EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Seminar Komprehensif RYAN ADHITIA MUSLIM FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI.

Download Report

Transcript EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii) Seminar Komprehensif RYAN ADHITIA MUSLIM FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN PROGRAM STUDI.

EFEKTIVITAS TEPUNG HIPOTALAMUS SAPI
DALAM PAKAN BUATAN TERHADAP PERTUMBUHAN
BENIH IKAN TAMBAKAN (Helostoma temminckii)
Seminar Komprehensif
RYAN ADHITIA MUSLIM
230110080112
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
Pembimbing :
Dr. Ir. Iskandar, M.Si
Ujang subhan, S.Pi., M.Si
Penelaah :
Kiki Haetami, S.Pt., MP
Latar Belakang
Latar Belakang (lanjutan)
Otak
Fungsi dari otak
dan bagiannya.
Pemanfaatan
otak belum
optimal.
CRH = Corticotropin Releasing Hormon
TRH = Thyrotropin Releasing hormon
GnRH = Gonadotropin Releasing Hormon
GHRH = Growth Hormon Releasing Hormon
Somatostatin
Dopamine
Identifikasi Masalah
• Berdasarkan uraian diatas, maka dapat
diidentifikasi permasalahannya yaitu sejauh
mana pengaruh pemberian tepung
hipotalamus sapi terhadap pertumbuhan
benih ikan tambakan (Helostoma temminckii).
Tujuan Penelitian
• Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh pakan yang ditambahkan tepung
hipotalamus sapi dapat memberikan laju
pertumbuhan optimal pada benih ikan
tambakan (Helostoma temminckii)
Manfaat Penelitian
• Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
solusi untuk optimalisasi pertumbuhan benih
ikan tambakan dengan menggunakan pakan
yang diberi tambahan tepung hipotalamus
sapi.
Kerangka Pemikiran
Kegiatan
Pemeliharaan ikan
Tambakan
Kendala
Pakan / asupan
nutrisi
Efek
Membantu proses
pertumbuhan
Suplemen
Penambahan
tepung hipotalamus
sapi
Hipotesis
• Penambahan dosis tepung hipotalamus yang
berbeda akan mempengaruhi pertumbuhan
benih ikan tambakan (Helostoma temminckii)
Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan selama 40 hari yaitu dari bulan April 2012
sampai Juni 2012
Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di hatchery Balai Pelestarian Perikanan
Perairan Umum, Cianjur, Jawa Barat.
Alat-alat Penelitian
• 15 buah akuarium berukuran 100x40x40 cm sebagai wadah tempat
pemeliharaan benih ikan.
• Blower, selang aerasi dan batu aerasi untuk suplai oksigen pada
setiap akuarium.
• Timbangan analitik merek Lantescale dengan tingkat ketelitian 0,01
gram untuk menimbang bahan penelitian.
• Alat pencetak pelet
• Baskom sebagai wadah untuk menampung benih ikan.
• Serok untuk mengambil benih ikan.
• Selang berdiameter 1 cm untuk penyiponan dan untuk mengganti
air.
• Peralatan pengukur kualitas air untuk mengukur suhu, ammonia,
oksigen terlarut dan pH air.
Bahan Penelitian
Metode Penelitian
• Metode eksperimental
dengan rancangan acak
lengkap (RAL)
Perlakuan A : pemberiaan pakan tanpa tepung hipotalamus (kontrol)
Perlakuan B : pemberiaan pakan dengan penambahan 0.05% tepung hipotalamus
Perlakuan C : pemberiaan pakan dengan penambahan 0.10% tepung hipotalamus
Perlakuan D : pemberiaan pakan dengan penambahan 0.15% tepung hipotalamus
Perlakuan E : pemberiaan pakan dengan penambahan 0.20% tepung hipotalamus
Prosedur Penelitian
Persiapan Wadah
Persiapan Pakan Uji
Persiapan Ikan Uji
Pelaksanaan Penelitian Selama 40 Hari
Parameter yang Diamati
Kesimpulan
Persiapan Pakan Uji
Pakan Komersil
Hipotalamus
Pencampuran pakan
Penepungan
dengan Freezy Dry
Peleting
Pelaksanaan Penelitian
• Benih ikan uji yang telah diaklimatisasi ditimbang dan diukur panjangnya
terlebih dahulu kemudian dimasukan ke dalam akuarium.
• Memberikan pakan sebanyak 5% dari bobot biomass dengan frekuensi
pemberian pakan sebanyak 3 kali sehari pada pukul 08.00, 12.00 dan
16.00
