SPS-latarbelakang-pengertian

Download Report

Transcript SPS-latarbelakang-pengertian

LATAR BELAKANG
World Trade Organization (WTO) : merupakan organisasi
perdagangan dunia yang berfungsi untuk mengatur dan
memfasilitasi perdagangan internasional
Pengesahan (ratifikasi) “Agreement Establising the World Trade
Organization” UU No 7 Tahun 1994, tanggal 2 Nopember 1994,
Indonesia resmi menjadi anggota
WTO mulai berlaku 1 Januari 1995, sebelumnya ada GATT
(General Agreement on Tariffs and Trade (GATT, 1947)
 Tujuan utama WTO : untuk menciptakan persaingan sehat di
bidang perdagangan internasional bagi para anggotanya
 Fungsi WTO : forum bagi para anggotanya untuk melakukan
perundingan perdagangan, serta mengadministrasikan semua hasil
perundingan dan peraturan-peraturan perdagangan internasional
 Persetujuan atau Komitmen yang ada dalam WTO :
- Agreement on Agriculture
- Agreement on the Application of Sanitary and
Phytosanitary
- International Bovine Meat Agreement
SANITARY DAN PHYTOSANITARY
 Merupakan
persetujuan yang mengatur
kebijakan yang terkait erat dengan
perlindungan kesehatan makanan (food
safety), hewan/binatang dan tumbuhan
 Sanitary : kesehatan
 Phytosanitary : kesehatan tumbuhan
 Perjanjian
SPS: persetujuan tentang
pelaksanaan
tindakan
perlindungan
kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan
Melindungi dan meningkatkan
kesehatan manusia, hewan, tanaman
Membuat acuan peraturan
multilateral
Menyeragamkan peraturanperaturan berdasarkan standar
internasional
a. Melindungi kehidupan atau kesehatan hewan
dan tumbuhan di dalam wilayah negara
anggota dari introduksi dan perkembangan
serta penyebaran organisme pengganggu,
penyakit, organisme pembawa penyakit atau
organisme penyebab penyakit
b. Melindungi kehidupan atau kesehatan
manusia atau hewan di dalam wilayah negara
anggota dari resiko yang ditimbulkan oleh
bahan aditif, kontaminan, toksin, atau
organisme penyebab penyakit di dalam
makanan, minuman atau pakan
c. Melindungi kehidupan atau kesehatan manusia di
dalam wilayah negara anggota dari resiko yang
ditimbulkan oleh penyakit terbawa hewan,
tumbuhan atau produk asal hewan atau
tumbuhan, atau yang ditimbulkan oleh introduksi,
perkembangan atau penyebaran organisme
pengganggu, atau
d. Mencegah atau membatasi kerusakan lainnya di
dalam wilayah negara anggota yang disebabkan
oleh introduksi, perkembangan dan penyebaran
organisme pengganggu
STANDAR , PEDOMAN,
REKOMENDASI INTERNASIONAL
Kemanan Pangan
(food safety)
(Codex Allimentarius
Commission)
-Aditif makanan
- Obat hewan
- Sisa pestisida
- Kontaminan
- Praktik Higienis
- Metode analisis
Kesehatan
Hewan dan
Zoonosis
(International
Office of
Epizootics)/ IOE
Kesehatan
Tanaman
(International
Plant Protection
Convention)/
IPPC
Sekretariat
Konvensi
Perlindungan
Tanaman
Srandar
Organisasi
Internasioanl
lainnya
TINDAKAN – TINDAKAN SPS
Berupa Undang-undang, Keputusan, Peraturan-peraturan,
dan prosedur;
 Kriteria produk akhir
 Metode pengolahan dan produksi
 Pengujian
 Pengawasan
 Prosedur sertifikasi dan perijinan
 Perlakuan karantina (persyaratan pengangkutan)
 Ketentuan metode statistik
 Prosedur pengambilan contoh dan metode penilaian
resiko
 Persyaratan pengemasan dan pelabelan (berhubungan
dengan keamanan makanan)
MUTU
KEBIJAKAN
MUTU
MANAJEMEN
MUTU
JAMINAN
MUTU
PENGENDALIAN
MUTU
MUTU
KEBIJAKAN
MUTU
MANAJEMEN
MUTU
JAMINAN
MUTU
PENGENDALIAN
MUTU
MUTU
Kramer dan Twigg (1983); merupakan gabungan
atribut produk yang dinilai organoleptik (warna,
tekstur, rasa, dan bau), biasa digunakan konsumen
untuk memilih produk secara total
Gatchallan (1989) dalam Hubeis (1994); derajat
penerimaan konsumen terhadap produk yang
dikonsumsi berulang (seragam atau konsisten
dalam stndar dan spesifikasi), terutama
sifat organoleptiknya
MUTU

