https://ratihkuntaridewi.files.wordpress.com/2016/04/ratih-kuntari-dewi-20130730042-manajemen-resiko-a-tugas-7.pptx
Download ReportTranscript https://ratihkuntaridewi.files.wordpress.com/2016/04/ratih-kuntari-dewi-20130730042-manajemen-resiko-a-tugas-7.pptx
Manajemen Resiko Bank Syariah Pelaksanaan GCG yang memenuhi prinsip Transparancy, Accountability, Responsibility, Indepedency, dan Fairness (TARIF) Mata Kuliah : Manajemen Resiko Bank Syariah Dosen Pengampu: Gita Danupranata, S.E., M.M. Disusun oleh: • Elvia Cahya (20130730011) • Ratih Kuntari Dewi (20130730042) Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Pengertian GCG Suatu struktur yang mengatur pola hubungan harmonis tentang peran dewan komisaris, Direksi, Pemegang Saham dan Para Stakeholder lainnya Suatu sistem pengecekan dan perimbangan kewenangan atas pengendalian perusahaan yang dapat membatasi munculnya dua peluang: pengelolaan yang salah dan penyalahgunaan aset perusahaan. Suatu proses yang transparan atas penentuan tujuan perusahaan, pencapaian, berikut pengukuran kinerjanya. Indonesia dalam Peraturan Pelaksanaan GCG Bank Bank Indonesia No. Yang Memenuhi 11/33/PBI/2009 mendefiniskan Prinsip Transparancy, GCG adalah suatu tata kelola yang menerapkan prinsipAccountability, bank prinsip keterbukaan Responsibility, (transparency), akuntabilitas Indepedency, dan (accountability), pertanggungjawaban Fairness (responsibility), profesional (professional) dan kewajaran (fairness). Tujuan dan Manfaat GCG di Indonesia 1. Mendorong tercapainya kesinambungan perusahaan melalui pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kewajaran dan kesetaraan. 2. Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing organ perusahaan, yaitu Dewan Komisaris, Direksi dan Rapat Umum Pemegang Saham. 3. Mendorong pemegang saham, anggota Dewan Komisaris dan anggota Direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. 4.Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan terutama di sekitar perusahaan. 5.Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya. 6.Meningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun internasional, sehingga meningkatkan kepercayaan pasar yang dapat mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang berkesinambungan. Prinsip Dasar GCG pada Perbankan Syariah Sebagaimana dijelaskan dalam Peraturan Bank Indonesia No. 11/33/PBI/2009 bahwa prinsip-prinsip dalam GCG bahwa harus menerapkan prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), profesional (professional), kewajaran (fairness), dan pertanggungjawaban (responsibility). Selain itu Prinsip dasar pelaksanaan GCG ini juga dijelaskan dalam pedoman Good Governance Bisnis Syariah (GGBS). Prinsip ini dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Keterbukaan (transparency) 2. Akuntabilitas (accountability) 3. Responsibilitas (responsibility) 4. Independensi (independency) 5. Kewajaran dan Kesetaraan (fairness) Aspek / Kriteria Pedoman GCG Konvensional Pedoman GCG Syariah Penciptaan Pra Terciptanya pasar yang efisien, Kondisi/ Penciptaan transparan, dan konsisten dengan Situasi Kondusif Undang-undang yang didukung Tiga Pilar, yaitu Negara, Dunia Usaha, dan Masyarakat. Terwujudnya bisnis yang berkembang dengan tetap berlandaskan pada kaidah-kaidah syariah yang tidak hanya ditujukan untuk keberhasilan materi, akan tetapi juga keberhasilan spiritual. 1. Prakondisi Spiritual untuk menegakkan taq-wa dalam kegiatan bisnis melalui komit-men taqwa, kesung-guhan dan konsistensi. 2. Prakondisi operasional melalui Empat Pilar yaitu Negara, Ulama, Dunia Usaha, dan Masyarakat. Asas Transparency, Accountability, Responsibility, Independency, dan Fairness (disingkat TARIF). Dua pijakan dasar yaitu Spiritual dan Operasional. 1. Secara spiritual ber-asaskan pada Iman dan Taqwa yang diwujudkan dalam bentuk komitmen pada dua aspek yakni Halal dan Tayib 2. Secara operasional sama dengan GCG yaitu, Transparency, Accountability, Res- ponsibility, Indepen dency, dan Fairness yang dilengkapi dengan landasan-landasan dalamAl-Qur‟an dan Hadist yang berkaitan dengan masing-masing asas tersebut. Etika dan Pedoman Perilaku Setiap perusahaan harus memiliki rumusan nilai-nilai perusahaan (terpercaya, adil, dan jujur) yang menggambarkan sikap moral, etika bisnis yang disepakati oleh organ perusahaan dan karyawan serta pedoman perilaku bagi organ perusahaan dan semua karyawan. Etika bisnis syariah merupakan acuan moral sebagai bagian dari wujud akhlak al-karimah sehingga didsarkan itikad baik dan saling ridho. 