PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEH Sri adiningsih FKM UNAIR oleh : Sri Adiningsih Pengantar Masa Orde Lama ::-slogan 4 sehat 5 sempurna Masalah : ilmu gizi belum berkembang di.

Download Report

Transcript PROGRAM GIZI DAN EVALUASI OLEH Sri adiningsih FKM UNAIR oleh : Sri Adiningsih Pengantar Masa Orde Lama ::-slogan 4 sehat 5 sempurna Masalah : ilmu gizi belum berkembang di.

PROGRAM GIZI DAN
EVALUASI
OLEH
Sri adiningsih
FKM UNAIR
oleh :
Sri Adiningsih
Pengantar
Masa Orde Lama ::-slogan 4 sehat 5 sempurna
Masalah : ilmu gizi belum berkembang di Indonesia
Masa Orde Baru : Gizi masuk dalam GBHN
-program sesuai tahap Pelita mulai UPGK s/d Posyandu,
- PMT-AS, ASI -eklusif, Gizi seimbang
-- Diversifikasi Pangan
Masalah:
- tren masalah gizi ganda :gizi lebih dan gizi kurang
sebab perbaikan ekonomi tanpa dasar pengetahuan gizi
- Ketersediaan pangan : masalah iklim/cuaca
- krisis ekonomi : daya beli perkotaan
Masa Reformasi
prevalensi Gizi kurang meningkat
Program

Subsidi Susu, PMT Donor

Fortifikasi Fe pada tepung terigu, susu

Revitalisasi posyandu

Keamanan Pangan

Penguatan organisasi surveilance (SKPG)
Ketahanan Pangan


what next ……….
PENDEKATAN MULTI SEKTORAL PERBAIKAN MENU MAKANAN
RAKYAT
Pangan & Gizi baik
Situasi pangan
Suplai pangan
Produksi
Permintaan pangan
Exp-Imp
Tersedia
Pasar
F.Penduduk Budaya-agam ekonomi
Konsumsi
Penggunaan Biologis
Perawatan Pencegahan Pendidik
kes&gizi
Pberantas kes&gz
Py.menular
Air bersih
KesLing
Imunisasi
Keamanan Pgn
UPGK – Struktur organisasi




Pusat : Menko Kesra membawahi Menteri
Kesehatan, Menteri Dalam negri, Pertanian, Dikbud,
Agama
Propinsi : BPGD Tk I, Gubernuri koordinator
Kab/kota : BPGD Tk II, Bupati koordinator
Kecamatan : KP2GD, Camat Koordinator
Masalah :
 Koordinasi tidak mudah
 Pelaksana : DepKes, tetapi area UPGK ditentukan
oleh Depdagri tergantung kepentingan Politik Orba
 Monev : DepKes
UPGK UPAYA PERBAIKAN GIZI KELUARGA
Tujuan : Perbaikan gizi keluarga dengan sasaran balita
di daerah prevalensi gizi kurang dengan
melibatkan multi sektoral
Program :
a.
Taman Gizi : perbaikan gizi masyarakata sasaran
30 balita gizi kurang selama 3 bulan
1. Penimbangan balita
2. Penyuluhan gizi
3. Pemberian makanan tambahan
4. Pemberian Paket gizi (vit A, tab Fe)
b. Karang Kitri : Tanam pohon Produktif di halaman
c. Pelayanan keseh. Sederhana ( oralit), rujukan gizi
Sistem Rujukan dan sistem pelaporan
Depkes
Dinkes tk I
laporan Tribulan
Rumah sakit
Dinkes Tk II
laporan Tribulan
Puskesmas
+ komplikasi
PMT Pemulihan KEP III
laporan bulanan
Pos Penimbangan
PMT
Paket Gizi
`
KEP I
KEP II
Taman Gizi : PMT Penyuluhan dan Pemulihan
Penyuluhan : PMT Sekali sebulan untuk balita dg Gizi
Kurang Diberikan di masyarakat oleh kader gizi
Pemulihan : PMT LENGKAP Setiap hari untuk balita dg
Gizi buruk, diberikan di puskesmas oleh bidan
INDIKATOR :
1. S K D N, S = semua balita, K + Balita yg punya
KMS D= Balita datang timbang, N =balita naik BB
2. Keberhasilan Program bila S= K=D=N
3. Perubahan perilaku makan
4. HASIL : K = ½ S, D = ½ K, N =1/2 D
Monev Status Gizi : belum berjalan
Indikator Perilaku makan belum di monev
Gizi Buruk
Masalah gizi kurang
Pangan kurang
Penyakit infeksi
KEMATIAN
PENDAPATAN RENDAH
BAYI
ANAK
PENDIDIKAN RENDAH
LINGKUNGAN BURUK
KELAHIRAN
Posyandu




