kondisi ketahanan pangan ind-nhfil.ppt 6469KB Jun 02 2011 09:33:56 PM

Download Report

Transcript kondisi ketahanan pangan ind-nhfil.ppt 6469KB Jun 02 2011 09:33:56 PM

DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
INDONESIA TAHAN PANGAN DAN GIZI 2015
AKU SEHAT KARENA PANGANKU CUKUP, BERAGAM BERGIZI
SEIMBANG DAN AMAN
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
JUSTIFIKASI 1: PANGAN ADALAH HAK AZASI MANUSIA
1. Universal Declaration of Human Right (1948) dan The International
Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights (1966) yang
menyebutkan bahwa “everyone should have an adequate standard of
living, including adequate food, cloothing, and housing and that the
fundamental right to freedom from hunger and malnutrition”.
2. Rome Declaration on World Food Security and World Food Summit
1996 yang ditanda tangani oleh 112 kepala negara atau penjabat
tinggi dari 186 negara peserta, dimana Indonesia menjadi salah satu
di antara penandatangannya. Isinya adalah pemberian tekanan pada
human right to adequate food (hak atas pemenuhan kebutuhan
pangan secara cukup), dan perlunya aksi bersama antar negara untuk
mengurangi kelaparan
3. Millenium Development Goals (MDGs) menegaskan bahwa tahun 2015
setiap negara teramsuk Indonesia menyepakati menurunkan
kemiskinan dan kelaparan separuhnya
4. Hari Pangan Sedunia tahun 2007 menekankan pentingnya
pemenuhan Hak Atas Pangan.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
JUSTIFIKASI 2 : KONDISI OBYEKTIF INDONESIA
1. Masalah gizi berakar pada masalah ketersediaan, distribusi, dan
keterjangkauan pangan, kemiskinan, pendidikan dan pengetahuan
serta perilaku masyarakat. Dengan demikian masalah pangan dan gizi
merupakan permasalahan berbagai sektor dan menjadi tanggung
jawab bersama pemerintah dan masyarakat.
2. Jumlah penduduk Indonesia yang besar dan tersebar dalam bebagai
wilayah memerlukan penanganan Ketahanan Pangan yang terpadu.
3. Penanganan ketahanan pangan memerlukan perencanaan lintas
sektor dan dengan sasaran serta tahapan yang jelas dan terukur
sehingga memerlukan perencanaan jangka menengah dan panjang
4. Konferensi Dewan Ketahanan Pangan Tahun 2006 para Gubernur
selaku Ketua DKP Provinsi seluruh Indonesia telah mencanangkan
beberapa butir kesepakatan yang telah yang salah satunya adalah
untuk penyusunan Indonesia Tahan Pangan dan Gizi 2015 dan telah
dideklarasikan dihadapan Presiden RI selaku Ketua DKP pada tanggal
21 Nopember 2006 di Istana Bogor.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
JUSTIFIKASI 3 :
PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG MENUNTUT
KEMANDIRIAN
1. Harga pangan internasional mengalami lonjakan drastis dan
semakin tida menentu
2. Negara-negara di dunia semakin egois untuk mementingkan
kebutuhannya sendiri
3. Kompetisi penggunaan komoditas pertanian: pangan vs
pakan vs energi
4. Resesi Ekonomi global diambang pintu
5. Serbuan pangan asing (“westernisasi diet”) berpotensi besar
penyebab gizi lebih dan meningkatkan ketergantungan pada
impor
4
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Perkembangan Harga pangan dunia
(As of Sept. 2008)
US$/ton
600
400
200
Corn
140
Wheat
120
Rice
100
Oil (right scale)
80
60
40
US$/barrel
800
20
0
0
Source: Data from FAO 2008 and IMF 2008.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Produksi pangan dunia tidak meningkat
Total
Million tons
Million tons
Source: Data from FAO 2003, 2005-07.
* Forecast.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Stok pangan dunia menurun
1960
1961
1962
1963
1964
1965
1966
1967
1968
1969
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
0
10
20
30
40
50
60
70
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Stok Beras dan Gandum 1960-2007 (kg per capita)
1974
2007
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Negara yang Berisiko karena Krisis Pangan
Dunia
Source: United Nations World Food Programme,2008
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Food Protests (2008)
Source: United Nations World Food Programme
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Haiti food riot, April 2008
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Mexico
Argentina
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Pakistani women buy subsidized flour in Lahore. The price of staple foods and
fuel has risen drastically in the country in the last few months. Many people in
Pakistan are now dependent on state subsidies.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Philippines
In Manila, the capital of the Philippines, soldiers stand guard during the
sale of government rice. With the price of rice soaring, the government is
looking at ways to ensure none of its citizens starve.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Bangladesh: Food queues have become longer as prices have gone up.
Fights over food frequently break out in the queues.
