Transcript MODEL-MODEL

MODEL-MODEL
’’KLAB’’
ADA TIGA MODEL “KLAB”
1) culture centred model,
2) integrative model,
3) ethnomedical model.
CULTURE CENTRED MODEL
Model
ini menjadikan budaya
menjadi pusat perhatian.
Dalam konteks ini, harus ada
pemahaman yang tepat atas
nilai-nilai budaya yang telah
menjadi keyakinan bagi kedua
pihak (konselor dan klien) dan
menjadi pola perilaku individu.
LANJUTAN.........................
 Dalam
proses “KLAB” penemuan
dan pemahaman konselor dan
klien terhadap akar budaya
menjadi sangat penting.
 Dengan cara inilah mereka
dapat mengevaluasi diri masingmasing sehingga terjadi
pemahaman terhadap identitas
dan keunikan cara pandang
masing-masing.
LANJUTAN..............
 Pengajuan
model “KLAB” yang pertama
ini didasarkan pada suatu bentuk
hubungan budaya antara konselor dan
klien:
1. adanya kemungkinan terjadinya
ketidaksejalanan antara asumsi konselor
dengan klien atau kelompok klien tentang
budaya, bahkan dalam budayanya
sendiri.
2. adanya kemungkinan konselor tidak
mengerti keyakinan-keyakinan budaya
yang fundamental dari kliennya, begitu
juga sebaliknya,.
INTEGRATIVE MODEL
Model integrasi ini meyakini bahwa keberhasilan
sebuah proses “KLAB” adalah terkait dengan asesmen
yang tepat terhadap pengalaman-pengalaman budaya
dan agama sebagai suatu sumber perkembangan
pribadi.
 Pengalaman budaya/agama (tradisional) yang
dimaksud adalah pengalaman yang memfasilitasi
seseorang bisa berkembangan, baik secara disadari
ataupun tidak disadari (seperti nilai-nilai budaya
yang diturunkan dari generasi ke generasi, yang
dikenal dengan istilah colective uncosious.
 Kekuatan model ini terletak pada kemampuan
mengases nilai-nilai budaya/agama (tradisional)
dimiliki individu dari berbagai varibel di atas.

LANJUTAN...........
Dalam model integratif ini ada empat unsur
yang menjadi panduannya:
1. Reaksi terhadap tekanan-tekanan rasial
(reactions to racial oppression).
2. Pengaruh budaya mayoritas (influence of
the majority culture).
3. Pengaruh budaya tradisional (influence of
traditional culture).
4. Pengalaman dan anugerah individu dan
keluarga (individual and family experiences
and endowments).
ETHNOMEDICAL MODEL
 Model
etnomedikal ini merupakan
alat konseling transkultural yang
berorientasi pada paradigma
memfasilitasi dialog terapeutik dan
peningkatan sensitivitas
transkultural.
 Model ini menempatkan individu
(klien) dalam konsepsi sakit dalam
budaya.
ADA BEBERAPA UNSUR ..........
1) Konsepsi sakit (sickness conception)
 Seseorang dikatakan sakit secara budaya/agama
ketika dia melakukan penyimpangan norma-norma
budaya, melanggar batas-batas keyakinan agama
dan berdosa, melakukan pelanggaran hukum,
mengalami masalah interpersonal.
2) Causal/healing beliefs
 Model healing dengan cara mengembangkan
pendekatan yang cocok dengan keyakinan
klien, menjadikan keyakinan klien sebagai hal
familiar bagi konselor, menunjukkan bahwa semua
orang dari berbagai budaya perlu berbagi
(share) tentang keyakinan yang sama.
LANJUTAN....
3) Kriteria sehat (wellbeing criteria)
 Individu yang sehat (mental) adalah seseorang
yang harmonis antara dirinya sendiri dengan
alamnya. Artinya, fungsi-fungsi pribadinya
adaftif dan secara utuh dapat mematuhi
aturan-aturan sosial dalam komunitasnya.
4) Body function beliefs
 Adanya keyakinan terhadap sebuah kerangka
pikir lebih bermakna secara sosial, dan
penerimaan klien semakin membaik dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga muncul
intrapsikis yang efektif pada diri klien .
PENDEKATAN DALAM “KLAB”
1.
2.
3.
Pendekatan etik (universal) yang menekankan
inklusivitas, komunalitas atau keuniversalan
kelompok-kelompok individu atau klien.
Pendekatan emik (ke-khasan budaya) yang
menyoroti karakteristik yang khas dari suatu
populasi secara spesifik dan kebutuhan-kebutuhan
konseling yang khusus bagi mereka.
Pendekatan transcultural, yakni gabungan dari
keduanya yang lebih menekankan bahwa
keterlibatan seseorang dalam konseling
merupakan proses yang aktif dengan
mempertimbangkan keuniversalan dan kekhasaan
dari budaya/agama klien..