05. SPM di SPPI (Drs. Wahyana, M.A.)

Download Report

Transcript 05. SPM di SPPI (Drs. Wahyana, M.A.)

STANDAR PELAYANAN
MINIMAL SPPI
Oleh :
Drs. Wahyana, MA
Pengawas PLB DIY
Disampaikan pada :
PELATIHAN SPPI DINAS DIKPORA KABUPAKULONPROGO
KENALAN RUMIYIN NGGIH
Nama
TTL
Pekerjaan
Kantor
Rumah
: Drs. Wahyana, MA
: Sleman 24-02-1959
: Pengawas Sekolah
: Dinas Dikpora Prov.DIY
Jln. Cendana 9 Yogyakarta
: Kantongan, Triharjo
Sleman, Yogyakarta
HP 085643708478
Email : [email protected]
PERISTILAHAN UNTUK
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak cacat
Anak berkelainan.
Anak luar biasa.
Disabilitas.
 HANDICAPPED
 EXCEPTIONAL
 Anak berkebutuhan
khusus (ABK)
 SPECIAL NEED




 DISABILITY
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
Anak yang membutuhkan pelayanan
pendidikan secara khusus disebabkan
karena suatu kondisi
Exceptional
children
Kondisi Internal
Ada hambatan/gangguan
pada satu atau lebih aspek
perkembangan .
Fisik
Kognitif
Sosio-emosional
Kondisi Eksternal
Kebutuhan pendidikan khusus
disebabkan karena lingkungan
(fisik, sosial, ekonomi, budaya)
Fakir, miskin, terlantar,
terbelakang secara
geografis, sosial, minoritas,
narkoba, broeken home dll.
ANAK LUAR BIASA
EXCEPTIONAL CHILDREN
mereka yang mengalami perbedaan atau penyimpangan
secara signifikan dari keadaan rata-rata (normal), pada aspek
fisik, motorik, kognitif, emosi dan atau sosial, sehingga
memerlukan pelayanan pendidikan yang khusus.
Di atas rata-rata
Di bawah rata-rata
mereka yang mengalami kesulitan atau ketidakmampuan
dalam menjalankan fungsi atau aktivitas tertentu disebabkan
karena ada kerusakan atau gangguan pada aspek fisik,
sensori, kognitif, dan atau sosio-emosional, sehingga mereka
membutuhkan suatu layanan khusus supaya dapat
mengembangkan potensinya secara optimal dan atau
malaksanakan fungsi
Kehidupan secara layak
Di bawah rata-rata
UMUM
INCLUSIVE
EDUCATION
Suatu ideologi, sistem dan atau strategi
pendidikan/Pembelajaran dimana semua anak
dari berbagai kondisi dapat mengikuti
pendidikan/pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama, yang disesuaikan
dengan kemampuan/kebutuhan masing-masing
anak.
DALAM
SETING ABK
INCLUSIVE
EDUCATION
Suatu ideologi, sistem dan atau strategi
pendidikan/Pembelajaran dimana anak-anak
berkebutuhan khusus (disabilitas) mengikuti
pendidikan/pembelajaran dalam satu lingkungan
pendidikan secara bersama dengan anak-anak
lainnya (“normal”), dengan sistem layanan
pendidikan yang disesuaikan dengan
kemampuan/kebutuhan nya.
KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN INKLUSIF
1. Anak berkebutuhajn khusus (ABK) belajar dalam satu
lingkungan pendidikan secara bersama dengan anakanak lainnya (“normal”).
2. Anak berkebutuhan khusus memperoleh layanan
pendidikan yang bermutu.
3. Anak berkebutuhan khusus memperoleh layanan
pendidikan yang sesuai dengan kemampuan dan
kebutuhannya. Sistem pendidikan disesuaikan dengan
kondisi anak.
KOMPONEN PENDUKUNG PENDIDIKAN INKLUSIF
1
Kemauan
(political
will)
Landasa
n
Hukum
2
Prosedur
operasiona
l
6
Pendidika
