Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase

Download Report

Transcript Penyelesaian Sengketa Melalui Arbitrase

Penyelesaian Sengketa
Melalui Arbitrase
A. Nugroho Wahyujatmiko, S.H., S.Sos., M.M.
PKPA Esa Unggul 19 Februari 2011
1
2
Agenda anda
3
Apa itu arbitrase?
• Suatu cara penyelesaian sengketa
perdata di luar peradilan umum
yang didasarkan pada perjanjian
arbitrase yang dibuat secara tertulis
oleh para pihak yang bersengketa.
– Pasal 1 butir 1 UU No. 30 Tahun 1999
tentang Arbitrase dan Alternatif
Penyelesaian Sengketa.
4
Apa itu arbitrase?
• Black’s Law Dictionary
– “Arbitration. The reference of a dispute to an
impartial (third) person chosen by the parties
to the dispute who agree in advance to abide
by the arbitrator’s award issued after hearing
at which both parties have an opportunity to
be heard. An arrangement for taking and
abiding by the judgment of selected person in
some disputed matter, instead of carrying it
to establish tribunal of justice, and is intended
to avoid the formalities, the delay, the expense
and vexation of ordinary litigation.”
5
Karakteristik Arbitrase
• Sukarela;
• Berdasarkan suatu perjanjian atau klausula
arbitrase yang tertulis;
• Sengketa diselesaikan/diputuskan oleh
pihak ketiga yaitu arbiter;
• Sengketa diputuskan menurut hukum;
• Keputusan yang diambil bersifat putusan
final (akhir) dan binding (mengikat) dengan
batasan yang sangat ketat untuk
dilakukannya upaya hukum lainnya.
6
Keunggulan Arbitrase
• Pembuatan keputusan dilakukan oleh arbiter dengan
keahlian di bidang obyek sengketa dan arbiternya sendiri
dipilih oleh para pihak, sehingga dianggap kemungkinan
adanya intervensi dari salah satu pihak kecil dan hasilnya
dianggap lebih fair dan adil.
• Keputusan arbitrase mengikat para pihak, kesempatan untuk
melakukan upaya hukum lainnya sangat terbatas sehingga
dianggap lebih mencipta kepastian hukum;
• Proses arbitrase, badan arbitrase, biaya, jangka waktu lebih
transparan, terjaga kerahasiaanya dan lebih dapat
diperkirakan sehingga dianggap resiko para pihak lebih
rendah.
7
Bagaimana membuat klausula arbitrase?
• Bentuk klausula arbitrase
– Kesepakatan yang dibuat oleh para pihak
sebelumnya terjadinya sengketa.
• Klasula arbitrase dicantumkan dalam perjanjian
pokok , sebagai aturan dalam penyelesaian
sengketa.
– Kesepakatan yang dibuat oleh para pihak
setelah terjadinya sengketa, untuk
menghindari penyelesaian sengketa melalui
pengadilan.
8
Karakteristik Klasula Arbitrase
•
•
•
•
Disepakati para pihak;
Dibuat secara tertulis;
Dibuat sebelum atau setelah terjadinya sengketa;
Sebaiknya mengacu kepada institusi tertentu;
–
–
–
–
Bani
Uncitral
ICC
ICSID
• Sebaiknya menutup kemungkinan adanya
gugatan perdata.
9
Bagaimana membuat klausula arbitrase?
• Contoh klausula BANI
– “…Semua sengketa yang timbul dalam
perjanjian ini, akan diselesaikan dan diputus
oleh Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI) menurut peraturan-peraturan
prosedur arbitrase BANI, yang keputusannya
mengikat kedua belah pihak yang
bersengketa, sebagai putusan dengan tingkat
pertama dan terakhir”
10
Bagaimana membuat klausula arbitrase?
• Contoh klausula UNCITRAL
– “Any dispute, controversy or claim arising
out of or relating to this contract or the
breach, termination or invalidity thereof, shall
be settled by arbitration in accordance with
UNCITRAL Arbitration Rules as at present
force….”
11
Bagaimana membuat klausula arbitrase?
• Contoh klausula ICC
– “… All dispute arising in connection with the
present contract shall be finally settled under
the Rules of Conciliation and Arbitration of
the International Chamber of Commerce by
one or more arbitrators appointed in
accordance with the said Rules”
12
Bagaimana membuat klausula arbitrase?
• Contoh klausula Singapore
– “Any dispute arising out of or in connetion
with this contract, including any question
regarding its existence, validity or
termination, shall be referred to and finally
resolved by arbitration in Singapore in
accordance with Arbitration Centre (“SIAC
Rules”) for the time being in force with rules
and deemed to be incorporated by reference
into this clause.