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
2039
2040
2041
2042
2043
2044
2045
2046
2047
2048
2049
2050
US $/ton
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
RAMALAN KRISIS PANGAN MENDATANG
500
450
400
350
300
250
200
150
100
50
0
rice
w heat
maize
soybean
sugarcane
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
NERACA PANGAN DUNIA, 2025
Region
South Asia
Population
2025
Consumption/
Capita
Demand
2025
Production
2025
Balance
2025
2021
237
549.7
524.6
-25.1
2387
338
1040.9
914.0
-126.9
Latin America
690
265
217.9
171.2
-46.7
Europe
799
634
506.5
619.4
112.9
North America
410
780
319.5
558.2
238.7
8039
363
3046.5
2977.7
-68.8
East and
Southeast Asia
World
SOURCE: www.worldbank.org
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Trade
restriction
Asia
Bangladesh
China
India
Indonesia
Malaysia
Thailand
Latin America
Argentina
Brazil
Mexico
Peru
Venezuela
Africa
Egypt
Ethiopia
Ghana
Kenya
Nigeria
Tanzania
Trade
liberaliz.
Consumer
subsidy
Social
protection
Increase
supply
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
BERBAGAI ESPON KEBIJAKAN PEMERINTAH
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Source: IMF, FAO, and news reports, 2007-08.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
PERUBAHAN KONDISI GLOBAL YANG
TIDAK MENENTU MENUNTUT
KETAHANAN PANGAN YANG
BERKELANJUTAN DI INDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
TUJUAN UMUM INDONESIA TAHAN
PANGAN DAN GIZI 2015
Panduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baik
instansi pemerintah di tingkat pusat maupun propinsi dan
kabupaten/kota, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi,
petani, nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyedia
jasa, serta masyarakat pada umumnya dalam menjabarkan
lebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan sinergis
berbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahanan
pangan dan gizi nasional dan wilayah tahun 2015
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
TUJUAN KHUSUS
1. Meningkatkan pemahaman seluruh stakeholders terkait dan
masyarakat dalam peran sertanya untuk pemantapan ketahanan
pangan.
2. Meningkatkan kemampuan menganalisis perkembangan situasi
pangan dan gizi agar: (i) mampu menetapkan prioritas penanganan
masalah pangan dan gizi; (ii) mampu memilih intervensi yang tepat
sesuai kebutuhan lokal; dan (iii) mampu membangun dan
memfungsikan lembaga pangan dan gizi; dan (iv) mampu memantau
dan mengevaluasi pembangunan pangan dan gizi.
3. Meningkatkan koordinasi pembangunan ketahanan pangan secara
terpadu untuk diimplementasikan karena terinci dengan jelas untuk
membangun sinergi, integrasi dan koordinasi yang baik mulai dari
perencanaan, implementasi dan evaluasi atas pelaksanaan bidang
tugas masing-masing dalam rangka mencapai tujuan yaitu
mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
LANDASAN HUKUM
1.
2.
3.
4.
5.
UU No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
UU No. 7 tahun 1996 tentang Pangan
PP No. 68 tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan
PP 28 tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi Pangan
PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, Dan Pemerintahan Daerah
Kabupaten/Kota
6. PP No. 41 tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat Daerah
7. Perpres No. 83 tahun 2006 tentang Dewan Ketahanan Pangan
8. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2005 – 2009
9. Revitalisasi Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (pencanangan oleh Presiden
tanggal 11 Juni 2005), termasuk kebijakan dan program pembangunan
ketahanan pangan
10. Kebijakan Umum Ketahanan Pangan 2006-2009
11. Rencana Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2006-2010
12. Arahan Presiden pada rapat pleno Dewan Ketahanan Pangan, 18 April 2006
13. Komitmen Gubernur pada 20 November 2006
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KONDISI KETAHANAN PANGAN DAN GIZI SAAT INI
23
PRODUKSI PANGAN INDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
12,000,000.00
10,000,000.00
8,000,000.00
6,000,000.00
4,000,000.00
y = 1E+06ln(x) + 6E+06
R² = 0.8171
2,000,000.00
0.00
400,000
350,000
250,000
200,000
y = 81254ln(x) + 43754
R² = 0.6808
50,000
0
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
14,000,000.00
Jagung
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
100,000
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Padi
Kedele
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
1,800,000
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
600,000
400,000
y = -2089.3x2 + 85065x + 296770
R² = 0.5064
200,000
0
Tebu
450,000
3,000,000.00
2,500,000.00
300,000
2,000,000.00
1,500,000.00
150,000
1,000,000.00
500,000.00
0.00
600,000
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
600,000
300,000
