Transcript Document

KEBIJAKAN
PEMBINAAN INTEGERITAS SDM
APARATUR
KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
DAN REFORMASI BIROKRASI
2012
Aba Subagja, S.Sos., MAP
Kepala Bidang Standar Jabatan SDM
Aparatur
Peraturan Pemerintah
Peraturan Presiden
Peraturan Menteri
Surat Edaran
2
• Melakukan Evaluasi jabatan
• Memanfaatkan assessment center untuk
pengukuran kompetensi jabatan,
penempatan dalam jabatan, dan
pengembangan pegawai
• Menyusun uraian jabatan
• Menyusun profil kompetensi pegawai
• Menyusun standar kompetensi jabatan
• Menyusun job grading dan job pricing
• Menerapkan sistem penilaian kinerja,
• Menata sistem pemberian tunjangan
kinerja/remunerasi
• Mengembangkan sistem pengadaan dan
seleksi
• Membangun/mengembangkan database
pegawai
• Mengembangkan pola karir berdasarkan
kompetensi: penempatan, rotasi, mutasi
dan promosi
3







PERINGKAT JABATAN DAN HARGA JABATAN
VALIDASI PERINGKAT JABATAN
YANG
DIEVALUASI
ADALAH
JABATAN/
PEKERJAAN –
BUKAN ORANG YANG
MENDUDUKI JABATAN ITU
JABATAN YANG DIEVALUASI DIANGGAP
TELAH
DILAKSANAKAN
PENUH
DAN
MENCAPAI PRESTASI STANDAR
JABATAN/ PEKERJAAN DIEVALUASI SEPERTI
APA ADANYA PADA SAAT INI
EVALUASI “JOB CONTENT” TERLEPAS DARI
LEVEL GAJI SAAT INI, STATUS, DSB.
EVALUASI JABATAN BUKAN SEBUAH PROSES
MATEMATIS
TETAPI
LEBIH
BERSIFAT
“PERSONAL JUDGMENT” (PERTIMBANGAN
DENGAN AKAL SEHAT)
Diperlukan dalam kaitan pemberian
tunjangan kinerja yang merupakan
implikasi dari pelaksanaan reformasi
birokrasi pada K/L
1. Penataan Struktur
Birokrasi
9.Efisiensi Penggunaan
Fasilitas, Saranan dan
PrasaranaPegawai
Negeri
8. Peningkatan
Kesejahteraan Pegawai
Negeri
2. Penataan Jumlah,
Distribusi dan Kualitas
PNS
PROGRAM
PERCEPATAN RB
MENUJU BIROKRASI
YANG BERSIH DAN
MELAYANI
7. Pelaporan Harta
Kekayaan Pegawai
Negeri
3. Sistem Seleksi dan
Promosi Secara Terbuka
4. Profesionalisme
PNS
5. Pengembangan E
Government
6. Penyederhanaan
Perizinan Usaha
PENGETAHUAN
PROFESIONALISME
KEAHLIAN
KETRAMPILAN
HUKUM
PERILAKU
DISIPLIN
PEMBINAAN
JIWA KORPS
DAN KODE
ETIK PNS
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Formasi
Pengadaan
Pengangkatan
Penempatan
Diklat
Pemindahan
Promosi
Penggajian
pemberhentian
OPTIMALISASI
TUGAS-TUGAS
PNS DI BIDANG
PEMERINTAHAN
DAN
PEMBANGUNAN
(PEMBERIAN
PELAYANAN
KEPADA
MASYARAKAT)
KODE ETIK PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(1)
(2)
(3)
6
Adalah pedoman sikap, tingkah laku dan
perbuatan yang harus dilaksanakan oleh setiap
PNS
Etika  bernegara, berorganisasi,
masyarakat, diri sendiri, sesama PNS
ber
Sanksi Moral dan tindakan administratif 
pernyataan secara tertutup atau terbuka
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(1) Disiplin
PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam
peraturan perundang-undangan dan/atau peraturan kedinasan
yang apabila tidak ditaati atau dilanggar hukuman disiplin
(2) Pelanggaran Disiplin adalah setiap ucapan, tulisan atau
perbuatan PNS yang tidak menaati kewajinan dan/atau
melanggar larangan ketentuan disiplin PNS, baik yang
dilakukan
(3) Hukuman disiplin yang dijatuhkan kepada PNS karena
melanggar peraturan disiplin PNS
7
DISIPLIN PEGAWAI NEGERI
SIPIL:
(1) Kewajiban berjumlah 17 butir, dengan penyempurnaan meliputi
antara lain : penambahan ketentuan kewajiban masuk kerja (selama
ini diatur dalam PP 32 Tahun 1979 tentang pemberhentian PNS).
