Transcript Suara hati
a) b) Luas : Kesadaran moral yang berkembang dalam diri setiap manusia sehingga ia sadar akan kewajiban dan tanggungjawabnya sebagai mahluk pribadi dan sosial Sempit :Bentuk dari kesadaran moral , yaitu kemampuan untuk membedakan yang baik/buruk Catt: Suara hati berbeda dengan insting/naluri Memberikan pertimbangan Memberikan peneguhan dan evaluasi Obyektif dan normatif (pasti bila secara moral tidak keliru) Tulus dan Tanpa pamrih ( selalu ingin yang terbaik) Sebagai pedoman, pegangan, atau norma untuk menilai suatu tindakan baik/buruk Sebagai peraturan dalam hidup sehari-hari Menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya Sebelum tindakan : Dalam diri manusia ada kesadaran atau pemahaman bahwa ada yang baik/buruk Pada saat tindakan: Suara hati akan meyuruh bila tindakan itu baik dan akan melarang bila tindakan itu jahat Sesudah tindakan : Suara hati akan memuji bila tindakan itu baik dan akan menyalahkan bila tindakan itu buruk/jahat, maka akan timbul rasa sesal atau gelisah Demikian, suara hati akan muncul sebagai : Indeks : petunjuk Iudeks : hakim Vindeks : penghukum Suara hati walaupun menjadi pedoman dalam hidup manusia dapat menjadi tumpul atau keliru Penyebabnya secara umum adalah : Situasi hidup pribadi seseorang Pengaruh lingkungan/keluarga Pendidikan yang tidak memadai Secara khusus suara hati bisa keliru, karena: Orang tidak biasa menghiraukan suara hatinya Orang selalu bersikap ragu-ragu Pengaruh modernisasi ( budaya instan, konsumerisme dll) Tidak tahu atau memahami tentang sesuatu hal Kebiasaan mencontek Pergaulan bebas Kebiasaan KKN Praktek kebencian antar SARA Egoisme Gengsi Suara hati perlu diasah dan dibina secara terus menerus agar dapat tumbuh semakin berkembang dan dewasa (tidak menjadi keliru atau tumpul) Cara membina suara hati : Bersikap terbuka Selalu berbuat mengikuti suara hati Mencari keterangan pada sumber yang baik: bertanya, membaca kitab suci, mendengarkan ajaran agama Mengikuti kegiatan rohani Introspeksi/meneliti batin Dokumen Gereja : Gaudium et Spes, artikel 16 : “Di lubuk hati nuraninya, manusia menemukan hukum, yang tidak diterimanya dari dirinya sendiri, melainkan harus ditaati. Suara hati itu selalu menyerukan kepadanya untuk mencintai dan melaksanakan apa yang baik, dan menghindari apa yang jahat. Bilamana perlu , suara itu menggema dalam lubuk hatinya: Jalankan ini, elakkan itu. Sebab dalam hatinya , manusia menemukan hukum yang ditulis oleh Allah. Martabatnya ialah mematuhi hukum itu, dan menurut hukum itu pula ia akan diadili” Tuhan Memberkati