200,000
y = 116468ln(x) + 256949
R² = 0.817
100,000
1,600,000
1,400,000
1,200,000
1,000,000
800,000
y = -4789x + 1E+06
R² = 0.4086
400,000
200,000
0
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
Kacang tanah
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
400,000
800,000
350,000
700,000
300,000
150,000
Ubi jalar
500,000
250,000
400,000
200,000
y = -5034.2x + 344964
R² = 0.8947
100,000
50,000
0
0
Ketela pohon
Trend Produksi pangan
nabati untuk padi dan
jagung konstan,
sedangkan komoditas
laiinya cenderung
menurun
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
PRODUKSI PANGAN INDONESIA (LANJ’)
500
1400
1200
1000
800
400
600
300
400
200
y = 29.914x - 82.444
R² = 0.9294
200
0
-100
2500
2000
1500
1000
y = 51.08x + 75.466
R² = 0.9674
0
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
-200
1970
1971
1972
1973
1974
1975
1976
1977
1978
1979
1980
1981
1982
1983
1984
1985
1986
1987
1988
1989
1990
1991
1992
1993
1994
1995
1996
1997
1998
1999
2000
2001
2002
2003
2004
2005
2006
Telur(000 ton)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
susu(000 ton)
700
600
500
y = 17.289x - 54.415
R² = 0.9653
100
0
Daging
Trend Produksi pangan
hewani meningkat
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERGANTUNGAN IMPOR PANGAN DI INDONESIA
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA
(KAL/KAPITA/HARI)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KETERSEDIAAN PANGAN PER KAPITA
(KKAL/KAPITA/HARI)
Minimum
57 gram
Minimum
2200
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KONSUMSI
60
2050
58
2000
56
gram/kapita/hari
kkal/kap/hari
2000
2100
1950
1900
1850
1800
54
50
48
1750
46
1700
44
1650
42
1996 1999 2002 2003 2004 2005 2007
Kota Desa Kota+Desa
Energi
52
52
1996 1999 2002 2003 2004 2005 2007
Kota Desa Kota+Desa
Protein
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Persentase Rumahtangga Rawan Konsumsi Pangan
berdasarkan Tingkat Kecukupan Energi
40.0
30.0
20.0
32.0
18.2
15.8
15.8
22.4
4.8
5.0
2.3
32.2
10.0
7.6
0.0
2002
2003
2004
Sangat raw an (< 70% AKE)
2005
4.5
2006
2.5
2007
Raw an ringan-sedang (70-90% AKE)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Perkembangan Konsumsi Komoditas Pangan Kelompok
Padi-padian Penduduk Indonesia Selama Tahun 1993-2007
140
120
117
125
117
116,0
110,0
107,0
100
105
104,0
100,0
80
konsumsi
(Kg/kap/thn) 60
40
20
0
1993 1996 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Beras
Jagung
Terigu
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Perkembangan Konsumsi Komoditas UmbiumbianPenduduk Indonesia Selama Tahun 1993-2007
25
22
20
Konsumsi
(kg/kap/thn)
15
15
13
12
13
15
14
13
12
10
5
6
5
2
3
1
2
1
3
3
11
2
3
2
4
2
2
3
1
2
22
1
0
0
0
0
1993 1996 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Kentang
Sagu
1
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Pe rke mbangan Konsumsi Pangan He wani Pe nduduk
Indone sia Se lama 1993-2007
20
19
19
19
18
18
18
17
17
17
16
14
14
12
Konsumsi
10
(kg/kap/tahun)
8
7
6
6
6
6
6
4
5
5
4
4
4
4
4
4
4
3
3
3
22
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
1 1 1
1
1
1
1
0
0
1993 1996 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007
Tahun
Daging Ruminansia
Telur
Ikan
Daging Unggas
Susu
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Beras (gram/kapita/hari) Konsumsi Ketela (gram/kapita/hari)
Thailand
French Polynesia
Senegal
Dominican Republic
Venezuela, Boliv Rep of
Laos
Malaysia
Kenya
Philippines
Sao Tome and Principe
Colombia
Chad
Brazil
Indonesia
Timor-Leste
Sierra Leone
Comoros
Malawi
Zambia
Gabon
Côte d'Ivoire
Cameroon
Burundi
Uganda
Rwanda
Nigeria
Guinea
Togo
Paraguay
Madagascar
Central African Republic
Liberia
Tanzania, United Rep of
Benin
Ghana
Mozambique
Congo, Republic of
Angola
Congo, Dem Republic of
Ecuador
Maldives
Kuwait
United Arab Emirates
Peru
Liberia
Comoros
Costa Rica
Japan
Vanuatu
Mauritius
Brunei Darussalam
Côte d'Ivoire
Solomon Islands
Cuba
Suriname
Korea, Dem People's
Senegal
India
Malaysia
Guinea
Guyana
Sierra Leone
Korea, Republic of
China
Guinea-Bissau
Nepal
Sri Lanka
Madagascar
Timor-Leste
Thailand
Philippines
Indonesia
Cambodia
Bangladesh
Viet Nam
Laos
Myanmar
0
100
200
300
400
500
600
0
100
200
300
400
500
600
700
800
900
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Sayuran (gram/kapita/hari)
Viet Nam
Konsumsi Buah (gram/kapita/hari)
Korea, Republic of
Thailand
Viet Nam
Philippines
Philippines
Malaysia
Thailand
Japan
Korea, Republic of
Malaysia
Japan
Indonesia
Indonesia
Japan
China
Brunei Darussalam
0
100
200
Brunei Darussalam
300 400
500
600
700
0
20
40
60
80
100 120 140 160
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Ikan laut
(gram/kapita/hari)
Konsumsi daging (gram/kapita/hari)
Indonesia
Myanmar
Philippines
Korea, Dem People's Rep
Thailand
Japan
Indonesia
Viet Nam
Brunei Darussalam
Viet Nam
