4. Analisis Pembelajaran - BPP

Download Report

Transcript 4. Analisis Pembelajaran - BPP

PENTINGNYA Peningkatan
Keterampilan Dasar Teknik
Instruksional (PEKERTI) BAGI DOSEN
Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen menegaskan bahwa :
Dosen adalah pendidik profesional dan ilmuwan dengan tugas
utama
mentransformasikan,
mengembangkan
dan
menyebarluaskan ilmu pengetahuan–teknologi, dan seni melalui
pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada masyarakat.
Dosen
sebagai
tenaga
pendidikan,
professional yang bertugas dengan
perencanaan,
(2)
pelaksanaan
juga
sebagai
tenaga
kegiatan pokok, yaitu (1)
proses,
(3)
penilaian
hasil
pembelajaran, (4) pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan
(5)
penelitian
juga
melaksanakan
pengabdian kepada masyarakat.
tugas
tambahan
dan
dosen merupakan salah satu komponen yang sangat berperan
dalam
proses
pembelajaran,
dan
secara
langsung
mempengaruhi peningkatan kualitas belajar mahasiswa.
Agar
dapat
berfungsi
secara
profesional,
seorang
dosen
hendaknya memiliki tiga kompetensi, yaitu penguasaan bidang
ilmu, keterampilan kurikulum, dan keterampilan pedagogis
(pembelajaran dan pengembangan cara mensikapi pemahaman
materi ajar).
Program Peningkatan Keterampilan Dasar Teknik Instruksional
(PEKERTI) untuk dosen muda dan program Applied Approach
(AA)
untuk
dosen
senior
merupakan
dua
buah
program
pelatihan yang dapat dimanfaatkan dalam rangka peningkatan
kompetensi
profesional
fungsional,
terutama
dosen
dalam
dalam
memangku
peningkatan
jabatan
keterampilan
pedagogis.
Hasil Pelatihan Pekerti – AA berupa :
Sertifikat nilai kum =
1 (setara ijasah ) dan Tugas mandiri
nilai kum ± 4 (disesuaikan jam kegiatan) setara dengan bidang
pengajaran
TAKSONOMI TUJUAN PEMBELAJARAN
/ ANALISIS PEMBELAJARAN
ANALISIS PEMBELAJARAN : proses penjabaran perilaku
umum menjadi perilaku khusus yang tersusun secara
logis dan sistematis.
MANFAAT TAKSONOMI TUJUAN/ANALISIS
PEMBELAJARAN
 AGAR ADA KEJELASAN TERMINOLOGI TUJUAN YANG
DIGUNAKAN DALAM TUJUAN/ANALISIS PEMBELAJARAN
; SEBAB TUJUAN PEMBELAJARAN BERFUNGSI
MEMBERIKAN ARAH KEPADA PROSES BELAJAR DAN
MENENTUKAN PERILAKU YANG DIANGGAP SEBAGAI
BUKTI HASIL BELAJAR.
 SEBAGAI ALAT YANG AKAN MEMBANTU DOSEN DALAM
MENDESKRIPSIKAN DAN MENYUSUN TES, TEHNIK
PENILAIAN DAN EVALUASI
KAWASAN TUJUAN PEMBELAJARAN
KOGNITIF
AFEKTIF
PSIKOMOTOR
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT
KOGNITIF ( C)
Berorientasi kepada kemampuan berpikir , meliputi
kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu “
mengingat
“, sampai dengan kemampuan untuk “
memecahkan masalah (problem solving) “.
Tujuan pembelajaran
KOGNITIF , menuntut mahasiswa
untuk menghubungkan dan menggabungkan gagasan,
metode atau prosedur yang sebelumnya dipelajari untuk
memecahkan masalah tersebut.
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT
AFEKTIF (A)
 Tujuan pembelajaran
AFEKTIF
berhubungan dengan “ perasaan”,
“emosi”, “ sistem nilai “, dan “ sikap hati “ (attitude) yang
menunjukkan penerimaan atau penolakan terhadap sesuatu.
 Tujuan pembelajaran
AFEKTIF terdiri dari yang paling sederhana,
yaitu “ memperhatikan sesuatu fenomena”, sampai dengan yang
kompleks
yang
merupakan
faktor
internal
seseorang,
seperti
kepribadian dan hati nurani.
