ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA OLEH Dewi Eka Putri Definisi Gangguan Orientasi Realita Ketidakmampuan klien dalam menilai dan berespon terhadap realitas Ketidakmampuan dalam membedakan rangsangan internal dan.
Download
Report
Transcript ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN ORIENTASI REALITA OLEH Dewi Eka Putri Definisi Gangguan Orientasi Realita Ketidakmampuan klien dalam menilai dan berespon terhadap realitas Ketidakmampuan dalam membedakan rangsangan internal dan.
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA
KLIEN DENGAN
GANGGUAN ORIENTASI
REALITA
OLEH
Dewi Eka Putri
Definisi Gangguan Orientasi Realita
Ketidakmampuan klien dalam menilai dan
berespon terhadap realitas
Ketidakmampuan dalam membedakan
rangsangan internal dan eksternal.
Ketidakmampuan membedakan lamunan
dan kenyataan
Muncul perilaku yang sukar dimengerti dan
mungkin menakutkan bagi orang lain.
Penyebab
Gangguan Fungsi Otak :
Fungsi Kognitif / Proses Pikir
Fungsi Persepsi
Fungsi Emosi
Fungsi Motorik
Fungsi Sosial
Muncul respon neurologik yang maladaptif
Rentang Respon Neurobiologik
Respon Adaptif
Pikiran logis
Persepsi akurat
Emosi
konsisten dg
pengalaman
Perilaku cocok
Hubungan
sosial positif
Respon Maladaptif
Kadang-kadang
proses pikir
terganggu
Ilusi
Emosi berlebihan
atau kurang
Perilaku yg tidak
biasa
Menarik diri
Gangguan proses
pikir atau waham
Halusinasi
Tidak mampu
mengalami emosi
Perilaku tidak
terorganisir
Isolasi sosial
Stuart and Laraia, 1998, h. 407
Rentang Respon
Proses Informasi merupakan proses masuknya informasi
yang akurat, penyimpanan informasi dan pemakaian
kembali informasi tersebut.
Penyebab gangguan proses informasi :
1. Jumlah dan akurasi informasi
2. Disfungsi anatomi dan neurofisiologi otak
3.
Reseptor penerima stimulus
Thalamus
Lobus Frontal
Ganglia basal
Ketidakseimbangan neuro transmiter dan
neuromodulator
Pengalaman belajar yang lalu ( termasuk pengalaman
emosional)
Respon Koping
Proses Informasi Dalam Otak
Masuk Informasi
Sensori Internal
oBiokimia
oEmosi
Proses Di Otak
Perhatian pada
informasi yang
masuk
Respon Perilaku
Gerakan Motorik
Proses pikir
Respon sosial
Diskriminasi
Sensori Eksterna informasi
Respon
oPenglihatan
Emosional
Pengorganisasian
oPendengaran
oPerabaan
Informasi menjadi
oPengecapan
respon
oPenghidu
PENGKAJIAN
Faktor Predisposisi
Faktor Presipitasi
Sumber Koping
Respon Koping
Fungsi Kognitif / Proses Pikir
Fungsi Persepsi
Fungsi Emosi
Fungsi Motorik
Fungsi Sosial
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Biologis
Gangguan perkembangan otak frontal
dan temporal
Lesi pada kotek frontal, temporal, dan
limbik
Gangguan tumbang pada prenatal,
perinatal, neonatal dan anak-anak
Kembar 1 telur lebih beresiko
dibanding 2 telur
FAKTOR PREDISPOSISI
2. Psikologis
Ibu atau pengasuh yang cemas/ over protektif, dingin,
tidak sensitif.
Hubungan dg ayah yg tidak dekat atau perhatian
yg berlebihan
Konflik pernikahan
Komunikasi Double Bind
Koping dalam menghadapi stres tidak konstruktif
Gangguan identitas Ketidakmampuan menggapai
cinta
FAKTOR PREDISPOSISI
3. Faktor
Sosial Budaya
Ketidakharmonisan Sosial Budaya
Kemiskinan
Hidup Terisolasi
Tinggal di Ibu Kota
Faktor Presipitasi
Sumber
Asal
Waktu
Jumlah
: Biologis, Psikologis,
Sosial Budaya.
