orped paradigma baru plb

Download Report

Transcript orped paradigma baru plb

ORTOPEDAGOGIK DAN
PARADIGMA BARU PLB
Munawir Yusuf (PLB FKIP UNS)
[email protected]
081329480009
4/9/2015
1
APA ITU ORTPEDAGOGIK
ORTOPEDAGOGIK :
ortos = lurus, baik, sembuh, normal
paedos = anak
agogos = pendidikan, pimpinan, bimbingan
Ortopedagogik = pendidikan yang bersifat
meluruskan, menyembuhkan, menormalkan anak
berkelainan.
Bhs. Inggris = Special Education (Pend. Khusus)
MAKA : Ortopedagogik = Special Education =
PKh = PLB
4/9/2015
2
BEBERAPA ISTILAH
Beberapa Istilah di Indonesia :
1. Anak cacat
2. Anak luar biasa
3. Anak berkelainan
4. Anak berkebutuhan khusus
5. Anak berkebutuhan pendidikan khusus
Istilah Asing :
1. Exceptional
2. Handicapped
3. Impaired, disable
4. Upnormal Subnormal
5. Special Need (Children with special need,
Children with special education need)
4/9/2015
Kuliah PLB
3
PENGERTIAN
ANAK LUAR BIASA (ALB)/ANAK
BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK)
adalah mereka yang secara signifikan
berada di luar rerata normal, baik dari segi
fisik, inderawi, mental, sosial, dan emosi
sehingga menglami hambatan untuk
tumbuh dan berkembang secara optimal,
sehingga memerlukan pelayanan pendidikan
khusus.
4/9/2015
4
IQ SEBAGAI DASAR KLASIFIKASI
34,13%
34,13%
13,59%
13,59%
2,14%
2,14%
0,1%
-3
4/9/2015
0,1%
-2
-1
0
Kuliah PLB
+1
+2
+3
5
Norma Statistik
+
+
+
>
1
2
3
3
sd
sd
sd
sd
=
=
=
=
34,13%
- 1 sd = 34,13%
13,59%
- 2 sd = 13,59%
2,14% - 3 sd = 2,14%
0,1%
- < sd = 0,1%
JADI :
1. Normal
= 68,26% dari populasi
2. Subnormal = 15,73% dari populasi
3. Upnormal = 15,73% dari populasi
4/9/2015
Kuliah PLB
6
KLASIFIKASI ABK
1. Kirk dan Gallagher (1979):
ALB adalah anak yang menyimpang dari
rata-rata normal dalam hal :
(1) karakteristik mental
(2) kemampuan sensorik
(3) karakteristik neuromotor atau fisik
(4) perilaku sosial
(5) kemampuan berkomunikasi
(6) gabungan dari berbagai kelainan tsb.
4/9/2015
Kuliah PLB
7
KLASIFIKASI ABK
3. Klasifikasi menurut UU No. 20/2003 pasal
5 ayat 2, 3 dan 4 :
(1) kelainan fisik
(2) kelainan emosional
(3) kelainan mental
(4) kelainan intelektual
(5) kelainan sosial
(6) potensi kecerdasan dan bakat
istimewa
(7) Warga negara di daerah terpencil
(8) Warga negara terbelakang
(9) masyarakat adat terpencil
(10) bencana alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi”.
4/9/2015
Kuliah PLB
8
SEKOLAH KHUSUS
4. Klasifikasi menurut satuan
pendidikan khusus di Indonesia
(1) tunanetra (A)
(2) tunarungu dan wicara (B)
(3) tunagrahita ringan ©
(4) tunagrahita sedang (C1)
(5) tunadaksa ringan (D)
(6) tunadaksa sedang (D1)
(7) tunalaras (E)
4/9/2015
Kuliah PLB
9
KLASIFIKASI: Kelainan Fisik
a. Kelainan Tubuh (Tunadaksa)
kelumpuhan yang dikarenakan polio,
gangguan pada fungsi syaraf otot yang
disebabkan kelayuhan otak (cerebral palsy),
kehilangan organ tubuh (amputasi).
b. Kelainan indera Penglihatan (Tunanetra)
buta
low vision.
c. Kelainan Indera Pendengaran (Tunarungu)
tuli (the deaf)
kurang dengar (hard of hearing).
d. Kelainan Wicara
karena ketunarunguan,
kelainan organik
Kelainan Mental
a. Mental Tinggi
anak berbakat intelektual
(cerdas)
Anak berbakat khusus
b. Mental rendah
anak lamban belajar (slow
learners) yaitu anak yang
memiliki IQ antara 70 – 90.
anak yang memiliki IQ di bawah
70 dikenal dengan anak
berkebutuhan khusus
(tunagrahita).
c. Berkesulitan Belajar Spesifik
anak yang memiliki kapasitas
intelektual normal ke atas tetapi
memiliki prestasi belajar rendah
pada bidang akademik tertentu.
