kelompok 9 - WordPress.com

Download Report

Transcript kelompok 9 - WordPress.com

ORGAN REPRODUKSI BETINA
KELOMPOK 9 :
1. GALANG SALAKSA W. (125050107111048)
2. NUFIKHO R.A.Z.
(125050107111051)
SIKLUS REPRODUKSI
Pada hewan betina yang dewasa seksual dikenal adanya siklus
reproduksi. Siklus reproduksi adalah siklus seksual yang terdapat
pada individu betina dewasa seksual dan tidak hamil yang meliputi
perubahan-perubahan pada organ-organ reproduksi tertentu misalnya
ovarium, uterus, dan vagina di bawah pengendalian hormon
reproduksi. Siklus reproduksi meliputi antara lain siklus esterus,
siklusovarium, dan siklus menstruasi. (Adnan. 2010)
A. SIKLUS ESTRUS
Pada kebanyakan vertebrata dengan pengecualian primata,kemauan
menerima hewan-hewan jantan terbatas selama masa yang disebut
estrus atau berahi. Hewan-hewan monoestrus menyelesaikan satu siklus
estrus setiap tahun, sedangkan hewan-hewan poliestrus menyelesaikan dua
atau lebih siklus estrus setiap tahun apabila tidak diganggu dengan
kehamilan.
Siklus estrus adalah siklus reproduksi yang berlangsung
pada hewan non primata betina dewasa seksual yang tidak hamil. siklus
estrus terdiri atas beberapa fase utama adalah fasediestrus, fase proestrus,
fase estrus, dan fase metestrus.
1.
2.
3.
4.
Fase diestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
berinti dalam jumlah yang sangat sedikit dan leukosit
dalam jumlah yang sangat banyak. (Billet dan Wild, 1975).
Fase proestrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel
epitel berinti berbentuk bulat, leukosit tidak ada atau sangat sedikit.
(Billet dan Wild,1975).
Fase estrus, adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel epitel
menanduk yang sangat banyak, dan beberapa sel epitel dengan inti yang
berdegenerasi. (Billet dan Wild, 1975).
Fase metestrus adalah fase yang ditandai dengan adanya sel-sel
epitel menanduk dan leukosit yang banyak. (Billet dan Wild, 1975).
• Sikluis estrus berhubungan erat dengan perubahan organ-organ
reproduksi yang berlangsung pada hewan betina yaitu :
a. Vagina
Selama masa estrus atau berahi atau perkembangan folikel yang
maksimal, serviks mensekresi lendir dalam jumlah terbesar dan tercair atau
kalau pada manusia terdapat pada saat ovulasi. Lendir serviks memiliki pH
6,6 s/d 7,5 dan pH ini kira-kira tetap stabil sepanjang siklus.
b. Uterus
Perubahan yang sangat nyata terhadap perubahan-perubahan
histologi dan morfologi uterus selama siklus terjadi di endometrium dan
kelenjarnya. Selama fase folikuler dari siklus estrus, kelenjar uterus
sederhana dan lurus dengan sedikit cabang. Penampilan kelenjar uterus ini
menandakan untuk stimulasi esterogen. Selama fase luteal, yakni saat
progesteron beraksi terhadap uterus, endometrium bertambah tebal secara
mencolok. Diameter dan panjang kelenjar meningkat secara cepat,
menjadi bercabang-cabang dan berkelok-kelok.
c. Ovarium
Puncak peristiwa siklus estrus adalah pecahnya folikel dan
terlepasnya ovum dari ovarium. Pada sapi, 75% mengalami ovulasi
12 - 14 jam setelah berahi berakhir; yang lain mengalami ovulasi lebih
awal, yaitu 2,5 jam sebelum berahi berakhir.
Pada beberapa hewan, variasi saat ovulasi tidak jelas. Hampir mayoritas
kelinci tanpa memperhatikan bangsanya, ovulasi terjadi 10 - 11 jam setelah
kopulasi atau sesudah injeksi dengan hormone yang menginduk di ovulasi.
PEMBAGIAN DALAM SIKLUS
ESTRUS
1. Fase luteal dan Folikuler
(i) Fase luteal = periode fungsional korpus luteum