13
Prosedur Arbitrase Menurut
UU No. 30 Tahun 1999
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Permohonan Arbitrase oleh Pemohon;
Pengangkatan arbiter;
Pengajuan surat tuntutan oleh Pemohon;
Penyampaian satu salinan putusan kepada Termohon;
Jawaban tertulis dari Termohon diserahkan kepada
arbiter
Salinan jawaban diserahkan kepada Termohon atas
perintah arbiter;
Perintah arbiter agar para pihak menghadap arbitrase:
Para pihak menghadap arbitrase ;
Tuntutan balasan dari Termohon.
14
Bagaimana proses arbitrase?
• Pengajuan permohonan arbitrase
– Permohonan (gugatan) arbitrase didaftarkan pada
sekretaris badan arbitrase yang dipilih;
– Memenuhi syarat formal:
• Identitas para pihak
• Posita, pernyataan atau fakta yang mendukung adanya
permasalahan yang disengketakan;
• Petitum, hal yang diminta sebagai perbaikan atau ganti
kerugian dari adanya permasalahan yang disengketakan
tersebut.
• Adanya klausula atau perjanjian arbitrase yang dijadikan acuan
bagi penyelesaian untuk para pihak.
– Apabila syarat formal tidak dapat dipenuhi, maka
permohonan tidak dapat diterima (niet ovankelijk varklaard)
15
Bagaimana proses arbitrase?
• Pemberitahuan gugatan terhadap
termohon (respondent):
– Termohon dapat merespon dengan
memberikan jawaban berupa:
• Eksepsi, mempertanyakan kompetensi;
• Batahan terhadap pokok perkara;
• Gugatan balik, rekonpensi.
– Jawaban disampaikan kepada pemohon.
16
Bagaimana proses arbitrase?
• Pembentukan majelis arbitrase
– Majelis arbtirase dibentuk untuk memeriksa dan
memberikan putusan terhadap suatu gugatan;
– Majelis arbitrase dibentuk segera setelah pendaftaran
gugatan.
• Dibentuk setelah proses penyampaian jawaban oleh
tergugat (BANI);
• Dibentuk sebelum penyampaian pernyataan pembelaan
oleh tergugat (UNCITRAL)
– Tempat pemeriksaan arbitrase didasarkan pada
persetujuan para pihak, di tempat badan arbitrase
atau ditentukan oleh majelis arbitrase (lokal).
– Pemeriksaan dilakukan secara tertutup, yang dapat
dilakukan pengecualian berdasarkan kesepakatan.
17
Bagaimana proses arbitrase?
• Putusan Sela
– Majelis arbitrase dapat membuat putusan sela dalam bentuk
penetapan.
– Diminta oleh pemohon dalam gugatannya, diminta oleh
termohon dalam gugatan balik.
– Tujuan: untuk memelihara/menjamin hak dan kepentingan
salah satu pihak.
• Perintah menjual barang yang mudah rusak;
• Perintah sita atas benda.
– Putusan sela berdiri sendiri mendahului keputusan akhir
(award), namun pada saat penjatuhan putusan akhir, putusan
sela harus dicantumkan sebagai bagian dalam hal yang tak
terpisahkan dengan putusa akhir.
– Bila putusan sela dilakukan, sedang putusan akhir menolak
gugatan, dengan sendirinya putusan sela dibatalkan
(annulment).
18
Bagaimana proses arbitrase?
• Dengar pendapat pendahuluan
– Para pihak menunjuk arbiter, melalui suatu surat
penunjukan dan arbiter menyetujuinya.
– Arbiter dapat mengadakan pertemuan dengan para
pihak sebelum mengadakan dengar pendapat formal.
– Dengar pendapat pendahuluan ini, meneliti masalah:
•
•
•
•
•
•
Tuntutan dan tuntutan balik;
Pemeriksaan dokumen;
Pemeriksaan kebendaan;
Penerimaan butir-butir tuntutan dan pembelaan;
Menetapakan jadwal dan tempat dengar pendapat;
Persetujuan masalah lain untuk mempersingkat dengar
pendapat, termasuk bahasa yang digunakan.
19
Bagaimana proses arbitrase?
• Upaya perdamaian
– Pada sidang pertama dilakukan upaya perdamaian,
apabila para pihak hadir. Apabila tidak hadir
dilakukan upaya perdamaian pada sidang kedua.
– Perdamaian dilakukan atas kehendak para pihak
tanpa adanya paksaan dari majelis arbitrase.
– Isi perdamaian tidak menyangkut hasil pemeriksaan
fakta-fakta melainkan hal-hal yang akan dilakukan
para pihak untuk menyelesaikan masalah.
– Dituangkan dalam bentuk putusan akta perdamaian.