(2) Penambahan ketentuan kewajiban mencapai sasaran kerja.
(3) Larangan berjumlah 15 butir, dengan penyempurnaan meliputi
antara lain : penambahan butir larangan dalam mendukung Capres /
Cawapres dan anggota Legislatif (DPR, DPD dan DPRD)
sebagaimana diamanatkan dalam UU No.10 Tahun 2008 dan UU No.
42 Tahun 2008.
8
TIDAK MENCAPAI SASARAN
KERJA PEGAWAI (SKP) YANG
DITETAPKAN :
(1)
Hukuman Disiplin Sedang : apabila pencapaian
sasaran kerja pada akhir tahun hanya mencapai
25% s.d. 50%.
(2)
Hukuman Disiplin Berat : apabila pencapaian
sasaran kerja pegawai pada akhir tahun
kurang dari 25%.
9
KETENTUAN JAM KERJA:
1. PNS yang tidak masuk kerja selama 5 s/d 15 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin ringan.
• Teguran lisan 5 hari
• Teguran tertulis 6-10 hari
• Pernyataan tidak puas secara tertulis11-15 hari.
2. PNS yang tidak masuk kerja selama 16 s/d 30 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi hukuman disiplin sedang.
• Penundaan KGB16-20 hari
• Penundaan KP21-25
• Penurunan pangkat selama 1 tahun26-30 hari.
3. PNS yang tidak masuk kerja selama 31 s/d 45 hari kerja tanpa alasan
yang sah dikenai sanksi:
10
•
•
•
•
Penurunan pangkat selama 3 tahun31-35 hari
Penurunan jabatan36-40 hari
Pembebasan jabatan 41-45 hari
Pemberhentian dengan hormat atau tidak dengan hormat46 hari atau
lebih
HUKUMAN DISIPLIN:
1. Tingkat hukuman disiplin  hukuman disiplin ringan, hukuman disiplin,
sedang, hukuman disiplin berat
2. Hukuman disiplin ringan :
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pernyataan tidak puas secara tertulis
3. Hukuman disiplin sedang :
a. penundaan kenaikan gaji berkala selama 1 tahun.
b. penundaan kenaikan pangkat selama 1 tahun.
c. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 1 tahun.
4. Hukuman disiplin berat :
a. penurunan pangkat setingkat lebih rendah selama 3 tahun.
b. pemindahan dalam rangka penurunan jabatan setingkat lebih rendah.
c. pembebasan dari jabatan.
d. pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS.
e. pemberhentian tidak dengan hormat
11
KRITERIA PENJATUHAN DISIPLIN:
1. Dilihat dari jumlah ketidakhadiran.
2. Dilihat dari sifat dilakukannya pelanggaran;
a. Ringan  tidak sengaja
b. Sedang sengaja
c. Berat  tidak ada
3. Dilihat dari dampak negatif yang timbul akibat pelanggaran
a. Ringan  dampak negatif ke Unit Kerja yang bersangkutan
b. Sedang  dampak negatif ke instansi yang bersangkutan
c. Berat  dampak negatif ke pemerintah/negara
4. pelanggaran yang dilakukan terkait dengan penyalahgunaan wewenang,
menerima hadiah/ pemberian yang berhubungan dengan jabatan dijatuhi jenis
hukuman disiplin berat saja.