Gangguan Emosi
Gangguan perilaku
Gangguan Konsentrasi (ADD/Atention
Deficit Disorder)
Anak Hiperaktive (ADHD/Atention Deficit
with Hiperactivity Disorder)
Faktor penyebab terjadi pada:
•Sejak dalam kandungan
•Saat dilahirkan
•Setelah dilahirkan
Penyebab ketika dalam
kandungan:
Keturunan
Malnutrisi
Penyakit ibu
Penyakit/Luka di otak janin
Gangguan lingkungan kehamilan
Penyebab Saat Kelahiran
Kekurangan oksigen pada system
syaraf pusat
Kelahiran yang dihalangi
Kelahiran yang dipaksa
Penggunaan alat yang salah
Prematuritas
Penyebab Setelah Kelahiran
Malnutrisi
alam
Penyakit
Kekurangan oksigen
Kecelakaan
* Bencana
PREVALENSI ALB
Estimasi AS dari anak usia 19 tahun
adalah 13,77%.
(1) Tunagrahita
= 2,3%
(2) Tunarungu
= 0,57%
(3) Kelainan wicara
= 3,3 %
(4) Gangguan penglihatan = 0,1%
(5) gangguan emosi
= 2,0%
(6) kerusakan tulang dan gangguan
kesehatan
= 0,5%
(7) kesulitan belajar
= 3,0%
(8) Berbakat intelektual
= 2,0%
4/9/2015
17
Estimasi Indonesia ?
(1) jumlah anak usia sekolah 43 juta
(2) jika 13,77% ALB maka jumlah
ABK = 5,9 juta
(3) sekolah di SLB sekitar 70.000
anak (< 2%)
(4) lainnya di mana? : sekolah
umum, belum sekolah, DO, tidak
melanjutkan sekolah, dll.
4/9/2015
18
PESERTA DIDIK BERDASARKAN JENIS KELAINAN TAHUN
2005/2006
A.
PESERTA DIDIK
JENIS KELAINAN
1
TUNANETRA
3,218
2
TUNARUNGU
19,199
3
TUNAGRAHITA RINGAN
27,998
4
TUNAGRAHITA SEDANG
10,547
5
TUNADAKSA RINGAN
6
TUNADAKSA SEDANG
553
7
TUNALARAS
788
8
TUNAGANDA
450
9
AUTIS
B.
1,920
1,752
JUMLAH
66,425
INKLUSIF
2,752
TOTAL
4/9/2015
(Sumber Data SIM Dit. PSLB)
69,177
19
PENDIDIKAN LUAR BIASA/PENDIDIKAN
KHUSUS
PLB = special education
PK = special education
PLB = PK
PLB/PK : Suatu sistem layanan pendidikan
yang diperuntukkan bagi anak atau
individu berkebutuhan khusus
Siapa individu berkebutuhan khusus :
mereka yang berkelainan fisik, emosional,
mental, intelektual, sosial dan/atau mereka
yang memiliki potensi kecerdasan dan
bakat istimewa.
4/9/2015
20
LANDASAN PLB/PK
Landasan filosofis
Landasan Yuridis
Landasan Empiris
4/9/2015
Kuliah PLB
21
LANDASAN FILOSOFIS
1. Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang
yang seandainya meninggalkan di belakang mereka
anak-anak (generasi) yang lemah yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Maka
hendaklah kalian bertaqwa dan mengucapkan
perkataan yang benar (QS An Nisa’ : 9).
2. Hai sekalian manusia, sesungguhnya Aku
ciptakan kalian laki-laki dan perempuan, dan Aku
jadikan kalian bersuku-suku dan berbangsa-bangsa
AGAR KALIAN BERINKLUSI. Sesungguhnya orang
yang paling baik di sisi Allah adalah orang yang
bertaqwa. (QS Alhujurat).
3. Falsafah Pancasila : Bhineka Tunggal Ika
4/9/2015
Kuliah PLB
22
LANDASAN YURIDIS
1. UUD 1945 (amandemen) ps.1 (1)
“setiapwarga negara berhak mendapat
pendidikan”, (2) “setiap warga negara
wajib mengikuti pendidikan dasar dan
pemerintah wajib membeayainya”.
