Bab 2 APBN dan APBD Tentunya kita sekarang menikmati pembangunan yang ada di daerah masing-masing. Dari manakah pembangunan tersebut dibiayai? Dalam upaya meningkatkan pembangunan dibutuhkan adanya anggaran yang cukup besar.

Download Report

Transcript Bab 2 APBN dan APBD Tentunya kita sekarang menikmati pembangunan yang ada di daerah masing-masing. Dari manakah pembangunan tersebut dibiayai? Dalam upaya meningkatkan pembangunan dibutuhkan adanya anggaran yang cukup besar.

Bab 2
APBN dan APBD
Tentunya kita sekarang menikmati pembangunan yang ada
di
daerah
masing-masing.
Dari
manakah
pembangunan
tersebut dibiayai? Dalam upaya meningkatkan pembangunan
dibutuhkan adanya anggaran yang cukup besar yang diperoleh
dari sektor pajak. Penerimaan yang berkaitan dengan anggaran
keuangan
negara,
pada
akhirnya
akan
dinikmati
oleh
masyarakat luas yaitu berupa pembangunan infrastruktur
seperti gedung, jalan raya, jembatan, dan fasilitas lainnya yang
mendukung.
A. Pengertian dan Fungsi APBN dan APBD
1. Pengertian APBN dan APBD
Berdasarkan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan
negara
yang
disetujui
oleh
Dewan Perwakilan
Rakyat.
APBN
merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang
ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang. APBN terdiri
atas anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan anggaran
pembiayaan.
Adapun
Anggaran
Daerah (APBD)
adalah
Pendapatan
dan
Belanja
rencana keuangan tahunan
pemerintahan daerah yang disetujui oleh Dewan
Perwakilan Rakyat Daerah. APBD disusun sesuai
dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan
dan kemampuan pendapatan daerah. Penyusunan
APBD berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) dalam rangka mewujudkan pelayanan
kepada masyarakat untuk tercapainya tujuan negara.
2. Fungsi APBN dan APBD
Fungsi APBN dan APBD menurut Undang-Undang No. 17 Tahun 2003,
sebagai berikut:
a. Fungsi Otorisasi
b. Fungsi Perencanaan
c. Fungsi Pengawasan
d. Fungsi Alokasi
e. Fungsi Distribusi
f. Fungsi Stabilisasi
B. Penyusunan dan Penetapan APBN dan
APBD
1.
Penyusunan dan Penetapan APBN
APBN disusun dengan tujuan dapat digunakan sebagai
pedoman dalam mengelola keuangan negara terdiri atas
penerimaan dan pengeluaran negara. APBN terdiri atas
anggaran pendapatan, anggaran belanja, dan pembiayaan.
Pendapatan
negara
terdiri
atas
penerimaan
pajak,
penerimaan bukan pajak, dan hibah. Belanja negara
digunakan
untuk
keperluan
penyelenggaraan
tugas
pemerintah pusat dan pelaksanaan perimbangan keuangan
antara pemerintah pusat dan daerah. Belanja negara dapat
diperinci menurut organisasi, fungsi, dan jenis belanja.
APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan
pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun
pendapatan
negara.
Penyusunan
rancangan
APBN
berpedoman pada rencana kerja pemerintah dalam rangka
mewujudkan tercapainya tujuan negara. Dalam hal anggaran
yang
diperkirakan
defisit,
ditetapkan
sumber-sumber
pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam undangundang
tentang
APBN.
Sebaliknya,
anggaran
yang
diperkirakan surplus, pemerintah pusat dapat mengajukan
rencana
penggunaan
Perwakilan Rakyat.
surplus
anggaran
kepada
Dewan
Dalam
penyusunan
rancangan
APBN,
menteri
atau
pimpinan lembaga selaku pengguna anggaran dan pengguna
barang menyusun rencana kerja serta anggaran kementerian
negara atau lembaga tahun berikutnya. Rencana kerja dan
anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan
dicapai dengan perkiraan belanja untuk tahun berikutnya
setelah tahun anggaran yang sedang disusun.
Rencana kerja dan anggaran tersebut disampaikan
kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk dibahas dalam
pembicaraan pendahuluan rancangan APBN. Hasil pembahasan
rencana kerja dan anggaran disampaikan kepada Menteri
Keuangan sebagai bahan penyusunan rancangan UndangUndang tentang APBN tahun berikutnya.
Pemerintah pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan
kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan
Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya pertengahan bulan Mei tahun
berjalan. Berdasarkan rancangan anggaran tersebut, pemerintah pusat
bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan
prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara
atau lembaga dalam penyusunan usulan anggaran.
Pemerintah pusat mengajukan rancangan Undang-Undang tentang
APBN, disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya
kepada Dewan Perwakilan Rakyat pada Agustus tahun sebelumnya.
Dewan Perwakilan Rakyat dapat mengajukan usul yang mengakibatkan
perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam rancangan
Undang-Undang tentang APBN.
Pengambilan keputusan oleh Dewan Perwakilan Rakyat mengenai
rancangan Undang-Undang dilakukan selambat-lambatnya dua bulan
sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. APBN yang
disetujui oleh DPR terperinci sampai dengan unit organisasi, fungsi,
program, kegiatan, dan jenis belanja. Jika Dewan Perwakilan Rakyat
tidak menyetujui rancangan Undang-Undang, pemerintah pusat dapat
melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun
anggaran sebelumnya.
Gambar 2.1
Penyusunan APBN dilakukan pemerintah pusat dan Dewan
Perwakilan Rakyat untuk membahas kebijakan-kebijakan
umum dan prioritas anggaran pembangunan.