 Tujuan pembelajaran AFEKTIF sering disebut sebagai : minat, sikap
hati, sikap menghargai, sistem nilai dan kecenderungan emosi.
TUJUAN PEMBELAJARAN BERSIFAT
PSIKOMOTOR (P)
 Tujuan pembelajaran PSIKOMOTOR berorientasi kepada
ketrampilan motorik yang berhubungan dengan anggota
tubuh
atau
tindakan
(action)
yang
memerlukan
koordinasi nyata antara syaraf dan otot (neo Mascular).
 Tujuan
pembelajaran
dihubungkan
dengan
PSIKOMOTOR
“
latihan
menulis”,
biasanya
berbicara,
berolah raga, serta mata kuliah yang berhubungan
dengan ketrampilan.
Lihat ranah-ranah……….
TAKSONOMI TUJUAN KOGNITIF
Bloom mengelompokkan ke dalam enam (6) kategori
yang
mencakup
yang
kompetensi
keterampilan
intelektual
dari
sederhana (tingkat pengetahuan) sampai dengan yang paling
kompleks (tingkat evaluasi)
Ke enam kategori ini , diasumsikan bersifat hierarkis, yang berarti
tujuan pada level yang tinggi dapat dicapai hanya apabila tujuan pada
level yang lebih rendah telah dikuasai
1. PENGETAHUAN/PENGENALAN
Tujuan instruksional pada level ini menuntut mahasiswa untuk mampu
mengingat (recall) informasi yang diterima sebelumnya , misalnya :
fakta, terminology, rumus, strategi pemecahan masalah dsb
2. PEMAHAMAN
Tujuan pada kategori ini
berhubungan dengan kemampuan untuk
menjelaskan pengetahuan/ informasi yang telah diketahui dengan katakata sendiri .
Dalam hal ini , mahasiswa diharapkan untuk menterjemahkan , atau
menyebutkan kembali yang telah didengar dengan kata-kata sendiri
3. PENERAPAN
Merupakan kemampuan menggunakan atau menerapkan informasi yang
telah dipelajari ke dalam situasi atau konteks yang lain atau yang baru .
contohnya : menyusun kuesioner penelitian untuk skripsi merupakan
penerapan prinsip-prinsip penyusunan instrument penelitian yang
sebelumnya telah dipelajari mahasiswa dalam mata kuliah metode
penelitian
4. ANALISIS
Merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi , memisahkan dan
membedakan komponen2 atau elemen suatu fakta , konsep , pendapat ,
asumsi , hipotesa atau kesimpulan dan memeriksa setiap komponen
tersebut untuk melihat ada tidaknya kontradiksi .
Dalam hal ini, mahasiswa diharapkan untuk menunjukkan hubungan di
antara berbagai gagasan dengan cara membandingkan gagasan tersebut
dengan standar , prinsip atau prosedur yang telah dipelajari
contoh : analisa terhadap karya tulis mahasiswa .
5. SINTESIS
Tujuan instruksional level ini menuntut mahasiswa untuk mampu
mengkombinasikan bagian atau elemen ke dalam suatu kesatuan
struktur yang lebih besar .
contoh : Menulis esay tentang “ Perwujudan Bhineka Tunggal Ika dalam
Masyarakat Indonesia “ , mahasiswa harus melihat dari berbagai aspek
sosial , budaya dan ekonomi .
6. EVALUASI
Tujuan Instruksional level
tinggi tingkatannya , yang
membuat penilaian dan
gagasan, metode, produk
kriteria tertentu
ini , merupakan tujuan yang paling
mengharapkan mahasiswa mampu
keputusan tentang nilai suatu
atau benda dengan menggunakan
Sebagai Contoh : kemampuan mengevaluasi suatu program
video
apakah
memenuhi
syarat
sebagai
program
instruksional yang baik atau tidak .
Tujuan
tingkat
evaluasi
yaitu
:
mahasiswa
harus
mempertimbangkan mahasiswa harus mempertimbangkan
dari segi isi, strategi presentasi, budaya , karakteristik
pengguna dsb.
