TUGAS KELOMPOK RESUME BUKU “PATOLOGI SOSIAL, GANGGUAN-GANGGUAN KEJIWAAN” Pengarang : Dr.Kartini Kartono (2010) Disusun Guna Melaksanakan Tugas Kelompok Mata Kuliah Patologi Sosial Program Strata I Bimbingan dan.

Download Report

Transcript TUGAS KELOMPOK RESUME BUKU “PATOLOGI SOSIAL, GANGGUAN-GANGGUAN KEJIWAAN” Pengarang : Dr.Kartini Kartono (2010) Disusun Guna Melaksanakan Tugas Kelompok Mata Kuliah Patologi Sosial Program Strata I Bimbingan dan.

TUGAS KELOMPOK
RESUME BUKU “PATOLOGI SOSIAL, GANGGUAN-GANGGUAN
KEJIWAAN”
Pengarang : Dr.Kartini Kartono (2010)
Disusun
Guna Melaksanakan Tugas Kelompok
Mata Kuliah Patologi Sosial
Program Strata I Bimbingan dan Konseling Fakultas Ilmu Pendidikan
Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Drs.Tunggul, M.Pd
Mata Kuliah : Patologi Sosial
Dosen Pengampu : Drs.Tunggul, M.Pd
Nama Mahasiswa :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
MUHIBBUDDIN (09220307ST)
SITI KHOPIPAH (09220334ST}
NURSHOLEH (09220317ST)
IMANIA SUKMA DEWI (09220704ST)
TUWUH PANGESTI (09220703ST)
FAIZAH (09220288ST)
EDI SAPTONO (09220359ST)
HERLINA EKA S. (09220360ST)
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
IKIP VETERAN
SEMARANG
2010
PEMAHAMAN MENGENAI MANUSIA DAN KEHIDUPAN PSIKIS
 Apa yang terkandung dalam pribadi manusia, sejatinya bisa dipahami lewat
pengamatan terhadap pikiran, perasaan dan kemauan dan isu-isi
ketidaksadarannya. Isi-isi kejiwaan dapat disebut subyektif maupun obyektif. Isi
kejiwaan tersebut disebut obyektif jika peristiwa itu benar-benar ada, bisa
dijelaskan, dapat dikontrol kebenarannya melalui bukti yang nyata.
 Apabila suatu isi psikis itu sesuai dengan pendapat sendiri, tidak bisa dikontrol dan
dibuktikan menurut selera sendiri, disebut subyektif. Berbagai isi kejiwaan
subyektif tersebut memiliki sifat yang ”mengganggu” .
 Gangguan-gangguan psikis itu hampir-hampir tidak pernah muncul disebabkan
oleh satu faktor saja, akan tetapi selalu diakibatkan oleh satu rentetan kompleks
faktor penyebab, yaitu oleh faktor organis atau somatis, faktor psikis dan struktur
kepribadian, serta lingkungan atau sosial.
 Banyak manusia yang lahir dari suatu rumah tangga yang rusak secara moral, di
mana perlakuan buruk dari anggota keluarganya sendiri kadangkala diterimanya
tanpa bisa menolak dan membela diri, sehingga menciptakan gangguangangguan psikis yang menetap dalam dirinya.
 Kemudian model kehidupan masyarakat modern ini, yang kompetitif, penuh
persaingan kepentingan, memburu keuntungan semata, individualis dan eksplosif
sekarang ini memberikan dampak negatif pada perkembangan kepribadian anakanak dan para pemudanya, juga orang dewasa dan orang tua-orang tua, yang ini
dapat berkembang menjadi bentuk-bentuk gangguan jiwa.
PENGERTIAN SAKIT DAN PENYAKIT GANGGUAN FUNGSI PSIKIS
 Menurut Prof.DR.P.C.Kuiper, 1973, definisi penyakit adalah terganggu atau tidak
berlangsungnya fungsi-fungsi psikis dan fisik, yaitu ada kelainan dan penyimpangan
yang mengakibatkan kerusakan dan bahaya pada organ atau tubuh, sehingga bisa
mengancam kehidupan. Orang tersebut disebut sakit apabila dia mengalami
kelainan/penyimpangan yang mengakibatkan kerusakan dan bahaya organ atau
tubuh, dan bisa mengancam kehidupannya.