: Diri Klien atau
Lingkungan Eksternal
: Lama dan Frekuensi
stimulus
: Stimulus yang dialami
Faktor Presipitasi Umum
1.
2.
3.
Kondisi Kesehatan
Kondisi Lingkungan
Sikap dan Perilaku Klien
Sumber Koping
1. Klien
Identifikasi Koping, kekuatan dan
Kemampuan yg masih dimiliki Klien
2. Sumber Daya dan Dukungan Sosial
Pengetahuan Keluarga
Finansial Keluarga
Waktu dan tenaga keluarga yang tersedia
Kemampuan keluarga memberikan asuhan
Respon Koping
I. Fungsi Kognitif
Adaptif
Cara berpikir logis
Cara berpikir koheren
Maladaptif
Peredaran neurotransmiter terlalu cepat
Peredaran neurotransmiter terlalu Lambat
Peredaran neurotransmiter terhalang
Dikaji melalui
Daya ingat
Perhatian
Bentuk dan pengorganisasian bicara
Isi pikir
Respon Koping
II. Fungsi Persepsi
Persepsi adalah kemampuan mengidentifikasi
dan menginterpretasi stimulus sesuai dg
informasi yg diterima melalui panca indra.
Respon Koping
III. Fungsi Emosi
Emosi digambarkan dalam istilah mood dan afek
Mood adalah suasana emosi yang memanjang yg mempengaruhi
kepribadian dan fungsi kehidupan individu
Afek mengacu pada prilaku: gerakan tangan dan tubuh, ekspresi
wajah dan intonasi suara yg diamati ketika individu
mengekspresikan dan mengalami perasaan-perasaan dan emosi.
Adaptif
Afek sesuai dg mood
Maladaptif
Gangguan emosi dapat dikaji melalui perubahan afek yaitu :
Afek tumpul
Afek datar
Afek tidak sesuai
Afek yg berlebihan
Ambivalen
Masalah Emosi pada klien dg
Skizofrenia adalah :
Alexitemia : Kesulitan menentukan dan
menjelaskan emosi
Apatis : Kurangnya perasaan, emosi minat dan
perhatian
Anhedonia : Ketidakmampuan atau kurangnya
kemampuan mengalami perasaan puas, senang,
intim dan akrab
Respon Koping
IV. Fungsi Motorik
Adaptif
Aktifitas motorik merupakan manifestasi fungsi kognitif, persepsi
dan afektif secara simultan
Aktifitas motorik dapat terlihat melalui aktifitas fisik klien.
Maladaptif
Perubahan motorik dimanifestasikan dalam :
Peningkatan atau penurunan tingkat aktifitas
Impulsif
Menerisme
Automatisme
Stereotipe
Kataton
Parkinson
Gerakan mata abnormal.
Grimasen
Cara berjalan abnormal
Masalah Keperawatan yang mungkin
ditemui :
Risiko menciderai diri sendiri dan orang
lain
Keletihan
Kerusakan fisik : mobilitas
Intoleransi Aktivitas
Risiko perubahan nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh
Respon Koping
V. Fungsi Sosial
Adaptif
Sosialisasi merupakan kemampuan untuk membentuk hubungan
kerjasama dan saling ketergantungan
Maladaptif
Efek langsung
Tidak ada motivasi
Menarik diri
Isolasi sosial
Ketidakmampuan berkomunikasi secara koheren
Kemunduran keterampilan sosial
Defisit perawatan diri
Efek tidak langsung
o Harga diri rendah
o Hubungan sosial yg tidak sesuai
o Tidak berminat dalam aktivitas rekreasi
o Gangguan identitas pribadi
Masalah Keperawatan yang mungkin
timbul :
Isolasi sosial : menarik diri
Kerusakan interaksi sosial
Kerusakan komunikasi
Defisit perawatan diri
Gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah
Kurang motivasi
Gangguan identitas pribadi
HALUSINASI
Halusinasi Adalah
Persepsi terhadap suatu
stimulus eksternal dimana
stimulus tersebut pada
kenyataannya tidak ada
( Rawlin, 1993 )
Jenis – Jenis Halusinasi
Halusinasi Pendengaran
Klien mendengar suara atau bunyi yg tidak berhubungan dg
stimulus nyata dan orang lain tidak mendengarnya.
