PENILAIAN SEKURITAS Pertemuan ke-09 Matakuliah F0322/Pengantar Pasar Modal

Download Report

Transcript PENILAIAN SEKURITAS Pertemuan ke-09 Matakuliah F0322/Pengantar Pasar Modal

Matakuliah
Tahun
: F0322/Pengantar Pasar Modal
:2005
PENILAIAN SEKURITAS
Pertemuan ke-09
1
MATERI
A. Tujuan Penilaian
B. Analisis Fundamental
• Penilaian Harga Saham
• Penilaian Obligasi
C. Analisis Teknikal
2
TUJUAN
PENILAIAN SEKURITAS
• Memperoleh gambaran terhadap
kemampuan emiten dalam menumbuh
kembangkan perusahaannya
• Menilai pengaruh internal & ekternal
terhadap perusahaan emiten
• Menilai kemampuan emiten dalam
menjamin kontinuitas pembayaran deviden
• Memprediksi perkembangan nilai dari suatu
sekuritas
3
ANALISA FUNDAMENTAL
• Yaitu penelitian dalam bentuk fundamental/ basic
dalam menentukan nilai sekuritas
• Menganalisa faktor-faktor ekonomi yang mempengaruhi perusahaan dan memprediksi perkembang
an perusahaan a.l dengan mempergunakan
Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio
• Menekankan penilaian kepada faktor fundamental
dari emiten, seperti kondisi keuangan, hasil
operasi dan juga faktor ekonomi makro yang akan
mempengaruhi secara signifikan prospek usaha
emiten.
4
ASPEK DALAM MENGANALISA
FAKTOR FUNDAMENTAL
1. Aspek Makro Ekonomi
2. Aspek Industri
3. Aspek Perusahaan
5
1. Aspek Ekonomi Makro
•
•
•
•
•
a. Tingkat Inflasi
b. Tingkat Pengangguran
c. Tingkat Suku Bunga
d. Gross Domestic Product (GDP)
e. Defisit Anggaran
6
a. Tingkat Inflasi
Yaitu peningkatan harga barang/jasa pada suatu
periode tertentu, yang disebabkan oleh :
• Terjadi ketidakseimbangan antara permintaan dan
penawaran
• Penurunan nilai rupiah terhadap mata uang asing,
sehingga terjadi kenaikan biaya produksi yang
mendorong kenaikan harga jual
• Terjadi pertumbuhan uang yang beredar yang
melampaui kesediaan barang/jasa
Jika suatu negara mengalami tingkat inflasi yang
tinggi maka akan menurunkan pendapatan riil
dari investasi
7
b. Tingkat Pengangguran
Merupakan salah satu indikator untuk melihat
gambaran perekenomian suatu negara
• Dalam keadaan krisis ekonomi maka tingkat
pengganguran meningkat, sebaliknya jika
terjadipertumbuhan ekonomi maka akan terjadi
full capacity dalam produksi barang/jasa sehingga
banyak tanaga kerja yang terserap
• Tingkat pengangguran dapat digunakan sebagai
salah satu dasar untuk berinvestasi disuatu negara
apakah tersedia tenaga kerja yang cukup atau tidak
• Tingkat pengangguran secara tidak langsung
berhubungan dengan daya beli
8
c. Tingkat Suku Bunga
• Tingkat suku bunga yang tinggi merupakan faktor
negatif bagi Pasar Modal. Karena investor lebih
cenderung menginvestasikan dananya di Bank
dengan perhitungan akan memberikan return yang
tinggi dan dengan risiko yang relatif rendah
(riskless investment)
• Suku Bunga yang tinggi kurang menguntungkan
bagi dunia usaha, karena akan menaikan harga
pokok produksi dan harga jual. Akibatnya
konsumen akan menunda pembelian yang pada
akhirnya menurunkan penjualan /profit perusahaan
9
d. Gross Domestic Product (GDP)
Yaitu jumlah seluruh barang dan jasa yang dihasil –
kan oleh perusahaan domestik & asing pada suatu
negara dalam periode tertentu
• Merupakan indiktor pertumbuhan ekonomi
suatu negara
• Jika produksi barang/jasa meningkat, dapat
diasumsikan bahwa suatu negara sedang
mengalami pertumbuhan ekonomi yang signifikan
dan ini dapat digunakan sebagai sinyal yang baik
untuk berinvestasi di negara tersebut
10
e. Defisit Anggaran
• Defisit anggaran didasarkan oleh Neraca Pembayaran suatu negara terhadap aktivitas ekonomi
internasional, baik yang bersifat komersial maupun
finansial
• Kemampuan suatu negara untuk membiayai anggaran belanjanya merupakan salah satu indikator
perkembangan perkekonomian negara tersebut.