– Final dan binding, melekat kekuatan eksekutorial.
20
Bagaimana proses arbitrase?
• Prosedur dengar pendapat
– Pemohon membuka kasus, memberikan tanggapan
terhadap tuntutan balik dari Termohon;
– Pemohon menghadirkan saksi, dan dapat diperiksa
silang oleh Termohon; saksi yang telah diperiksa
silang oleh Termohon, dapat diperiksa kembali oleh
Pemohon;
– Termohon membuka kasusnya;
– Termohon menghadirkan saksi dan dapat diperiiksa
silang oleh Pemohon; saksi yang telah diperiksa
silang oleh Pemohon, dapati diperiksa kembali oleh
Termohon;
– Pemohon memberikan jawaban.
21
Bagaimana proses arbitrase?
• Pembuktian
– Alat bukti bersumber dari peraturan
perundang-undangan yang berlaku dalam
perjanjian, aturan institusi dan kesepakatan para
pihak.
– Alat bukti: surat, saksi dan keterangan para
pihak.
– Pembatasan alat bukti berdasarkan kebebasan
berkontrak (freedom of contract).
– Beban pembuktian ada pada masing-masing
pihak yang mendalilkan.
22
Bagaimana proses arbitrase?
• Putusan arbitrase
– Putusan arbitrase dilakukan berdasarkan
• Peraturan hukum yang dipilih
• Keadilan dan kepatutan (Ex Aequp Et Bono), jika terdapat penegasan
dalam perjanjian arbitrase.
– Memenuhi syarat:
• Formal: identitas, tempat putusan diambil, hari dan tanggal,
ditandatangani oleh para arbiter.
• Materil: mencantumkan kesimpulan pendirian para arbiter,
menguraikan dasar/alasan pertimbangan, menguraikan secara rinci
amar putusan.
– Amar putusan tidak boleh
• Melebihi apa yang diminta;
• Mencantumkan petitum primair dan sekunder;
• Dipublikasikan kecuali disepakati para pihak.
– Putusan bersifat final and binding.
23
Bagaimana proses arbitrase?
• Putusan arbitrase
– Tidak dapat dimintakan banding dan kasasi,
namun bisa dilakukan interpretasi, koreksi dan
penambahan.
• Interpretasi, dilakukan apabila terjadi perbedaan
pendapat mengenai pengertian atau cakupan dari
putusan diantara para pihak agar membuat terang dan
jelas akan arti yang diperselisihkan.
• Koreksi, dilakukan apabila terjadi kesalahan penulisan
kata, salah pengetikan atau salah perhitungan.
• Penambahan, dilakukan apabila terjadi adanya
tuntutan yang tidak dicantumkan dalam putusan, dan
sama sekali tidak dipertimbangkan atau dinilai dalam
putusan, hanya diatur dalam UNCITRAL.
24
Bagaimana proses arbitrase?
• Pembatalan putusan arbitrase
– Bertentangan dengan ketertiban umum;
– Terjadi penyimpangan serius terhadap tata
cara pemeriksaan;
– Majelis arbitrase melampaui kewenangannya;
– Tidak cukup dasar pertimbangannya.
25
Bagaimana proses arbitrase?
• Pelaksanaan putusan arbitrase
– Sukarela dari para pihak
– Bantuan badan tertentu:
• Didaftarkan di kantor pengadilan negeri oleh anggota arbiter
atau kuasanya, yang didaftarkan:
– Asli putusan arbitrase;
– Surat penunjukan arbiter.
• Pemintaan mendapat exequatur;
– Apabila disetujui akan dikeluarkan surat penetapan perintah eksekusi.
• Pelaksanaan putusan arbitrase asing:
– Putusan dijatuhkan oleh badan arbitrase atau perorangan yang terikat
dalam konvensi tetang pengakuan dan pelaksanaan arbitrase asing;
– Putusan hanya menyangkut ruang lingkup dagan;
– Tidak bertentangan dengan kepentingan umum;
– Memperoleh exequator dari Makamah Agung RI.
26
Kepada Yth:
Nugroho Wahyujatmiko
Menara Karya Lantai 28
Jl. Rasuna Said Blok X-5 Kav 1-2
Jakarta 12950, Indonesia
Email: [email protected]
Terima kasih
27
Pendapat anda...
Klausula arbitrase
•
•
•
Semua perselisihan yang timbul
dari sehubungan dengan
perjanjian ini dan/atau
perjanjian-perjanjian yang
dibuat di kemudian hari sebagai
hasil dari Perjanjian ini secara
eksklusif dan final diselesaikan
oleh arbitrase sesuai dengan
peraturan Arbitrasi 1998 dari
kamar Dagang Internasional
(Rules of Arbitration 1998 of the
International Chamber of
Commerce).