Juran (1974) dalam Hubeis (1994); kepuasan
(kebutuhan dan harga) yang didaptkan
konsumen dari integritas produk yang
dihasilkan produsen

Fardiaz (1997) berdasarkan ISO/DIS 84021992; karakteristik menyeluruh dari suatu wujud
apakah itu produk, kegiatan, proses, organisasi
atau manusia, yang menunjukkan kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan yang telah
ditentukan
KLASIFIKASI KARAKTERISTIK MUTU
BAHAN PANGAN
Karakteristik Fisik/ tampak
Berupa Penampilan ;
 Warna
 Ukuran
 Bentuk dan cacat fisik
Kinestika;
 Tekstur
 Kekentalan dan konsistensi
Flavor
 Sensasi dari kombinasi bau
dan cicip
Karakteristik Tersembunyi
 Nilai gizi dan keamanan
mikrobiologis
Pemenuhan spesifikasi dan
fungsi produk dilakukan
menurut standar estetika; warna,
rasa, bau, dan kejernihan
Kimiawi; mineral, logam berat,
bahan kimia
Mikrobiologi; tidak mengandung
bakteri Eschericia coli dan
patogen)
KEBIJAKAN MUTU
Keseluruhan
maksud
dan
tujuan
organisasi (perusahaan) yang berkaitan
dengan mutu, yang secara formal
dinyatakan oleh pimpinan puncak
MANAJEMEN MUTU
Seluruh aspek fungsi manajemen yang menetapkan
dan melaksanakan kebijakan mutu yang telah
dinyatakan oleh pimpinan puncak
PENGENDALIAN MUTU
 Teknik-teknik dan kegiatan operasional yang
digunakan untuk memenuhi persyaratan mutu,
merupakan sistem verifikasi yang berkaitan dengan
akhir proses produksi
 Pengendalian mutu meliputi; monitoring suatu
proses, melakukan tindakan koreksi bila ada
ketidaksesuaian, dan menghilangkan penyebab
timbulnya hasil yang kurang baik pada tahapan
rangkaian mutu yang relevan untuk mencapai
efektivitas yang ekonomis
 Hubeis
(1997) dilakukan melalui; perbaikan
proses produksi (menyusun batas dan
derajat toleransi) yang dimulai dari tahap
pengembangan, perencanaan, produksi,
pemasaran, dan pelayanan hasil produksi
dan jasa pada tingkat biaya yang efektif dan
optimum untuk memuaskan konsumen
(persyaratan mutu) dengan menerapkan
standarisasi perusahaan/industri yang baku
 Ditujukan untuk mengurangi kerusakan
atau cacat pada hasil produksi berdasarkan
penyebab kerusakan
PENGENDALIAN MUTU
 Tiga
kegiatan yang dilakukan; penetapan standar
(pengkelasan), penilaian kesesuaian dengan standar
(inspeksi dan pengendalian), melakukan tindakan
koreksi (prosedur uji)
JAMINAN MUTU
 Hubeis (1997); merupakan program menyeluruh
yang meliputi aspek mengenai produk dan kondisi
penanganan, pengolahan, pengemasan, distribusi
dan penyimpanan produk untuk menghasilkan
produk dengan mutu terbaik dan menjamin
produksi makanan secara aman dengan produksi
yang baik
 Secara keseluruhan mencakup perencanaan sampai
diperoleh produk akhir
 Seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang
diperlukan untuk memberikan keyakinan bahwa
produk atau jasa memenuhi persyaratan tertentu


Dalam pengendalian mutu, hasil pemeriksaan hanya
memutuskan apakah produk yang dihasilkan dari
suatu proses produksi telah sesuai dengan
persyaratan yang ditentukan
Konsep jaminan mutu, pemeriksaan dan pengujian
tidak hanya dilakukan di akhir proses saja, tetapi
dilakukan sejak dari awal proses