n inklusif
3
Sikap
dan
prilaku
5
Saranaprasarana
SDM
4
BAGAIMANA PENDIDIKAN
INKLUSI HARUS
DILAKSANAKAN?
HARUS MEMENUHI
STANDAR MINIMAL !
SPPI HARUS MEMENUHI
STANDAR MINIMAL
Untuk menyelenggarakan system
pendidikan inklusi, hal prinsip yang tak
dapat dihindarkan adalah melaksanakan
proses pengembangan komponen
system pengelolaan pendidikan di
Sekolah Penyelenggara Pendidikan
Inklusi (SPPI).
1. MANAGERIAL
Managerial meliputi: perencanaan,
penyelenggaraan dan pengawasan sistem
persekolahan.
 SPPI harus mewujudkan prinsip inklusifisme
sejak dari perencanaan, proses
penyelenggaraan, pemantauan atau
pengawasan, hingga evaluasi dan
penyusunan rencana tindak lanjut
penyelenggaraan program sekolah.
2. KURIKULUM
Pengelola SPPI memiliki kewenangan dan
oleh karenanya harus memiliki kemahiran
dalam mengembangkan dan menyesuaikan
kurikulum sebagai pedoman pembelajaran
yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi individu siswanya (terutama untuk
siswa yang memiliki kebutuhan khusus),
termasuk penyelenggaraan program khusus.
KURIKULUM
Pengertian sempit :
Seperangkat bahan atau isi yang
akan
disampaikan
dalam
kegiatan belajar mengajar.
KURIKULUM
Pengertian luas :
Kurikulum adalah semua
pengalaman yang diperoleh
siswa yang dapat membantunya
untuk mewujudkan berbagai
potensi yang dimilikinya.
Menurut Depdiknas:
Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai isi
dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan belajar
mengajar
KURIKULUM
ACUAN, RUJUKAN, ATAU RAMBU-RAMBU
DALAM PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
DAN /ATAU PENDIDIKAN UNTUK
MENCAPAI KEPADA SUATU TUJUAN
YANG DIINGINKAN
MODEL-MODEL KURIKULUM
DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
DUPLIKASI
KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN
DENGAN KURIKULUM UMUM.
MODIFIKASI
KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK
DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
DAN KEMAMPUAN SISWA ABK
SUBSTITUSI
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM
UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI
DENGAN SESUATU YANG KURANG
LEBIH SETARA.
OMISI
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM
UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI
KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI
ABK
MODEL PENGEMBANGAN KURIKULUM
INKLUSIF
DUPLIKASI
MODIFIKAS
SUBSTITUSI
OMISI
TUJUAN
1
2
3
4
ISI
5
6
7
8
PROSES
9
10
11
12
13
14
15
16
EVALUASI
KURIKULUM DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
 Satuan
pendidikan penyelenggara
pendidikan inklusif menggunakan
kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
mengakomodasi kebutuhan dan
kemampuan peserta didik sesuai dengan
bakat, minat dan potensinya.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
PEMBELAJARAN DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
 Pembelajaran
pada pendidikan
inklusif mempertimbangkan prinsipprinsip pembelajaran yang
disesuaikan dengan karakteristik
belajar peserta didik.
PRINSIP PENGELOLAAN PEMBELAJARAN
KOMPONEN 1:
TUJUAN PEMBELAJARAN

