pht jagung.ppt

Download Report

Transcript pht jagung.ppt

PENGENDALIAN TERPADU HAMA DAN PENYAKIT PADA
TANAMAN JAGUNG DI KELURAHAN SITU GEDE
BOGOR BARAT
disusun oleh:
Kelompok 05
Lutfi Afifah
A34070039
M. Julyanda
A34070070
Alice Mayella A.
A34070076
Avanty Widias M.
A34070086
Dosen Pengajar:
Dr. Ir. I Wayan Winasa Msi.
Dr. Ir. Widodo MSc.
DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2010
Latar belakang
Tanaman jagung sudah lama diusahakan petani Indonesia dan
merupakan tanaman pokok kedua setelah padi.
Jagung memiliki peranan penting dalam industri berbasis
agribisnis.
Kendala dalam budidaya jagung yang menyebabkan rendahnya
produktivitas jagung antara lain adalah serangan hama dan
penyakit.
Upaya pengendalian oleh petani pada saat ini adalah
dengan menggunakan pestisida atau bahan sintetik lainnya
yang tidak ramah lingkungan.
Upaya Pengendalian Hama Terpadu (PHT) yang
mengintegrasikan komponen pengendalian yang selaras
diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi jagung tetapi
juga pendapatan petani.
Tujuan
 Mengetahui jenis hama dan penyakit di ekosisitem pertanaman.
 Mengetahui kelimpahan arthropoda yang menghuni pertanaman
dan mengelompokkanya berdasarkan perannya.
 Menerapkan teknik sampling dan teknik pengamatan pada
beberapa ekosistem pertanaman.
 Menganalisis kelimpahan arthropoda yang menghuni ekosistem
pertanaman dan kaitannya dengan intensitas kerusakan dan
praktek budidaya
 Menentukan tingkat kejadian dan keparahan penyakit dan
kaitannya dengan praktek budidaya.
Bahan dan metode
Alat
lubang perangkap (pitfall traps), jaring
serangga, kertas label, kantong plastik,
alat tulis berupa buku catatan dan pensil.
Bahan
Pertanaman Jagung milik salah satu
petani di kelurahan Situ Gede, Bogor
Barat.
Metode
1. Penarikan Contoh
• Pada komoditas jagung yang diamati diambil 40 tanaman contoh.
• Letak tanaman contoh di dalam petak pertanaman ditentukan
secara acak sistematis.
• Unit contoh dan jumlah contoh yang diamati konsisten dalam
setiap pengamatan (disesuaikan dengan ketersediaan waktu
pengamatan).
• Penentuan unit contoh berdasarkan bagian tanaman yang
diserang hama dan penyakit yang diamati.
Lanjutan..
2. Pemetaan Wilayah Pengamatan
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
O
Gambar 1 Denah tanaman contoh (luas lahan 2500 m2)
Keterangan:
o : guludan contoh (masing-masing guludan yang diamati diambil sampel
tanaman dari masing-masing guludan tersebut)
o
: guludan yang tidak di amati
3. Cara Pengamatan
a. Pengamatan langsung pada tajuk tanaman
Dipilih acak
• Kerapatan populasi hama
40 rumpun
• Intensitas kerusakan hama
tanaman
• Kejadian dan keparahan penyakit
• Kerapatan populasi musuh alami
b. Pengamatan menggunakan jaring serangga
Dimasukkan
Ulangan
Penjaringan 5 kali
ke dalam
5x
ayunan tunggal
plastik
Identifikasi
c. Pengamatan dengan lubang perangkap (pitfall traps)
Gelas
dimasukkan ke
dalam lubang
Ditambah
formalin
Ditutup seng
(menghindari
air hujan)
Pengamatan
setelah 24 jam
Lanjutan..
:
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O O
Gambar 2. Denah peletakan pitfall pada pertanaman jagung
Keterangan :
o
: Tanpa pemasangan pitfall
o
: Tempat peletakan pitfall pada pertanaman Jagung
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Hama
 Kutu daun (Rhopalosiphum maidis)
 Penggerek batang (Ostrinia furnacalis)
 Hama putih palsu (Cnaphalocrosis
medinalis)
 Bulai (Peronosclerospora sp.)
Jenis Penyakit
 Karat (Puccinia polysora)
 Hawar daun jagung (Helminthosporium
turcicum)
Lanjutan
...
Tabel 1. Kelimpahan Artropoda permukaan tanah hasil
tangkapan Pitfall
Jenis
artropoda
Carabidae
Jumlah yang tertangkap pada pengamatan keII
III
IV
0
2
0
I
0
Formicidae
33
38
46
14
21
Arachnidae
6
4
4
3
6
Dermaptera
2
1
3
1
0
Collembola
Aphididae
Gryllidae
Myrmeleonti
dae
Wereng
11
0
0
15
0
0
61
2
1
30
0
2
37
2
1
1
0
0
0
0
0
0
0
1
1
V
1
Lanjutan ...
Tabel 2. Kelimpahan Artropoda hasil tangkapan Sweep net