UU No.20/2003: SISDIKNAS: ps 3 :fungsi
dan tujuan pendidikan, ps. 5 (2) “warga
negara yang mempunyai kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau
sosial berhak memperoleh pendidikan
khusus”
4/9/2015
23
Pasal 5
Ayat (1) : Setiap warga negara mempunyai hak yang sama
untuk memperoleh pendidikan yang bermutu
ayat (2) : Warga negara yang mempunyai kelainan fisik,
emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial
berhak memperoleh pendidikan khusus
ayat (3) : Warga negara di daerah terpencil atau
terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan
layanan khusus
ayat (4) : Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan
dan bakat istimewa berhak memperoleh pendidikan
khusus.
4/9/2015
24
LANJUTAN
Ps. 32 (1) PKh: “pend. Bg peserta didik
yang memiliki tkt kesulit dlm mengikt
proses pembelajaran krn kelainan fisik,
emosional, mental, sosial dan/atau
memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa”
(2) PLK: pend bg peserta didik di daerah
terpencil atau terbelakang, masy adat
yang terpencil, dan/atau menglm bencana
alam, bencana sosial, dan tidak mampu
secara ekonomi”
4/9/2015
25
LANJUTAN
UU No.23/2002 : Perlindungan Anak, ps.48:
“pemerintah wajib menyelenggarakan
pendidikan dasar minimal 9 tahun untuk semua
anak; psl 49: “Negara, pemerintah, klg, dan ortu
wajib membrk kesempt yang seluas-luasnya
kepada anak untuk memperoleh pendidikan”
UU No.4 / 1997 : Penyandang cacat: Psl 5:
“setiap penyand cacat mempunyai hak dan
kesempatan yang sama dlm sgl aspek kehidupan
dan penghiupan”
PP No.19/2005 : Standar Nasional Pendidikan;
psl 2 (1) lingkup standar nas pend : st. isi, st
proses, st kompetensi lulusan, st penddk dan tng
kepend, st sarana prasarana, st pengelolaan, st
pembiayaan, st penilaian pend.
4/9/2015
26
LANJUTAN
SE. Dirjen Dikdasmen
380/C.C6/MN/2003 tentang
pendidikan inklusi
Komitmen Bandung 8-14 Agustus
2004: Indonesia menuju pend inklusi
Deklarasi Bukittinggi (2005):
beberapa prinsip pend. inklusi
4/9/2015
27
LANDASAN EMPIRIS
Pengalaman dalam pengelolaan SLB
Pengalaman dalam penyelenggaraan
pendidikan terpadu dan inklusi
Pengalaman dalam berbagai
kegiatan penelitian di bidang PLB
Kecenderungan perkembangan
penyelenggaraan PLB di dunia
4/9/2015
28
PARADIGMA BARU PENDIDIKAN
KHUSUS
• Label
• Obyek/masalah
• segregatif
PARADIGMA
MEDIS
4/9/2015
MENUJU
• label
• Obyek/masalah
• Integrasi fisik
dan sosial
Munawir Yusuf
• hambatan
• Kebutuhan
khusus
• Subyek
• inklusif
PARADIGMA
SOSIAL
29
KESEPAKATAN DUNIA
EFA 1994 NEG. UTARA
DAN SELATAN
90-98% ABK
BERSEKOLAH DI SEK.
REGULER
MDG’s 2015 APM ABK
INDONESIA BARU 35%
09/04/2015
munawir yusuf
30
PERBANDINGAN PLB (Negara-negara
Utara dan Selatan)
SLB IND
3.417
(66.425)
INKLUSI
IND
925
(15.076)
(81%)
(19%)
SLB
UTARA
INKLUSI
UTARA
(2 - 10%) (90 - 98%)
INDONESIA SEDANG BERGERAK MENUJU
PENDIDIKAN INKLUSIF
munawir yusuf
munawir yusuf
31
Jenis Bentuk Layanan Pendidikan
1. PENDIDIKAN KHUSUS
Satuan pendidikan bagi anak yang berkebutuhan khusus :
Sekolah Khusus Penyandang Cacat : (TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, SMKLB)
Sekolah Khusus Cerdas Istimewa (d/h Program Akselerasi)
Sekolah Khusus Bakat Istimewa
2. PENDIDIKAN LAYANAN KHUSUS




Bagi anak-anak pada daerah terpencil/pulau-pulau kecil
Bagi anak-anak masyarakat etnis minoritas
Bagi anak-anak jalanan, pekerja anak, anak-anak lapas/bapas
Bagi anak-anak pengungsi
3. SEKOLAH INKLUSIF
 Sekolah Biasa Penyelenggara Pendidikan Inklusif, yang mengakomodasi semua
anak berkebutuhan khusus
 (Sekolah Inklusif adalah Sekolah biasa yang terpilih melalui seleksi dan memiliki
kesiapan baik Kepala Sekolah, Guru, Orang Tua, Peserta Didik, Tenaga
Administrasi dan Lingkungan Sekolah/ Masyarakat).
