AKUNTANSI PENGHASILAN PENGHASILAN TERTENTU DIKENAKAN PAJAK TERSENDIRI PERTEMUAN: 7 bab 8

Download Report

Transcript AKUNTANSI PENGHASILAN PENGHASILAN TERTENTU DIKENAKAN PAJAK TERSENDIRI PERTEMUAN: 7 bab 8

Matakuliah
Tahun
:F0452/Akuntansi Perpajakan
: 2006
AKUNTANSI PENGHASILAN
PENGHASILAN TERTENTU
DIKENAKAN PAJAK TERSENDIRI
PERTEMUAN: 7 bab 8
1
PENGHASILAN BERSUMBER DARI INDONESIA YANG
DITERIMA ATAU DIPEROLEH WAJIB PAJAK – LUAR NEGERI
Atas penghasilan pengahasilan yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak – luar negeri dari Indonesia, Undang-undang Pajak Penghasilan
menganut dua sistem pengenaan pajaknya:
(1) Pemenuhan sendiri kewajiban perpajakannya bagi Wajib Pajak
yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui Bentuk
Usaha Tetap di Indonesia; dan
(2) Melalui pemotongan oleh pihak yang wajib membayar atau memberi
penghasilan bagi Wajib Pajak – luar negeri yang lain.
Secara lebih spesifik, pajak atas penghasilan yang bersumber dari
Indonesia yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak – luar negeri,
selain Bentuk Usaha Tetap di Indonesia diatur dalam Pasal 28 Undangundang Pajak Penghasilan; sehingga seringkali disebut Pajak
Penghasilan Pasal 26.
2
Obyek Pajak Penghasilan Pasal – 26, Tarif, dan Sifat
Pemotongannya
No.
1
2
3
Tarif
20%
20%
20%
Jenis Penghasilan
(a) Dividen;
(b) Bunga termasuk premium, diskonto; dan
imbalan sehubungan dengan jaminan
pengembalian utang
(c) Royalti, sewa, dan penghasilan lain
sehubungan dengan penggunaan harga;
(d) imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan,
atau kegiatan;
(e) Hadiah, penghargaan dengan nama dan dalam
bentuk apapun
Dasar
Perhitungan
Penghasilan
Bruto
(a) Penghasilan dari penjualan harta di Indonesia;
(b) Premi asuransi dan premi reasuransi yang
dibayarkan kepada perusahaan asuransi di luar
Perkiraan
negeri.
Penghasilan
Penghasilan sesudah dikurangi (laba bersih)
Penghasilan
NetoKena
darisuatu bentuk usaha tetap, kecuali penghasilan
Pajak
termasuk ditenamkan kembali di Indonesia.
Sifat
Potongan
Final
Final
Final
3
Contoh: Royalti yang terutang atau
dibayarkan kepada WP – Luar Negeri
 PT KFC adalah Wajib Pajak – badan dalam negeri yang
memproduksi dan menjual produknya berdasar lisensi dan
perusahaan di luar negeri. Dalam tahun 2003, perusahaan
membayar royalti kepada perusahaan di luar negeri (sebagai Subyek
atau Wajib Pajak – luar negeri) sebesar Rp250,00 juta.
 Ayat jurnal yang diperlukan oleh PT KFC untuk mencatat adanya
pemotongan dan penyetoran Pajak Penghasilan Pasal 26 atas
penghasilan berupa royalti yang dibayarkan kepada Wajib Pajak –
luar negeri tersebut adalah sebagai berikut (dalam ribuah rupiah).
No.
Rekening & Deskripsi
Biaya Royalti
Utang Pajak Penghasilan - Pasal 26
Utang Royalti
Utang Pajak Penghasilan - Pasal 26
Utang Royalti
Kas atau Bank
Debit
Rp250.000,00
Rp50.000,00
200.000,00
Debit
Rp50.000,00
200.000,00
Rp250.000,00
4