Malaysia
Japan
China
United States of America
Brunei Darussalam
United Arab Emirates
Israel
Malaysia
0
10
20
30
40
50
60
0
50
100
150
200
250
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Telur (gram/kapita/hari)
Konsumsi Susu (gram/kapita/hari)
Indonesia
Viet Nam
Saudi Arabia
China
Philippines
Brunei Darussalam
Brazil
Thailand
Philippines
Israel
Indonesia
Malaysia
Malaysia
America
Brunei Darussalam
Thailand
China
Japan
Japan
0
10
20
30
40
50
60
0
20
40
60
80
100
120
140
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Konsumsi Kedelai (gram/kapita/hari)
Viet Nam
Peru
Rwanda
Brunei Darussalam
Belize
Thailand
Myanmar
Costa Rica
Nigeria
Cuba
Colombia
Yemen
Brazil
China
Uganda
Korea, Republic of
Japan
Seychelles
Indonesia
Korea, Dem People's Rep
0
5
10
15
20
25
30
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Skor PPH
100
80
60
40
20
0
1999
2002
2003
2004
2005
2007
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
POLA PANGAN HARAPAN
Lain-lain, 36
Lain-lain, 60
Sayur+buah, 100
Sayur+buah, 120
Gula, 98
Gula, 100
Kacang2an, 74
Kacang2an, 100
Buah/biji berminyak, 50
Buah/biji
berminyak, 60
Minyak+Lemak, 206
Padi-padian, 1000
Minyak+Lemak, 200
Padi-padian, 1246
Pangan hewani, 158
Umbi-umbian, 46
Pangan hewani,
240
Umbi-umbian, 120
Fakta 2007
Anjuran
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KEAMANAN PANGAN
Persentase Pelanggaran Produk Pangan
57
,9
7
70
0
2001
2002
2003
2004
2005
Tahun
Pemanis buatan TMS
Formalin
Pewarna bukan untuk makanan
Lain-lain
Pengawet TMS
Boraks
Cemaran mikroba TMS
2006
17 , 5
,0 4
4
77 12
,9
2
20
7,
29 6
,
14
,0
6
26
,5
2
7, 1
8 1
,3
5,
1
7
5,
49 7
,1
7
21
,4
5
10
,6
4
6,
94
11
,7
6, 1
71 1
23
,5
5
30
,4
5
37
,7
6
62
6,
52
13
,6
1
9,
1
4,
13
10
5,
65
20
12
,
9, 18
81
30
8,
43 16
,2
2,
2
25
,9
1
40
15
,6
16 5
,3
7
Persentase
50
40
,8
46
,2
60
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Jumlah Kasus Keracunan Tahun 2001 – 2007
∑
∑
∑ Sakit
Terpapar
Meninggal
Case
fatality
rate
Incident
Rate
Tahun
∑
KLB
2002
43
6543
3635
10
0.28
1.67
2003
34
8651
1843
12
0.65
0.84
2004
164
22297
7366
51
0.69
3.37
2005
184
23864
8949
49
0.55
4.11
2006
159
21145
8733
40
0.46
3.99
2007
179
19120
7471
54
0.72
3.42
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
STATUS GIZI MASYARAKAT
40
35
30
25
31.7
28.34
20.02
20
19
18.25
15
17.13
19.3
19.19
19.2
8
8.31
8.8
10
5
11.56
6.3
10.51
7.23
8.11
7.53
0
1989 1992 1995 1998 1999 2000 2002 2003 2005
G Buruk
G Kurang
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
Prevalensi Balita Gizi Kurang menurut Pripinsi (Susenas, 2005)
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
ISU STRATEGIS
KETAHANAN PANGAN
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis
kemandirian
1. Kapasitas produksi domestik, (a) laju peningkatan produksi pangan cenderung
melandai dengan rata-rata pertumbuhan kurang satu persen sedangkan
pertambahan penduduk sebesar 1,2% setiap tahun (b) belum berkembangnya
kapasitas produksi pangan daerah dengan teknlogi sesifik lokasi karena hambatan
inrastruktur pertanian ; (c) petani umumnya skala kecil (kurang dari 0,5 hektar) yang
berjumlah 13,7 juta KK menyebabkan aksesibilitasnya terbatas terhadap sumber
permodalan, teknologi, sarana produksi dan pasar (d) banyak dijumpai kasus
terhambatnya distribusi sarana produks khususnya pupuk bersubsidi, (e) lambatnya
penerapan teknologi akibat kurang insentif ekonomi dan masalah sosial petani
2. Kelestarian sumberdaya lahan dan air Saat ini tingkat alih fungsí lahan pertanian
ke non pertanian (perumahan, perkantoran dll) di Indonesia diperkirakan 106.000
ha/5 th . Kondisi sumber air di Indonesia cukup memperihatinkan, daerah
tangkapan air yakni daerah aliran sungai (DAS) kondisi lahannya sangat kritis
akibat pembukaaan hutan yang tidak terkendali. Defisit air di Jawa sudah terjadi
sejak tahun 1995 dan terus bertambah hingga tahun 2000 telah mencapai 52,8
milyar m3 per tahun. Sejak 10 tahun terakhir terjadi banjir dengan erosi hebat dan
ancaman tanah longsor pada musim hujan bergantian dengan kekeringan hebat
pada musim kemarau. Bila laju degradasi terus berjalan maka tahun 2015
diperkirakan defisit air di Jawa akan mencapai 14,1 miliar m³ per tahun
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Cadangan pangan. Adanya kondisi iklim yang tidak menentu sehingga
sering terjadi pergeseran penanaman, masa pemanenan yang tidak
merata sepanjang tahun, serta sering timbulnya bencana yang tidak
terduga (banjir, longsor, kekeringan, gempa) memerlukan sistem
pencadangan pangan yang baik. Saat ini belum optimalnya :(1) sistem
cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat bencana
alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) cadangan pangan hidup (pekarangan,
lahan desa, lahan tidur, tanaman bawah tegakan perkebunan), (3)
kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga cadangan
pangan komunitas lainnya, (4) sistem cadangan pangan melalui
Lembaga Usaha Ekonomi Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan
mengakses pangan
1. Pengentasan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat.
Masyarakat yang rendah dalam mengakses pangan ada pada golongan
masyarakat miskin, yang diperkirakan sekitar 14.7 persen atau sekitar 34.9 juta
pada tahun 2008. Dari jumlah penduduk miskin tersebut, sekitar 68 persen tinggal
di pedesaan damana umumnya adala petani.
2. Kelancaran distribusi dan akses pangan. Masalah yang dijumpai adalah : (1)
infrastruktur distribusi, (2) sarana dan prasarana pasca panen, (3) pemasaran
dan distribusi antar dan keluar daerah dan isolasi daerah, (4) sistem informasi
pasar, (5) keterbatasan Lembaga pemasaran daerah, (6) hambatan distribusi
karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) kasus penimbunan komoditas pangan
oleh spekulan, (8) adanya penurunan akses pangan pangan karena terkena
bencana
3. Penjaminan Stabilitas Harga Pangan. Isu ini stabilitas harga pangan penting
karena : (1) masa panen yan tidak merata sepanjang bulan, sehigga harga tinggi
pada masa panen dan rendah pada waktu musim panen, (b) harga pangan dunia
semakin tidak menentu,dan indonesa sangat rentang terhadap pengaruh pasar
dunia. Disamping itu dengan adanya stabilitas harga pangan akan menguatkan
posisi tawar petani dan menjamin akses pangan masyarakat
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Peningkaan Kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
1. Konsumsi beras masih cukup tinggi yaitu sebesar 105,2 kg/kap/thn (Susenas 2005),
Walaupun Kualitas konsumsi terus meningkat dan pada tahun 2005 mencapai 79,1
dan 2007 mencapai 83.1, namun konsumsi pangan sumber protein, sumber lemak
dan vitamin/mineral masih jauh dari harapan. Konsumsi pangan dengan bahan
baku terigu mengalami peningkatan yang sangat tajam yakni sebesar sebesar 19,2
persen untuk makanan mie dan makan lain berbahan terigu 7.9 persen pada periode
1999-2004. Pada saat ini konsumsi pangan hewani penduduk Indonesia baru
mencapai 6,6 kg/kapita/tahun. Tingkat konsumsi ini lebih rendah dibanding Malaysia
dan Filipina yang masing-masing mencapai 48 kg/kap/tahun dan 18 kg/kapita/tahun
2. Faktor penyebab belum berkembangannya adalah : (1) belum berkembangnya
teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan pangan berbasis tepung
umbi-umbian lokal dan pengembangan aneka pangan lokal lainnya, (2) belum
berkembangnya bisnis pangan untuk peningkatan nilai tambah ekonomi melalui
penguatan kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta, (3) belum optimalnya
usaha perubahan perlaku diversifikasi konsumsi pangan dan gizi sejak usia dini
melalui jalur pendidikan formal dan non formal, (4) rendahnya citra pangan lokal, (5)
belum optomalnya Pengembangan program perbaikan gizi yang cost effective,
diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi pangan dan
program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi dan vitamin A
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
4. Peningkatan status gizi masyarakat
1. Jumlah anak balita dengan status gizi buruk diperkirakan sebesar 8.81
persen (sekitar 5 juta jiwa) dan gizi kurang sebesar 19,0 persen dan
beberapa masalah gizi lainnya seperti anemia gizi besi (AGB), gangguan
akibat kekurangan iodium (GAKI) dan kurang vtamin A (KVA) masih terjadi
(2005). Masalah kurang energi kronis (KEK) adalah 16,7 persen pada 2003.
Pada saat yang bersamaan pada kelompok usia produktif juga terdapat
masalah kegemukan (IMT>25) dan obesitas (IMT>27).
2. Peningkatan staus gizi harus dilakukan dengan dalam rangka mengurangi
jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro yang diprioritas
pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu, ibu hamil dan calon ibu
hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui, bayi sampai usia dua tahun
tanpa mengabaikan kelompok usia lainnya. Hal ini dapat ditempuh melalui
: (1) komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi dan kesehatan , (2)
penguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK, dan Dasa
Wisma; (3) peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
1. Saat ini masih cukup banyak digunakan bahan tambahan pangan
(penyedap, pewarna pemanis, pengawet, pengental, pemucat dan anti
gumpal) yang beracun atau berbahaya bagi kesehatan.