• Melakukan penyiponan dengan frekuensi dua kali sehari pada pagi hari
dan sore hari sebelum pemberian pakan.
• Melakukan pengamatan terhadap kelangsungan hidup benih ikan setiap
hari.
• Melakukan sampling bobot benih ikan sebanyak 5 ekor secara acak di
wadah penelitian setiap 10 hari.
• Melakukan pengukuran parameter kualitas air (pH dan oksigen terlarut)
dilakukan tiga kali selama penelitian, sedangkan suhu diperiksa setiap hari.
• Melakukan pergantian air dengan frekuensi satu kali dalam empat hari
Parameter yang Diamati
Pertumbuhan
Bobot
Pengamatan
Kualitas Air
Kelangsungan
Hidup
Analisis Data
• Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis
keragaman dengan uji F untuk mengetahui pengaruh
dari setiap perlakuan. Selanjutnya untuk melihat
perbedaan antar perlakuan maka dilanjutkan dengan
uji jarak berganda Duncan dengan taraf 5 %
Hasil dan Pembahasan
Laju Pertumbuhan Bobot
• Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan
tepung hipotalamus dalam pakan buatan
menghasilkan rata-rata laju pertumbuhan sebesar ±
1,66 – 2,32 %.
• Penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan
buatan sebanyak 0,10% dari total pakan
menghasilkan laju pertumbuhan tertinggi yaitu
2,32% sedangkan penggunaan tepung hipotalamus
dalam pakan buatan sebanyak 0% menghasilkan laju
pertumbuhan terendah yaitu 1,66%.
Laju Pertumbuhan Bobot
b
laju pertumbuhan (% perhari)
2.50
b
2.00
b
a
a
1.50
2.07
1.00
2.32
2.19
1.97
1.66
0.50
0.00
kontrol
0.05
0.10
0.15
0.20
jumlah pemberian tepung hipotalamus (% / kg pakan)
Kelangsungan Hidup
• Berdasarkan
hasil
pengamatan
selama
penelitian,
menunjukan bahwa kelangsungan hidup dari setiap perlakuan
memberikan hasil yang tidak berbeda nyata.
• Penambahan tepung hipotalamus sebanyak 0,05%
menghasilkan tingkat kelangsungan hidup sebesar 90%, diikuti
oleh jumlah penambahan tepung hipotalamus sebanyak 0%
(kontrol) atau tanpa peambahan menghasilkan tingkat
kelangsungan hidup sebesar 80%, jumlah penambahan
tepung hipotalamus sebanyak 0,20% menghasilkan
kelangsungan hidup sebesar 73,33% pada jumlah
penambahan 0,15% menghasilkan 66,67% dan pada jumlah
penambahan 0,10% menghasilkan kelangsungan hidup
sebesar 63,33%.
Kelangsungan Hidup
a
100.00
kelangsungan hidup (%)
90.00
a
80.00
a
70.00
a
a
60.00
50.00
40.00
80.00
90.00
63.33
30.00
66.67
73.33
20.00
10.00
0.00
kontrol
0.05
0.10
0.15
0.20
jumlah penambahan tepung hipotalamus (% pakan)
Kualitas Air
• Suhu selama penelitian berkisar antara 22-23,5 oc. Litelatur suhu
optimum yang baik bagi tempat hidup dan pertumbuhan ikan
tambakan masih terbatas, namun dari hasil pengamatan selama masa
pemeliharaan ikan tambakan suhu yang berkisar antara 22 – 23,5oc
masih layak untuk media hidup ikan tambakan.
• Hasil pengukuran derajat keasamaan (pH) selama penelitian berkisar
antara 6,70 – 8,45. Sedangkan literatur mengenai pH yang layak
untuk tempat hidup dan pertumbuhan ikan tambakan masih sangat
terbatas.
• Oksigen terlarut dalam media pemeliharaan selama penelitian
berkisar antara 3 - 5 mg/L.
Kualitas Air
Perlakuan
A
B
C
D
E
Suhu (oc)
22.68
22.64
22.62
22.70
22.72
pH
7.73
7.71
7.46
7.82
8.00
DO (mg/L)
4.97
4.96
5.08
5.02
4.87
Kesimpulan
• Penggunaan tepung hipotalamus dalam pakan buatan
berpengaruh terhadap pertubuhan benih ikan
tambakan namu tidak berpengaruh dalam
kelangsungan hidup benih ikan tambakan.
• Penggunaan tepung hipotalamus pada pakan buatan
dengan dosis 0,10% dari total pakan yang diberikan
menghasilkan pertumbuhan yang optimal dengan
nilai rata-rata bobot tubuh ikan sebesar 10,22 gr
dengan laju pertumbuhan 2,32%.
Saran
• Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan,
disarankan agar penggunaan tepung hipotalamus pada
pakan buatan sebesar 0,10% agar mendapatkan
pertumbuhan yang optimal.