SISTEM REPRODUKSI WANITA

Download Report

Transcript SISTEM REPRODUKSI WANITA

MATA KULIAH : ANATOMI FISIOLOGI
Pembagian Sistem Reproduksi Manusia
Alat Reproduksi Wanita
 Genitalia Externa
 Mons veneris
 Labia mayora
 Labia minora
 Klitoris
 Vestibulum
 Hymen
 Genitalia Interna
 Vagina
 Uterus
 Tuba fallopi : saluran yg membawa ovum yg dilepaskan
ovarium ke dalam uterus
 Ovarium : memproduksi ovum
 Ligamentum : mengikat atau menahan organ reproduksi
wanita.
Alat genital eksterna wanita
 Tundum (mons veneris)
 Merupakan bantalan yang terdiri dari dari jaringan lemak.
 Labia Mayora
 Memiliki panjang 7,5 cm, mempunyai fungsi sama dengan
skrotum pada pria, banyak ditumbuhi rambut pubis, banyak
mengandung urat saraf, merupakan pelindung vagina.
 Labia Minora
 Lapisan kedua setelah labia mayora, banyak mengandung
pembuluh darah.
 Klitoris
 Jaringan ikat, banyak mengandung ujung syaraf yang sensitif
terhadap rangsangan.
 Vestibulum (serambi)
 Rongga yg berada diantara labia mayora, memiliki
muara:
 Introitus Vagina (liang senggama)
 Uretra
 Kelenjar bartholini
 Kelenjar skene
 Mengeluarkan sekret berupa mukus pada saat coitus
sebagai pelumas.
 Perineum (kerampang)
 Terletak diantara vulva dan anus, panjangnya ± 4 cm.
 Hymen (selaput dara)
 Lapisan tipis yang menutupi sebagian besar liang
senggama, di tengahnya berlubang supaya kotoran
menstruasi dapat mengalir ke luar. Bentuknya terdiri 4
tipe:




Kribiformis (ringkih), banyak dijumpai di Asia termasuk
Indonesia, mempunyai pori-pori seperti saringan kelapa.
Semilunaris (Asia Selatan; India, Arab & Eropa), sifatnya
elastis
Septalis (Afrika, Negro, Amerika latin, Indian), sifatnya sangat
elastis
Imperforata, justru tidak mempunyai pori-pori sehingga
darah haid tidak pernah keluar dan mengumpul mulai di
vagina, rahim sampai saluran telur, di pecahkan/di robek
sehingga darah haid keluar
 Hymen tertutup disebut hymen occluvisium
ORGAN GENITALIA INTERNA
 Vagina
 Berbentuk seperti tabung dengan dinding luar dilapisi
membran epitel, berlipat-lipat (rugae) pada bagian
dalam dan menghasilkan lendir untuk menjaga
kelembaban untuk mempermudah kopulasi.
 Dialiri banyak pembuluh darah dan serabut saraf.
Panjang dari vestibulum sampai uterus 7,5 cm
 Pada bagian dalam terdapat otot polos yang
berkontraksi ketika terangsang.
 Vagina mengandung glicogen yang menghasilkan asam
susu pada vagina sehingga pH vagina dipertahankan
pada kondisi asam (3,5 – 4,5)
 Uterus
 Disebut juga Rahim, organ yang tebal dan berotot, berbentuk
buah pir, panjangnya ± 7,5 cm (pada nulipara 5-8 cm), lebar 5
cm, tebal 2,5 cm, berat 50 gr.
 Uterus terdiri dari fundus uteri (dasar rahim), korpus uteri
(rongga rahim), serviks uteri (ujung serviks yang menuju
puncak vagina disebut porsio).
 Rahim terdiri 3 lapis, yaitu :