Lintas program
Gizi termasuk dalam upaya penurunan angka
kesakitan dan kematian balita, bayi
Perbaikan sistem pelaporan SKDN
 CAKUPAN
 PARTISIPASI MASYARAKAT
 KEBERHASILAN PENIMBANGAN
 PENCAPAIAN PROGRAM
K/S
D/S
N/D
N/S
HASIL = UPGK S = ½ K, D = ½ K, N =1/2 D
BAGAIMANA STATUS GIZI
tetap
TETAP
APA MASALAH :
TAMAN GIZI
1
daftar
POSYANDU
1
daftar
2
timbang
2
timbang
3
4
penyuluhan PMT
3
4
pel.kes penyuluhan
5
PMT
STATUS GIZI
TETAP
EVALUASI POSYANDU
 Masyarakat :
KUNJUNGAN tetap rendah
tak tahu pesan & manfaat
 Pelaksana :
tak ada reward , SDM kurang terampil

Lingkungan
bentuk posyandu untuk perkotaan/desa
 Sosio-budaya
Revitalisasi posyandu
HARI
BUKA > 1 x PER BULAN
TABUNGAN IBU HAMIL
REWARD KADER
DLL
Perbaikan penyuluhan
posyandu

1. Anak sehat
bertambah umur
bertambah berat

2. Pertumbuhan ikuti pita warna


Topics of Discussion



Macam masalah gizi ganda ?
Gizi lebih dan obesitas
Gizi kurang (KVA . KEP. GAKI,
ANGi)


Mengapa terjadi ???
Prioritas program ??
Obesitas




Strata sosial menengah
Prevalensi dibawah 10 %
Penyebab kompleks sehingga perlu
program lebih dari satu mulai perubahan
gaya hidup, obat, bedah
evaluasi program sukar
Gangguan psikologis
Status sosial
Keturunan
PERILAKU MAKAN
Makan kudapan : Goreng, Manis, Kacang
Makan Tinggi Lemak, Rendah Serat
• Exercise <<
• Mobilitas rendah
• Gaya
Hidup
Obesitas
Topic Two : KVA

Pemberantasan kebutaan akibat kekuranga
vitamin A

PALING SUKSES , kecuali 3 propinsi.
INTERVENSI KAPSUL VIT A DOSIS
TINGGI 200.000 iu TIAP 6 BULAN


Penyerapan di hati, pelepasan pelan sesua
kebutuhan
Chemical composition of retinol
Topic Three : KEP


PREVALENSI Propinsi KALBAR, ACEH, NTT,
RIAU, NTB, TIMTIM
MP ASI DAN PERAWATAN BALITA MULAI
USIA > 6 BULAN, MASALAH : POLA ASUH

MASALAH KEP BUMIL

PENGARUH INFEKSI
New Real Life problem


Prevalensi bukan hanya
daerah endemik juga
daerah pantai DAERAH
PANTAI
Karena polusi pada bahan
makanan
What This Means

1. PADA KUALITAS SDM
UNTUK PEMBANGUNAN

2. DAMPAK EKONOMI
DAMPAK
KUALITAS SDM

GANGGUAN MENTAL,
SYARAF, FISIK, KEGAGALAN
REPRODUKSI, KEMATIAN
ANAK ( Manner & Dunn, 1995)
kecerdasan & perkembangan sosial
(de Long dkk, 1993, Querido 1993)
1. Gondok - defisit IQ point 10
2. Kretin
- defisit IQ point 50
3. Gaky lain - defisit IQ point 10
DAMPAK KUALITAS SDM
Angka kematian ibu
angka kematian bayi
PRESTASI BELAJAR ANAK
PRODUKTIVITAS KERJA
10-20%
DAMPAK
KUALITAS SDM
Fungsi vitamin A
PENGLIHATAN,
PERTUMBUHAN TULANG
DAN EPITEL,
IMUNITAS
REPRODUKSI
Tujuan :
Menurunkan Frekuensi sakit
PILIHAN PROGRAM







EFEKTIFITAS
EFISIENSI
DAMPAK
POLITIK
WAKTU ; LEBIH DINI
HARGA : MURAH, HASIL JELAS
DAMPAK LUAS
Surveilance gizi
Ketahanan & keamanan pangan
Pendidikan gizi
Fortifikasi


