Transcript MASA DEMOKRASI LIBERAL (1950-1959)
Slide 1
MASA DEMOKRASI LIBERAL
(1950-1959)
Disusun Oleh :
Dwi Hatmoko, S.Pd
http://dwihatmoko.wordpress.com
Slide 2
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
JUDUL
PETUNJUK
KEMBALI KE NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
KEHIDUPAN POLITIK
KEHIDUPAN EKONOMI
GANGGUAN KEAMANAN
DAFTAR PUSTAKA
Slide 3
PETUNJUK
LINK yang ada
Kalimat/kata bergaris bawah
Simbol
Slide 4
KEMBALI KE NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
Sesuai hasil KMB maka Indonesia berbentuk
Negara Serikat
RIS gabungan dari Negara federal a.l : NIT,
NST, Neg.Pasundan, Neg. Madura, Neg. Jawa
Timur, Republik Indonesia, dsb)
Negara-negara Federal RIS kemudian
menggabungkan diri ke dalam RI dan
membentuk NKRI
Slide 5
Alasan kembali ke NKRI :
Bentuk
negara RIS bertentangan dengan cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Merupakan warisan Belanda yang ingin
melestarikan kekuasaan di Indonesia
Negara bagian banyak menghadapi masalah ;
SDM, politik, ekonomi, dsb
Negara bagian banyak menggabungkan diri ke
dalam RI
Terdapat dua golongan dalam pemerintahan dan
politik:
Golongan FEDERAL
Golongan Persatuan (Unitaris)
Slide 6
Pelantikan Soekarno sebagai Presiden RIS
Sumber : Youtube.com
Slide 7
KEHIDUPAN POLITIK
Sistem
Parlementer
Kabinet silih
berganti
Politik
Pemilu I (1955)
Kegagalan
konstituante
Dekrit Presiden
5-7-1959
Slide 8
KEHIDUPAN EKONOMI
Penduduk
meningkat
Utang dan
inflasi tinggi
Defisit
perdagangan
Perkebunan
dan industri
rusak
Belum ada
kemerdekaan
ekonomi
Kekurangan
SDM ahli
Rendahnya
PMA/Pen.
Modal Asing
Ekonomi
Keuangan terserap
dalam masalah Irian
Barat
Slide 9
Gangguan Keamanan
PKI/Madiun
DI/TII
APRA
Keamanan
Andi Aziz
RMS
(Rep. Maluku Selatan)
PRRI
Permesta
Jabar
Jateng
Kalsel
Sulsel
Aceh
Slide 10
PKI Madiun (18-9-1948)
Sering dikenal dengan nama Affair Madiun
Diawali dengan ketidak puasan hasil
perundingan Renville
Pemberontakan disaat Indonesia sedang
menghadapi Belanda
Tokohnya : Musso (baru datang dari Uni Sovyet)
dan Amir Syarifudin (mantan Perdana Menteri)
Mendirikan Republik Sovyet Indonesia
Ditumpas oleh pasukan pimpinan Gatot Subroto
Slide 11
DI/TII
DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia
Awalnya ketidakpuasan terhadap
pimpinan pusat
Pemberontakan terjadi karena keinginan
mendirikan NII (Negara Islam Indonesia)
Pemberontakan menyebar ke berbagai
wilayah
Slide 12
DI/TII Jawa Barat
SM Kartosuwiryo memproklamirkan Negara
Islam Indonesia (NII) pada tahun 1950
Sebagai kekuatan adalah TII
Kartosuwiryo dapat membangun kekuatan
selama terjadi perjanjian Renville sehingga TNI
Siliwangi harus long march ke Yogya
Kartosuwiryo akhirnya ditangkap setelah ada
operasi Pagar Betis pada tahun 1962
Slide 13
KA yang digulingkan DI/TII Jawa Barat
SM Kartosuwiryo
Slide 14
DI/TII Jawa Tengah
Dipimpin oleh Amir Fatah untuk daerah
Brebes, Tegal, Pemalang
Dipimpin oleh Kyai Somalangu untuk
daerah Kabumen
Mereka semua menyatakan diri sebagai
bagian NII Kartosuwiryo
Ditumpas oleh divisi Banteng Raiders
Slide 15
DI/TII Kalimantan Selatan
Dipimpin oleh Ibnu Hajar
Menyatakan diri sebagai bagian NII
Kartosuwiryo
Slide 16
DI/TII Sulawesi Selatan
Dipimpin oleh Kahar Muzakkar
Menyatakan diri sebagai bagian NII
Kartosuwiryo
Slide 17
DI/TII Aceh
Dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh
Awalnya menginginkan daerah istimewa Aceh
diwujudkan
Karena tuntutan tidak ditanggapi oleh
pemerintah pusat, akhirnya memberontak
Menyatakan diri sebagai bagian dari NII
Kartosuwiryo
Diselesaikan dengan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh
Slide 18
Teuku Daud Beureueh
Slide 19
Pemberontakan APRA
(Angkatan Perang Ratu Adil)
23 Januari 1950
Pemimpin: Kapten Raymond Westerling
Pemimpin/tokoh intelektual: Sultan Hamid II
Tujuan:
Mempertahankan keberadaan negara federal/boneka
Menangkap semua menteri di Jakarta
Lokasi: Bandung
TNI yang gugur antara lain : Kolonel Lembong
Slide 20
Sebab:
Antara bekas KNIL dan TNI enggan bekerja
sama
Pertentangan golongan federalis (ingin tetap
ada negara federal) dengan golongan
unitaris (ingin negara kesatuan)
Slide 21
Rakyat yang dijadikan korban kekejaman Westerling
Slide 22
Kapten Raymond Westerling
Slide 23
Pemberontakan Andi Azis
(5 April 1950)
Pemimpin: kapten Andi Azis, bekas KNIL
Pemimpin intelektual: Dr. Soumukil, mantan
Jaksa Agung NIT
Lokasi: Makassar, Sulsel
Sebab:
Menentang
masuknya APRIS dari TNI dari Jawa
ke Makassar
Menuntut agar APRIS dari KNIL saja yang
mengamankan Negara Indonesia Timur (NIT
Slide 24
Pasukan APRIS penumpas Andi Azis dipimpin Kol. Kawilarang
Slide 25
Pemberontakan Republik
Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin: Dr. Soumukil, setelah gagal dalam
pemberontakan Andi Azis
Lokasi: Ambon, Maluku
Tujuan: mendirikan negara baru yang lepas
dari RIS
Sebab: keinginan mempertahankan negara
federal NIT tidak mendapat dukungan
Slide 26
Slide 27
Slide 28
Pemberontakan
Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI)
Pimpinan: Letkol Achmad Hussein
Lokasi: Sumbar, Sumsel, Sumut
Sebab:
Ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat
Kurang diperhatikannya keadaan daerah
Ketidakseimbangan keuangan pusat dan daerah
Semakin kuatnya PKI karena didukung oleh Soekarno
Pendukung:
Dewan Banteng: dipimpin Letkol Achmad Hussein
Dewan Gajah (Sumut): dipimpin Kolonel Simbolon
Dewan Garuda (Sumsel): dipimpin Letkol Barlian
Dewan Manguni (Sulut): dipimpin Letkol Ventje Sumual
Sjafrudin Prawinegara, mantan penguasa PDRI
Slide 29
Operasi Tegas (Riau):
dipimpin Letkol Kaharudin
Nasution
Operasi 17 Agustus
(Sumbar): dipimpin
Kolonel Ahmad Yani
Operasi Sapta Marga
(Sumut): dipimpin Brigjend
Djatikusumo
Operasi Sadar (Sumsel):
dipimpin Letkol Ibnu
Sutowo
Slide 30
Pemberontakan
Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta)
Pemimpin: Letkol Ventje Sumual
Lokasi: Sulut dan Sulteng
Tujuan: mendukung PRRI
Sebab:
Ketidakadilan keuangan dan politik antara
pusat dan daerah
Slide 31
Operasi merdeka dipimpin Letkol
Rukminto Hendraningrat
Slide 32
Slide 33
Slide 34
Suasana pengadilan pemimpin PRRI/Permesta
Slide 35
SISTEM PARLEMENTER
Multipartai, artinya banyak partai
Kabinet dibentuk oleh partai yang kuat atau
gabungan partai (koalisi)
Pemimpin pemerintahan yaitu perdana menteri
Kabinet bertanggung jawab pada parlemen
Partai di parlemen cenderung menjatuhkan
kabinet
Presiden hanya sebagai kepala negara
Slide 36
Kabinet silih berganti
Kabinet Natsir
Kabinet Wilopo
Kabinet Soekiman
Kabinet Ali Sastoamidjojo I
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Burhanudin Harahap
Kabinet Djuanda
Slide 37
Kabinet Wilopo
Banyak gol. muda administrator sehingga
programnya banyak yang berjalan
Dimasa ini NU menarik dukungan dari