Dewan arbitrase beranggotakan
tiga orang arbitrator, kecuali
disetujui lain oleh para pihak
tertulis.
Temapat arbitrasi di Singapura.
Sidang arbitrasi diadakan
dengan menggunakan bahasa
Inggris.
• Tanpa mengabaikan
ketentuan-ketentuan
yang terdahulu,
Pemberi Waralaba
berhak untuk
mengajukan tuntutan
atau gugatan pada
pengadilan mana pun di
Wilayah, di Belanda
atau di mana pun.
• Pengajuan tuntutan
dan/ataugugatan dari
Pemberi Waralaba pada
pengadilan ini tidak
akan mempengaruhi
wewenang dewan
arbitrase yanag ditunjuk
atau akan ditunjuk
sesuai dengann Pasal 6
ini.
28
Pendapat anda...
• Masing-masing pihak
secara tegas
mengesampingkan Pasal
15 dan 108 dari UndangUndang No. 1 tahun 1950
(Undang-Undang
Mahkamah Agung) dan
undang-undang dan
peraturan-peraturan,
surat-surat keputusan
atau kebijakan-kebijakan
Indonesia lainnya yang
berlaku
yang dapat memberikan
hak untuk mengajukan
banding atas keputusan
arbitrater.
29
Pendapat anda...
• Ketidakabsahan.
Dalam hal suatu
ketentuan dalam
Perjanjian ini
dinyatakan tidak
berlaku, tidak sah,
atau tidak dapat
diberlakukan, maka
ketentuan tersebut
dianggap diubah jika
dianggap perlu untuk
menyesuaikan
dengan undangundang dan
peraturan yang
berlaku.
Dalam hal ketentuan
tersebut tidak dapat
diubah sedemikian
rupa tanpa secara
material mengubah
maksud para pihak,
maka bagian Perjanjian
yang selebihnya tetap
berlaku seolah-olah
ketentuan yang tidak
berlaku tersebut tidak
termuat dalam
Perjanjian ini.
30
Diskusi
•
Jika tidak terdapat
pasal mengenai
klasula arbitrase
dalam suatu
perjanjian, dapatkah
salah satu pihak
mengajukan
penyelesaian dengan
cara arbitrase setelah
perjanjian
ditandatangani?
• Kedua belah pihak
adalah badan
hukum Indonesia,
dapatkah para
pihak memilih
badan arbitrase
internasional,
bukan memilih
badan arbitrase
yang ada di
Indonesia?
31
Diskusi
• PT XYZ Tbk adalah
emiten yaitu
perusahaan yang
terdaftar pada Bursa
Efek. Apakah dengan
demikian,
penyelesaian sengketa
dalam perjanjian ini
harus menunjuk
lembaga arbitrase di
Pasar Modal: Badan
Arbitrase Pasar Modal
Indonesia atau dapat
menunjuk badan
arbitrase lainnya?
• Buatlah pasal
tambahan dalam
perjanjian ini yang
menyatakan bahwa
dalam penyelesaian
sengketa di antara
kedua belah pihak
akan diselesaikan
dengan cara
arbitrase!
Pada pasal berapa
anda akan
menambahkannya?
Badan Arbitrase apa
yang anda pilih?
32
Diskusi
• Dapatkah arbiter
yang telah
disepakati dan
ditunjuk kemudian
dituntut oleh salah
satu atau kedua
belah pihak? Atas
alasan apa saja? Apa
dasar hukumnya?
Jabarkan!
• Dapatkah pihak
ketiga di luar para
pihak yang
melakukan
perjanjian arbitrase,
namun mempunyai
kepentingan atas
sengketa tersebut
masuk dalam
proses arbitrase?
Apa dasar
hukumnya?
Bagaimana caranya
33
Diskusi
• Dapatkah para pihak
sepakat untuk tidak
melanjutkan proses
arbitrase yang telah
berjalan dan
kemudian kembali ke
proses negosiasi atau
litigasi? Apa dasar
hukumnya?
Bagaimana caranya?
• Dapatkah suatu
keputusan arbitrase
ditolak pengadilan?
Apa dasar hukumnya?
Bagaimana caranya?
• Apabila terdapat sengketa
diantara kedua belah pihak
dan kedua belah pihak
sepakat menyelesaikannya
melalui arbitrase dimana
PT DEF telah menunjuk
satu arbiter namun PT XYZ
Tbk belum menunjuk satu
arbiter pun, adakah jangka
waktu penunjukan arbiter?
Apa yang terjadi bila salah
satu pihak tidak juga
menunjuk arbiternya? Apa
dasar hukumnya?
Jabarkan!
34