ppt 2 mengembangkan e-learning

Download Report

Transcript ppt 2 mengembangkan e-learning

Musdalifah dj.
102904017
PTIK-A
Definisi…
Model adalah tema yang cukup problematik dan
digunakan secara berbeda-beda oleh tiga komunitas. Jika
model merupakan representasi dari sebuah tujuan, maka
kemudian secara jelas ia menjadi sesuatu yang dimaksudkan
oleh pengguna (user).
Beberapa definisi model e-learning muncul
dari beberapa kalangan. Pertama, para praktisi
cenderung menggunakan "model" dalam arti
"pendekatan belajar dan mengajar". Contoh, mereka
mungkin berbicara tentang penggunaan "problembased
(berbasis
masalah)",
"outcome-based
(berbasis keluaran)",
atau secara spesifik lebih popular dengan
pendekatan konstruktivistik ketika merencanakan
materi dan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan
tersebut
di
atas,
sebuah
model
yang
menggambarkan sebuah pendekatan belajar dan
mengajar di mana ia didesain untuk dipraktekkan
oleh para praktisi di sebut dengan "practice model"
atau sebuah pendekatan praktis.
Next…
Kedua,
para
peneliti
cenderung
menggunakan
"model" dalam arti sebuah cara untuk menjelaskan atau
mengeksplorasi sesuatu yang terjadi di dalam konteks
belajar. Model-model ini secara umum berada pada level
abstraksi yang lebih tinggi daripada model praktis dan lebih
eksplisit tentang komitmen-komitmen teoritikal mereka
(seperti tentang kognitif, sosiokultural, atau cybernetic).
Dalam praktek-praktek yang berorientasi lapangan
seperti pendidikan, para peneliti menginginkan
model-model mereka menjadi berarti, dan demikian
juga dengan hasil penelitian mereka.
Next…
Ketiga,
komunitas
pengembangan
teknik
dan
standar
menggunakan "model" dalam arti sebuah cara untuk menyusun
representasi (misalnya XML) atau menyesuaikan dengan standar dan
spesifikasi yang ada (misalnya IMS LOM). Sebuah sistem single VLE
misalnya, akan tergantung pada sejumlah bagian yang terpisah dengan
para pengguna, prosedur administratif, isi materi belajar. Rashty (1999)
mengklasifikasikan klasifikasi model e-learning.
Model di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
Model Adjunct (tambahan)
Model ini dapat dikatakan sebagai proses pembelajaran
tradisional plus. Artinya pembelajaran tradisional, yang ditunjang
dengan sistem penyampaian secara Online sebagai pengayaan.
Keberadaan sistem penyampaian secara suatu tambahan. Contoh
untuk menunjang pembelajaran di kelas, seorang guru/dosen
menugaskansiswa/mahasiswanya untuk mencari informasi dari
internet.
Next…
Model Mixed/Blended
Model blended menempatkan sistem penyampaian
secara online sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari proses
pembelajaran secara keseluruhan. Artinya baik proses tatap
muka dan pembelajaran secara online merupakan satu kesatuan
utuh. Berbeda dengan model adjunct yang hanya menempatkan
sistem penyampaian Online sebagai tambahan.
Dalam model blended, tentu saja masalah relevansi
topic pelajaran mana yang dapat dilakukan secara
Online dan mana yang dilakukan secara tatap muka
(tradisional) menjadi factor pertimbangan penting
menyesuaikan
dengan
karakteristik
tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, karakteristik
siswa maupun kondisi yang ada.
Next…
Model Online Penuh (Fully Online)
Dalam model ini semua interaksi pembelajaran dan
penyampaian bahan belajar terjadi secara online. Contoh
bahan belajar berupa video distream via internet, atau
pembelajaran ditautkan (link) melalui hyperlink ke sumber
lain yang berupa teks atau mungkin gambar. Ciri utama
model ini adalah adanya pembelajaran kolaboratif secara
online.
Model IDLF
memiliki tiga tahapan disertai pandangannya mengenai konteks sosial
dan budaya itu. Berikut tahapannya :
1. Eksplorasi,
adalah
tahapan
pengumpulan
informasi
yang
berhubungan dengan latar pembelajaran, seperti informasi mengenai
peserta didik.
2. Penyusunan, tahapan ini adalah tahapan untuk menyusun informasi
yang telah diperoleh melalui eksplorasi. Proses belajar, materi atau
bahan ajar serta strategi pembelajaran secara Online disusun
sedemikian rupa dalam tahap ini.
3.
Evaluasi, hampir mirip dengan komponen
evaluasi pada suatu desain pembelajaran, maka
tahap
evaluasi
menentukan
adalah
apakah
tahapan
maksud,
untuk
tujuan
pembelajaran, hasil yang diperoleh serta revisi
yang harus dilaksanakan berdasarkan masukan
yang diterima.
Manfaat model IDLF
1.
Bisa diterapkan untuk penggunaan media digital dan
telekomunikasi
2. Menjangkau karakteristik peserta didik lebih rinci
dibandingkan dengan model lain
3. Penyusunan materi ajar dapat disusun secara
menarik
4. Menerapkan
seluruh
komponen
desain
pembelajaran berbasis KBM lebihjelas
5. Untuk penerapan di Indonesia sangat berguna
karena telah mencantumkan aspek sosial budaya
yang terinci untuk dijadikan masukan dalam model
pembelajaran.
Ciri umum model ILDF
1.
Berorientasi
pada
proses
di
kelas
maya
(virtual
classroom)
2.
Model ini mengangkat masalah social budaya yang
sangat menonjol untuk mengantisifikasi lompatan waktu
dan geografis yang timbul
3.
Memanfaatkan berbagai macam sistem penyampaian
bahan ajar yang bisa digunakan dalam pembelajaran
kelak konvensional.
Next…
keterbatasan yang mungkin saja ditemukan dalam penerapan
model ini adalah sebagai berikut.
 Karena relatif baru, dan ditujukan untuk online learning,
maka tidak semua pengajar menyadari adanya model ini.
 Tidak semua aspek dapat diterapkan untuk KBM,
terutama terkait dengan teknologi belajar.
 Penyediaan instruktur dan perangkat keras'relative
masih mahal dan belum terjangkau oleh semua
lembaga atau organisasi pendidikan di Indonesia.
Terdapat
dua modus utama pembelajaran dalam e-
learning,
yaitu
belajar
mandiri
dan
belajar
kelompok. Masing-masing terbagi kembali menjadi
dua kategori. Belajar mandiri, diklasifikasikan menjadi
dua, yaitu belajar mandiri secara Online dan belajar
mandiri secara offline. Begitu juga dengan belajar
kelompok, diklasifikasikan menjadi belajar kelompok
secara
sinkronous
asinkronous.
dan
belajar
kelompok
secara
LMS merupakan software pendukung dalam pembelajaran online/elearning yang memiliki kemampuan untuk memanajemen kelas
secara online, seperti pengelolaan dalam memberi tugas, materi
pelajaran, evaluasi/ulangan, dan lain sebagainya. LMS haruslah
memiliki kemampuan yang dapat memberikan situasi pembelajaran
seolah-olah siswa berada di kelas konvensional, padahal mereka
sedang berada di virtual classroom. LMS juga dirancang semudah
mungkin dalam pengoprasian siswa dan mampu member peluang
siswa berunteraksi sosial dan melakukan pembelajaran secara
kolaboratif. Contoh LMS yang sering digunakan adalah LMS
Blackboard dan Moodle