Pencegahan gangguan (disorder)

Download Report

Transcript Pencegahan gangguan (disorder)

Pencegahan &
Membangun Kompetensi Sosial
NP Sarilani Wirawan Magister
Psikologi Terapan – UI
(Intervensi Sosial – Sem.2)
Foto: Jason Houston
Pencegahan (Prevention): Pengertian
- Konsep keseharian
- Berasal dari kata dalam bahasa Latin
 “untuk mengantisipasi” atau “sebelum sesuatu
terjadi”
- Caplan (1964): preventif primer, sekunder, & tertier
- Klein dan Goldston (1977):
 preventif sekunder = pemberian perlakuan
 preventif tertier = layanan rehabilitasi
- Laporan “The Institute of Medicine” (IOM), 1994 :
universal preventive measures, selective preventive
measures, & indicated preventive measures
Pencegahan (Prevention):
Dua Sudut Pandang
a. Pencegahan gangguan (disorder):
- Telah ada pembelajaran yang cukup baik tentang pencegahan gangguan
mental seperti bunuh diri, depresi dan schizoprenia.
- Arah penelitian: mengisolasi dan mengurangi faktor resiko yang paling
dekat terkait dengan gangguan spesifik tersebut
- Sejalan dengan intervensi selektif dan indikatif, di dalam laporan IOM
b. Promosi kesejahteraan (well-being) dan kompetensi sosial:
- Sangat penting untuk membantu orang-orang lebih dari sekedar “tidak
sakit”.
- Arah penelitian: mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang yang
mempromosikan kesehatan, kesejahteraan, dan kompetensi di dalam
hidup keseharian
 Psikologi komunitas berusaha untuk menjembatani kedua
pandangan ini
Konsep dalam Pencegahan & Promosi
Dalton, Elias, & Wandersman (2001):
 Resiko (risk)
Perlindungan (protection)
 Daya Juang (resilience)
Kekuatan (strengths)
Peningkatan Kualitas (thriving)
Resiko (Risk)
Proses resiko : fitur-fitur individu dan
lingkungan yang mengurangi kapasitas
biologis, psikologis, dan /atau sosial seseorang
untuk menjaga kesejahteraannya dan
berfungsi adaptif di dalam masyarakat.
Biasanya melibatkan kemampuan individu untuk
menghadapi suatu masalah/stressor atau
untuk mempertahankan peran sosial yang
diharapkan/diinginkan.
Perlindungan (Protection)
Proses perlindungan : fitur-fitur individu dan lingkungan
yang bekerja untuk meningkatkan atau mengembangkan
kapasitas biologis, psikologis, sosial, dan emosional
seseorang sehingga dapat mempertahankan
kesejahteraannya dan berfungsi adaptif di dalam
masyarakat.
Proses perlindungan memiliki pengertian yang berlawanan
dengan proses resiko.
Hancock (1996): proses-proses perlindungan memiliki
potensi dan terkadang dalam tingkat yang mengejutkan,
bahwa perlindungan yang kecil sekalipun dapat mengatasi
sejumlah besar resiko.
Ketangguhan (Resilience)
• Resilience : memungkinkan seseorang untuk beradaptasi
terhadap konteks yang menantang, mengancam atau
menyakitkan
• Unik di dalam proses perlindungan
• Kombinasi dari lingkungan dan individual
Contoh: bencana tsunami
ada orang-orang yang memberikan bantuan dan perhatian,
 kekuatan dari dalam diri sendiri dikombinasikan dengan
dukungan emosional dari lingkungan sekitar pada saat
yang tepat  membangkitkan perasaan kasih sayang,
harapan, dan optimisme.
Kekuatan (Strengths)
• S.B. Sarason, 1978 :
Konsep kekuatan dan perkembangan bukanlah konsep
baru, tetapi tidak familiar di dalam arus utama
psikologi
• Jawaban dari pertanyaan. “ apakah yang menjadi aset
seseorang dan bagaimana aset ini merupakan pusat
kehidupan seseorang, terutama dalam menghadapi
saat-saat sulit?”
 Kekuatan humor dan optimisme dalam
memerangi dan mencegah penyakit
Perkembangan (Thriving):
• O’Leary (1998): sebagai transformasi prioritas diri, sense of
self, dan peran kehidupan.
• Berasal dari penerapan konsep berbasis ekologis, mengenai
resilience pada populasi beresiko tinggi.
• Berkembang (thriving): individu memperlihatkan
bertumbuhnya pengalaman positif pada saat mengalami
masa-masa sulit di dalam kehidupan, serta menemukan
kekuatan, pencerahan, dan makna hidup sebagai hasil dari
keadaan sulit yang dialaminya.
• Berhubungan dengan perasaan positif dan self-esteem, serta
mewakili suatu keadaan yang lebih dari sekedar mengatasi
masalah (coping) atau bahkan ketangguhan (resilience).
Persamaan Preventif: Tingkat Individual