Masyumi
Jatuh karena banyak pemberontakan
daerah, tuntutan rakyat dibubarkannya
parlemen, Peristiwa tanjung Morawa
(protes petani atas tanah yang dimiliki
perkebunan
Slide 38
Kabinet Natsir
PM Moh Natsir dari Masyumi
Hubungan sipil-militer baik
Perekonomian maju karena perang Korea
Jatuh karena terlalu lunak pada masalah
Irian Barat
Slide 39
Kabinet Ali I
Menyelenggarakan KAA
Penandatanganan Dwi Kewarganegaraan
RI-RRC
Gedung tempat KAA
Slide 40
Kabinet Soekiman
Kurang bersifat administrator
Kemajuan: kemajuan perusahaan kecil,
pendidikan, perlindungan buruh
Jatuh karena bekerjasama dengan USA
(dianggap pro Barat), tidak tegas dalam
pemberontakan daerah
Slide 41
Kabinet Burhanudin Harahap
Berhasil menyelenggarakan Pemilu I
Jatuh karena Presiden tidak mau
menandatangani UU Pembubaran Uni
Indonesia-Belanda
Slide 42
Kabinet karya (zakken cabinet)
Pemilihan menteri sesuai dengan
bidangnya (the right man in the right
place)
Slide 43
Kabinet Ali II
PKI (empat besar pemilu) dilarang masuk
kabinet
Pembangunan pabrik semen Gresik, surplus
hasil bumi, ditetapkannya UU Pemerintahan
daerah
Adanya Dwi Fungsi ABRI atas usulan Nasution
Adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Slide 44
Menganjurkan merebut Irian Barat dengan
berbagai cara
Kemajuan: pendirian perguruan tinggi
(ITB, ITS, IKIP), kunjungan dari negara
lain (Kamboja, Yugoslavia, India)
Slide 45
Pemilihan Umum I (1955)
Dilaksanakan dua tahap
Tahap I (29 September 1955): memilih anggota DPR
Tahap II (15 Desember 1955): memilih anggota Konstituante
(pembuat UUD)
Pemenang pemilu:
Masyumi
PNI
NU
PKI
DPR 272 orang, Konstituante 542
Diikuti banyak partai, organisasi, dan
perseorangan
Slide 46
Kontestan Pemilu I (1955)
Slide 47
Slide 48
Kontituante sebagai MPR
(penyusun UUD)
Sidang terjadi disaat terjadi banyak
pemberontakan didaerah
Belum dapat menghasilkan keputusan tentang
UUD
Sidang sulit mendapatkan kebulatan suara
karena masing-masing mempertahankan
ideologi partainya sendiri
Anjuran presiden untuk kembali ke UUD 1945
tidak pernah mendapat kebulatan suara
Slide 49
Dekrit Presiden
Situasi darurat,
Isi dekrit:
banyak pemberontakan, sedangkan
Kontituante tidak juga berhasil membuat UUD
Anjuran kembali ke UUD 1945 belum dapat disepakati Konstituante
Pembubaran konstituante
Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950
Pembentukan MPRS dan DPAS
Sebenarnya Presiden tidak berhak membubarkan Kontituante
karena merupakan hasil Pemilu, pilihan rakyat
Dekrit didukung ABRI dan Rakyat
Sisi positif: menyelamatkan negara
Sisi negative: presiden bertindak otoriter/diktator
Slide 50
DAFTAR PUSTAKA
Sukmayani, Ratna dkk . 2008. Ilmu pengetahuan sosial 3: untuk SMP/MTs
kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan-Departemen Pendidikan Nasional,
Sutarto, dkk. 2008. IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Fattah, Sanusi dkk. 2008. Ilmu pengetahuan sosial : untuk SMP/MTs kelas
IX. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Wayan Legawa, I dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional,
Widyaningsih, Titik Sunarti dkk. 2010. Sukses Ujian IPS SMP/MTs. Jakarta
: Yudhistira
Matroji, Drs. 2003. IPS Sejarah SLTP Jilid III. Jakarta : Erlangga
MASA DEMOKRASI LIBERAL
(1950-1959)
Disusun Oleh :
Dwi Hatmoko, S.Pd
http://dwihatmoko.wordpress.com
Slide 2
DAFTAR ISI
A.
B.
C.
D.
E.
F.
G.