2. Masih kurangnya pengetahuan dan kepedulian masyarakat
konsumen maupun produsen (khususnya industri kecil dan
menengah) terhadap keamanan pangan, yang ditandai merebaknya
kasus keracunan pangan baik produk pangan segar maupun
olahan.
3. Belum ada sangsi yang tegas terhadap pelanggaran peraturan
keamanan pangan. Oleh karena itu usaha-usaha untuk pencegahan
dan pengendalian keamanan pangan harus dilakukan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
KEBIJAKAN DAN STRATEGI
MENUJU INDONESIA TAHAN
PANGAN DAN GIZI 2015
1. Pemantapan ketersediaan pangan berbasis kemandirian
2. Peningkatan kemudahan dan kemampuan mengakses
pangan
3. Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi pangan
menuju gizi seimbang
4. Peningkatan status gizi masyarakat
5. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
1. Arah kebijakan Pemantapan ketersediaan
pangan berbasis kemandirian
1. Menjamin ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, dalam
jumlah dan keragaman untuk mendukung konsumsi pangan sesuai
kaidah kesehatan dan gizi seimbang
2. Mengembangkan dan memperkuat kemampuan dalam pemupukan
dan pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat
hingga di tingkat desa dan atau komunitas
3. Meningkatkan kapasitas produksi pangan nasional melalui
penetapan lahan abadi untuk produksi pangan dalam rencana tata
ruang wilayah dan meningkatkan kualitas lingkungan serta
sumberdaya lahan dan air.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
2. Arah kebijakan Peningkatan kemudahan dan
kemampuan mengakses pangan
1. Meningkatkan daya beli dan mengurangi jumlah penduduk yang
miskin
2. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi distribusi dan perdagangan
pangan melalui pengembangan sarana dan prasarana distribusi
dan menghilangkan hambatan distribusi pangan antar daerah
3. Mengembangkan teknologi dan kelembagaan pengolahan dan
pemasaran pangan untuk menjaga kualitas produk pangan dan
mendorong peningkatan nilai tambah
4. Meningkatkan dan memperbaiki infrastruktur dan kelembagaan
ekonomi perdesaan dalam rangka mengembangkan skema
distribusi pangan kepada kelompok masyarakat tertentu yang
mengalami kerawanan pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Arah kebijakan Peningkatan kuantitas dan
kualitas konsumsi pangan menuju gizi seimbang
1. Meningkatkan kemampuan rumahtangga dalam mengakses pangan
untuk kebutuhan setiap anggota rumah tangga dalam jumlah dan mutu
yang memadai, aman dan halal dikonsumsi dan bergizi seimbang
2. Mendorong, mengembangkan dan membangun, serta memfasilitasi
peran serta masyarakat dalam pemenuhan pangan sebagai
implementasi pemenuhan hak atas pangan;
3. Mengembangkan program perbaikan gizi yang cost effective,
diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program fortifikasi
pangan dan program suplementasi zat gizi mikro khususnya zat besi
dan vitamin A
4. Mengembangkan jaringan antar lembaga masyarakat untuk pemenuhan
hak atas pangan dan gizi
5. Meningkatkan
efisiensi
dan
efektivitas
intervensi
bantuan
pangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin
terutama anak-anak dan ibu hamil yang bergizi kurang.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
4. Arah kebijakan Peningkatan status gizi
masyarakat
1.Mengutamakan upaya preventif, promotif dan pelayanan gizi dan
kesehatan kepada masyarakat miskin dalam rangka mengurangi
jumlah penderita gizi kurang, termasuk kurang gizi mikro (kurang
vitamin dan mineral)
2.Memprioritaskan pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu,
ibu hamil dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan menyusui,
bayi sampai usia dua tahun tanpa mengabaikan kelompok usia
lainnya
3.Meningkatkan efektivitas fungsi koordinasi
lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan dan gizi
sehingga terjamin adanya keterpaduan kebijakan, program dan
kegiatan antar sektor di pusat dan daeah, khususnya dengan sektor
kesehatan, pertanian, industri, perdagangan, pendidikan, agama,
serta pemerintahan daerah.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
5. Arah kebijakan Peningkatan mutu dan
keamanan pangan
1. Meningkatkan pengawasan keamanan pangan
2. Melengkapi perangkat peraturan perundang-undangan di bidang
mutu dan keamanan pangan
3. Meningkatkan kesadaran produsen, importir, distributor dan ritel
terhadap keamanan pangan
4. Meningkatkan kesadaran konsumen terhadap keamanan pangan,
5. Mengembangkan teknologi pengawet dan pewarna makanan yang
aman dan tidak memenuhi syarat kesehatan serta terjangkau oleh
usaha kecil dan menengah produsen makanan dan jajanan.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
SASARAN
1. Mempertahankan ketersediaan energi perkapita minimal 2.200
Kilokalori/hari, dan penyediaan protein perkapita minimal 57 gram/hari,
terutama protein yang diiringi dengan menurunnya ketergantungan
impor pangan maksimal 5 persen pada tahun 2015 serta tersedianya
cadangan pangan pemerintah untuk kondisi darurat karena bencana
alam dengan cadangan minimal 3 bulan dan berkembangnya
cadangan pangan masyarakat
2. Stabilnya harga komoditas pangan strategis yang ditandai
rendahnya perbedaan harga antara musim panen dan non panen
dengan perbedaan maksimum 10 persen
3. Turunnya jumlah penduduk miskin minimal 1 persen per tahun dan
berkurang 50 persennya menjadi 8 persen pada tahun 2015.