Perimetrium, lapisan luar yang tersusun oleh jaringan ikat/
ligamentum yang menguatkan uterus.
Miometrium, lapisan tengah yang mengandung otot-otot untuk
kontraksi dinding rahin
Endometrium (epitel, kelenjar, jaringan dan pembuluh darah),
lapisan dalam yang mempunyai arti penting dalam siklus haid,
mengalami penebalan saat pada kehamilan, yang mengandung
nutrisi untuk persiapan perkembangan janin.
 Fungsi uterus : mempertahankan ovum yang telah dibuahi
pada masa perkembangannya.
 Oviduct (Tuba fallopi)
 Terdapat dua saluran telur kiri dan kanan. Panjang kira-
kira 12 cm diameter 3-8 mm.
 Merupakan saluran penghubung antara ovarium dengan
uterus. Dikelilingi otot polos sejajar dan melingkar untuk
menimbulkan gerak peristaltik. Gerakan ini berfungsi
untuk menggerakkan ovum menuju uterus. Peristiwa
pembuahan/fertilisasi terjadi di tempat ini
 Pembagian tuba fallopi :
 Pars Infundibulum, merupakan bagian pangkal tuba yang
mempunyai umbai (fimbrae) yang berfungsi untuk
menangkap sel telur yang telah masak dari ovarium ke uterus
pada peristiwa ovulasi.
 Pars Ampularis; tempat terjadinya pertemuan antara ovum
dan sperma
 Pars Ismus, bagian medial tuba yang sempit seluruhnya
 Pars Interstitialis, bagian yang terdapat di dinding uterus
 Ovarium
 Berjumlah sepasang.
 Berfungsi sebagai tempat memproduksi ovum dan
perkembangan sel telur, menghasilkan hormon kelamin
berupa estrogen dan progesteron yang mempengaruhi
perkembangan sekunder wanita.
 Di dalam ovarium terdapat jaringan bulbus dan jaringan
tubulus yang menghasilkan telur (ovum), beratnya 5-6
gr. Di dalam ovarium juga terdapat bakal telur
(oogonium) yang sudah jenuh pada saat bayi wanita di
lahirkan, jumlah antara 100.000 – 450.000
 Terdapat banyak folikel (kantong kecil berdinding epitel
dan berisi ovum). Folikel menghasilkan hormon
estrogen, sedangkan hormon progesteron dihasilkan
oleh corpus luteum, yaitu folikel yang telah pecah.
OOGENESIS
 Ovum
 Ovum merupakan sel utama pada wanita yang menentukan
reproduksi. Ovum dibentuk di Ovarium. Pada manusia ovum
berukuran garis tengah 1,45 mm
 Ovum dianggap subur selama 24 Jam setelah Ovulasi. Selama
hidupnya seorang wanita hanya dapat menghasilkan 400 sel
ovum.
 Struktur ovum
 Oosit sekunder
 Korona Radiata
 Zona Pelusida
 Inti Nukleos
 Sel ovum manusia menghasilkan Gynamon Fertilizen
Menstruasi
 Menstruasi adalah perdarahan periodik pada uterus
yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi. Lamanya
menstruasi rata-rata 5 hari (rentang 3-6 hari), dengan
jumlah darah rata-rata 50 ml (rentang 20-80 ml).
 Siklus menstruasi merupakan serangkaian peristiwa
yang secara kompleks saling mempengaruhi dan
terjadi secara simultan di endometrium, kelenjar
hypothalamus dan hipofisis serta di ovarium.
Siklus endometrium terdiri dari 4 fase :
 Fase menstruasi
 Pada fase ini lapisan fungsional (spongiosa dan kompakta)
meluruh oleh karena vasokontriksi periodik lapisan atas
endometrium, sedangkan lapisan stratum basale
dipertahankan.
 Fase ini berlangsung sekitar 5 hari dari awal menstruasi.
 Fase proliferasi
 Merupakan periode pertumbuhan cepat yang berlangsung
sekitar hari ke 5 hingga ovulasi. Permukaan endometrium
secara lengkap kembali normal sekitar 4 hari atau menjelang
perdarahan menstruasi berhenti. Sejak itu penebalan terjadi
8-10 x lipat, dan berakhir sampai ovulasi.
 Fase proliferasi dipengaruhi oleh stimulasi estrogen yang
berasal dari folikel ovarium (folikel de graaf )
 Fase sekresi
 Berlangsung sejak ovulasi sampai sekitar 3 hari sebelum
periode menstruasi berikutnya. Pada fase ini
endometrium lebih edematosa, vascular, dan
fungsional. Pada akhir fase sekresi endometrium
mencapai ketebalan maksimal yang kaya akan
pembuluh darah dan kelenjar yang sesuai untuk
melindungi dan memberi nutrisi pada ovum yang
dibuahi. Ovum yang dibuahi kemudian berimplantasi
(nidasi) sekitar 7-10 hari setelah ovulasi.
 Apabila tidak terjadi pembuahan dan implantasi, korpus
luteum yang menghasilkan estrogen dan sebagian besar
progesteron menyusut. Kalau terjadi pembuahan, maka
korpus luteum akan dipertahankan sampai kehamilan
bulan ke 4 kemudian fungsinya diganti oleh plasenta.
 Fase iskemik
 Seiring dengan penurunan estrogen dan progesteron
yang cepat akibat menyusutnya korpus luteum,
pembuluh darah menjadi spasme, suplai darah ke
endometrium fungsional berhenti sehingga terjadi
nekrosis. Lapisan fungsional terpisah dari lapisan basal,
kemudian meluruh disertai perdarahan, sehingga
perdarahan menstruasi dimulai.