Tingkat Individual (Albee, 1982)
Kejadian gangguan perilaku dan emosi yang dialami individu =
stress (1)
+
kerentanan fisik (2)
Ketrampilan coping (3) + dukungan sosial (4) + self-esteem (5)
Intervensi yang dihasilkan dari persamaan individual:
1. Mengurangi/memperbaiki pengelolaan stress yang dirasakan
2. Mengurangi dampak negatif dari kerentanan yang bersumber dari fisik/biologis
3. Meningkatkan ketrampilan coping, pembuatan keputusan/penyelesaian masalah,
ketrampilan sosial
4. Meningkatkan dukungan sosial yang dirasakan
5. Meningkatkan harga diri/efikasi diri
Persamaan Preventif: Tingkat Lingkungan
Tingkat Lingkungan (Elias, 1987)
Kemungkinan gangguan perilaku dan emosi di dalam settings=
stressor (6)
+
faktor risiko di dalam lingkungan (7)
praktik sosialisasi positif (8) + sumberdaya dukungan sosial (9) +
peluang untuk keterkaitan dan keterhubungan yang positif (10)
Intervensi yang dihasilkan dari persamaan lingkungan:
6. Mengurangi/menghilangkan stressor dalam seting sosialisasi yang penting, aspek lain dari
lingkungan
7. Mengurangi bekerjanya/kehadiran faktor risiko fisik di dalam lingkungan yang menimbulkan
peningkatan kerentanan fisik/biologis
8. Memperbaiki praktik-praktik sosialiasasi, cara-cara seting sosialisasi yang penting dilakukan
9. Meningkatkan akses terhadap sumberdaya dukungan sosial
10. Meningkatkan peluang untuk keterkaitan positif terhadap orang lain dan keterhubungan
terhadap institusi sosial yang positif, kelompok sosial yang positif, agen-agen, dan seting
formal/informal lainnya.
Masalah Lingkungan:
Menghindari “Tragedy of the Commons”
Ostrom (1990):
8 prinsip mengelola sumberdaya bersama (resource-pool)
1. Batas-batas didefinisikan dengan jelas
2. Kongruens antara aturan-aturan yang membatasi dan kondisikondisi pemanfaatan dan kondisi lokal.
3. Pengaturan pilihan kolektif (collective-choice)
4. Monitoring/Pengawasan
5. Sanksi secara bertahap
6. Mekanisme resolusi konflik
7. Pengakuan minimal terhadap hak pengelolaan
8. Nested enterprises
Masalah Lingkungan:
Menghindari “Tragedy of the Commons”
Ophuls (1973, 1977):
Empat tipe solusi dasar untuk mendukung perilaku individual
terhadap sumberdaya kepemilikan bersama
a. Penggunaan peraturan pemerintah, aturan-aturan, dan
insentif
b. Program pendidikan
c. Proses-proses sosial (kelompok kecil/kelompok komunitas)
yang informal
d. Penggunaan daya tarik moral, agama, dan/atau etika
Kampanye Perubahan
Perilaku:
Pertanian Menetap
untuk Menyelamatkan
Habitat Orangutan
Kalimantan di SM.
Sungai Lamandau
(Yayorin, 2008 – 2010)
Apa yang Menjadi Kunci
Pencapaian Hasil?
(Prinsip Psi. Komunitas & 4 Solusi Dasar dari Ophuls)
Penerapan prinsip
bekerja dalam
komunitas secara
konsisten dalam
seluruh siklus proyek :
• data penelitian
• partisipasi,
• sense of community,
• menghargai
keragaman manusia
• Menerapkan konsep kekuatan (strengths)
• Fokus pada aksi yang mungkin dan bisa dilakukan oleh kelompok target
• Menyediakan perlindungan (protection) melalui disediakannya kebun belajar
untuk berlatih ketrampilan baru di dalam lingkungan yang aman dan
tersedianya penyuluh yang siap membantu
Dukungan pemerintah kabupaten (Pemerintah Daerah dan BKSDA SKW
II, juga Pemerintah Desa) dan lembaga lain (Proyek Uni Eropa)
Paket insentif untuk menghilangkan
penghalang perubahan perilaku 
observasi lapangan, wawancara
• Membuat paket insentif dikenal
kelompok target juga diterima secara
sosial, budaya, dan politis
• Bentuk: pelatihan teknis, kebun
latihan, menyediakan pembiayaan
untuk proses pembelajaran perilaku
baru
Pendidikan
- Mengemas pesan dengan
kesesuaian terhadap khalayak
target
- Menyediakan berbagai
informasi spesifik mengenai
perilaku yang diharapkan
dengan berbagai media cetak
dan audio visual
- Menggunakan pengingat dan
prompts: “Hemat di Lahan
Sendiri”, “Berladang menetap
lebih menguntungkan”, dan
“Hutan tetap terjaga, panen
lebih maksimal”
• Bekerja melalui kelompok sosial/kelompok masyarakat informal yang
ada di kawasan kerja
• Pertemuan kelompok petani menggunakan teknik-teknik fasilitasi
proses secara partisipatif untuk membuat rencana kegiatan bersama
maupun proses umpan balik
TERIMA KASIH