4. Meningkatkan keragaman konsumsi pangan perkapita untuk mencapai
gizi seimbang dengan kecukupan energi minimal 2.000 kkal/hari dan
protein sebesar 52 gram/hari dan cukup zat gizi mikro, serta
meningkatkan keragaman konsumsi pangan dengan skor Pola Pangan
Harapan (PPH) mendekati 100 pada tahun 2015
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
SASARAN
5. Meningkatkan keamanan, mutu dan higiene pangan yang dikonsumsi
masyarakat dengan menekan pelanggaran terhadap ketentuan
keamanan pangan sampai 90 persen
6. Prevalensi Kerawanan konsumsi pangan tingkat berat menurun hingga
1.5 persen pada tahun 2015;
7. Gizi kurang bukan masalah kesehatan masyarakat, dengan prevalensi
gizi kurang setinggi-tingginya 19% pada tahun 2015
8. Menguatnya kelembagaan ketahanan pangan dan gizi di pedesaan ,
khususnya PKK, Posyandu dan lembaga cadangan pangan komunitas
9. Terimplementasikannya dengan baik Sistem Kewaspadaan Pangan dan
Gizi pada setiap kabupaten/kota pada tahun 2015.
STRATEGI
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
A. Strategi Memantapkan Ketersediaan Pangan berbasis
Kemandirian
1. Peningkatan Kapasitas produksi domestik, melalui : (1) pengembangan
produksi pangan sesuai dengan potensi daerah, (2) peningkatan produksi dan
produktivitas komoditas pangan dengan teknologi spesifik lokasi, (3)
pengembangan dan menyediakan benih/bibit unggul dan jasa alsintan, (4)
peningkatan pelayanan dan pengawasan pengadaan sarana produksi, (5)
peningkatan layanan kredit yang mudah diakses petani
2. Pelestarian sumberdaya lahan dan air, melalui : (1) pengendalian alih
fungsi lahan pertanian ke non-pertanian untuk mewujudkan lahan abadi, (2)
sertifikasi lahan petani, (3) konservasi dan rehabilitasi sumberdaya lahan dan
air pada daerah aliran sungai (DAS), (4) pengembangan sistem pertanian
ramah lingkungan (agroforestry dan pertanian organik), (5) pemantapan
kelompok pemakai air untuk peningkatan pemeliharaan saluran irigasi, (6)
penataan penggunaan air untuk pertanian, pemukiman dan industri, (7)
pengembangan sistem informasi bencana alam dalam rangka Early Warning
System (EWS), (8) rehabilitasi dan konservasi sumberdaya alam, (9)
perbaikan dan peningkatan jaringan pengairan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Penguatan cadangan pangan pemerintah dan
masyarakat/komunitas, melalui: (1) pengembangan sistem
cadangan pangan daerah untuk mengantisipasi kondisi darurat
bencana alam minimal 3 (tiga) bulan , (2) pengembangan
cadangan pangan hidup (pekarangan, lahan desa, lahan tidur,
tanaman bawah tegakan perkebunan), (3) menguatkan
kelembagaan lumbung pangan masyarakat dan lembaga
cadangan pangan komunitas lainnya, (4) pengembangan
sistem cadangan pangan melalui Lembaga Usaha Ekonomi
Pedesaan ataupun lembaga usaha lainnya
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
B. Strategi Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi
pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
1. Penanggulangan kemiskinan dan pemberdayaan ekonomi
masayarakat untuk peningkatan daya beli pangan beragam
dan bergizi seimbang
2. Peningkatan kelancaran distribusi dan akses pangan, melalui:
(1) peningkatan kualitas dan pengembangan infrastruktur
distribusi, (2) peningkatan dan pengembangan sarana dan
prasarana pasca panen, (3) pengembangan jaringan pemasaran
dan distribusi antar dan keluar daerah dan membuka daerah yang
terisolir, (4) pengembangan sistem informasi pasar, (5) penguatan
lembaga pemasaran daerah, (6) pengurangan hambatan
distribusi karena pungutan resmi dan tidak resmi, (7) pencegahan
kasus penimbunan komoditas pangan oleh spekulan, (8)
pemberian bantuan pangan pada kelompok masyarakat miskin
dan yang terkena bencana secara tepat sasaran, tepat waktu dan
tepat produk;
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Penjaminan Stabilitas Harga Pangan, melalui : (1) pemberlakuan
Harga Pembelian Pemerintah pada komoditas pangan strategis , (2)
perlindungan harga domestik dari pengaruh harga dunia melalui
kebijakan tarif, kuota impor, dan/ pajak ekspor, kuota ekspor pada
komoditas pangan strategis, (3) pengembangan Buffer stock
Management (pembelian oleh pemerintah pada waktu panen dan
operasi pasar pada waktu paceklik) pada komoditas pangan strategis,
