PIODERMA dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK PIODERMA Definisi : Penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman Staphylococcus atau Streptococcus atau oleh kedua-duanya Etiologi Penyebab utama : Staphylococcus aureus Streptococcus.

Download Report

Transcript PIODERMA dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK PIODERMA Definisi : Penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman Staphylococcus atau Streptococcus atau oleh kedua-duanya Etiologi Penyebab utama : Staphylococcus aureus Streptococcus.

PIODERMA
dr. Gardenia Akhyar, Sp.KK
PIODERMA
Definisi :
Penyakit kulit yang disebabkan oleh kuman Staphylococcus atau
Streptococcus atau oleh kedua-duanya
Etiologi
Penyebab utama : Staphylococcus aureus
Streptococcus B hemolyticus
jarang : Staphylococcus epidermidis (flora normal di kulit)
PIODERMA
Kuman positif-Gram
: - Streptokokus
- Stafilokokus
Kuman negatif-Gram
: - Pseudomonas aeroginosa
- Proteus mirabilis
- Proteus vulgaris
- Escherichia coli
- Klebsiella sp.
Faktor Predisposisi
1. Higiene yang kurang
2. Menurunnya daya tahan :





Kekurangan gizi
Anemia
Penyakit kronik
Neoplasma
Diabetes melitus
3. Telah ada penyakit lain di kulit
epidermis rusak sehingga fungsi kulit sebagai pelindung
terganggu yang memudahkan terjadinya infeksi
Klasifikasi
1. Pioderma Primer
Timbul pada kulit yang normal, gejala klinik tertentu,
Etiologi satu macam mikroorganisme
2. Pioderma Sekunder
Timbul pada pada kulit yang telah ada penyakit kulit
Tanda : pus, pustul, bula purulen, krusta kuning kehijauan,
pembesaran KGB, leukositosis, demam.
Misalnya : dermatitis impetigenisata, skabies
impetigenisata
Impetigo
2. Folikulitis
3. Furunkel / Karbunkel
4. Ektima
5. Pionikia
6. Erisipelas
7. Selulitis
8. Flegmon
9. Ulkus piogenik
10. Abses multipel kelenjar keringat
11. Hidraadenitis
12. Staphylococcal scalded skin syndrome
1.
IMPETIGO
Pioderma superfisialis (terbatas pada epidermis)
Terdapat 3 bentuk klinis :
1. Impetigo krustosa
2. Impetigo bulosa
3. Impetigo neonatorum
Impetigo Krustosa
Sinonim : impetigo kontagiosa, impetigo vulgaris , impetigo Tillbury Fox
Etiologi : Streptococcus β hemolyticus
Mengenai anak-anak
Predileksi : sekitar lubang hidung & mulut
Impetigo Krustosa
Eritema & vesikel yang cepat pecah menjadi krusta tebal
berwarna kuning spt madu, terdapat erosi di bawahnya
Komplikasi : glomerulonefritis ( 2 – 5% )
Diagnosis banding : ektima
Pengobatan : salap antibiotika
antibiotika sistemik
Impetigo Bulosa
Sinonim : impetigo vesiko-bulosa, impetigo cacar monyet
Etiologi
: Staphylococcus aureus
Faktor predisposisi : banyak keringat
Klinis :