 Gangguan fungsional adalah gangguan pada fungsi-fungsi fisik maupun pada fungsifungsi psikis.
 Gangguan fungsional ada dua, laesional dan psikogen. Penderitaan dan gangguan
pada fungsi yang disebabkan oleh cedera atau laesie dinamakan gangguan
laesional. Apabila gangguan tersebut berlaku secara berterusan disebut cedera
organis/laesie. Ketika pengaruh-pengaruh psikis dan konflik-konflik psikis tersebut
menimbulkan gangguan fisik, maka gangguang ini dinamakan gangguan psikogen.
 Organisme merupakan pribadi yang hidup dan tumbuh, yang mengalami suatu
proses adaptasi (penyesuaian diri), relasi dinamis antara fungsi-fungsi dalam
organisme dengan lingkungannya. Dengan adanya penyesuaian diri tersebut, maka
gangguan dalam diri manusia, baik psikis dan fisik, bisa memberikan suatu
kemampuan untuk hidup sehat. Akan tetapi, jika adaptasi tersebut tidak berjalan
normal ataupun berhenti, dan kejadian tersebut berlangsung secara progresif, maka
timbul akibat yang disebut sakit.
 Sehingga, penentu bagi jiwa yang sehat maupun sakit adalah 1) isi dari pengalaman
individu 2) cara individu mengelola dan menyelesaikan yang dihadapi, yaitu dengan
cara yang wajar, melalui penggunaan mekanisme pelarian diri dan pembelaan diri
yang negatif.
PENYEBAB GANGGUAN PSIKIS: FAKTOR MULTI-KAUSAL
• Penyebab gangguan psikis adalah faktor organisme itu sendiri,
psikisnya dan pengaruh sosial, yang mana antara satu sama lain
saling mempengaruhi dan menjalin suatu rangkaian yang
multikausal, sehingga gangguan psikis tersebut menjadi kompeks
untuk diselesaikan dan diobati.
• Sebab musabab yang multikausal yang berlangsung secara
”sinergi” tersebut difahami sebagai sumber utama permasalahan
dan penyakit dalam diri manusia yang normal.
GANGGUAN KESADARAN
 Kesadaran adalah suatu intensionalitas atau suatu relasi antara subyek
yang aktif mengalami dengan obyek yang dialami. Dapat diartikan
sebagai pengamatan sendiri, penghayatan sendiri, pengalaman sendiri,
dengan sadar dimaksudkan begitu. Ketidaksadaran merupakan tidak
diketahui dengan jelas, terlepas dari penghayatan sendiri, tidak
dimaksudkan sedemikian.
 Gejala gangguan kesadaran ialah coma (penyakit tidur), subcoma (di
bawah penyakit tidur sangat pulas) , sopor (tidur sangat nyeyak), delier
(lepas, gila, panas hati, pasien menjadi cemas dan gelisah), dementia,
dan keadaan samar-kabur histeris. Gangguan kesadaran histeris
terkadang muncul dengan kecemasan yang kronis. Gangguan kesadaran
ini biasanya karena adanya gangguan fungsi pada pusat otak,
disebabkan oleh suatu penyakit fisik, oleh intoxicatie, atau oleh
keracunan. Pada kecederaan otak yang disebut dengan geger otak atau
commotio cerebri, gangguan kesadaran juga bisa timbul.
Gangguan kesadaran yang parah menunjukkan gejala sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
Daya orientasinya sangat terganggu
Tidak memahami lingkungan sekitarnya
Konsentrasi minatnya terganggu atau tidak bisa berlangsung
Mengalami amnesia atau hilang ingatan tentang keadaan diri sendiri dan
lingkungannya.



Dementia adalah proses kemunduran yang hebat pada penderita amnesia.
Dementia senilis disebabkan oleh proses ketuaan fisik.
Dementia paralytica disebabkan oleh kelumpuhan, berlangsung proses
kerusakan yang progresif, yang mengakibatkan perubahan dan erosi pada
struktur kepribadian, disertai dengan kompleksitas gejala amnesia.
Pusat kerusakan pada cortex atau kulit otak (selaput otak).