Halusinasi Penglihatan
Klien melihat gambaran yg jelas atau samar-samar tanpa stimulus
yg nyata dan orang lain tidak melihatnya.
Halusinasi Penghidu atau penciuman
Klien mencium bau yg muncul dari sumber tertentu tanpa stimulus
yg nyata dan orang lain tidak menciumnya
Halusinasi Pengecapan
Klien merasakan makan sesuatu yang tid tanpa stimulus yg nyata
dan orang lain tidak nyata. Biasanya merasakan makanan yg tidak
enak
Halusinasi Perabaan
Klien merasakan sesuatu pada kulitnya tanpa stimulus yg nyata
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level
Karakteristik
Perilaku klien
Tahap I
Memberi rasa
nyaman
Tingkat ansietas
sedang
Secara umum
halusinasi atau
pengalaman sensori
merupakan suatu
kesenangan.
Non Psikotik
Mengalami
ansietas,kesepian,rasa
berrsalah dan
ketakutan
Mencoba berfokus
pada pikiran yg dapat
menghilangkan
ansietas
Pikiran dan
pengalaman sensori
masih ada dalam
kontrol kesadaran
Tersenyum atau
tertawa sendiri
Menggerakkan bibir
tanpa suara
Pergerakan mata yg
cepat
Respon verbal yg
lambat
Diam dan
berkonsentrasi
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level
Karakteristik
Pengalaman sensori
menakutkan
Menyalahkan
Mulai merasa
Tingkat ansietas berat
kehilangan kontrol
Secara umum
Merasa dilecehkan
halusinasi atau
oleh pengalaman
pengalaman sensori
menyebabkan antipati sensori tersebut
Menarik diri dari
orang lain
Tahap II
Non Psikotik
Perilaku klien
Peningkatan SSO ;
tanda-tanda ansietas,
peningkatan denyut
jantung, pernafasan
dan tekanan darah
Rentang perhatian
menyempit
Konsentrasi dengan
pengalaman sensori
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi dari realita
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level
Tahap III
Mengontrol
Tingkat ansietas
berat
Halusinasi tidak
dapat ditolak lagi
Psikotik
Karakteristik
Menyerah dan
menerima
halisinasinya
Isi halusinasi
menjadi atraktif
Kesepian bila
halusinasi atau
pengalaman
sensori berakhir
Perilaku klien
Perintah
halusinasi ditaati
Sulit berhubungan
dengan orang lain
Rentang perhatian
hanya beberapa
detik atau menit
Gejala
fisikansietas :
berkeringat, tremor
dan tidak dapat
mengikuti perintah
Intensitas dan proses terjadinya Halusinasi
Level
Tahap IV
Menguasai
Tingkat ansietas
panik
Secara umum
diatur dan
dipengaruhi oleh
halusinasi/
pengalaman
sensorinya.
Psikotik
Karakteristik
Halusinasi atau
pengalaman
sensori menjadi
ancaman
Halusinasi atau
pengalaman
sensori dapat
berlangsung
beberapa jam/hari
(jika tidak
diintervensi)
Perilaku klien
Perilaku panik
Resiko tinggi untuk
bunuh diri/ bunuh
orang lain
Tindak kekerasan,
agitasi dan menarik
diri (ketakutan)
Tidak mampu
berespon atas perintah
yg komplek
Tidak mampu
berespon terhadap
lebih dari satu orang.
Masalah Keperawatan yg mungkin
timbul :
Perubahan sensori persepsi : Halusinasi ……
Isolasi sosial : menarik diri
Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan
lingkungan
Gangguan Pola tidur
Prinsip Tindakan keperawatan
Pada Klien Halusinasi
Tetapkan hubungan saling percaya
Identifikasi apakah klien sebelumnya telah minum
alkohol atau obat bius
Kaji isi, frekuensi, waktu ,perasaan dan tindakan
yang berhubungan dengan halusinasi.