Dalam hal ini kriteria program yang baik harus terlebih
dahulu jelas bagi mahasiswa
TAKSONOMI TUJUAN AFEKTIF
Krathwohl , Bloom & Masia (1964) , mengembangkan taksonomi tujuan , yang
berorientasikan kepada perasaan (afektif) .
Taksonomi ini menggambarkan proses seseorang di dalam mengenali dan
mengadopsi suatu nilai dan sikap tertentu yang menjadi pedoman bagi nya dalam
bertingkah laku
Krathwohl , mengelompokkan tujuan AFEKTIF ke dalam 5 (lima) Kelompok, yaitu :
1. PENGENALAN (Receiving)
2. PEMBERIAN RESPON (Responding)
3. PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing)
4. PENGORGANISASIAN (organization)
5. PENGALAMAN (characterization)
 Pengelompokkan ini bersifat hierarkhis, dimulai dari tingkat yang paling
rendah (sederhana) sampai ke tingkat lebih tinggi
 Makin tinggi tingkat tujuan dalam hierarkhi , semakin besar keterlibatan
dan komitmen seseorang terhadap tujuan tersebut .
1. PENGENALAN/ PENERIMAAN (Receiving)
Tujuan Instruksional level AFEKTIF, mengharapkan mahasiswa untuk
mengenal, bersedia menerima dan memperhatikan berbagai stimulus.
Dalam hal ini , mahasiswa bersikap pasif, sekedar mendengarkan atau
memperhatikan saja .
2. PEMBERIAN RESPON (Responding)
Keinginan untuk berbuat sesuatu sebagai reaksi terhadap gagasan, benda
atau sistem nilai , lebih dari sekedar pengenalan biasa.
Dalam hal ini mahasiswa diharapkan dapat menunjukkan prilaku yang
diminta, misalnya : berpartisipasi, patuh atau memberikan tanggapan secara
sukarela bila diminta.
3. PENGHARGAAN TERHADAP NILAI (Valuing)
Penghargaan terhadap suatu nilai adalah perasaan, keyakinan atau
anggapan bahwa suatu gagasan, benda
atau cara berpikir tertentu
mempunyai nilai.
Dalam hal ini mahasiswa secara konsisten berprilaku sesuai dengan suatu
nilai , meskipun tidak ada pihak lain yang meminta, atau mengharuskan .
4. PENGORGANISASIAN (Organization)
Menunjukkan adanya saling berhubungan antara nilai-nilai tertentu
dalam suatu sistem nilai, serta menentukan nilai mana yang mempunyai
prioritas lebih tinggi daripada nilai yang lain .
Dalam hal ini, mahasiswa menjadi Commited terhadap suatu nilai .
Mahasiswa diharapkan untuk mengorganisasikan berbagai nilai yang
dipilihnya ke dalam suatu sistem nilai dan menentukan hubungan di
antara nilai-nilai tersebut .
5. PENGAMALAN (Characterization)
Pengamalan
berhubungan
dengan
pengorganisasian
dan
pengintegrasian nilai-nilai ke dalam suatu sistem nilai pribadi ; dan
diperlihatkan melalui perilaku yang konsisten dengan sistem nilai
tersebut
Pada tingkat afektif, mahasiswa diharapkan mencapai perilaku-perilaku
yang dapat diintegrasikan kedalam filsafat hidup dan konsisten dengan
filsafat hidup tersebut.
TAKSONOMI TUJUAN PSIKOMOTOR
HARROW (1972) mengembangkan kawasan PSIKOMOTOR, dengan menyusun
tujuan PSIKOMOTOR ke dalam lima (5) tingkatan hierarki , yaitu :
1. MENIRU (Immitation)
Pada tingkatan ini mahasiswa diharapkan dapat meniru suatu prilaku yang
dilihatnya .
2. MANIPULASI (Manipulation)
Tingkat ini mengharapkan mahasiswa dapat melakukan suatu perilaku tanpa
bantuan visual seperti pada tingkat MENIRU.
Dalam hal ini, mahasiswa diberi petunjuk berupa tulisan atau instruksi verbal
dan diharapkan melakukan tindakan (prilaku) yang diminta..