5. Pelangggaran yang terkait dengan pelayanan, hukuman disiplin ditetapkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan (seperti Undang-Undang
Pelayanan Publik).
12
ARAH PENGEMBANGAN
JABATAN
RUU ASN
• JABATAN ADMINISTRASI
•JABATAN FUNGSIONAL
•JES
PENATAAN
JABATAN
STRUKTURAL
PENGANGKATAN
DALAM JABATAN
STRUKTURAL
Analisis Jabatan dan
Analisis Beban Kerja
PERAMPINGAN
STRUKTUR
BIROKRASI
PENGEMBANGAN
JABFUNG
JABATAN
STRUKTURAL
ESELON III
SECARA
SELEKTIF
•Mendukung
pembentukan
profesionalisme PNS;
•Memberikan kejelasan
peran
yang
harus
dijalankan dan produk
yang harus dicapai oleh
setiap
PNS
yang
mendudukinya;
•Memberikan kejelasan
dan kepastian karier
melalui jenjang yang
ada;
•Memberikan
ukuran
yang jelas terhadap
kinerja
dengan
penetapan bobot angka
kreditnya;
13
RUANG LINGKUP/ISI POKOK RUU ASN
 Mengatur manajemen Aparatur Sipil Negara (PNS dan
PTT) yang meliputi :
1. Jenis pegawai ASN;
2. Jenis Jabatan ASN;
3. Pengadaan Calon Pegawai ASN;
4. Pengangkatan dalam Jabatan;
5. Netralitas Pegawai ASN;
6. Pejabat berwenang;
7. Fungsi ASN sebagai perekat NKRI;
8. Pembentukan dan Kewenangan Komisi Aparatur
Sipil Negara (KASN);
9. Penyelesaian Sengketa;
10. Batas Usia Pensiun (BUP);
11. Sanksi pidana.
KONSEP MANAJEMEN
STRATEGIS SDM
Pendekatan RUU ASN adalah
pengembangan potensi human
capital, bukan pendekatan
administrasi kepegawaian.
15
AZAS PENYELENGGARAAN
MANAJEMEN ASN
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Kepastian hukum;
Profesionalitas;
Proporsionalitas;
Keterpaduan;
Delegasi;
Netralitas;
Akuntabilitas;
8.
9.
10.
11.
12.
13.
Efektif dan efisien;
Keterbukaan
Non-diskriminasi
Persatuan dan kesatuan;
Keadilan dan kesetaraan;
Kesejahteraan.
16
PRINSIP PROFESI ASN
Berlandaskan pada :
1. Nilai dasar;
2. Kode etik;
3. Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada
pelayanan publik;
4. Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas;
5. Kualifikasi akademik;
6. Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas;
7. Profesionalitas jabatan.Kepastian hukum.
17
NILAI DASAR PROFESI ASN
1. Memegang teguh nilai-nilai dalam
ideologi negara Pancasila;
2. Setia dan mempertahankan UndangUndang Dasar Negara Republik
IndonesiaTahun 1945;
3. Menjalankan tugas secara profesional
dan tidak berpihak;
4. Membuat
keputusan
berdasarkan
prinsip keahlian;
5. Menciptakan lingkungan kerja yang
non-diskriminatif;
6. Memelihara dan menjunjung tinggi
standar etika yang luhur;
7. Mempertanggungjawabkan
tindakan
dan kinerjanya kepada publik;
8. Memiliki
kemampuan
dalam
melaksanakan kebijakan dan program
Pemerintah;
9. Memberikan layanan kepada publik
secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna,
dan santun;
10. Mengutamakan
kepemimpinan
berkualitas tinggi;
11. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan
kerjasama;
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan
mendorong kinerja pegawai;
13. Mendorong
kesetaraan
dalam
pekerjaan; dan
14. Meningkatkan
efektivitas
sistem
pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir.
KODE ETIK PROFESI ASN  Untuk menjaga
martabat dan kehormatan ASN.
18
Created by aba subagja
19