Jika klien bertanya, nyatakan secara sederhana
bahwa perawat tidak mengalami stimulus yang
sama.
Contoh: Saya percaya anda mendengar suara…., tapi
saya sendiri tidak mendengarnya.
lanjutan
Bantu klien menjelaskan kebutuhan yg mungkin
direfleksikan dalam isi halusinasi.
Bantu klien mengidentifikasi hubungan antara halusinasi
dan kebutuhan yg direfleksikan
Sarankan dan kuatkan penggunaan hubungan
interpersonal dalam memenuhi kebutuhan.
The End
Waham
Definisi
Kepercayaan yg salah terhadap obyek dan
tidak konsisten dg latar belakang intelektual
dan budaya (Rawlin,1993)
Suatu sistem kepercayaan yg tidak dapat
divalidasi/dipertemukan dg realitas
(Harber,1982)
Keyakinan yg salah dan tidak dapat diubah dg
alasan logis atau kejadian nyata (Cook dan
Fontaine, 1987)
Proses Terjadi Waham
Perasaan diancam oleh lingkungan, cemas, merasa sesuatu yg
tidak menyenangkan terjadi
Mencoba mengingkari ancaman dari persepsi diri/obyek
realitas dg menyalahartikan kesan terhadap kejadian.
Individu memproyeksikan pikiran dan perasaan internal pada
lingkungan sehingga pikiran, perasaan dan keinginan
negatif/ tidak dapat diterima menjadi bagian eksternal
Individu mencoba memberi pembenaran/rasional/alasan
interpretasi personal tentang realita pada diri sendiri atau
orang lain
Jenis – Jenis Waham
Waham Agama
Keyakinan klien terhadap suatu agama secara berlebihan,
diucapkan berulang kali tetapi tidak sesuai dg
kenyataannya.
Waham Kebesaran
Keyakinan klien bahwa ia memiliki kebesaran
/kekuasaan khusus , diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dg kenyataannya.
Waham Somatik
Klien yakin bahwa tubuh/bagian tubuhnya terganggu atau
terserang penyakit, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dg kenyataannya.
Jenis – Jenis Waham
Waham Curiga
Klien yakin bahwa ada seseorang/kelompok yg berusaha
merugikan atau mencederai dirinya , diucapkan berulang
kali tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
Waham Nihilistik
Klien yakin bahwa dirinya sudah tidak ada di
dunia/meninggal, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dg kenyataannya.
Waham sisip pikir
Klien yakin bahwa ada ide pikiran orang lain yg
disisipkan ke dalam pikirannya, diucapkan berulang kali
tetapi tidak sesuai dg kenyataannya.
Jenis – Jenis Waham
Waham Siar Pikir
Klien yakin orang lain mengetahui apa yg dia
pikirkan walaupun tidak dinyatakannya pada
orang tersebut, diucapkan berulang kali tetapi
tidak sesuai dg kenyataannya.
Waham kontrol Pikir
Klien yakin pikirannya di kontrol oleh kekuatan
dari luar, diucapkan berulang kali tetapi tidak
sesuai dg kenyataannya.
Prinsip Tindakan Keperawatan Pada
Waham
Tetapkan hubungan saling percaya
Identifikasi isi dan jenis waham
Kaji intensitas,frekuensi dan lamanya waham
Identifikasi stressor waham
Identifikasi stres terbesar yg dialami baru-baru ini
Hubungkan onset waham dan onset stres
Jika klien bertanya apakah anda percaya waham tersebut,
katakan bahwa itu merupakan pengalaman klien
Contoh : Saya mengerti anda merasa sebagai….., tapi sukar
bagi saya untuk mempercayainya karena……
Lanjutan
Penuhi kebutuhan yg dipenuhi oleh waham
Identifikasi kebutuhan emosional yg dipenuhi
oleh waham
Sekali waham dimengerti, hindari dan jangan
mendukung pembicaraan berulang tentang
waham.