(ii) Fase folikuler = periode perkembangan folikel
(iii) Urutan :
(a) Hewan non menstruasi : estrus fase luteal
(b) Hewan menstruasi : menses fase folikuler
fase folikuler estrus
fase luteal menses
2. Mesestrus, Diestrus, Proestrus dan Estrus
(i) Metestrus + Diestrus = Fase Luteal
(ii) Proestrus + Estrus = Fase Folikuler
(iii) Metestrus :
(a) Dimulainya saat berakhirnya estrus
(b) Lamanya : 3-5 hari
(c) Periode pembentukan korpus luteum
(d) Pada beberapa hewan bias terjadi pendarahan :
- Karena pembentukan penurunan secara mendadak
- Bukan merupakan indicator terjadinya konsepsi
- Tidak sama dengan menstruasi
(iv) Diestrus
(a) Lamanya : 10-14 hari
(b) Periode berfungsinya korpus luteum
(c) Terjadi peningkatan progesterone
(d) Terjadi perkembangan folikel
(v) Proestrus
(a) Lamanya : 2-4 hari
(b) Korpus luteum mengalami regresi
(c) Terjadi pertumbuhan folikel secara cepat
(d) Estrogen meningkat
(vi) Estrus
(a) Merupakan periode penerimaan sexual
(b) Biasanya diikuti dengan ovulasi
ANESTRUS
A. Anestrus karena bunting.
1. Terjadi hambatan terhadap GnRH oleh progesterone :
- Dari korpus luteum verum (pada kebuntingan awal)
- Dari plasenta (pada kebutingan lanjut)
B. Pospartum Anestrus.
1. Sistim reproduksi memerlukan waktu untuk kembali normal.
2. Uterus mengalami involusi :
a. Waktu yang diperlukan :
- Sapi : 35-40 hari.
- Domba : 25-30 hari.
- Babi : 25-28 hari.
3. Ovulasi Pospartum
a. Babi : estrus dengan atau tanpa ovulasi terjadi beberapa hari setelah
partus.
b. Kuda : estrus fertile terjadi 1-3 minggu setelah partus.
c. Ruminansia : Ovulasi tenang, kurang fertile.
4. Fertilitas maksimal setelah partus
a. Sapi : 60-90 hari.
b. Babi : setelah penyapihan.
c. Domba : musim kawin berikutnya.
d. Kuda : beberapa minggu setelah partus.
C. Anestrus karena laktasi.
a. Mencegah terjadinya kebuntingan baru sebelum anaknya disapih.
Penyapihan akan menginduksi terjadinya estrus.
b. Babi :
1. Tidak ada siklus estrus selama masa laktasi.
2. Estrus dan ovulasi terjadi 4-8 hari setelah penyapihan.
c. Sapi.
1. Penyusunan dapat menunda siklus estrus sampai 60 hari. Tetapi hal ini
sangat bervariasi antar individu.
2. Diperlukan minimal 2 kali penyusunan per hari. Peningkatan penyusunan
tidak berpengaruh.
3. Gelombang LH menurun.
Penyapihan menyebabkan peningkatan gelombang secara episodic.
4. Stimulasi kelenjar mammae bukan satu-satunya penyebab anestrus
laktasi.
5. Penyapihan menyebabkan efek yang sama pada sapi yang denervated
(dihilangkan syarafnya).
6. Pertemuan dengan pedet juga diperlukan :
- visual, olfaktorius, dan audio.
- Sapi perah yang tidak disusu anaknya tidak mengalami anestrus Iaktasi.
- Yang berpengaruh adalah anaknya sendiri.
7. Anestrus juga bisa disebabkan oleh adanya keseimbangan energi negative
yang berkaitan dengan Iaktasi :
- khususnya betina primiparus.
- hewan masih sedang tumbuh.
D. Faktor Lain Yang Berkaitan Dengan Anestrus.
a. Nutrisi : nutrisi yang jelek akan menurunkan kemampuan reproduksi
b. Patologi :
1. infeksi uterus.
2. korpus luteum persisten.
3. mumifikasi fetus.
ENDOKRINOLOGI PERKEMBANGAN
FOLIKEL DAN OVULASI
FSH memegang peran utama dalam inisiasi pembentukan antrum.
gonadotropin ini menstimulir mitosis sel granulosa dan pembentukan cairan
folikel. Lebih lanjut, FSH menginduksi sensitivitas sel granulosa terhadap LH
peningkatan jumlah reseptor LH. Pada babi, reseptor LH meningkat dari 300
(pada folikel kecil) menjadi 10.000 (pada folikel preovulatons). Peningkatan
