VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN

Download Report

Transcript VALIDITAS DALAM PENELITIAN EKSPERIMEN

Dewi Mahastuti, M.Si
Validitas Internal merupakan seberapa jauh
keakurasian pengamatan peneliti terhadap
variabel bebas (independent Variable) yang
berpengaruh terhadap variabel terikat
(dependent Variable)
 Variabel non eksperimental adalah variabelvariabel yang berpengaruh dan tidak masuk
dalam variabel penelitian. Bentuknya ada 2 yaitu
 Controlled Variabel dan Extraneous Variabel
 Controlled Variabel adalah variabel non
eksperimental yang telah berhasil dikontrol oleh
peneliti
 Ekstraneous variabel adalah variabel non
ekspermental yang tidak berhasil dikontrol
keberadaannya oleh peneliti.

 Dalam
eksperimen, peneliti pemula biasanya
berpikir kalau semua variabel non
eksperimental harus dihilangkan, akan tetapi
ada variabel non eksperimental yang tidak
dapat dihilangkan tetapi bisa diminimalisir
dan dikontrol tingkatannya seperti
intelligensi dan pengalaman masa lalu.
 Bagaimana kita tahu keakuratan hub X --- Y
maka kita harus melihat pada Validitas
Internal



Yang dimaksud dengan validitas dalam eksperimen adalah
sejauh mana pemberian perlakuan variabel independen
memiliki efek terhadap variabel dependen, tanpa
keterlibatan variabel lain di luar variabel independen. Hal
ini berarti, semakin tinggi efek pemberian perlakuan
(variabel independen) terhadap perubahan variabel
dependen, maka validitas eksperimen tersebut dikatakan
tinggi.
Di samping efektivitas pengaruh pemberian perlakuan
kepada variabel dependen, validitas juga ditentukan oleh
seberapa jauh eksperimen tersebut bisa digeneralisasikan
pada populasi lain yang berbeda subyek, tempat dan
ekologinya.
Validitas dalam eksp antara lain : Validitas internal dan
eksternal
Validitas internal terjadi manakala variabel
dependen mengalami perubahan yang hanya
disebabkan oleh manipulasi perlakuan pada
variabel independen, dan tidak terpengaruh oleh
variabel-variabel di luar perlakuan yang
diberikan.
 Validitas internal menjadi tinggi manakala
perilaku variabel dependen secara signifikan
hanya disebabkan oleh variabel independen yang
diberikan. Sedangkan invaliditas internal terjadi
manakala perubahan perilaku yang terjadi lebih
disebabkan oleh variabel-variabel lain yang tidak
menjadi fokus penelitian (disebut dengan
counfounding variables).





Faktor maturasi
Faktor maturasi ini tidak saja berhubungan dengan kematangan
subyek eksperimen, namun meliputi segala perubahan yang
terjadi subyek (fisik, psikologis, minat, need, pendidikan, dan
sebagainya). Faktor-faktor perubahan ini tidak menjadi fokus
perhatian peneliti, namun bisa mempengaruhi menimbulkan efek
yang signifikan pada variabel yang diamati (dependen variabel).
Akibatnya, bila ada perubahan dalam perilaku pada variabel yang
diamati (variabel dependen), maka hal itu tidak semata-mata
hanya dipengaruhi oleh perlakuan, tetapi juga disebabkan oleh
faktor-faktor tersebut
Contoh :
Eksperimen mengenai efek metode praktikum terhadap prestasi
belajar biologi. Bila ada perbedaan dalam prestasi belajar, hal itu
tidak semata-mata disebabkan oleh metode praktikum yang
diberikan, tetapi juga disebabkan oleh faktor lain, seperti minat
terhadap pelajaran, kesan terhadap guru, rasa jenuh, dan
sebagainya.
Faktor Proactive History
 Faktor perbedaan individual yang dibawa ke
dalam penelitian, yang merupakan bawaan
yang telah dipelajari sebelumnya.
 Meliputi : Usia, Jenis kelamin, kepribadian,
sikap, inteligensi
 Contoh: Metode mengingat terhadap ingatan
proactive history nya usia dan inteligensi,
cara kontrolnya di samakan usia dan
inteligensi dalam kelompok tersebut.
 Retroactive
History
 Apa saja yang bisa terjadi selama selang
waktu pretest dan posttest.
 Contoh : Pengaruh Kampanye HIV/AIDS thd
perilaku seks mahasiswa. Setelah pretest
ternyata ada yang meninggal maka
mempengaruhi teman yang lain dalaam
perilaku seks, sehingga pada saat post test
perilaku seksnya menurun bukan karena efek
kampanye melainkan ketakutan mereka pada
kematian teman tsb.
Faktor Instrumentasi
 Faktor instrumentasi ini berkaitan dengan
instrumen yang digunakan, cara memberikan
instrumen, petugas yang memberikan instrumen,
dan sebagainya. Adanya perbedaan faktor-faktor
ini antara pretes dan posttes akan memberikan
pengaruh pada eksperimen. Bisa jadi, terdapat
perubahan perilaku (perbedaan pada variabel
yang diamati) antara pretes dan posttes, yang
tidak semata-mata disebabkan oleh adanya
perbedaan perlakuan, tetapi justru disebabkan
oleh faktor-faktor tersebut.
 Contoh
 Eksperimen mengenai efektivitas pemberian
metode praktikum pada pelajaran tertentu. Soal
yang diberikan pada pretes maupun posttes
memiliki tingkat kesulitan yang berbeda.









