PPT Konseling Anak - Psikologi UHT 2012

Download Report

Transcript PPT Konseling Anak - Psikologi UHT 2012

Kelompok 4
Konseling Anak-Anak
Menurut Santrock, masa kanak-kanak terbagi menjadi 2, yaitu :
1.
masa kanak-kanak awal (early childhood) merupakan periode
perkembangan yang terjadi mulai akhir masa bayi hingga sekitar
usia 5 atau 6 tahun
2.
masa kanak-kanak tengah dan akhir (middle and late childhood)
merupakan periode perkembangan yang dimulai dari sekitar usia 6
hingga 11 tahun kadang periode ini disebut sebagai tahun-tahun
sekolah dasar.
Pada usia ini anak seharusnya menguasai ketrampilan dasar membaca,
menulis dan aritmatik.
Kasus
 anak perempuan berusia 8 tahun berinisial M merupakan
seorang anak kedua dari 3 bersaudara
 M sehari-harinya bekerja sebagai pengamen, ojek payung
dan berjualan telur puyuh, karena keadaan ekonomi yang
tidak mencukupi dan keadaan keluarga yang menuntutnya
untuk bekerja, M tidak dapat bersekolah dan lebih memilih
untuk mengamen dan berjualan di jalanan.
Lanjutan…
 di usianya yang menginjak 8 tahun, M belum dapat membaca,
menulis dan berhitung. M hanya dapat mengeja kata-kata sederhana
dan menggambar serta mewarnai.
 Subjek mengalami kekerasan secara fisik dan psikologis yang
dilakukan oleh Ibu kandung dan Kakak kandungya karena faktor
tekanan ekonomi, kondisi keluarga, dan lingkungan tempat tinggal
subyek.
Lanjutan…
 Kenyataan hidup yang harus dihadapi oleh subyek
menyebabkan subyek menjadi anak yang cenderung
pemurung dan mudah tersinggung.
 subyek anak yang mudah diajak berbicara walaupun butuh
stimulasi berupa permainan yang dia sukai, misalnya
kompetisi menggambar atau mewarnai yang juga merupakan
salah satu potensi yang dimiliki subyek yang dapat
dikembangkan.
menurut tahap perkembangan Piaget, klien seharusnya
berada di tahap perkembangan operasional konkret di
mana anak mampu berpikir logis mengenai kejadian-
kejadian konkret, memahami konsep percakapan,
mengorganisasikan objek menjadi kelas-kelas hierarki
(klasifikasi) dan menempatkan objek-objek dalam
urutan yang teratur (serialisasi) (Santrock, 2007).
Kesimpulan
• Berdasarkan kasus diatas kami menyarankan klien
untuk melakukan terapi tingkah laku. Terapi tingkah
laku adalah penerapan aneka ragam teknik dan
prosedur yang berakar pada berbagai teori tentang
belajar. Terapi ini menyertakan penerapan yang
sistematis prinsip-prinsip belajar pada pengubahan
tingkah laku ke arah cara-cara yang lebih adaptif.
Peranan konselor. Seorang konselor seorang konselor dapat
mengambil beberapa peranan, bergantung pada orientasi
tingkah lakunya dan tujuan klien. Bagaimanapun juga,
umumnya konselor yang memakai teknik tingkah laku, aktif di
dalam sesi konseling. Sebagai hasilnya, klien belajar, tidak
belajar, atau mempelajari ulang cara berperilaku yang
spesifik. Dalam proses itu, konselor berfungsi sebagai
konsultan, guru, penasihat, fasilitator, dan pendukung (
James & Gilliland, 2003).
Teknik yang dapat digunakan:
Menggunakan Board Games dan Aktifitas Formal Lainnya
Teknik ini dapat digunakan pada subjek karena subjek
cenderung pendiam dan susah untuk didekati. Cara ini juga
dikemukakan oleh Barker (1990). Menggunakan board games
(seperti ular tangga, scrabble, halma, dan lain-lain) adalah
salah satu cara untuk menjalin kontak dengan anak-anak yang
enggan untuk bicara banyak tentang dirinya sendiri dalam
percakapan dan tidak dapat bermain dengan bebas dengan
mainan dan materi-materi bermain lainnya yang ada.
Seorang konselor juga harus memiliki ketrampilan tertentu untuk
dapat menggali data dari klien, antara lain yaitu :
1. Observasi
2. Membantu anak untuk menceritakan kisahnya dan
merasakan emosi mendalam
3. Menghadapi Konsep Diri dan Kepercayaan yang Merusak
Diri
4. Menantang Kepercayaan yang merusak diri