Silbermann (1971) mendefinisikan beberapa gangguan kesadaran:
1. Coma, kehilangan kesadaran, tanpa reaksi terhadap perngsang
sakit
2. Subcoma, kehilangan kesadaran, namun masih bisa mereaksi
perangsang sakit
3. Keadaan soporeus, kehilangan kesadaran, namun masih bisa
dibangunkan
4. Keadaan samar kabur, menurunnya kesadaran, namun tidak
dihinggapi halusinasi dan delusi-delusi.
5. Keadaan delirant, menurunnya kesadaran disertai halusinasi dan
delusi.
6. Keadaan stupor, keadaan tetap sadar, namun mengalami mutisme
(membisu), tanpa gerakan-gerakan sama sekali dan menjadi kaku
beku.
GANGGUAN KESADARAN DIRI DALAM WUJUD DEREALISASI DAN
DEPERSONALISASI
 Derealisasi merupakan gangguan kesadaran dalam bentuk di mana
seseorang tidak mengenal kembali lingkungan sekitar. Apabila ada
tanggapan yang sangat keliru mengenai dunia kenyataan/realitas yang
diputarbalikkan dan dipalsukan, yang ditujukan kepada diri sendiri dan
person lain, maka disebut depersonalisasi. Pada keduanya, seseorang
menjadi asing, tidak mengenal kembali situasi sekitarnya, muncul ketakutan
dan panik. Lalu sering timbul perasaan hilang hanyut, tidak berdaya dan
rasa putus asa.
 Instink terdapat pada hewan, tetap manusia juga memiliki perilaku yang
instinktif, namun sudah tidak murni lagi sebab sudah mengalami campuran
dengan norma-norma dalam kehidupan sosialnya. Disandingkan dengan
dorongan atau motivasi, instink manusia menjadi penggerak bagi segala
tingkah laku dan menjadi pendorong tenaga dinamis yang tertanam dalam
kepribadian manusia.
 Narkotika merupakan sebagian dari penyebab ketergantungan psikis dan
fisik. Akibat jauh dari narkotika ini adalah timbulnya banyak masalah sosial,
prostitusi, kriminalitas, kenakalan remaja, gerakan ekstrim, keresahan
sosial, dan lain sebagainya.
GANGGUAN PADA FUNGSI PENGENALAN
 Pengenalan atau pengamatan muncul melalui indera manusia. Ketika
terjadi suatu daya pengamatan yang terganggu atau cedera, maka orang
tersebut akan : tidak mampu mengerti dan memahami perasaan orang lain,
tidak mengerti kondisi lingkungan sosial, sehingga tidak mampu melakukan
perbuatan manusiawi yang biasa-biasa, sebagaimana yang diharapkan
oleh orang lain yang normal dan pada dirinya sendiri. Ini ditimbulkan bisa
karena kurang peka dan kurang tanggap, ingatannya buruk, bahkan justru
mereaksi salah tetapi tidak menyadari kesalahannya.
 Pengamatan adalah kesan yang diterima, sewaktu perangsang yang
diberikan oleh dunia luar atau kenyataan yang ada mengenai indera kita.
Gangguan pada fungsi pengenalan atau pengamatan adalah :
1. Ilusi optik, pengamatan yang keliru
2. Halusinasi, pengamatan tanpa obyektivitas penginderaan dan tanpa
disertai perangsang fisik yang bersangkutan
3. Pseudo-halusinasi, peristiwa yang dihayati sebagai tanggapan, dan
bukan sebagai satu pengamatan, pengmatan semu, satu tanggapan
spontan dan tiba-tib.
4. Mimpi-mimpi, mirip dengan halusinasi, tetapi bukan penyakit jiwa
5. Delusi, gambar-gambar tipuan dari pengamatan, gambar semu atau
yang memperdayai kita, dengan kesesatan yang tidak bisa dibetulkan
dan tidak cocok sama sekali dengan pikiran serta pendapat sendiri.
Disebabkan oleh pengalaman masa lalu atau harapan yang belum
tercapai.
6. Hilangnya reality-testing. Reality testing merupakan daya untuk
melakukan test realitas hidup, baik terhadap diri sendiri maupun
lingkungannya, untuk membedakan diri pribadi dengan dunia luar.