(4) pencegahan impor dan/ ekspor illegal komoditas pangan, (5)
peningkatan dana talangan pemerintah (propinsi dan kabupaten/kota)
dalam menstabilkan harga komoditas pangan strategis, (6)
peningkatan peranan Lembaga pembeli gabah dan Lembaga usaha
ekonomi pedesaan, (7) pengembangan sistem tunda jual , (8)
pengembangan sistem informasi dan monitoring produksi, konsumsi,
harga dan stok minimal bulanan
4. Peningkatan efisiensi dan efektivitas intervensi bantuan
pangan/pangan bersubsidi kepada masyarakat golongan miskin
(misalnya Raskin) dan mengembangkan pangan bersubsidi bagi
kelompok khusus yang membutuhkan terutama anak-anak dan ibu
hamil yang bergizi kurang
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
C. Strategi Peningkatan kuantitas dan kualitas konsumsi
pangan menuju gizi seimbang berbasis pada pangan lokal
1. Pengembangan dan percepatan diversifikasi konsumsi
pangan berbasis pangan lokal melalui pengkajian berbagai
teknologi tepat guna dan terjangkau mengenai pengolahan
pangan berbasis tepungumbi-umbian lokal dan
pengembangan aneka pangan lokal lainnya
2. Pengembangan bisnis pangan untuk peningkatan nilai
tambah ekonomi, gizi dan mutu ketersediaan pangan yang
beragam dan bergizi seimbang melalui penguatan
kerjasama pemerintah-masyarakat-dan swasta;
3. Pengembangan materi dan cara ajar diversifikasi konsumsi
pangan dan gizi sejak usia dini melalui jalur pendidikan
formal dan non formal
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
4. Penguatan pola konsumsi pangan lokal yang didaerah dan
kelompok masyarakat tertentu telah beragam;
5. pengembangan aspek kuliner dan daya terima konsumen,
melalui berbagai pendidikan gizi, penyuluhan, dan
kampanye gizi untuk peningkatan citra pangan lokal, serta
peningkatan pendapatan dan pendidikan umum.
6. Pengembangan program perbaikan gizi yang cost effective,
diantaranya melalui peningkatan dan penguatan program
fortifikasi pangan dan program suplementasi zat gizi mikro
khususnya zat besi dan vitamin A;
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
D. Strategi Peningkatan status gizi masyarakat, melalui
1. Peningkatan pelayanan gizi dan kesehatan kepada
masyarakat miskin yang terintegrasi dengan program
penanggulangan kemiskinan dan keluarga berencana, dalam
rangka mengurangi jumlah penderita gizi kurang, termasuk
kurang gizi mikro (kurang vitamin dan mineral) yang
diprioritas pada kelompok penentu masa depan anak, yaitu,
ibu hamil dan calon ibu hamil/remaja putri, ibu nifas dan
menyusui, bayi sampai usia dua tahun tanpa mengabaikan
kelompok usia lainnya;
2. Peningkatan komunikasi, informasi dan edukasi tentang gizi
dan kesehatan guna mendorong terbentuknya keluarga dan
masyarakat sadar gizi yang tahu dan berperilaku positif
untuk mencegah gangguan kesehatan karena kelebihan gizi
seperti kegemukan dan penyakit degeneratif lainnya
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
3. Penguatan kelembagaan pedesaan seperti Posyandu, PKK,
dan Dasa Wisma dalam promosi dan pemantauan tumbuh
kembang anak dan penapisan serta tindak lanjut (rujukan)
masalah gizi buruk;
4. Peningkatan efektivitas fungsi koordinasi lembaga-lembaga
pemerintah dan swasta di pusat dan daerah, dibidang pangan
dan gizi sehingga terjamin adanya keterpaduan kebijakan,
program dan kegiatan antar sektor di pusat dan daeah,
khususnya dengan sektor kesehatan, pertanian, industri,
perdagangan, pendidikan, agama, serta pemerintahan daerah
untuk promosi keluarga sadar gizi, pencegahan dan
penanggulangan gizi kurang dan gizi buruk secara dini dan
terpadu.
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
F. Strategi Peningkatan mutu dan keamanan pangan, melalui
1. Peningkatan pengetahuan dan kesadaran tentang
keamanan pangan di tingkat rumahtangga, industri
rumahtangga dan UKM serta importir, distributor dan ritel
serta pemahaman tentang implikasi hukum pelanggaran
peraturan keamanan pangan yang berlaku;
2. Penguatan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan
dengan melengkapi perangkat peraturan perundangundangan di bidang mutu dan keamanan pangan, law
enforcement bagi produsen, importir, distributor dan ritel
yang melakukan pelanggaran terhadap keamanan pangan;
3. Peningkatan kesadaran dan perlindungan konsumen
terhadap keamanan pangan
DEWAN KETAHANAN PANGAN 2008
TERIMA KASIH