HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA

Download Report

Transcript HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT DAN PEMDA

HUBUNGAN PEMERINTAH PUSAT
DAN PEMDA
(STUDI KASUS PROVINSI NAD DAN PAPUA)
MATA KULIAH DINAMIKA POLITIK LOKAL
SEMESTER GENAP
DOSEN: RATRI ISTANIA, SIP, MA
SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
LEMBAGA ADMNISTRASI NEGARA
2009
REFORMASI PENYELENGGARAAN
PEMERINTAH INDONESIA
• Suatu perubahan kearah perbaikan
tanpa merusak, atau sedapat mungkin
tetap dapat memelihara kontinuitas
yang telah ada oleh mereka yang
memimpin suatu sistem pemerintahan
DASAR PEMIKIRAN HUBUNGAN
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
• Otonomi daerah berarti kewenangan atau otoritas lokal daerah
bersangkutan
• Hakekat otonomi daerah mengembalikan hak daerah dalam hal
inisiatif, prakartsa kreatif untuk masyarakatnya
• Daerah harus secara terkendali menyelenggarakan
kekuasaannya tanpa banyak campur tangan pemerintah pusat
• Implementasi otonomi daerah didukung segenap kemampuan
pemerintah daerah, struktur kelembagaaan kuat, dan
masyarakat sendiri
• Pemerintah daerah harus melakukan penataan kelembagaan
daerah agar kondusif bagi otonomi daerah
• Proses restrukturisai kelembagaan disertai dengan penyiapan
aparatur pemerintah profesional dan visioner
• Perlunya penyamaan persepsi semua pihak/stakeholder
otonomi daerah mewujudkan masyarakat yang lebih baik
PERIODISASI HUBUNGAN
PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH
•
•
•
•
•
•
•
•
Era Berdirinya NKRI
Era RIS
Era Transisi I 1949-1950
Era Demokrasi Parlementer (1950-1957)
Era Demokrasi Terpimpin (1957-1965)
Era Stabilitas 1970-1980
Era Transisi II 1990-1999
Era 1999-2009
Sumber: Diolah dari Colin MacAndrews dan Ichlausul Amal (2002)
PERMASALAHAN
• Distribusi kewenangan yang tergambar sebagai piramida terbalik,
dimana kewenangan ditingkat pusat sangat besar dan di tingkat
daerah semakin mengecil terlebih-lebih pada Daerah
kabupaten/kota
• Hubungan Kepala Daerah dan DPRD yang kurang serasi
• Pendapatan daerah yang kecil menghambat bagi Pemerintah
Daerah untuk melaksanakan tugas-tugas pemerintahan
• Kelembagaan Pemerintah Daerah dengan Dinas-Dinas
Daerahnya, belum mencerminkan adanya suatu Lembaga yang
benar-benar dibentuk atas pertimbangan beban kerja atau volume
kerja.
• Tersumbatnya partisipasi dan peran serta masyarakat diakibatkan
adanya kecenderungan dan anggapan yang kuat bahwa
pemerintahlah yang memiliki tanggung-jawab yang besar dalam
melaksanakan kegiatan-kegiatan pembangunan dan kebijakankebijakan publik.
PEMECAHAN MASALAH
•
•
•
•
•
Self regulating power
Self modifyin power
Local political support
Financial resources
Developing brain power
Sumber: Agus Syamsudin (1999:5)
TUGAS
• Setiap Kelompok Berdasarkan Topik Bekerja
Menyusun Indikator Berdasarkan Temuan
Dalam Berbagai Sumber
• Masukan Indikator Terpilih Tiap Topik
Berdasarkan Kesepakatan Kelompok Ke
Dalam Tabel
• Persiapkan Dengan Baik Untuk
Dipresentasikan Di Depan Kelas Minggu
Berikut
INDIKATOR UTAMA
PROVINSI NAD
Indikator
Indikator Utama
variabel
Demokrasi Lokal
Potensi Konflik Etnis-Religius
Politik Ekonomi Lokal
Birokrasi Pemda
Hubungan Pempus-Pemda
•Keistimewaan aceh didasarkan
pada sejarah
•Diberlakukannya Syariat islam
sebagai hukum positif
mewadahi keinginan
pemerintah daerah
INDIKATOR UTAMA
PROVINSI PAPUA
Indikator
Indikator Utama
variabel
Demokrasi Lokal
Potensi Konflik Etnis-Religius
Politik Ekonomi Lokal
Birokrasi Pemda
Hubungan Pempus-Pemda
•Pemerintah pusat tidak
menjawab keinginan pemerintah
daerah dalam pemeratan
pembangunan