MENGGUGAT EQUALITAS PELAKSANAAN KURIKULUM SLB ari

Download Report

Transcript MENGGUGAT EQUALITAS PELAKSANAAN KURIKULUM SLB ari

MENGGUGAT EQUALITAS
PELAKSANAAN
KURIKULUM SLB
ARI WAHYUDI
[email protected]
081330129333/081330156659
KEY WORD:
KURIKULUM
BARU SLB
DISKRIMINASI
PERLAKUAN
?
TAHUN 2014
JENIS PENDIDIKAN
YG LAIN SUDAH ADA
“KURIKULUM 2013”
ROAD MAP
(TIDAK JELAS)
AROGANISASI
KEKUASAAN
GANTI MENTERI
GANTI KEBIJAKAN
KRITIK KURIKULUM
2013
Kompas 27 Maret 2013 Budiono
Wapres kurikulum 2013 diposisikan sbg
simpul kritis dlm proses konsolidasi
demokrasi  Kurikulum 2013 terinspirasi
dari pengalaman Amerika Serikat yg
menempatkan institusi pendidikan sbg
pilar utama demokrasi.

Iwan Pranoto (guru besar ITB) 
masing-masing MP sudah memiliki
karakter sendiri  umumnya karakter
moral yg ada dalam MP tsb muncul dgn
sendirinya dr dlm tanpa perlu diumbar dlm
bentuk paparan seorang guru kpd
siswanya. Metode tidak bisa memaksa
substansi, tapi substansi yang
memunculkan metode. Kompas 9 April
2013

Romo Mardiatmadja (STF Driyarkara):
Peran guru untuk mendidik tidak tampak
yang ada hanya sbg pawang atau mentor
 ini bahaya untuk menjadikan generasi
rapuh. Kompas 8 April 2013

Kompas,
5 April 2013 Doni Koesoema
A  pilihan filsafat yg melandasi
kurikulum 2013 adalah eklektisisme 
yang dianggap sebagai wujud kemalasan
berpikir, simplifikasi persoalan, dan pilihan
jalan pintas paling gampang.
KD Matematika “Menunjukkan perilaku
patuh,tertib dan mengikuti aturan dalam
melakukan penjumlahan dan pengurangan
sesuai secara efektif dengan
memperhatikan nilai tempat ratusan,
puluhan, dan satuan”  integrasi pend.
Karakter dan matematika.

Kritik Ari Wahyudi (PLB Unesa):
Mengulang kesalahan orde baru dgn P4
nya  Perilaku dituntun dengan konsep
mutiara kata indah yang terurai pada 36/45
butir Pancasila. Mestinya substansi lebih
utama dikembangkan dengan sendirinya
akan menuntun metode untuk
mengimplementasikan  Goal besarnya
adalah pembentukan karakter bangsa yang
diamanahkan oleh Konstitusi.
 KURIKULUM HARUS DIKEMBANGKAN
BERDASARKAN KONSTITUSI
FILSAFAT
KURIKULUM 2013
 Filsafat
pendidikan
perenialisme
atau
tradisionalisme pada intinya ingin mengatakan
bahwa
prinsip-prinsip
pendidikan
yang
fundamental, yang ada sekarang ini, sesungguhnya
telah ada dari dulu. Prinsip ini berlaku sepanjang
masa—di mana pun dan kapan pun—sebab telah
teruji keampuhannya bagi peradaban umat
manusia.
Filsafat pendidikan esensialis sebaliknya, yakni
ingin mengajarkan hal-hal yang mendasar, tetapi
tak fundamental, melainkan esensial yang
dibutuhkan peserta didik, berupa pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan agar mereka bisa
hidup di dunia nyata. Filsafat ini tidak
mengutamakan isi pengetahuan, tetapi
mengajarkan keterampilan yang dibutuhkan.
Dengan keterampilan ini, siswa dapat hidup di
masyarakat.

FILSAFAT
KURIKULUM 2013
 Filsafat humanisme merupakan gerakan filsafat
yang muncul pada abad ke-14. Filsafat ini ingin
mengembalikan dimensi manusia ideal yang ada
dalam sastra klasik, di mana pembelajaran
kebudayaan dan bahasa klasik jadi salah satu
sarana untuk sampai pada pembentukan manusia
ideal. Filsafat humanisme dalam pendidikan tetap
mengutamakan materi, program, guru, dan
metode pembelajaran sebagai bagian utama
pendidikan.
Filsafat pendidikan progresif merupakan satu
pendekatan yang menentang ketiga aliran di atas.
Filsafat progresif, yang mulai muncul abad ke-19
dengan tokoh antara lain John Dewey, Ovide
Decroly, dan Maria Montessori. Pendekatan ini oleh
Dewey disebut sebagai Revolusi Kopernikan dalam
pedagogi. Pusat pedagogi tradisional, seperti
dalam perenialisme, humanisme, dan esensialisme
adalah program studi, guru, disiplin ilmu, dan
metode. Dalam pedagogi pendidikan baru ini
terjadi perubahan pusat gravitasi, yaitu pada
siswa.

FILSAFAT
KURIKULUM 2013
 Filsafat eklektik pada hakikatnya adalah ingin
memilih yang terbaik dari banyak pendekatan.
Istilah ini secara etimologis berasal dari bahasa
Yunani, yaitu eklektikos, yang artinya memilih atau
menyeleksi. Eklektik adalah menggabungkan halhal yang berbeda, yang sebenarnya tidak cocok
satu sama lain, jadi satu mosaik tersendiri.
Pendekatan tidak melihat bahwa hal-hal yang
dipilih itu secara natural, fundamental, cocok dan
dapat diintegrasikan, tetapi sekadar menggabunggabungkan apa yang baik menjadi satu kesatuan.
Karena itu, pendekatan eklektik sering kali
dianggap sebagai pendekatan yang tidak elegan,
gabungan kompleks yang tidak jelas, jauh dari
kesederhanaan berpikir secara nalar, serta sering
kali dianggap tidak memiliki konsistensi dalam
pemikiran.
KURIKULUM BERBASIS
KONSTITUSI
(ROAD MAP PENDIDIKAN)
Terima kasih
KONSTITUSI
BATANG TUBUH
UNDANGUNDANG
MELINDUNGI
SEGENAP BANGSA.
KESEJAHTERAAN,
KECERDASAN
PASAL 31 UUD 1945
PASA31 UUD 1945
AMANDEMEN
UU NO 4 1950
UU NO 12 1954
UU NO 2 1989
UU NO 20 2003
TUJUAN
KELEMBAGAAN
JENIS
PENDIDIKAN
TUJUAN
BIDANG STUDI
JENIS MATA
PELAJARAN
TUJUAN
PENGAJARAN
SILABUS
RPP
SIMPULAN:
Terima kasih
KESAMAAN PERATURAN
KESAMAAN POTENSI PENGEMBANG
DAN
PELAKU PENDIDIKAN
KURIKULUM
BARU
PERBEDAAN PERLAKUAN =
PENDZALIMAN
PETAKA
PENDIDIKAN