Kemampuan atau kompetensi yang harus
dikuasai oleh peserta didik setelah
menjalani kegiatan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran/pendidikan
berjenjang, dari tujuan yang paling umum
sampai dengan yang paling khusus.
TUJUAN PEMBELAJARAN
TUJUAN
NASIONAL
TUJUAN
INSTITUSIONAL
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
TUJUAN
KURIKULER
KOMPETENSI
INTI
KOMPETENSI
DASAR
INDIKATOR
ANALISIS TUJUAN PEMBELAJARAN
DALAM SETING INKLUSI
STANDAR
KOMPETENSI
LULUSAN
Duplikasi
KOMPETENSI
INTI
Modifikasi
KOMPETENSI
DASAR
Substitusi
INDIKATOR
Omisi
KOMPETENSI
Siswa dapat
menghitung luas
segitiga sama sisi
ANAK PADA UMUMNYA
Siswa dapat
membedakan
bentuk segitiga
dengan bentuk
lingkaran
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGEMBANGAN INDIKATOR UNTUK ABK DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
KI
A
KD
A.1
INDIKATOR
A.1.1
A.1.2
A.1.3
A.2
A.2.1
A.2.2
A.2.3
INDIKATOR
ABK
KOMPONEN 2:
ISI/MATERI

Berkaitan dengan materi (konsep, teori,
informasi, pokok bahasan) yang harus
dipelajari oleh peserta didik, supaya dapat
menguasai kompetensi yang diharapkan.





Konsep bilangan
- proses fotosintetis
Bilangan ganjil
- konsep ekosistem
Kensep penjumlahan
- toleransi beragama
Konsep pengurangan - hukum zakat
Benda geometrik
- tata cara sholat
ANALISIS MATERI PEMBELAJARAN
DALAM SETING INKLUSI
Duplikasi
MATERI
Modifikasi
Substitusi
Omisi
MODIFIKASI MATERI
ANAK PADA UMUMNYA
ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS
PENGEMBANGAN MATERI UNTUK ABK
DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
KI
A
KD
A.1
INDIKATOR
A.1.1
A.1.2
A.1.3
A.2
A.2.1
A.2.2
A.2.3
INDIKATOR
ABK
MATERI
ABK
KOMPONEN 3
PROSES


Proses berkaitan dengan kegiatan yang harus
dilaksanakan oleh peserta didik, guru dan
komponen lainnya, supaya dapat menguasai
kompetensi yang diharapkan (PBM).
Proses pembelajaran berkaitan dengan lima hal:
 Waktu
 Cara (bentuk kegiatan)
 Tempat/lingkungan
 Sumber
 Media/alat
ANALISIS PROSES PEMBELAJARAN DALAM
SETING INKLUSI
WAKTU
CARA
PROSES
PEMBELAJARAN
TEMPAT
SUMBER
ALAT
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
CONTOH:
MODIFIKASI PROSES





Waktu belajar diperpanjang.
Pembelajaran sewaktu-waktu di laksanakan di
kelas khusus (resource room).
Penggunaan alat bantu khusus dalam
pembelajaran.
Penggunaan guru pendamping (shadow teacher).
Penempatan tempat duduk pada lokasi tertentu
(dekat dengan guru).
CONTOH:
MODIFIKASI PROSES




Pemanfaatan siswa “normal” sebagai tutor.
Pemberian tugas khusus yang berbeda dengan
siswa lain.
Pemberian penjelasan/pembelajaran khusus di
luar jam belajar umum.
Penggunaan bahan/sumber ajar yang
berbeda/khusus.
KOMPONEN 4:
EVALUASI PEMBELAJARAN
 Evaluasi
adalah kegiatan yang
dilakukan untuk mengetahui
keberhasilan peserta didik dalam
mencapai tujuan atau kompetensi yang
telah ditetapkan.
EVALUASI PEMBELAJARAN