GANGGUAN PADA FUNGSI BERPIKIR
•
Berpikir adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari bagian-bagian
pengetahuan kita. Pikiran atau rasio adalah kemampuan psikis untuk meletakkan
hubungan dari setiap pengetahuan kita.
Gangguan fungsi berpikir adalah:
1. Kelambanan daya berpikir (Bradyfreni), pasien lambat berpikir, seperti pada penderita
amnesia dan cedera otak/geger otak.
2. Percepatan pada pikiran. Pasien menginginkan bercerita banyak, sehingga kurang
dipikirkan lebih dahulu apa yang diceritakan.
3. Terputusnya pikiran, bisa disebabkan oleh absensi psikis, epilepsi dan hilang
kesadaran singkat.
4. Inkoherensi pada kemampuan berpikir; pikiran kusut, kesadaran hilang, pikiran tidak
runtun. Disebabkan oleh : a) pemimpi siang (daydream) di mana pasien melihat
berbagai macam gambaran yang tidak teratur dan b) penderita psikosa dan
schizofrenia di mana pasien menciptakan kosakata baru, perkataan baru dan istilah
baru yang hanya dimengerti oleh dirinya sendiri, yang mengandung magis, sihir,
kalimat yang kacau balau.
5. Delusi
Semua pada gangguan pada isi pikiran terjadi peristiwa:
1.
Kecenderungan untuk memalsukan realitas atas dasar harapan-harapan dan
kecemasan sendiri
2.
Menurun atau hilangnya reality testing, hingga orang lain tidak mampu mengoreksi
pemalsuan terhadap realitas yang nyata
GANGGUAN PADA FUNGSI INTELEGENSI DAN DEMENTIA
 Intelegensi adalah kemampuan untuk menggunakan dengan tepat segenap alat
bantu dari pikiran guna penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan baru (William
Stern). Intelek adalah kemampuan untuk meletakkan hubungan dari proses berpikir.
 Orang yang intelek akan mampu berpikir, menimbang mengkombinasikan,
mengambil kesimpulan dan memutuskan sesuatu dalam tempo yang singkat dan
efisien. Jiwanya lemas, mampu memecahkan masalah secara efektif, dan berdaya
adaptasi tinggi.
 Pengaruh milieu (potensi psikis dan fisik yang ada sejak manusia lahir) bisa
memajukan intelegensia tetapi juga bisa menghambat fungsi intelegensia.
 Gangguan pada intelegensia adalah amentia dan dementia.
Amentia adalah berupa lemah ingatan, gangguan mental. Disebabkan oleh :
1. Faktor keturunan
2. Penyakit sewaktu jania dalam kandungan
3. Luka-luka/cedera otak pada waktu lahir.
Kelompok amentia dibagi : idiocy (orang dengn IQ 25, tidak bisa berkembang dan tidak
bisa diajari lagi), imbesil (IQ antara 25-49, gerakan tidak stabil, lamban, ekspresi
wajahnya kosong dan ketolol-tololan, reaksi kurang, kurang bisa mengurus diri
sendiri, tapi masih bisa melindungi dari bahaya fisik) dan debil (lemah ingatan, IQ
antara 50-70, tidak mampu mengontrol diri, kurang nalar, kurang pikiran, butuh
perlindungan orang lain).
Dementia adalah kerusakan mental, ciri-ciri : hilangnya fungsi intelektual,
kemampuan nalar, ingatan dan kemauan, ditandai kebingungan, disorientasi,
apati dan berbagai macam ingatan stupor.
Jenis dementia:
1.Dementia alkoholik
2.Dementia apoplectik, oleh pendarahan pada otak
3.Dementia agitata, kegembiraan dan kebingungan
4.Dementia paralitica, disertai kelumpuhan
5.Dementia paranoid, delusi dan halusinasi
6.Dementia precox, kegilaan pada masa pertumbuhan adolescene, anak cepat
dewasa secara seksual, tetapi fungsi intelegensianya kurang tumbuh normal,
lebih suka tertarik pada persoalan seks dan cenderung psikotis.
7.Dementia epileptik, disebabkan penyakit ayan
8.Dementia presentil, sering bingung, apatis dan hilangan inisiatif dan ingatan.