Jenis
artropoda
Hama
Aphididae
Acrididae
Kumbang
daun
I
Jumlah yang tertangkap pada pengamatan keII
III
IV
V
10
0
7
2
4
1
2
1
1
0
1
0
0
2
1
Aphidae
2
0
2
1
0
Coccinelidae
4
1
3
1
1
Chalcididae
2
0
1
0
1
Sarchopagidae
Syrphidae
0
2
1
0
0
0
0
1
1
1
Musuh Alami
lanjutan...
 Pitfall
- Peletakan Pitfall di Lahan
- Intesitas Curah Hujan Tinggi  tergenang
 Sweepnet
- Tinggi Tanaman
Populasi
Lanjutan ...
40
38
36
34
32
30
28
26
24
22
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
Hama putih palsu
Penggerek batang
Kutu daun
Thrips
Belalang
Kumbang
40
47
54
61
HST
HST
Gambar 1. Grafik Perkembangan Populasi Hama pada Tanaman Jagung
lanjutan...
Fluktuasi hama karena:
•Musuh Alami
•Umur tanaman
•Aplikasi pestisida sintetik oleh petani
500
450
400
350
300
Populasi
Coccinellidae (larva)
Coccinellidae (imago)
Syrphidae (larva)
Formicidae
250
200
150
100
50
0
40
47
54
61
HST
Gambar 2. Grafik perkembangan populasi musuh alami pada tanaman
jagung
lanjutan...
Menurut Holling (1961), terdapat lima komponen hubungan
antara predator dan mangsa yaitu :
1. Kepadatan mangsa
2. Kepadatan predator
3. Keadaan lingkungan, seperti adanya makanan alternatif
4. Sifat mangsa, misalnya mekanisme mepertahankan diri dari
serangan pemangsa
5. Sifat predator, misalnya cara menyerang mangsa.
•
•
Di alam, banyaknya mangsa di suatu tempat dalam kurun
waktu tertentu jarang sekali statis melainkan mengalami
fluktuasi
Kelimpahan mangsa akan menarik minat predator untuk datang
dan tinggal di tempat tersebut.
60
% Kejadian penyakit
50
40
Bulai
Karat
Hawar
30
20
10
0
30-Sep-10
7-Oct-10
14-Oct-10
21-Oct-10
Waktu pengamatan
Gambar 3. Tingkat kejadian penyakit pada pertanaman Jagung
20
% Keparahan penyakit
18
16
14
12
bulai
Karat
Hawar
10
8
6
4
2
0
30-Sep-10
7-Oct-10
14-Oct-10
21-Oct-10
Waktu pengamatan
Gambar 4. Tingkat keparahan penyakit pada pertanaman Jagung
Wawancara
 Asal benih yang digunakan untuk ditanam menggunakan benih
musim tanam sebelumnya.
 Pengolahan tanah dilakukan menggunakan cangkul pada saat
sebelum proses tanam.
 Pupuk kandang dan menggunakan Urea, ZA , dan KCL dengan
frekuensi pemberian pupuk sebanyak 2x selama musim tanam.
 Proses penyiangan dilakukan oleh para petani selama proses
tanam.
 Proses pemanenan dilakukan pada saat umur tanaman kurang lebih
75 hari
 Pengendalian yang sudah pernah dilakukan adalah dengan
penggunaan pestisida sintetik dan nabati.
 Dasar pengendalian petani melakukan penyemprotan sebelum
muncul hama  untuk mencegah hama merusak dan berkembang
biak pada pertanaman.
KESIMPULAN
 Tingkat pemahaman dan aplikasi PHT bagi petani di Situ Gede
sangatlah kurang
 Presentase penyakit yang ditemukan dilapang (Bulai, Karat, dan
Hawar) kecil, sehingga kurang mempengaruhi hasil panen bagi
petani.
 Populasi hama penggerek batang dan kutu daun dilapang paling
tinggi diantara populasi hama yang lain. Hal yang dilakukan
petani untuk pengendalian untuk menurunkan populasinya
dengan menggunakan pestisida sintetik Seperti, Matador 25 EC
(bahan aktif lamda sihalotrin 25 g/l) dan Decis 25 EC (bahan
aktif deltametrin 25%).
 Jenis musuh alami yang melimpah dilahan adalah larva
Coccinelidae dan Formicidae, tetapi kurang efektif dalam
mengendalikan hama yang terdapat di lahan, hal ini juga
dipengaruhi oleh penggunaan pestisida sintetik, sehingga juga
mematikan musuh alami yang terdapat dilahan.
DAFTAR PUSTAKA
[Anonim]. 2009. Komoditas Jagung di Indonesia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Jagung [15 November 2010]
Holling, C. S., 1961. Principles of Insect Predation. Ann. Rev.
Entomol. 6 : 163-182.
Wakman, Burhanudin. 2005. Pengelolaan Hama dan Penyakit
Jagung. [jurnal on-line]. http://www.pustakadeptan.go.id/publikasi/p3231042.pdf [15 November 2010]
LAMPIRAN
Pitfall
Kutu Daun
Sweepnet
Gejala Hama Putih Palsu
Coccinellidae
Larva Syrphidae
lanjutan...
Gejala
Penggerek Batang
Karat
Bulai
Hawar Daun
Wawancara dengan petani jagung
TERIMA KASIH