Pelaksanaan evaluasi berkaitan dengan lima
aspek utama:
1. Isi
2. Waktu
3. Cara
4. Alat
5. Tempat
ANALISIS PROSES EVALUASI
DALAM SETING INKLUSI
ISI
WAKTU
EVALUASI
CARA
ALAT
TEMPAT
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
SISTEM EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
 Penilaian
hasil belajar bagi peserta didik
pendidikan inklusif mengacu pada kurikulum
tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.
 Peserta
didik yang mengikuti pembelajaran
berdasarkan kurikulum yang dikembangkan
sesuai dengan standar nasional pendidikan
atau di atas standar nasional pendidikan wajib
mengikuti ujian nasional.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
SISTEM EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
•
Peserta didik yang memiliki kelainan dan
mengikuti pembelajaran berdasarkan
kurikulum yang dikembangkan di bawah
standar nasional pendidikan mengikuti ujian
yang diselenggarakan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
SISTEM EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
Peserta
didik yang menyelesaikan
pendidikan dan lulus ujian sesuai
dengan standar nasional pendidikan
mendapatkan ijazah yang blankonya
dikeluarkan oleh Pemerintah.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
SISTEM EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
 Peserta
didik yang memiliki kelainan yang
menyelesaikan pendidikan berdasarkan
kurikulum yang dikembangkan oleh satuan
pendidikan di bawah standar nasional
pendidikan mendapatkan surat tanda tamat
belajar yang blankonya dikeluarkan oleh satuan
pendidikan yang bersangkutan.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
SISTEM EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN INKLUSIF
•
Peserta didik yang memperoleh surat tanda
tamat belajar dapat melanjutkan pendidikan
pada tingkat atau jenjang yang lebih tinggi
pada satuan pendidikan yang
menyelenggarakan pendidikan inklusif atau
satuan pendidikan khusus.
PERMENDIKNAS NO 70.2007
MODIFIKASI
DALAM EVALUASI
Soal yang digunakan berbeda dengan anak
pada umumnya. (soal disesuaikan dengan
materi yg diajarkan untuk ABK)
 Waktu penilaian diperpanjang.
 Evaluasi dilaksanakan di tempat tertentu.
 Evaluasi dilaksanakan secara individual.

MODIFIKASI
DALAM EVALUASI
Evaluasi dilaksanakan secara lisan (guru
membacakan soal murid menuliskan
jawaban; guru membacakan soal siswa
menjawab secara lisan, kemudian dituliskan
oleh guru).
 Evaluasi menggunakan alat khusus (braille,
atau komputer).

MODIFIKASI
DALAM EVALUASI
 Standar
kelulusan berbeda.
 Sistem pelaporan yang berbeda (rapor).
 Sistem kenaikan kelas otomatis
 Sistem Ijazah yang berbeda.
PENGEMBANGAN SOAL EVALUASI
UNTUK ABK DALAM PENDIDIKAN INKLUSIF
KI
A
KD
A.1
INDIKATOR
A.1.1
A.1.2
A.1.3
A.2
A.2.1
A.2.2
A.2.3
INDIKATOR
ABK
SOAL
• Informasi dari tenaga ahli
• Informasi dari orang tua
• Informasi dari guru pendamping
• Tes, pengamatan, wawancara
RANCANGAN
KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN
INKLUSI
Duplikasi
Modifikasi
Substitusi
Omisi
• KEMAMPUAN
• GAYA BELAJAR
• PRILAKU
•…
 TUJUAN
 MATERI
 PROSES
 ALAT/MEDIA
 EVALUASI
ALUR UMUM PENANGANAN ABK
DI SEKOLAH INKLUSIF
• Informasi dari tenaga ahli
• Informasi dari orang tua
• Informasi dari guru pendamping
• Guru melakukan Tes,
pengamatan, wawancara
SISWA
PENDATAAN,
IDENTIFIKASI &
ASESMEN
memperoleh informasi
tentang data siswa:
•Identitas diri
•Keluarga.
•Kemampuan
•Gaya belajar
•Kecenderungan prilaku.
•Emosi-sosial dll.
PENEMPATAN
KELAS
PENGEMBANGAN
PROGRAM
PEMBELAJARAN
 TUJUAN
 MATERI
 PROSES
 ALAT/MEDIA
 EVALUASI
EVALUASI
KEMUNGKINAN STRUKTUR ORGANISASI
SEKOLAH INKLUSIF
KEPALA
SEKOLAH
KEPALA TATA
USAHA
GURU
WAKIL KEPALA
SEKOLAH 1
GURU
GURU
WAKIL KEPALA
SEKOLAH 2
GURU
SISWA
GURU
KORDINATOR
INKLUSI
GURU
GURU
ANALISIS MODEL KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN INKLUSI
NAMA SISWA : ………………..
DUPLIKASI
MODIFIKASI
SUBSTITUSI
OMISI
TUJUAN
MATERI
V
V
JENIS HAMBATAN: TUNANTERA
PROSES
V
WAKTU
ALAT
EVALUASI
V
V
V
V
V
ANALISIS MODEL KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN INKLUSI
NAMA SISWA : ………………..
TUJUAN
MATERI
JENIS HAMBATAN: KECERDASAN
PROSES
WAKTU
ALAT
EVALUASI
DUPLIKASI
MODIFIKASI
SUBSTITUSI
OMISI
V
V
V
V
V
V
ANALISIS MODEL KURIKULUM DAN
PEMBELAJARAN INKLUSI
TUNARUNGU
DUPLIKASI
MODIFIKASI
SUBSTITUSI
OMISI
TUJUAN
MATERI
V
V
PROSES
WAKTU
ALAT
V
V
EVALUASI
V
V
V
3. ADANYA KOMITMEN YG KUAT DARI
PEMANGKU KEPENTINGAN


Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki
komitmen yang kuat mengenai pendidikan inklusif.
Pendidikan inklusif perlu didukung oleh prinsip, nilai
dan keyakinan yang utuh dari seluruh pemangku
kepentingan. Jika komitmen ini kuat maka
implementasinya akan dapat berjalan dengan baik,
tetapi jika ada konflik kepentingan ini adalah
meruapakan salah satu penyebab kegagalan
pendidikan inlusif.
4. TENAGA PTK


Seluruh tenaga pendidik yang ada di SPPI dituntut
memiliki kompetensi yang meliputi kemampuan
memodifikasi kurikulum/materi, strategi/metode,
alat dan media, serta model monitoring dan
evaluasi pembelajaran sesuai dengan yang
diperlukan oleh masing-masing individu siswa,
terutama oleh siswa yang berkebutuhan khusus.
Tenaga kependidikan harus memahami dan dapat
membantu pendidik untuk dapat melaksanakan
tugasnya dengan baik
5. SARANA DAN PRASARANA
Dalam menyelenggarakan pengadaan sarana
maupun prasarana pendidikan, hendaknya
pengelola sekolah memiliki perspektif inklusi.
Sehingga sarana prasarana yang ada dapat
diakses (mudah digunakan atau dicapai) oleh
semua warga sekolah termasuk untuk mereka
yang berkebutuhan khusus.
Menurut PP 19 tahun 2005 tentang SPM pada
Bab VII Pasal 42 disebutkan bahwa sarana
prasarana satuan pendidikan wajib memenuhi::
SARANA
Setiap satuan pendidikan wajib
memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media
pendidikan, buku dan sumber belajara
lainnya , bahan habis pakai, serta
peralatan lain yang diperlukan untuk
menunjang proses pembelajaran yang
inlusif
PRASARANA
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki
prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan , ruang pendidik, ruang tata
usaha, ruang perpustakaan, ruang laboratorium,
ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolah
raga, tempat beribadah. Tempat bermain, tempat
berkreasi, dn ruang tempat lain yang diperlukan
untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan
6. IKLIM SEKOLAH

Para pengelola SPPI dituntut mampu
mengembangkan iklim psikososial yang akrab
antar warga sekolah. Sehingga siswa
berkebutuhan khusus tidak merasa asing, namun
bahkan merasa akrab dengan warga sekolah yang
lain. Kecuali itu kondisi fisik lingkungan sekolah
harus aksisebel dan tidak membahayakan bagi
semua anak (termasuk siswa yang berkebutuhan
khusus).