JUDUL
PETUNJUK
KEMBALI KE NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
KEHIDUPAN POLITIK
KEHIDUPAN EKONOMI
GANGGUAN KEAMANAN
DAFTAR PUSTAKA
Slide 3
PETUNJUK
LINK yang ada
Kalimat/kata bergaris bawah
Simbol
Slide 4
KEMBALI KE NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI)
Sesuai hasil KMB maka Indonesia berbentuk
Negara Serikat
RIS gabungan dari Negara federal a.l : NIT,
NST, Neg.Pasundan, Neg. Madura, Neg. Jawa
Timur, Republik Indonesia, dsb)
Negara-negara Federal RIS kemudian
menggabungkan diri ke dalam RI dan
membentuk NKRI
Slide 5
Alasan kembali ke NKRI :
Bentuk
negara RIS bertentangan dengan cita-cita
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Merupakan warisan Belanda yang ingin
melestarikan kekuasaan di Indonesia
Negara bagian banyak menghadapi masalah ;
SDM, politik, ekonomi, dsb
Negara bagian banyak menggabungkan diri ke
dalam RI
Terdapat dua golongan dalam pemerintahan dan
politik:
Golongan FEDERAL
Golongan Persatuan (Unitaris)
Slide 6
Pelantikan Soekarno sebagai Presiden RIS
Sumber : Youtube.com
Slide 7
KEHIDUPAN POLITIK
Sistem
Parlementer
Kabinet silih
berganti
Politik
Pemilu I (1955)
Kegagalan
konstituante
Dekrit Presiden
5-7-1959
Slide 8
KEHIDUPAN EKONOMI
Penduduk
meningkat
Utang dan
inflasi tinggi
Defisit
perdagangan
Perkebunan
dan industri
rusak
Belum ada
kemerdekaan
ekonomi
Kekurangan
SDM ahli
Rendahnya
PMA/Pen.
Modal Asing
Ekonomi
Keuangan terserap
dalam masalah Irian
Barat
Slide 9
Gangguan Keamanan
PKI/Madiun
DI/TII
APRA
Keamanan
Andi Aziz
RMS
(Rep. Maluku Selatan)
PRRI
Permesta
Jabar
Jateng
Kalsel
Sulsel
Aceh
Slide 10
PKI Madiun (18-9-1948)
Sering dikenal dengan nama Affair Madiun
Diawali dengan ketidak puasan hasil
perundingan Renville
Pemberontakan disaat Indonesia sedang
menghadapi Belanda
Tokohnya : Musso (baru datang dari Uni Sovyet)
dan Amir Syarifudin (mantan Perdana Menteri)
Mendirikan Republik Sovyet Indonesia
Ditumpas oleh pasukan pimpinan Gatot Subroto
Slide 11
DI/TII
DI/TII atau Darul Islam/Tentara Islam
Indonesia
Awalnya ketidakpuasan terhadap
pimpinan pusat
Pemberontakan terjadi karena keinginan
mendirikan NII (Negara Islam Indonesia)
Pemberontakan menyebar ke berbagai
wilayah
Slide 12
DI/TII Jawa Barat
SM Kartosuwiryo memproklamirkan Negara
Islam Indonesia (NII) pada tahun 1950
Sebagai kekuatan adalah TII
Kartosuwiryo dapat membangun kekuatan
selama terjadi perjanjian Renville sehingga TNI
Siliwangi harus long march ke Yogya
Kartosuwiryo akhirnya ditangkap setelah ada
operasi Pagar Betis pada tahun 1962
Slide 13
KA yang digulingkan DI/TII Jawa Barat
SM Kartosuwiryo
Slide 14
DI/TII Jawa Tengah
Dipimpin oleh Amir Fatah untuk daerah
Brebes, Tegal, Pemalang
Dipimpin oleh Kyai Somalangu untuk
daerah Kabumen
Mereka semua menyatakan diri sebagai
bagian NII Kartosuwiryo
Ditumpas oleh divisi Banteng Raiders
Slide 15
DI/TII Kalimantan Selatan
Dipimpin oleh Ibnu Hajar
Menyatakan diri sebagai bagian NII
Kartosuwiryo
Slide 16
DI/TII Sulawesi Selatan
Dipimpin oleh Kahar Muzakkar
Menyatakan diri sebagai bagian NII
Kartosuwiryo
Slide 17
DI/TII Aceh
Dipimpin oleh Tengku Daud Beureueh
Awalnya menginginkan daerah istimewa Aceh
diwujudkan
Karena tuntutan tidak ditanggapi oleh
pemerintah pusat, akhirnya memberontak
Menyatakan diri sebagai bagian dari NII