reseptor LH mempersiapkan proses luteinisasi sel granulosa sebagai respon
terhadap lonjakan LH ovulatoris.
PERKEMBANGAN FOLIKEL SELAMA
FASE FOLIKULER DAN LUTEAL
Corpus luteum (CL) aktif hadir di ovarium selama fase luteal, yang
merupakan fase terlama dalam siklus estrus. Fase folikuler adalah periode
yang dimulai dari regresi CL sampai dengan ovulasi berikutnya, biasanya
cukup singkat (pada domba 2 hari, pada sapi dan babi 4-5 hari). Namun
demikian sebenarnya, antrum folikel sudah mulai terbentuk ketika fase
luteal, sehingga ada yang berpendapat bahwa fase folikuler lebih dari 2-5
hari, jika fase folikuler dihubungkan dengan saat pembentukan antrum
hingga ovulasi.
Oleh karena itu, fase luteal pada hewan domestik, sebagian overlap
dengan fase folikuler yang sesungguhnya.
Ada beberapa perbedaan spesies sehubungan dengan fase-fase tersebut,
yaitu :
a) tanpa fase luteal seperti pada rodensia, siklus estrus selama 4 hari
b) primata memiliki fase folikuler dan fase luteal yang cukup jelas
c) mamalia domestik yang memiliki overlaping antara fase folikuler dengan
fase luteal
ORGAN REPRODUKSI TERNAK
BETINA
GAMBAR ORGAN REPRODUKSI
UNGGAS
GAMBAR ORGAN REPRODUKSI
PSEUDORUMINANSIA
1. OVARIUM
2. TUBA FALLOPII
3. U T E R U S
•
Cornua
•
Corpus
4. CERVIX
5. V A G I N A
6. V U L V A
OVARIUM
Secara Histologis  2 bagian :
 Medula Ovarii
 Cortex Ovarii
Medula Ovarii
 Tenunan pengikat yang kaya pembuluh
darah (arteri dan vena), syaraf.
 Supply darah dan syaraf bagi cortex
ovarii
Cortex Ovarii
Kaya dengan tenunan parenchyme
(sel epithel pembentukan folikel)
Tempat berlangsungnya
Follikulogenesis : dari Folike Primer
– Folikel Sekunder -- Folikel Tertier -- Folikel de Graaf.
Folikel Ovulasi
Corpus Rubrum
LTH
Corpus Luteum
Menghasilkan Progesteron
FUNGSI OVARIUM
1. Pembentukan Sel Gamet (Ovum )
OOGENESIS
2. Pembentukan Hormon STEROID (Estrogen dan Progesteron)
STEROIDOGENESIS
TUBA FALLOPII
Penghubung ovarium dengan
uterus.
Sel telur yang diovulasikan
ditangkap oleh Fimbreae TF
Infundibulum
Tuba Fallopii.
Tempat terjadinya proses fertilisasi
(1/3 proximal Tuba Fallopii).
UTERUS
Tipe-tipe Uterus :
 Dupleks
 Bicornua
 Bipartitus
 Simpleks
:
:
:
:
rodensia
babi
ruminansia
kuda, primata
Cornua Uteri
 tempat menempelnya ( implantasi ) zygot -embrio -- foetus
Corpus Uteri
 tempat deposisi semen waktu IB
Secara anatomis dan histologis, cornua dan corpus
uteri memiliki struktur yang sama :
 Myometrium (otot)
 Perimetrium (selaput serosa / peritonium)
 Endometrium (mukosa, selaput lendir)
Endometrium
Selaput lendir/mukosa, kaya sel epithel penghasil/ sekresi cairan lendir .
Pada waktu ESTRUS terjadi HYPERSEKRESI
lendir berahi
(SAPI) di bawah pengaruh ESTROGEN.
Pada mukosa
Ruminansia
Carunculae (placenta materna)
berderet banyak. Jumlahnya bervariasi menurut individu dan spesies.
Perkembangan epithel endometrium bervariasi menurut siklus estrus
dan kebuntingan.
Myometrium
OTOT UTERUS
melingkar (sirkuler)
memanjang (longitudinal)
Kontraksi Uterus :
Lembut : ESTRUS
ESTROGEN + OCYTOCIN
K u a t : PARTUS
OXYTOCIN + ESTROGEN
Perimetrium
•Selaput serosa/pembungkus organ, tersusun dari selaput peritonium
CERVIX UTERI
Bagian uterus dengan struktur otot sangat tebal
Saluran cervix dikenal dengan nama CANALIS CERVICALIS;
berbelok-belok  dibentuk oleh ANNULUS CERVICALIS
ANNULUS CERVICALIS sebagai cincin yang melingkar di Canalis
cervicalis  mengganggu pelaksanaan IB.
Sebagai gerbang yang kuat, melindungi uterus dari infeksi dunia luar
VAGINA