1. Bisnis syariah harus memenuhi empat nilai dasar, yaitu jujur, adil, amanah, dan ihsan. 2. Masing-masing pelaku bisnis dapat merumuskan nilai-nilai bisnis, etika bisnis, dan pedoman perilaku yang terdiri dari nilai-nilai bisnis secara umum, etika bisnis syariah, dan pedoman perilaku bisnis syariah. CONTOH Kebijakan sebuah perusahaan mendapat sertifikat “HALAL”. makanan untuk Ini merupakan bentuk pertanggungjawaban kepada masyarakat. Lewat sertifikat ini, dari sisi konsumen, mereka akan merasa yakin bahwa makanan yang dikonsumsinya itu halal dan tidak merasa dibohongi perusahaan. Dari sisi Pemerintah, perusahaan telah mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku (Peraturan Perlindungan Konsumen). Dari sisi perusahaan, kebijakan tersebut akan menjamin loyalitas konsumen sehingga kelangsungan usaha, pertumbuhan, dan kemampuan mencetak laba lebih terjamin, yang pada akhirnya memberi manfaat maksimal bagi pemegang saham. Lanjutan… Kebijakan perusahaan mengelola limbah sebelum dibuang ke tempat umum. Ini juga merupakan pertanggungjawaban kepada publik. Dari sisi masyarakat, kebijakan ini menjamin mereka untuk hidup layak tanpa merasa terancam kesehatannya tercemar. Demikian pula dari sisi Pemerintah, perusahaan memenuhi peraturan perundang-undangan lingkungan hidup. Sebaliknya dari sisi perusahaan, kebijakan tersebut merupakan bentuk jaminan kelangsungan usaha karena akan mendapat dukungan pengamanan dari masyarakat sekitar lingkungan. Penerapan GCG di Perbankan Syariah Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Melalui PBI ini diatur kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan check and balance yang harus dilakukan bank dan juga menghindari conflict of interest dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan kulaitas pelaksanaan GCG Bank diwajibkan untuk melakukan self assessmentsecara komprehensif agar kekurangan bisa segera di deteksi. Dan pada akhirnya Bank akan menyerahkan Laporan penerapan GCG ini kepadastakeholder sebagai sebuah bentuk transparansi yang dilakukan oleh manajemen. Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Melalui PBI ini diatur kegiatan-kegiatan yang menyangkut dengan check and balance yang harus dilakukan bank dan juga menghindari conflict of interest dalam melaksanakan tugas. Untuk meningkatkan kulaitas pelaksanaan GCG Bank diwajibkan untuk melakukan self assessmentsecara komprehensif agar kekurangan bisa segera di deteksi. Dan pada akhirnya Bank akan menyerahkan Laporan penerapan GCG ini kepadastakeholder sebagai sebuah bentuk transparansi yang dilakukan oleh manajemen. Lanjutan… PBI juga mengatur tentang keterkaitan dan tugas serta tanggung jawab yang harus diemban oleh para punggawa syariah compliance, yaitu Dewan Pengawas Syariah. Tugas dan tanggung jawab DPS dilakukan dengan cara, antara lain ; (a) melakukan pengawasan terhadap proses pengembangan produk baru Bank terkait dengan pemenuhan prinsip syariah dan (b) melakukan ppengawasan terhadap kegiatan Bank terkait dengan pemenuhan prinsip syariah. Dua hal ini menjadi sebuah oint penting dalam penerapan GCG pada Perbankan Syariah, dari sisi manajemen dan tata kelola perusahaan lainnya, semua telah mengacu kepada rule of the gamesyang telah ada, dan telah diatur dengan kebijakan intern dan juga PBI, sedangkan untuk DPS, hal ini masih baru dan belum terlalu maksimal pengaturannya. Dewan Pengawas akan sangat berperan dalam menjaga syariah compliance yang berkaitan erat dengan pengelolaan perusahaan dari sisi kebenaran syariah, dan hal ini akan menjadi sangat penting ketika perusahaan akan mengeluarkan produk-produk perbankannya. Sehingga bisa kita simpulkan, selain tata kelola yang baik dari sisi manajemen perusahaan, tata kelola pengawasan dan pengembangan yang dilakukan oleh DPS menjadi tolak ukur mendasar dalam kesuksesan penerapan GCG pada Bank Syariah.