Kartosuwiryo
Diselesaikan dengan Musyawarah Kerukunan
Rakyat Aceh
Slide 18
Teuku Daud Beureueh
Slide 19
Pemberontakan APRA
(Angkatan Perang Ratu Adil)
23 Januari 1950
Pemimpin: Kapten Raymond Westerling
Pemimpin/tokoh intelektual: Sultan Hamid II
Tujuan:
Mempertahankan keberadaan negara federal/boneka
Menangkap semua menteri di Jakarta
Lokasi: Bandung
TNI yang gugur antara lain : Kolonel Lembong
Slide 20
Sebab:
Antara bekas KNIL dan TNI enggan bekerja
sama
Pertentangan golongan federalis (ingin tetap
ada negara federal) dengan golongan
unitaris (ingin negara kesatuan)
Slide 21
Rakyat yang dijadikan korban kekejaman Westerling
Slide 22
Kapten Raymond Westerling
Slide 23
Pemberontakan Andi Azis
(5 April 1950)
Pemimpin: kapten Andi Azis, bekas KNIL
Pemimpin intelektual: Dr. Soumukil, mantan
Jaksa Agung NIT
Lokasi: Makassar, Sulsel
Sebab:
Menentang
masuknya APRIS dari TNI dari Jawa
ke Makassar
Menuntut agar APRIS dari KNIL saja yang
mengamankan Negara Indonesia Timur (NIT
Slide 24
Pasukan APRIS penumpas Andi Azis dipimpin Kol. Kawilarang
Slide 25
Pemberontakan Republik
Maluku Selatan (RMS)
Pemimpin: Dr. Soumukil, setelah gagal dalam
pemberontakan Andi Azis
Lokasi: Ambon, Maluku
Tujuan: mendirikan negara baru yang lepas
dari RIS
Sebab: keinginan mempertahankan negara
federal NIT tidak mendapat dukungan
Slide 26
Slide 27
Slide 28
Pemberontakan
Pemerintahan Revolusioner Republik
Indonesia (PRRI)
Pimpinan: Letkol Achmad Hussein
Lokasi: Sumbar, Sumsel, Sumut
Sebab:
Ketidakpuasan terhadap pemerintah pusat
Kurang diperhatikannya keadaan daerah
Ketidakseimbangan keuangan pusat dan daerah
Semakin kuatnya PKI karena didukung oleh Soekarno
Pendukung:
Dewan Banteng: dipimpin Letkol Achmad Hussein
Dewan Gajah (Sumut): dipimpin Kolonel Simbolon
Dewan Garuda (Sumsel): dipimpin Letkol Barlian
Dewan Manguni (Sulut): dipimpin Letkol Ventje Sumual
Sjafrudin Prawinegara, mantan penguasa PDRI
Slide 29
Operasi Tegas (Riau):
dipimpin Letkol Kaharudin
Nasution
Operasi 17 Agustus
(Sumbar): dipimpin
Kolonel Ahmad Yani
Operasi Sapta Marga
(Sumut): dipimpin Brigjend
Djatikusumo
Operasi Sadar (Sumsel):
dipimpin Letkol Ibnu
Sutowo
Slide 30
Pemberontakan
Perjuangan Rakyat Semesta
(Permesta)
Pemimpin: Letkol Ventje Sumual
Lokasi: Sulut dan Sulteng
Tujuan: mendukung PRRI
Sebab:
Ketidakadilan keuangan dan politik antara
pusat dan daerah
Slide 31
Operasi merdeka dipimpin Letkol
Rukminto Hendraningrat
Slide 32
Slide 33
Slide 34
Suasana pengadilan pemimpin PRRI/Permesta
Slide 35
SISTEM PARLEMENTER
Multipartai, artinya banyak partai
Kabinet dibentuk oleh partai yang kuat atau
gabungan partai (koalisi)
Pemimpin pemerintahan yaitu perdana menteri
Kabinet bertanggung jawab pada parlemen
Partai di parlemen cenderung menjatuhkan
kabinet
Presiden hanya sebagai kepala negara
Slide 36
Kabinet silih berganti
Kabinet Natsir
Kabinet Wilopo
Kabinet Soekiman
Kabinet Ali Sastoamidjojo I
Kabinet Ali Sastroamidjojo II
Kabinet Burhanudin Harahap
Kabinet Djuanda
Slide 37
Kabinet Wilopo
Banyak gol. muda administrator sehingga
programnya banyak yang berjalan
Dimasa ini NU menarik dukungan dari
Masyumi
Jatuh karena banyak pemberontakan
daerah, tuntutan rakyat dibubarkannya
parlemen, Peristiwa tanjung Morawa