Mengenai anak & dewasa
Predileksi : ketiak, dada, punggung
Lesi : eritema, bula, bula hipopion. Vesikel/ bula pecah
tampak berupa koleret dgn dasar eritematosa.
Sering muncul bersama miliaria.
Diagnosis banding : dermatofitosis
Terapi : bila vesikel/ bula sedikit dipecahkan.
Cairan antiseptik, antibiotika topikal dan atau sistemik
Impetigo Neonatorum
Varian impetigo bulosa pada neonatus.
Klinis mirip impetigo bulosa namun lesi menyeluruh, demam (+)
Diagnosis banding : sifilis kongenital
Terapi : antibiotika sistemik
bedak salisil 2%
FOLIKULITIS
Definisi : radang folikel rambut
Etiologi
: S. aureus
Klasifikasi : Folikulitis superfisialis dan profunda
Folikulitis superfisialis = impetigo Bockhart
Proses terbatas di epidermis
Predileksi : tungkai bawah
Lesi kulit : Papul eritematosa / pustul biasanya multipel, di
tengahnya terdapat rambut
Folikulitis Profunda
Klinis seperti folikulitis superfisialis disertai infiltrat di
subkutan
Diagnosis banding : tinea barbe
Terapi : antibiotika sistemik / topikal
Furunkel / Karbunkel
Definisi : radang folikel rambut dan sekitarnya
Furunkel yang lebih dari satu disebut furunkulosis.
Kumpulan furunkel disebut karbunkel
Etio : S. aureus
Klinis :
Keluhan : nyeri
Predileksi : friction area; aksila, bokong
Nodus eritematosa berbentuk kerucut, ditengahnya
terdapat pustul. Nodus melunak menjadi abses berisi pus &
jaringan nekrotik dan kemudian pecah
Terapi : antibiotika topikal, sistemik
Lesi yang berulang
faktor predisposisi
EKTIMA
Ulkus superfisial dengan krusta diatasnya
Etio : S. β hemolyticus
GK/ : mengenai anak & dewasa
predileksi tungkai bawah
krusta tebal berwarna kuning, dibawahnya terdapat
ulkus dangkal
Diagnosis banding : impetigo krustosa
Terapi : antibiotika topikal/ sistemik
PIONIKIA
Radang di sekitar kuku oleh piokokus
Etiologi : S. aureus dan atau S. β hemolitycus
Klinis : - Riwayat trauma sebelumnya
- Muncul tanda radang di lipat kuku, menjalar ke
matriks & lempeng kuku
terbentuk abses
subungual
Terapi : - kompres dgn larutan antiseptik
- antibiotika sistemik
- ekstraksi kuku jika terdapat abses sub-ubgual
ERISIPELAS
Etio : S. β hemolyticus
Klinis :
 Gejala konstitusi : demam, malese
 Predileksi : tungkai bawah (trauma)
 Kelainan kulit : eritema berwarna merah cerah, batas
tegas, pinggir meninggi, tanda radang akut (+). Bisa
disertai edema, vesikel, bula. Terdapat leukositosis.
 Dapat terjadi elefantiasis bila sering residif di tempat
yang sama
Diagnosis banding : selulitis ( terdapat infiltrat di subkutan)
SELULITIS
Infiltrat difus di sub kutan dgn tanda-tanda radang akut
FLEGMON
Selulitis yg mengalami supurasi
Terapi : - istirahat (elevasi tungkai)
- antibiotika sistemik
- kompres larutan antiseptik
- dapat diberikan diuretik jika terdapat edema
- insisi  flegmon
Ulkus Piogenik
Ulkus dengan gejala klinik tidak khas, disertai pus diatasnya
Anjuran kultur untuk menyingkirkan etiologi kuman lain
Abses Multipel Kelenjar Keringat
Infeksi pada kelenjar keringat berupa abses multipel, tidak
nyeri, berbentuk kubah
Etiologi : S. aureus
Sering pada anak-anak
Keringat yang banyak menjadi salah satu faktor predisposisi
 sering bersama-sama miliaria
Abses Multipel Kelenjar Keringat
Lesi kulit : nodus eritematosa, multipel, tidak nyeri, berbentuk
kubah, lama memecah
Diagnosis banding : furunkulosis
Terapi : antibiotika topikal dan sistemik
Hidradenitis Supurativa
Infeksi kelenjar apokrin
Etiologi : S. aureus
Predileksi : daerah banyak kelenjar apokrin (ketiak, perineum)
Klinis :
 Mengenai usia akil balik – dewasa
 Riwayat trauma sebelumnya (keringat, deodoran, rambut ketiak
digunting)
 Gejala konstitusi : demam, malese
 Lesi kulit : nodus dengan tanda radang, kemudian melunak
menjadi abses
pecah
fistel
 Jika menahun ditemukan abses, fistel, sinus yang multipel
 Disertai leukositosis
Hidradenitis Supurativa
Diagnosis banding : skrofuloderma
T erapi
: antibiotika sistemik
kompres
insisi
eksisi kelenjar apokrin jika kronik residif
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
Sinonim : Dermatitis eksfoliativa neonatorum / Penyakit Ritter
von Rittershain
Etiologi : S. aureus grup II faga 52, 55, 71
Mengenai
 Anak < 5 thn ok fungsi ginjal yang belum sempurna
untuk mengeksresikan eksotoksin kuman
 Dewasa : kegagalan fungsi ginjal
gangguan imunologik
obat imunosupresif
Staphylococcal Scalded Skin Syndrome
(S.S.S.S)
Patogenesis :
Sumber infeksi di mata, telinga, hidung dan tenggorokan.
Kuman menghasilkan eksotoksin (epidermolin dan eksfoliatin) yang
bersifat epidermolisis
Toksin sampai ke kulit
Lisis epidermis
Klinis :
Demam tinggi
Infeksi sal. nafas atas
Lesi kulit : eritema mendadak di muka, leher, ketiak,
lipat pahaa akhirnya seluruh tubuh menyeluruh dalam 24 jam.
Dalam 24 - 48 jam kemudian muncul bula berdinding kendur,
tanda Nikolsky (+). Dalam 2-3 hr kemudian terjadi
pengeriputan spontan, pengelupasan kulit
erosif
Mengering disertai deskuamasi
Penyembuhan dalam 10 – 14 hari tanpa sikatrik
Komplikasi : selulitis, pneumonia, septikemia
Laboratorium : bakteriologik dari suumber infeksi (mata, THT)
kuman tidak ditemukan di kulit
Histopatologi : lepuh intraepidermal, celah di stratum
granulosum, nekrosis sel (-)
Diagnosis banding : NET
Terapi : - antibiotika sistemik (kloksasilin, klindamisin, golongan
sefalosforin).
- sufratulle atau antibiotika topikal
Prognosis
: kematian bayi ; 1 – 10% oleh karena
gangguan keseimbangan cairan/elektrolit, sepsis
Terapi
: - antibiotika topikal
- sufratulle
Prognosis : kematian bayi ; 1 – 10% oleh karena
gangguan keseimbangan cairan/elektrolit,
sepsis
Terapi
1. Penisilin dan semisintetiknya :
Ampisilin
: 4 x 500 mg/hr
Amoksisilin
: 4 x 500 mg/hr
Golongan obat penisilin resisten- penisilinase:
Kloksasilin
: 3 x 250 mg/hr
Dikloksasilin
: 4 x 125 – 500 mg/hari
2. Klindamisin : 4 x 150 mg/hr
Efek samping : kolitis pseudomembranosa
3. Eritromisin
: 4 x 500 mg/hr
4. Sefalosporin : ex : sefadroksil 2 x 500 - 1000 mg/hr
Terapi Topikal
Antibiotika topikal :
Basitrasin
Neomisin 0,5%
Polimiksin B
Asam fusidat 2%
Mupirosin 2%
Larutan Antiseptik :
Larutan Permanganas Kalikus 1/5.000 – 1/10.000
Larutan Rivanol 1/1.000
Povidon yodium 7,5 - 10% dilarutkan 10x
Larutan Asam Salisilat 1/1.000
Borwater 3%
Pemeriksaan Pembantu
Darah : Leukositosis
Kultur dan tes resistensi