Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat HHP Kebijakan Gaji dan Tunjangan bagi Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN Yogyakarta, 19 Juni 2014
Download ReportTranscript Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat HHP Kebijakan Gaji dan Tunjangan bagi Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN Yogyakarta, 19 Juni 2014
Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Anggaran Direktorat HHP Kebijakan Gaji dan Tunjangan bagi Pejabat Fungsional Pengelola Pengadaan Barang/Jasa berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN Yogyakarta, 19 Juni 2014 PEMBAHASAN Contents 1. Perubahan dari UU No. 43/1999 ke UU No.5 tahun 2014 2. Hak-Hak PNS dan Hak Keuangan PNS dalam UU ASN 3. Implikasi UU ASN terhadap Tunjangan Jabatan Fungsional dan Kebijakannya 4. Honorarium Pejabat/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa PERUBAHAN DARI UU NO. 43/1999 KE UU NO.5 TAHUN 2014 No UU No. 43/1999 No UU No. 5/2014 1. Manajemen ASN berbasis Merit System 2. Aparatur Sipil Negara = PNS + PPPK 3. Pengisian jabatan berdasarkan DUK Jabatan dikelompokkan berdasarkan tugas dan fungsi jabatan : Jabatan Pimpinan Tinggi, Jabatan Administrasi, Jabatan Fungsional 4. 5. PNS mudah dimanfaatkan politik Pengisian jabatan berdasarkan open recruitment 5. PNS lebih terlindungi dari intervensi politik 6. KKN tidak terbentuk 6. Dibentuk KASN sebagai pengawal penerapan merit sistem 7. Sistem penggajian sangat kompleks 7. Sistem penggajian lebih disederhanakan agar transparansi dan akuntabilitas tinggi 8. Sistem pensiun : Pay as you go 8. Sistem Pensiun : fully funded system 9. BUP : es I dan II : 60th, lainnya : 55th , Jafung bisa lebih 9. BUP : es I dan II : 60th, lainnya : 58th , Jafung bisa lebih 1. Manajemen PNS 2. Pegawai Negeri = PNS + PTT 3. Jabatan dikelompokkan dalam eselonisasi : Es I, Es II, Es III, Es IV, Pelaksana 4. HAK-HAK PNS DAN HAK KEUANGAN PNS DALAM UU ASN ASN PNS HAK: 1. Gaji 2. Tunjangan Kinerja 3. Tunjangan Kemahalan 4. Fasilitas 5. Cuti 6. Jaminan Pensiun, JHT 7. Perlindungan 8. Pengembangan Kompetensi JABATAN PPPK JABATAN PIMPINAN TINGGI : 1. Jabatan Tinggi Utama 2. Jabatan Tinggi Madya BUP 3. Jabatan Tinggi Pratama 60th HAK: 1. Gaji 2. Tunjangan Kinerja 3. Tunjangan Kemahalan 4. Cuti 5. Perlindungan 6. Pengembangan Kompetensi JABATAN FUNGSIONAL: JABFUNG KEAHLIAN: 1. Ahli Utama 2. Ahli Madya 3. Ahli Muda 4. Ahli Pertama Note: Pangkat mencerminkan: -Leveling Jabatan -Skala Gaji JABFUNG KETRAMPILAN: 1. Penyelia 2. Mahir 3. Terampil BUP 4. Pemula JABATAN ADMINISTRASI: 1. Jabatan Administrator 2. Jabatan Pengawas 3. Jabatan Pelaksana Sesuai kebut BUP 58th HAK KEUANGAN PNS DALAM UU ASN Pasal 79 1) Pemerintah wajib membayar gaji yang adil dan layak kepada PNS serta menjamin kesejahteraan PNS. 2) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibayarkan sesuai dengan beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan. 3) Gaji sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pelaksanaannya dilakukan secara bertahap. 4) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara. 5) Gaji PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. Pasal 80 1) Selain gaji sebagaimana dimaksud dalam Pasal 79, PNS juga menerima tunjangan dan fasilitas. 2) Tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi tunjangan kinerja dan tunjangan kemahalan. 3) Tunjangan kinerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai pencapaian kinerja. 4) Tunjangan kemahalan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dibayarkan sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masing-masing. 5) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintah pusat dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja negara. 6) Tunjangan PNS yang bekerja pada pemerintahan daerah dibebankan pada anggaran pendapatan dan belanja daerah. HAK KEUANGAN PNS DALAM UU ASN TUNJ KINERJA GAJI = Pay by Position Basic Pay Prinsip : adil & layak serta menjamin kesejahteraan PNS Penentu : beban kerja, tanggungjawab, dan resiko pekerjaan. worth job + Pay by Perfomance Contigent Pay Penentu: Capaian kinerja . Capaian Kinerja : Capaian kinerja organisasi dlm pelaks RB dan capaian kinerja individu TUNJ KEMAHALAN + Pay by Living Cost Purchasing Power Parity Ditentukan: sesuai dengan tingkat kemahalan berdasarkan indeks harga yang berlaku di daerah masingmasing. Fasilitas Merupakan sarana dan prasarana yang disediakan oleh negara untuk kelancaran pelaksanaan tugas IMPLIKASI UU ASN TERHADAP TUNJANGAN JABATAN FUNGSIONAL DAN KEBIJAKANNYA 1. Kementerian PAN dan RB mengembalikan usulan Tunjangan Jabatan Fungsional (baik yang baru maupun penyesuaian) kepada KL pengusul. 2. Kementerian Hukum dan HAM menafsirkan bahwa berdasarkan UU ASN Penyesuaian besaran Tunjangan Fungsional masih diperkenankan namun bagi Jabatan Fungsional yang baru dihentikan sampai dengan PP tentang Gaji ditetapkan. HONORARIUM PEJABAT/PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA (PMK No. 72 Tahun 2013) Honorarium bagi Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Honorarium diberikan kepada pegawai negeri yang diangkat oleh Pengguna/Kuasa Pengguna Barang/Jasa untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa melalui penunjukan langsung/pengadaan langsung untuk paket pengadaan barang/pekerjaan konstruksi/jasa lainnya yang bernilai paling tinggi Rp200.000.000 (dua ratus juta rupiah) untuk paket pengadaan jasa konsultansi yang bernilai paiing tinggi Rp50.000.000 (lima puluh juta rupiah). Honorarium Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok Kerja ULP Honorarium d.iberikan kepada pegawai negeri yang diangkat oleh Pengguna Anggaran (PA)/Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) menjadi Panitia Pengadaan Barang/Jasa atau Kelompok Kerja ULP untuk melaksanakan pemilihan penyedia barang/jasa. Anggota Panitia Pengadaan . Barang/Jasa dan Kelompok Kerja ULP paling kurang 3 (tiga) orang. Catatan: Dalam hal Pejabat/Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok Kerja ULP telah ditetapkan sebagai jabatan fungsional dan telah diberikan tunjangan jabatan fungsionalnya, maka pemberian honorarium untuk Pejabat/Panitia Pengadaan Barang/Jasa dan Kelompok Kerja ULP dinyatakan tidak berlaku. MATUR NUWUN Yogyakarta, 19 Juni 2014