• Apabila untuk membiayai kebutuhan rutinnya saja
sudah sulit, tentu dapat diduga kemampuannya
dalam perdagangan internasional.
• Hal ini menjadi suatu pertimbangan bagi investor
untuk menginvestasikan dananya pada suatu
negara baik dalam rangka Direct Foreign Investment (DIF) maupun Undirect Foreign Investment
11
2. Aspek Industri
Penilaian ini sangat terkait dengan kinerja suatu
perusahaan dalam kelompok industrinya.
Sebagai contoh :
• Pada saat terjadi peristiwa WTC 1 September 2001
industri penerbangan dan asuransi di USA
mengalami pukulan, karena banyak orang takut
bepergian dengan pesawat dan asuransi harus
membayar klaim atas hancurnya gedung WTC
• Pada saat permulaaan krisis moneter hampir semua
industri dalam negeri mengalami dampaknya dan
yang paling parah adalah sektor keuangan dan
perbankan. Sebaliknya perusahaan costumer goods
dan sektor pertanian yang berorientasi ekspor justru
meraih keuntungan
12
3. Aspek Perusahaan
• Yaitu penilaian terhadap kinerja dan prospek
suatu perusahaan, sehingga diketahui apakah layak
untuk wadah berinvestasi atau tidak
• Salah satu alat untuk menilai kinerja dan prospek
perusahaan adalah melalu Laporan Keuangan
yang terdiri dari Neraca dan Laporan R/L
• Perusahaan yang telah listing di Bursa wajib
menyampaikan dan memberikan Laporan
Keuangannya kepada publik dan dipublikasikan
melalui media cetak
13
Analisa Laporan Keuangan & Analisa Rasio
Dari Analisa Laporan Keuangan dan Analisa Rasio
akan diketahui tentang kondisi perusahaan sbb. :
a. Tingkat Keuntungan (Profitabilitas)
b. Posisi Hutang (Solvabilitas)
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity)
d. Penilaian Rasio Sekuritas (saham dan Obligasi)
14
a.
Tingkat Keuntungan (Profability Ratio)
1. Return on Asset (ROA) :
EBT/Assets x 100 % =
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh aset
perusahaan dapat dapat diberdayakan untuk
menghasilkan laba
2. Return on Equity (ROE)
EAT/Equity x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari modal sendiri (ekuitas)
3. Net Profit Margin (NPM)
EAT / Sals x 100% =
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba dari total penjualan
15
b. Posisi Hutang (Solvability Ratio)
1. Debt to Equity Ratio :
Total Liability/Equity x 100 % =
Rasio ini menunjukkan porsi sumber dana
perusahaan apakah lebih banyak dari ekuitas
(modal sendiri) atau dari pinjaman/hutang
2. Debt to Total Asset :
Total Liability/Asset x 100 % =
Rasio ini menunjukkan berapa besar Asset
perusahaan yang telah dibiayai dari dana
pinjaman/ hutang atau berapa besar hutang
perusahaan dapat dijamin dengan assetnya
16
c. Tingkat Likuiditas (Liquidity Ratio)
1. Curent Ratio :
Current Asset/Current Liabilities x 100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber
dana jangka pendek. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik
2. Quick Ratio :
(Current Asset-Inventory) / Current Liabilies x
100% =
Menunjukkan kemampuan emiten untuk melunasi
hutang/kewajiban jangka pendeknya dari sumber
dana jangka pendek yang paling lancar (cash &
equivalent) . Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi tingkat likuiditas emiten.
17
d. Penilaian Rasio Sekuritas
Saham:
1. Earning Per Share (EPS) :
EPS : EAT/Total Share x Rp 1,- =
Merupakan keuntungan (return) yang diperoleh investor per
sahamnya
2. Price Earning Ratio (PER)
PER : Share Price/EPS x 1 kali =
Menggambarkan apresiasi pasar terhadap kemampu- an
emiten dalam menghasilkan laba, yang dihitung dalam
satuan kali. Bagi investor semakin kecil rasio ini semakin
baik, karena saham ydm termasuk murah
3. Net Asset Value/Book Value Ratio (BV)
BV : Equity/Total Share x Rp 1,- =
Menggambarkan perbandingan antara Total Modal (Ekuitas)
terhadap jumlah saham yang beredar
18
4. Price to Book Value (PBV)
PBV : Share Price /Book Value x 1 kali =
Menunjukkan seberapa besar pasar menghargai nilai
saham emiten. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar
percaya akan prospek emiten tersebut.