Gizi anak Promosi ASI
MP ASI
Kontrol Bumil dan laktasi

Makanan Seimbang
Kontrol BB pada obesitas

PMT

PERUBAHAN POLITIK



PER UNDANG AN YANG BERLAKU
TERKAIT DENGAN KEBIJAKAN
KESEHATAN
PENGARUH DUNIA TERKAIT
KESEHATAN : MDG’S
PENGARUH HAM TERHADAP
KEBIJAKAN TERMASUK LAYANAN
KESEHATAN
Bottom up planning
Perencanaan
Pelaksanaan
Evaluasi
Masyarakat
UPAYA PROMKES


Pelaksanaan
- SDM masyarakat : pendidikan
tinggi 20%
- Keterlibatan masyarakat bagaimana
caranya
BAGAIMANAKAH CARA USULAN
PROMKES ?
Perencanaan Program Gizi
Perlu data dasar :
 Masalah : Prevalensi
Akar masalah
 Potensi : SDM
Sarana
 Prioritas masalah
Kedarutan, kemudahan,
keuntungan bila dilaksanakan,
besar Dana
 Program Sesuai prioritas
Indikator
PELAKSANAAN PROGRAM



PERLU RINCIAN ANGGARAN DENGAN
DIDUKUNG SUPORTING DATA KEGIATAN
SESUAI ANGGARAN
ISTILAH PROGRAM SEMUA DANA ASAL
APBN, APBD, BOK,
PERLU RESUME NASKAH AKADEMIK YG
LENGKAP SEBAGAI DASAR PENGUSULAN
PROGRAM DARI DINKES KE DPR
Evaluasi Program
JENIS
 Input : disuka untuk perencanaan
anggaran
 Proses : tersering menjadi
pilihan pelaksana program
 Output : dilakukan dalam survei
 Outcome : jarang dipilih, karena
bisa merupakan hasil kinerja
multi sektor
BAGAIMANA PENGESAHAN
ANGGARAN



DPR FOKUS PADA PEMANFAAT
PROGRAM
DEPKES FOKUS DAMPAK MASALAH
PADA PEMBANGUNAN KESEHATAN
DPR FOKUS DAMPAK EKONOMI
LEBIH DIPERHATIKAN DARIPADA
DAMPAK MASALAH KESEHATAN
PADA PEMBANGUNAN
Next Steps ; DAMPAK PEMBANGUNAN SDM

KONDISI


JOD <<
HAMIL
KEP

ANEMIA Fe


VIT A <<
ZINC <<

ANEMIA
PROSES
DAMPAK
HAMBATAN PERKEMB
HILANG IQ
OTAK
5-10 POINT
GANGGUAN TUMBUH
….sda…
KEMBANG
GANGGUAN FS.KOGNISI ….sda…..
& PERKEMBANGAN
PE DAYA TAHAN TBH RESIKO MATI
HAMBATAN TUMBUH
FREK. SAKIT
PE KEMAMPUAN KERJA PRODUKTIVITAS
DAMPAK EKONOMI DARI GIZI KURANG
JENIS PROGRAM
INVESTASI
1. PMT
2. Pendidikan gizi
3. Prog. Gizi sebagai bag. Pel.Kes
4. Subsidi Pangan
5. PMT-AS
6. Pemberian Fe pada BUMIL
7. Fortifikasi Fe pada Tepung
8. Suplementasi Jod pada WUS
9. Iodisasi garam
10. Suplementasi Vit A (kapl) Balita
11. Fortifikasi vit A pada gula
MANFAAT
($)
1,4
32,3
2,6
0,9
2,8
24,7
84,1
13,8
28,0
50,0
16,0
BAGAIMANA THAILAND SUKSES
MENGHAPUS GIZI BURUK (Thailand’s National
Nutrition Program : lessons in management and capacity development )