(protes petani atas tanah yang dimiliki
perkebunan
Slide 38
Kabinet Natsir
PM Moh Natsir dari Masyumi
Hubungan sipil-militer baik
Perekonomian maju karena perang Korea
Jatuh karena terlalu lunak pada masalah
Irian Barat
Slide 39
Kabinet Ali I
Menyelenggarakan KAA
Penandatanganan Dwi Kewarganegaraan
RI-RRC
Gedung tempat KAA
Slide 40
Kabinet Soekiman
Kurang bersifat administrator
Kemajuan: kemajuan perusahaan kecil,
pendidikan, perlindungan buruh
Jatuh karena bekerjasama dengan USA
(dianggap pro Barat), tidak tegas dalam
pemberontakan daerah
Slide 41
Kabinet Burhanudin Harahap
Berhasil menyelenggarakan Pemilu I
Jatuh karena Presiden tidak mau
menandatangani UU Pembubaran Uni
Indonesia-Belanda
Slide 42
Kabinet karya (zakken cabinet)
Pemilihan menteri sesuai dengan
bidangnya (the right man in the right
place)
Slide 43
Kabinet Ali II
PKI (empat besar pemilu) dilarang masuk
kabinet
Pembangunan pabrik semen Gresik, surplus
hasil bumi, ditetapkannya UU Pemerintahan
daerah
Adanya Dwi Fungsi ABRI atas usulan Nasution
Adanya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
Slide 44
Menganjurkan merebut Irian Barat dengan
berbagai cara
Kemajuan: pendirian perguruan tinggi
(ITB, ITS, IKIP), kunjungan dari negara
lain (Kamboja, Yugoslavia, India)
Slide 45
Pemilihan Umum I (1955)
Dilaksanakan dua tahap
Tahap I (29 September 1955): memilih anggota DPR
Tahap II (15 Desember 1955): memilih anggota Konstituante
(pembuat UUD)
Pemenang pemilu:
Masyumi
PNI
NU
PKI
DPR 272 orang, Konstituante 542
Diikuti banyak partai, organisasi, dan
perseorangan
Slide 46
Kontestan Pemilu I (1955)
Slide 47
Slide 48
Kontituante sebagai MPR
(penyusun UUD)
Sidang terjadi disaat terjadi banyak
pemberontakan didaerah
Belum dapat menghasilkan keputusan tentang
UUD
Sidang sulit mendapatkan kebulatan suara
karena masing-masing mempertahankan
ideologi partainya sendiri
Anjuran presiden untuk kembali ke UUD 1945
tidak pernah mendapat kebulatan suara
Slide 49
Dekrit Presiden
Situasi darurat,
Isi dekrit:
banyak pemberontakan, sedangkan
Kontituante tidak juga berhasil membuat UUD
Anjuran kembali ke UUD 1945 belum dapat disepakati Konstituante
Pembubaran konstituante
Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS
1950
Pembentukan MPRS dan DPAS
Sebenarnya Presiden tidak berhak membubarkan Kontituante
karena merupakan hasil Pemilu, pilihan rakyat
Dekrit didukung ABRI dan Rakyat
Sisi positif: menyelamatkan negara
Sisi negative: presiden bertindak otoriter/diktator
Slide 50
DAFTAR PUSTAKA
Sukmayani, Ratna dkk . 2008. Ilmu pengetahuan sosial 3: untuk SMP/MTs
kelas IX. Jakarta : Pusat Perbukuan-Departemen Pendidikan Nasional,
Sutarto, dkk. 2008. IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX. Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Fattah, Sanusi dkk. 2008. Ilmu pengetahuan sosial : untuk SMP/MTs kelas
IX. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,
Wayan Legawa, I dkk. 2008. Contextual Teaching and Learning Ilmu
Pengetahuan Sosial: Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah
Kelas IX Edisi 4. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional,
Widyaningsih, Titik Sunarti dkk. 2010. Sukses Ujian IPS SMP/MTs. Jakarta
: Yudhistira
Matroji, Drs. 2003. IPS Sejarah SLTP Jilid III. Jakarta : Erlangga