5. Dividend Payout Ratio (DPR)
DPR : Dividend per share/EPS x 100%=
Menunjukkan besarnya laba yang dibayarkan kepeda
investor dalam bentuk dividen
6. Dividend Yield (DY)
DY : Dividend per share/Share Price x 100% =
Menunjukkan tingkat penghasilan berjalan yang diperoleh
dari investasi saham. Semakin besar rasio ini semakin
menarik bagi investor.
19
Obligasi:
1. Current Yield (CY) :
CY : Annual Coupon/Bond Price x 100% =
Menggambarkan hasil kupon yang diperoleh dibandingkan
dengan Harga Pasar obligasi, dinilai dalam % tase
2. Convertion Ratio (Rasio Konversi) :
CR : Par Value Bond/ Convertion Share Price
x 1 kali =
Menggambarkan berapa kali obligasi konversi dihargai
dibandingkan dengan nilai saham yang diperoleh
20
ANALISA TEHNIKAL
• Yaitu analisa yang memfokuskan pada perkiraan
harga sekuritas (saham/obligasi) di masa yang
akan datang berdasarkan data pergerakan harga
sekuritas dan juga volume perdagangan sekuritas
dimasa lalu
• Analisis ini merupakan upaya untuk
memperkirakan harga saham (kondisi pasar)
dengan mengamati perubahan harga saham
tersebut (kondisi pasar) diwaktu yang lalu tanpa
memperhatikan faktor-faktor fundamental
21
Asumsi dasar Analisis Tehnikal :
• Harga pasar ditentukan oleh interaksi penawaran
dan permintaan
• Pemintaan dan penawaran dipengaruhi oleh
banyak faktor, baik rasional atau tidak
• Harga saham bergerak dalam trend terus menerus
dan berlangsung cukup lama, meskipun ada
fluktuasi kecil di pasar
• Perubahan trend disebabkan hukum permintaan
dan penawaran
• Penyebab terjadinya pergeseran permintaan dan
penawaran tidak menjadi masalah, dapat dideteksi
lambat atau cepat melalui chart transaksi
• Beberapa pola chart berulang dengan sendirinya
22
Model Analisis Tehnikal
• Banyak teori atau model yang digunakan oleh
analisis tehnikal yang pada umumnya
menggunakan chart (grafik-grafik) dimana nama
pola antara analis satu dengan lainnya berbeda.
• Dengan menggunakan grafik-grafik, maka analisis
ini disebut Chartis
• Dari sekian banyak teori/model grafik, diantaranya
adalah :
a- Dow Theory
b- The Head and Shoulders Top (HST)
23
a- Dow Theory
Merupakan salah satu analisis tehnikal yang
sudah lama dan cukup populer.
Teori ini terdiri dari 3 gerakan harga saham
pada hari hari perdagangan sbb. :
1.Primary trend
Secara umum disebut pasar dalam keadaan
“bear” atau “bull” .
Gambaran primary trend adalah tujuan utama teori
ini yang dibagi menjadi upward primary trend
dan downward primary trend
24
2. Secondary movement
Hanya beberapa bulan yang terkadang disebut
“correction”
3. Tertiary moves
Adalah fluktuasi harian sederhana.
Analis membuat grafik dan memplot harga saham
atau indeks pasar setiap hari dalam upaya
menemukan primary trend dan secondary trend
25
b. The Head and Shoulders Top (HST)
Model ini mempelajari pola perdagangan saham.
Tingkah laku pasar yang dibentukteori ini dapat
dikategorikan dalam 4 fase,yaitu :
1.The Left Shoulder,
Yaitu periode pembelian yang ramai dan diikuti
dengan sepinya perdagangan, kemudian
mendorong harga ke puncak yang baru, sebelum
harga mulai menurun lagi
26
2.The Head,
Yaitu dorongan pembelian yang besar,
meningkatkan harga ke tingkat yang tinggi,
kemudian jatuh dibawah puncak “Left Shoulder”
3.The Right Shoulder,
Yaitu reli moderat diatas volume perdagangan
saham untuk mengangkat harga, tetapi gagal ke
puncak “the head” sebelumnya, harga-harga
mulai menurun
4.The Confirmation,
Yaitu harga jatuh dibawah garis leher (neckline)
Titik ini merupakan sinyal untuk menjual saham
27
Analisis Fundamental Vs Teknikal
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Variable
Analisis
Fundamental
Fokus
Perhatian
Harga
Horison
Investasi
Informasi
utama
Motif utama
Over/undervalued
Strategi
umum
Karakter
Investor
Analisi
Tehnikal
Timing
(up/downward)
Jangka menengah & Jangka pendek
panjang
Perusahaan/Emiten
Psikologis
Investor
Dividen &
Capital gain
pertumbuhan
Beli & simpan
Berpindah
Penabung &
Individual
Pedagang &
Institusional
28