Faktor Pengujian
Faktor pengujian ini dapat menurunkan validitas internal. Penelitian
eksperimen umumnya dilakukan dengan menggunakan metode pretest
dan posttest. Bila dalam eksperimen tersebut menggunakan alat ukur
yang sama, maka peluang subyek untuk memperoleh hasil yang tinggi
pada posttest menjadi besar. Akibatnya, hasil yang diperoleh menjadi
bias, apalagi bila waktu pemberian pretest dan posttest tidak berbeda
jauh (berdekatan waktunya).
Contoh :
Eksperimen untuk mengetahui efek praktikum terhadap prestasi belajar
mata pelajaran tertentu. Bila alat ukur yang digunakan pada pretest dan
posttest sama, maka sangat dimungkinkan subyek akan memperoleh
prestasi tinggi pada saat posttest.
Untuk mengatasi hal ini, diperlukan 2 buah alat ukur yang memiliki fungsi
yang sama (paralel), sehingga alat ukur yang diberikan pada prestest
berbeda dengan alat ukur yang diberikan pada saat posttest.
Sebelum melakukan penelitian eksperimen, seorang peneliti harus benarbenar yakin bahwa penelitian eksperimennya itu tidak terpengaruh oleh
ancaman-ancaman validitas internal tersebut. Paling tidak, ancamanancaman yang dikhawatirkan harus dapat diantisipasi atau dikendalikan.
Bila ancaman-ancaman terhadap validitas tersebut dapat dinetralisir,
maka peneliti dapat membuat kesimpulan mengenai hubungan kausal
antar variabel-variabel dalam penelitian eksperimennya.
Kesimpulan ini sekaligus menegaskan bahwa bila ada perbedaan antara
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, hal itu semata-mata
disebabkan oleh adanya perbedaan perlakuan yang diberikan pada kedua
kelompok, dan bukannya disebabkan oleh sebab-sebab lain.
Statistical Regression
 Yang melibatkan pretest dan post test serta
dua kelompok yang ekstrem
 Mengikuti hukum statistik pada kurve normal,
yang rendah akan naik dan yang tinggi akan
turun mendekati rata2
 Contoh : hubungan musik klasik terhadap IQ
anak berbakat dan RM
 Hasil prestest tidak berbeda jauh dengan
posttest karena alat ukur tidak reliabel.
 Untuk menghindarinya pakailah satu
kelompok ekstrim saja.
 Eksperimental
Mortality
 Terjadi pada penelitian yang menggunakan
within subject
 Berkurangnya subjek karena kematian atau
subyek gugur
 Berpengaruh pada analisa data
Interaction Effect
 Validitas yang terjadi pada pemberian
perlakuan yang cukup banyak
 Dipengaruhi oleh efek dari perlakuan
sebelum akan berpengaruh pada perlakuan
setelahnya.
 Contoh Pengaruh jenis musik terhadap
kondisi emosi
 Musik dangdut, rock, klasik
 Cara kontrolnya, counterbalancing.
Efek Partisipan
 Contoh : Pengaruh jenis musik terhadap
agresivitas yang dilakukan dengan one way
miror, karena subyek tahu akan diteliti maka
dia akan berperilaku sebaik mungkin
Participan Sophitiscation
 Familiaritas subyek pada perlakuan dan
manipulasi eksperimen
Agar ancaman-ancaman terhadap validitas internal
dapat dinetralisir, atau paling tidak dikendalikan, ada
upaya-upaya yang dapat dilakukan, sebagai berikut :
 Melakukan randomisasi dalam membuat kelompokkelompok eksperimen. Bila tidak dimungkinkan,
dapat dilakukan penyeragaman (matching) atau
melakukan pembatasan variabel, sehingga diperoleh
karakteristik sampel yang relatif homogen.
 Menggunakan alat ukur yang memiliki reliabilitas dan
validitas yang tidak diragukan, serta memberikannya
sesuai dengan prosedur yang telah dibakukan.
 Melakukan kontrol yang ketat terhadap pemberian
perlakuan kepada kelompok eksperimen, sehingga
tidak terjadi efek pembelajaran oleh kelompok
kontrol akibat interaksinya dengan kelompok
eksperimen.
 Validitas
eksternal ini berkaitan dengan
pertanyaan “apakah kesimpulan hasil
penelitian eksperimen (hubungan kausal
antara dependen variabel dan independen
variabel) dapat digeneralisasikan pada
orang, setting dan waktu yang lain ? “
Untuk mengetahui validitas eksternal ini
perlu diketahui terlebih dahulu :
 Populasi secara teoritis : subyek, tempat dan
waktu
 Sampel yang representatif benar-benar mewakili
ciri-ciri populasi
 Populasi yang diketahui
 Sampel yang diperoleh di lapangan
Dengan demikian, dapat diuji apakah hasil
penelitian eksperimen yang dilakukan dapat
digeneralisasi pada subyek/sampel atau populasi
lain dengan waktu dan tempat yang berbeda.
Seperti halnya pada validitas internal, validitas
eksternal ini memiliki ancaman-ancaman
tertentu, yaitu :
 Terjadi interaksi antara perlakuan dengan
pemilihan subyek (subyek)
 Terjadi interaksi antara perlakuan dengan
setting (situasi dan tempat)
 Terjadi interaksi antara perlakuan dengan
waktu