9.Dementia primer
10.Dementia sekunder, serangan kejang-kejang
11.Dementia senile, karena usia tua
12.Dementia traumatik, karena luka pada kepala
13.Dementia sirkuler, karena pergantian berterusan antara kegemparan dan
depresi
GANGGUAN PADA FUNGSI INGATAN
 Ingatan adalah kemampuan untuk mencamkan, menyimpan dan
mereproduksi kembali isi pikiran. Menurut Kohnstann ingatan
adalah setiap ungkapan, dalam mana kaitan psikis dimanifestasikan
dalam dimensi waktu. Sifat ingatan : setia, cepat, mampu
menyimpan lama, luas dan bisa mengabdi pada keinginan kita.
 Bentuk gangguan pada ingatan adalah amnesia, hambatan pada
fungsi reproduksi dan senilitas
GANGGUAN PADA FUNGSI PERASAAN
Perasaan adalah gejala psikis dengan tig sifat khas, yaitu:
1. Dihayati secara subyektif
2. Berkaitan dengan fungsi pengenalan
3. Dialami individu dengan suka atau tidak suka, dengan gembira atau duka.
Merasa adalah kemampuan untuk menghayati perasaan atau renjana.
Perasaan ditentukan oleh :
1. Isi kesadaran
2. Kepribadian orang
3. Kondisi psikisnya.
Beberapa gangguan pada fungsi perasaan adalah:
1. Kecemasan
2. Ketidakpekaan perasaan
3. Penumpulan perasaan
4. Perasaan yang tidak adekuat dan palsu
5. Depresi
6. Geltungstrieb dan Ersatzbefriedigung, Keinginan untuk dilayani secara
layak dan menuntut pengakuan dari luar
7. Mania-mania
GANGGUAN PADA FUNGSI KEMAUAN
(FUNGSI VOLUSI DAN KONASI)
 Kemauan merupakan dorongan keinginan manusia untuk merealisasikan
diri dan meningkatkan taraf hidup.
 Beberap gangguan : simpton-simpton, kompulsi, reaksi kompulsi-obsessif,
tics atau gerak wajah, perbuatan kortsluiting (nafsu tak terkendali),
kerusakan fungsi kemauan dalam dementia, kepribadian psikopatik, dan
psikastenia.
DEFISIEN ATAU DEFEK MORAL
 Kelemahan pokok dari kehilangan moral adalah
ketidakmampuannya untuk mengendalikan diri, menyadari,
memahami dan mengatur emosi-emosi, impuls-impuls, dan tingkah
laku sendiri. Termasuk dalam jenis ini adalah anak-anak yang
bubrah dan nak-anak jahat.
DEKOMPENSASI PSIKOTIS DAN PSIKOSA ORGANIK
Psikosa atau gila adalah bentuk kelalutan jiwa yang amat parah,
disintegrasi kepribadian, terputusnya relasi dirinya dengan dunia
luar.
Dapat dibagi dalam :
1.
Psikosa organik
2.
Psikosa fungsional
Dalam jenis psikosa organik:
1.
Psikosa siphilitik
2.
Psikosa senil
3.
Psikosa traumatik
4.
Psikosa karena gangguan glanduler
5.
Psikosa karena kekurangan vitamin
6.
Psikosa karena tidak diketahui sebabnya
PSIKOSA ORGANIK
•
•
Psikosa organik adalah psikosa yang disebabkan oleh faktor-faktor non-organis dan
ada maladjustement fungsional, sehingga penderita mengalami kepecahan pribadi
total, menderita maladjustement intelektual dan instabilitas wataknya.
Gangguan kejiwaan ini dapat dianalisa berdasarkan : predisposisi fisik dn psikis,
sejarah hidup pasien, situasi keluarga, dan lingkungan sosial sekitarnya.
Upaya untuk mendiagnosa dan menyembuhkannya diperlukan hal-hal sebagai berikut:
1. Pengetahuan psikologis dan organis
2. Pengetahuan problematik-problematik sosial di tengah masyarakat
3. Beberapa teknik untuk mendiagnosa jenis gangguannya, yaitu :
4. Interview
5. Psikoterapi
6. Psikoanalisa
7. Terapi kelompok psikoanalisis
8. Terapi tingkah laku