3. KETETAPAN GERAKAN (Precision)
Pada tingkat ini mahasiswa diharapkan melakukan suatu perilaku tanpa
menggunakan contoh visual maupun petunjuk tertulis dan dapat
melakukannya dengan lancar, tepat , seimbang dan akurat .
4. ARTIKULASI (Articulation)
Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa dapat menunjukkan serangkaian
gerakan akurat , urutan yang benar dan kecepatan yang tepat .
5. NATURALISASI (Naturalization)
Tingkatan ini mengharapkan mahasiswa melakukan gerakan tertentu
secara spontan atau otomatis.
Mahasiswa melakukan gerakan tersebut tanpa berpikir lagi cara
melakukannya dan urutannya.
KAITAN ANTARA TAKSONOMI DENGAN TINGKAT
KESULITAN UNIT KOMPENTENSI
KOGNITIF (C )
PSIKOMOTOR (P)
AFEKTIF (A)
TINGGI
BERKREASI (C6)
KREATIVITAS (P7)
MENGEVALUASI
(C5)
PENYESUAIAN POLA
GERAKAN (P6)
MENGANALISA
(C4)
GERAKAN KOMPLEK
(P5)
MENERAPKAN
(C3)
GERAKAN TERBIASA
(P4)
MEMAHAMI (C2)
GERAKAN
TERBIMBING (P3)
MENGINGAT (C1)
RENDAH
KESIAPAN (P2)
PERSEPSI (P1)
PEMBENTUKAN
POLA (A5)
ORGANISASI (A4)
PENILAIAN/PENEN
TUAN SIKAP (A3)
PARTISIPASI (A2)
PENERIMAAN (A1)
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN KOGNITIF


1.
2.
3.
4.
5.
6.
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH ………………
MAHASISWA DAPAT : …………………….
SETELAH LULUS MATA KULIAH…………………MAHASISWA
DAPAT : ………………………..
Menghitung harga jual produksi obat dengan benar (C3)
Menerapkan Istilah Manajemen dalam lingkungan bisnis
dengan benar (C3)
Menyusun proposal Pemasaran dengan tepat (C4)
Menunjukkan
tugas utama seorang Public Relations
Officer dengan benar (C3)
Menafsirkan konsep penelitian kedalam sistem informasi
dengan benar (C5)
Menggunakan konsep-konsep aplikasi sistem informasi
manajemen dengan benar (C3)
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN
PSIKOMOTOR


1.
2.
3.
4.
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH…….
MAHASISWA DAPAT : ………………..
SETELAH LULUS MATA KULIAH ……………
MAHASISWA DAPAT : ………………..
Mempraktekkan percakapan bahasa Inggris di lingkungan
bisnis dengan fasih (P3)
Mengoperasikan perangkat komputer pada pengolahan
kata & angka dengan benar (P4)
Mendemonstrasikan cara menolong persalinan dengan
benar (P4)
Merancang Aplikasi Sistem Akademik berbasis komputer
dengan tepat (P7).
CONTOH TUJUAN PEMBELAJARAN AFEKTIF


1.
2.
3.
4.
SETELAH MENYELESAIKAN MATA KULIAH................
MAHASISWA DAPAT : …………….
SETELAH LULUS MATA KULIAH ……………………
MAHASISWA DAPAT : …………….
Menunjukkan manfaat berpikir positif dalam menjalin
relasi interpesonal secara efektif (A5)
Merumuskan cara berkomunikasi di dalam kelompok bisnis
secara benar (A4)
Memilih bentuk kegiatan pemasaran di lingkungan kantor
dengan tepat (A1)
Mempraktekan teori manajemen di lingkungan departemen
secara efektif (A2)
MENYUSUN STANDAR KOMPETENSI & KOMPETENSI DASAR
PRINSIP PERUMUSAN TUJUAN ANALISIS PEMBELAJARAN
TEORI ABCD : AUDIENCE – BEHAVIOR – CONDITION - DEGREE
AUDIENCE : adalah mahasiswa yang akan belajar (bukan dosen). Fokus
& kejelasan tentang audience sangat menentukan kesesuaian bahan &
strategi pembelajaran yang akan dipergunakan .