27
PENDIDIKAN
KHUSUS
Pendidikan bagi peserta didik yg
memiliki tingkat kesulitan dalam
mengikuti proses pembelajaran karena
kelainan fisik, emosional, mental,
intelektual, sosial, dan/atau memiliki
potensi kecerdasan dan bakat istimewa
{UUSPN NO 20/2003 Pasal 5 ayat (2)
dan Pasal 32 ayat (1)}.
4/9/2015
33
PENDIDIKAN KHUSUS
Pendidikan khusus bagi peserta
didik berkelainan; dan
Pendidikan khusus bagi peserta
didik yang memiliki PKBI
(potensi kecerdasan dan/atau
bakat istimewa).
4/9/2015
34
PENDIDIKAN LAYANAN
KHUSUS
Pendidikan bagi peserta didik: di
daerah terpencil atau terbelakang;
masyarakat adat yg terpencil;
dan/atau mengalami: bencana
alam, bencana sosial, dan tidak
mampu dari segi ekonomi {Pasal 32
ayat (1) UUSPN}.
4/9/2015
35
PESERTA DIDIK PLKh
Peserta didik normal, berkelainan, atau
PKBI:
1. Di daerah terpencil;
2. Di daerah perbatasan;
3. Di daerah kepulauan kecil;
4. Dalam masyaakat adat yg terpencil;
5. Yg berada di daerah yg mengalami
bencana alam dan/atau bencana sosial;
dan
6. Yg berasal dari keluarga yg tidak
mampu dari segi ekonomi.
4/9/2015
36
PENDIDIKAN INKLUSIF
Pendidikan Inklusif adalah suatu strategi
untuk memperbaiki sistem pendidikan
melalui perubahan kebijakan dan
pelaksanaan yang eksklusif.
Pendidikan Inklusif berfokus pada
peminimalan dan penghilangan berbagai
hambatan terhadap akses, partisipasi dan
belajar bagi semua anak, terutama bagi
mereka yang secara sosial
terdiskriminasikan sebagai akibat
kecacatan dan kelainannya.
28
SEKOLAH INKLUSIF
Pendekatan untuk mencari cara bagaimana mengubah sistem
pendidikan guna menghilangkan hambatan yang menghalangi
siswa untuk terlibat secara penuh dalam pendidikan (UNESCO)
Kurikulum
Pembelajaran
SEKOLAH
INKLUSIF
MENGATASI
HAMBATAN
SEMUA ANAK
ADAPTASI
Penilaian
Sar. Pras.
09/04/2015
munawir yusuf
38
PENDIDIKAN
INKLUSIF
MASYARAKAT
INKLUSIF
MODEL ADAPTASI KURIKULUM, PEMBELAJARAN, DAN
EVALUASI DALAM SETTING PENDIDIKAN INKLUSIF
DUPLIKASI
KURIKULUM UNTUK ABK DISAMAKAN
DENGAN KURIKULUM UMUM.
MODIFIKASI
KURIKULUM UMUM DIRUBAH UNTUK
DISESUAIKAN DENGAN KEBUTUHAN
DAN KEMAMPUAN SISWA ABK
SUBSTITUSI
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM
UMUM DITIADAKAN TETAPI DIGANTI
DENGAN SESUATU YANG KURANG
LEBIH SETARA.
OMISI
09/04/2015
BEBERAPA BAGIAN DARI KURIKULUM
UMUM DITIADAKAN SAMA SEKALI
KARENA TIDAK MEMUNGKINKAN BAGI
ABK
munawir yusuf
40
Levels of
Interventions/Supports
Tipe Intervensi
Prevensi Tersier/Intervensi
Intervensi dengan Target
• Individual Student Planning Team
• Penanganan individual
• Kerja sama dengan stakeholder
(keluarga/komunitas)
Anak dengan
kebutuhan
lebih khusus
(1% - 5%)
Intervensi Terpilih
Anak dengan
kebutuhan khusus dan
beresiko mengalami
gangguan
(5% - 15%)
Prevensi Sekunder/Intervensi
Prevensi Primer
Anak tanpa kebutuhan khusus
(80% - 90%)
•
•
•
•
•
Instruksi khusus
Mentoring
Manajemen Diri
Perubahan jadual
Dukungan tambahan
Intervensi Umum Terencana
• Instruksi akademik umum
• Kolaborasi
• Akomodasi
• Aktivitas vokasional
• Violence Prevention Skills
Walker, H. M., Horner, R. H., Sugai, G., Bullis, M., Sprague, J. R., Bricker, D., & Kaufman, M.J. (1996). Integrated approaches to preventing
antisocial behavior patterns among school-age children and youth. Journal of Emotional and Behavioral Disorders, 4, 194-209.