Mukosa

Tempat terjadinya perkawinan

Peletakan semen pada kawin alam

Tempat penyimpanan VAGINAL PESSARY / SPONS VAGINAL
pada saat SINKRONISASI ESTRUS (progesteron).
VU LVA

Bagian paling luar dari saluran reproduksi betina

ESTRUS

Merah

Hangat

Bengkak
selaput lendirnya.
ORGAN REPRODUKSI
Ovarium
Ovarium adalah organ primer (atau esensial) reproduksi pada
betina seperti halnya testes pada hewan. Ovari dapat dianggap bersifat
endokrin atau sitogenik (menghasilkan sel) karena mampu menghasilkan
hormon yang akan diserap langsung ke dalam peredaran darah, dan juga
ovum.
Fungsi ovarium sendiri adalah memproduksi ovum, penghasil hormon
estrogen, progesteron dan inhibin.
Oviduct
Oviduct merupakan saluran yang bertugas untuk menghantarkan
sel telur (ovum) dari ovarium ke uterus.
Fungsi oviduct :
1.menerima sel telur yang diovulasikan oleh ovarium,
2.transport spermatozoa dari uterus menuju tempat pembuahan
3.tempat pertemuan antara ovum dan spermatozoa (fertilisasi)
4.tempat terjadinya kapasitasi spermatozoa
5.memproduksi cairan sebagai media pembuahan dan kapasitasi
spermatozoa
6.transport yang telah dibuahi (zigot) menuju uterus.
Bagian – bagian dari Oviduct adalah sebagai berikut :
1. Infundibulum.
2. Ampula.
3. Isthmus.
1. Infudibulum
Infundibulum, yaitu ujung oviduct yang letaknya paling dekat
dengan ovarium. Infundibulum memiliki mulut dengan bentuk
berjumbai yang berfungsi untuk menangkap ovum yang telah
diovulasikan oleh ovarium. Mulut infundibulum ini disebut fimbria.
Salah satu ujungnya menempel pada ovarium sehinga pada saat ovulasi
dapat menangkap ovum. Sedangkan lubang infundibulum yang
dilewati ovum menuju uterus disebut ostium. Setelah ovum ditangkap
oleh f.imbria, kemudian menuju ampula
2. Ampula
Ampula yaitu bagian oviduct yang kedua, di tempat inilah akan
terjadi fertilisasi. Sel spermatozoa akan menunggu ovum di ampula untuk
dibuahi. Panjang ampula merupakan setengah dari panjang oviduct.
Ampula bersambung dengan bagian oviduct yang terakhir yaitu isthmus.
3. Isthmus
Bagian yang membatasi antara ampula dengan isthmus disebut
ampulary ismich junction. Isthmus dihubungkan langsung ke uterus bagian
cornu (tanduk) sehingga di antara keduanya dibatasi oleh utero tubal
junction.
Uterus
Uterus merupakan struktur saluran muskuler yang diperlukan untuk
menerima ovum yang telah dibuahi dan perkembangan zigot.
Fungsi uterus:
1) saluran yang dilewati gamet (spermatozoa). Spermatozoa akan membuahi
sel telur pada ampula. Secara otomatis untuk mencapai ampulla akan
melewati uterus dahulu.
2) tempat terjadinya implantasi. Implantasi adalah penempelan emrio pada
endometrium uterus.
3) tempat pertumbuhan dan perkembangan embrio.
4) berperan pada proses kelahiran (parturisi).
5) pada hewan betina yang tidak bunting berfungsi mengatur siklus estrus dan
fungsi corpus luteum dengan memproduksi PGF2 alfa.
Servix
Servix terletak di antara uterus dan vagina sehingga dikatakan
sebagai pintu masuk ke dalam uterus.
Fungsi dari servix adalah menutup lumen uterus sehingga menutup
kemungkinan untuk masuknya mikroorganisme ke dalam uterus dan sebagai
tempat reservoir spermatozoa.
Vagina
Vagina adalah organ reproduksi hewan betina yang terletak di
dalam pelvis di antara uterus dan vulva.
Fungsi dari vagina adalah sebagai alat kopulasi dan tempat sperma
dideposisikan; berperan sebagai saluran keluarnya sekresi cervix, uterus dan
oviduct; dan sebagai jalan peranakan saat proses beranak.
Vulva
Vulva merupakan alat reproduksi hewan betina bagian luar.
Vulva terdiri dari dua bagian. Bagian luar disebut labia mayora dan bagian
dalamnya disebut labia minora.
Labia minora homolog dengan preputium pada hewan jantan sedangkan
labia mayora homolog dengan skrotum pada hewan jantan.
Klitoris
Klitoris merupakan alat reproduksi betina bagian luar yang
homolog dengan gland penis pada hewan jantan yang terletak pada sisi
ventral sekitar 1 cm dalam labia.
Klitoris terdiri atas dua krura atau akar badan dan kepala (glans). Klitoris
terdiri atau jaringan erektil yang tertutup oleh epitel skuamusa berstrata.
Selain itu klitoris juga mengandung saraf perasa yang berperan pada saat
kopulasi. Klitoris akan berereksi pada hewan yang sedang estrus.
Fungsi dari klitoris ini membantu dalam perkawinan.