BEHAVIOR : Perilaku mahasiswa yang dirumuskan dengan kata kerja
dan objek. Contoh : menyebutkan definsi manajemen; menjelaskan
konsep marketing
CONDITION
:
Keadaan
atau
batasan
yang
dikenakan
kepada
mahasiswa pada saat diuji. Contoh : setelah lulus mata kuliah English
Lab mahasiswa mampu merespon pertanyaan dalam bahasa english.
DEGREE : tingkat keberhasilan mahasiswa dalam melakukan suatu
perilaku/ kompetensi yang ditentukan. Contoh : menyebutkan istilahistilah pada mata kuliah ybs minimal 85 % benar.
ANALISIS INSTRUKSIONAL (PEMBELAJARAN)
ADALAH PROSES PENJABARAN KEMAMPUAN /PERILAKU
KOMPETENSI UMUM (STANDAR KOMPETENSI) MENJADI
KEMAMPUAN /PERILAKU/KOMPETENSI KHUSUS (KOMPETENSI
DASAR)
STANDAR KOMPETENSI
PROSES PENJABARAN
KOMPETENSI DASAR
GAMBARKAN DALAM BENTUK BAGAN
DAN TERSTRUKTUR
1. MENETAPKAN STRUKTUR KOMPETENSI MATA KULIAH
C3
• STRUKTUR HIERARIKAL =
 Kedudukan dua perilaku yang menunjukkan
hanya dapat dilakukan Salah satu perilaku
Bila telah dikuasai perilaku yang lain
C2
 Susunan beberapa kompetensi, yang satu
Menjadi prasyarat kompetensi berikutnya
C1
2. STRUKTUR PROSEDURAL
Menempatkan
Transparansi
Di atas OHP
1
Menyalakan
OHP
2
Mengatur
Fokus
3
Susunan beberapa kompetensi , yang menunjukkan satu seri
, tetapi TIDAK ADA yang menjadi prasyarat kompetensi
lainnya; setiap kompetensi dapat dipelajari secara terpisah.
Beberapa
perilaku
yang
menunjukkan
seri
urutan
penampilan prilaku , tetapi
tidak ada yang menjadi
perilaku prasyarat untuk yang lainnya.
3. STRUKTUR PENGELOMPOKAN
(Kluster)
Adalah Perilaku-perilaku khusus yang tidak mempunyai
ketergantungan antara satu dgn yang lain, walaupun
semuanya berhubungan
Memperkirakan seberapa keras bola sodok untuk menyenggol
Atau menyentuh bola lain agar bola yang terakhir ini masuk lubang
Menaksir Jarak antara bola yang
Akan di sodok , bola yang akan
Disenggol dan lubang
2
Menyodok bola
1
Memperkirakan titik
Senggol antara kedua bola
3
STRUKTUR CLUSTER
5
2
3
1
4
4. STRUKTUR KOMBINASI
Suatu perilaku umum bila diuraikan menjadi perilaku khusus sebagian tersebar
akan terstruktur secara kombinasi antara struktur hierakikal, prosedural dan
pengelompokan.
Merangkaikan start, lari dan
Melintas garis finish. (4)
Melakukan
Start (1)
Menjelaskan
Tehnik start
Lari (2)
Menjelaskan
Tehnik Lari
Melintas
Garis Finish (3)
Menjelaskan
Tehnik
Melintasi
Garis finish
TPU
8
5
2
1
3
6
7
4
MEMBUAT ANALISIS PEMBELAJARAN
ANALISIS PEMBELAJARAN
MATA KULIAH :
SEMESTER
:
( .....-.....)
TUJUAN PEMBELAJARAN UMUM (STANDAR KOMPETENSI) : (adalah
rumusan pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang akan dicapai
mahasiswa pada akhir proses belajar (instruksional) dan mengandung
teori ABCD , yaitu :
A = audience (mahasiswa)
B = Behavior (perilaku spesifik yang akan dimunculkan mhsw
setelah proses belajar selesai (lihat ranah-ranah)
C. Condition (Batasan yang dikenakan kepada mhsw atau alat yang
digunakan mhsw saat di test bukan saat belajar.)
D. Degree (tingkat keberhasilan mhsw dalam mencapai perilaku tersebut.
(lihat contoh )
SELAMAT
MENGAJAR