Membangun konsensus yang kuat ditingkat Nasional dan lokal tentang
pentingnya gizi sebagai intervensi dalam masa depan negara, bukan sebagai
pengeluaran untuk kesejahteraan
Menggunakan relawan masyarakat dalam skala besar, untuk memotong
biaya, melibatkan dan memberdayakan masyarakat lokal, menanamkan
kemandirian dan berkomunikasai secara efektif dengan kelompok sasaran
Sebagian pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan mereka dalam
kebutuhan, perencanaan pemilihan penilaian, penerima dan pelaksanaan
program, tetapi menjaga kontrol pemerintah pusat terhadap alokasi sumber
daya, sehingga untuk memastikan koheren program nasional
Mencari kontribusi keuangan lokal untuk hampir semua intervensi sehingga
untuk memotong biaya, melibatkan masyarakat, menanamkan kemandirian
dan meningkatkan peluang keberlanjutan
Membuat penggunaan sebagian besar sumber daya keuangan dan
manajerial terbatas dengan menargetkan kebutuhan propinsi, kecamatan,
desa dan kelompok populasi resiko tinggi
BAGAIMANA THAILAND SUKSES MENGHAPUS GIZI BURUK
(Thailand’s National Nutrition Program : lessons in management and
capacity development )
 Menggunakan rencana investasi gizi nasonal, bukan
pernyataan kebijakan unliked komitment sumber daya,
sebagai cara menghasikan visi nasional, memberikan
visibilitas untuk nutrisi dan memberikan tanggung jawab
masing-masing instansi dengan jelas
 Mengelola sektor gizi melalui serangkaian komite, bukan
oleh lembaga tunggal, yang mendorong berbagai kelompok
kepentingan untuk merasakan nutrisi itu bisnis mereka
 Membangun organisasi dg dukungan tehnis yang kuat, yang
juga membantu menjaga komitmen terhadap gizi
 Menggunakan sejumlah kecil bantuan untuk pelatihan dan
membangun kapasitas program dukungan, daripada
pendanaan besar khusus untuk
BAGAIMANA THAILAND SUKSES MENGHAPUS GIZI
BURUK (Thailand’s National Nutrition Program : lessons in
management and capacity development )



Fokus pada pra sekolah dan ortu mereka, termasuk intervensi unt
pertumbuhan, promosi dan suplemen vitamin, analisis kapasitas keseluruhan
progarm dukungan, dan strategi manajemen pembangunan
Kekuatan besar sistem surveilance gizi di thailand adalah data dihasilkan oleh
dan untuk digunakan di tingkat lokal maupun lebih tinggi, ini elemen penitng
dari proses pemberdayaan masyarakat.
Kunci indikator berkaitan dengan nutrisi yg digunakan di tingkat masyarakat
(32 dari indikator sistem basic minimum need) adalah
1. Pengawasan nutrisi yang tepat pada bayi baru lahir sampai 5 tahun dan
pada anak dengan status gizi kurang tingkat sedang dan berat
2. Anak sekolah menerima makanan yang cukup untuk kebutuhan gizi
3. ibu hamil menerima makanan yg cukup dan tepat, dan bayi baru lahir dg
berat badan tidak kurang dari 3000 gram
BAGAIMANA INDONESIA
BIISAAAA
Pedoman Strategi Perencanaan Gizi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Identifikasi masalah,
Menetapkan masalah dan luasnya masalah
Jika diputuskan membuat program baru
Implikasi pd semua program pembangunan
Implementasi intervensi yg spesifik
Perlu pelatihan dan penyegaran bagi staf
dan community leader
Pedoman Strategi Perencanaan Gizi
1.






Identifikasi masalah,
Siapa yg rawan gizi (lokasi, kel sos-ek ? ,kategori
demografi)
Macam masalah gizi
Luas dan frekuensi kejadian
Penyebab masalah salah gizi.
Data diambil dari tersedia , biar tidak lengkap cukup
untuk awal proses perencanaan.
Data tambahan dipakai untuk modifikasi perencanaan
dan akan menjadi bagian dari sistem surveilance gizi
2. Menetapkan masalah dan luasnya masalah




Evaluasi program yg ada
Mungkin perlu modifikasi program atau layanan
gizi atau lain program pembangunan yg punya
dampak pd gizi ( irigasi, pemukiman, subsidi
pangan atau pertanian, perbaikan komunikasi,
tranportasi, marketing, kuota impor & ekspor).
Program tambahan yg spesifik mungkin
diperlukan.
Terpenting semua arah program pembangunan
sekarang dan mendatang dikontrol dan
diupayakan efektif memperbaiki status gizi.
3. Jika diputuskan membuat program baru


Harus disusun tujuan spesifik, tambahan sarana yg
diperlukan, target realistik yg ingin dicapai
Mungkin lebih dari 1 program baru yg diperlukan
Prioritas berdasarkan :
 Biaya untuk dana, sarana, reorganisasi, efektivitas unt
perbaikan st gizi dan menguatkan infra struktur
 Sikap dan perubahan perilaku
 Siapa yg akan diuntungkan, berapa jumlah dan
bagaimana kelanjutan
 Efek penggandaan dan putaran di staf atau
masyarakat
 Penerimaan masyarakat dan politikus
 Ketergantungan bantuan luar.
4. Implikasi pd semua program pembangunan


