah 5: Tolak H0 jika ada bukti yang nyata dari statistik uji Penentuan r tergantung dari periode data (bulanan, mingguan dsb) dan sifat siklusnya. Cara Mengatasi Autokorelasi • Berdasarkan pengetahuan tentang ρ diketahui – ρ diketahui atau – ρ tidak diketahui Mengatasi autokorelasi ketika ρ diketahui • ρ diketahui dan diasumsikan autokorelasi terjadi seusai AR(1) model. Yt 1 2 X 2t 3 X 3t k X kt ut (1) ut ut 1 t Model yang sama berlaku pada waktu ke t-1 Yt 1 1 2 X 2t 1 3 X 3t 1 k X kt1 ut 1 Model pada t-1 dikalikan dengan ρ Yt 1 1 2X 2t 1 3X 3t 1 k X kt1 ut 1 (2) • Persamaan (1) dikurangi dengan persamaan (2) Yt 1 2 X 2t 3 X 3t k X kt ut Yt 1 1 2X 2t 1 3X 3t 1 k X kt1 ut 1 Yt Yt 1 1 1 2 X 2t X 2t 1 k X kt1 X kt1 ut ut 1 Yt* 1* 2 X 2*t k X 3*t t Akibat pembedaan, pengamatan berkurang 1 Pengamatan pertama digantikan dengan: Y1* Y1 1 2 , X i*1 X i1 1 2 Mengatasi autokorelasi ketika ρ tidak diketahui: CochraneOrcutt Iterative Procedure • Langkah 1: duga model regresi dan dapatkan penduga galat • Langkah 2: duga koefisien korelasi serial orde 1 dengan metode OLS dari: uˆt uˆt 1 t Langkah 3: Lakukan transformasi untuk peubah peubah yang dipakai dengan hubungan berikut: Yt* Yt ˆYt 1 , 1* 1 1 ˆ , X it* X it ˆX it1 Y1* Y1 1 ˆ 2 , X i*1 X i1 1 ˆ 2 Langkah 4: Dapatkan penduga regresi dan penduga galat untuk persamaan berikut: Yt* t* 2 X 2*t k X 3*t t Ulangi lagi langkah 2 sampai dengan 4 sampai dipenuhi kriteria berikut: ˆ iterasike j ˆ iterasike j 1 0