Perlu suatu badan perencanaan dan koordinasi
dg perencana pusat atau penentu kebijakan di
suatu negara,
Badan ini harus profesional, terpisah dari semua
pelaksana program dari pemerintah dan
bertanggung jawab pada analisis efek gizi dari
semua program dan membuat rekomendasi
perubahan bila diperlukan.
5. Implementasi intervensi yg spesifik



Diukur terhadap kecukupan fasilitas & sarana
pd tingkat lokal. Termasuk semua institusi,
SDM, dana dan sarana yg belum dipakai
Ukuran perbaikan st. gizi terbaik adalah
integrasi kedalam struktur dan layanan yg
telah ada dari sektor terkait ( klinik BKIA,
program puskesmas, kurikulum sekolah,
perkumpulan aktivitas luar sekolah, extensi
pertanian).
Tak perlu membangun program gizi terpisah
sendiri, sebaiknya semua upaya diluaskan pada
layanan gizi di kesehatan, pendidikan, pertanian
ke masyarakat yg belum terjangkau
6. Perlu pelatihan dan penyegaran bagi staf
dan community leader



Bila dilakukan modifikasi program atau
membuat program baru.
Pelatihan harus berlangsung di lapangan dan
tidak berhenti seperti pelatihan formal.
On the job training adalah Pelatihan yg
efektif, supervisi dan kunjungan konsultan
harus dipertimbangkan untuk perkembangan
staf dan ketrampilan dan sikap kelompok
masyarakat sebagai bagian program/layanan yg
rutin berjalan.
Beda Top Down
Bottom Up
Bottom up




P & E Semua dilakukan masyarakat
Sesuai kebutuhan dan kemampuan masyarakat
Pelaksanaan dan evaluasi masyarakat
Semua perlu FASILITATOR :
Keahlian dan ketrampilan
SKM
Perubahan demokratisasi
Peraturan dan perundangan
 Indonesia ratifikasi konvensi hak anak
(KHA) 20 tahun yl , mensahkan UU
Perlindungan Anak (UUPA) no 23/ 2002 .
Akan tetapi belum diketahui bagaimana
pemerintah telah memenuhi Hak-hak dasar
anak seperti Hak hidup, kelangsungan
hidup, Hak Tumbuh Kembang, Hak
penghargaan atas pendapat anak dan Hak
Perlindungan berlaku pada anak Tanpa
diskriminasi, dan Untuk Kepentingan
Terbaik Anak menjadi kewajiban negara.



Hak anak adalah bagian dari hak azasi manusia
yang menjadi paradigma baru pemerintah
dalam memberikan layanan publik.
Batas usia anak sesuai konvensi hak anak
batas usia anak adalah dibawah usia 18 tahun.
Udang-undang perlindungan anak Bab 1 pasal
1 butir 1 UUPA, definisi anak ditambah
penekanan bahwa anak adalah termasuk yang
masih dalam kandungan. Sejak dalam
kandungan seorang janin harus dipenuhi
haknya.
Prinsipnya memberikan hak memperoleh
standart kehidupan yang layak agar mereka
bisa berkembang fisik, mental, spiritual, moral
maupun sosial dengan baik, termasuk hak anak
untuk memperoleh pelayanan kesehatan dan
jaminan sosial.

Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan pada pasal 128 ayat 1 menyebutkan :
Setiap bayi berhak mendapatkan Air Susu Ibu
Eksklusif sejak dilahirkan selama 6 bulan kecuali
atas indikasi medis dan ayat 3 berbunyi penyediaan
fasilitas khusus sebagaimana disebutkan pada ayat
2 disediakan di tempat kerja dan tempat umum. Hal
ini berarti pemberian ASI begitu penting sehingga
ibu yang memiliki keterbatasan akses pun harus
mendapat fasilitas untuk pemberian ASI bagi
bayinya.

Bentuk operasional undang-undang
tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri
Kesehatan RI Nomor
450/MenKes/SK/IV/2004 tentang
Pemberian ASI Eksklusif dan Peraturan
Menteri Kesehatan RI No
2562/MENKES/PER/XII/2011 tentang
petunjuk teknis jaminan persalinan.
terima kasih
kuis


Uraikan alasan dari pelaksanaan program
vitamin A masih berjalan sampai sekarang
Uraikan alasan dasar perubahan dari UPGK
menjadi posyandu